close

Kisah Sunda Si Kabayan Batal Puasa




Si Kabayan Batal Puasa

Pada suatu hari hampir waktu sembahyang lohor dalam bulan berkat Si Kabayan menerima sebatang cerutu sebesar ibu jari dari Ki Silah yang gres pulang dari kota.


“Untuk nanti jikalau buka ” kata teman itu.


“Terima kasih, sahabat,” Jawab Si Kabayan.

Setelah temannya pergi, Si Kabayan mengambung-ngambung cerutu yang besar dan wangi itu. Timbul nafsunya ingin menghisapnya ketika itu juga. Tapi takut tertangkap tangan orang. Karena begitu pergilah langsung ke saung tengah sawah,lalu cerutunya dinyalakan.


Sedang enak-yummy menghisap cerutu amis itu datang-datang terdengar suara mertuanya mengundang-manggi :

“Kabayan !!! Kabayan !!!
Si Kabayan gugup,kemudian cerutunya lekas-lekas disisipkan ke dalam kopiahnya,sebab sayang bila dibuang ke sawah.

Mertuanya kaget,saat melihat asap keluar dari atas kepala menantunya.

“Kabayan Apa itu yang memperabukan kopiahmu? ” tanyanya.

Si Kabayan tambah nervous dan malu,namun segera menjawab : “Eheh, eheh, ini pak, cerutu, bekas saur tadi,lupa saya padamkan.” Versi Bahasa Sundanya Klik disini >>

Di ceritakan kembali oleh Achdiat K.Mihardja,dalam “Cerita Rakyat III”, Balai Pustaka jakarta,1963

  Supir Taksi