Proses dan Sebab Terjadinya Perubahan Sosial di Masyarakat – Langsung saja kita diskusikan
Proses Perubahan Sosial
a. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan-pergantian yang memerlukan waktu lama dan rentetan-rentetan pergantian kecil yang saling mengikuti dengan lambat, dinamakan evolusi. Pada evolusi pergantian terjadi dengan sendirinya tanpa planning atau keinginantertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha penduduk untuk beradaptasi dengan kebutuhan-keperluan, kondisi- kondisi dan keadaan-keadaan gres, yang muncul sejalan dengan kemajuan penduduk . Rentetan-rentetan pergeseran tersebut tidak perlu sejalan dengan rentetan kejadian-perisitiwa di dalam sejarah penduduk yang bersangkutan.
Ada bermacam-macam teori tentang evolusi, kebanyakan mampu digolongkan ke dalam beberapa kategori selaku berikut:
1. Unilinear theories of evolution. Teori ini pada pokoknya berpendapat bahwa manusia dan penduduk mengalami kemajuan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana, lalu bentuk yang kompleks hingga tahap yang sempurna.
2. Universal theory of evolution, menyatakan bahwa pertumbuhan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa penduduk merupakan hasil pertumbuhan dari golongan homogen (sama) ke kelompok yang heterogen.
3. Multilined theories of evolution. Teori ini lebih menekankan pada observasi- observasi terhadap tahap-tahap kemajuan tertentu dalam evolusi penduduk misalnya, menyelenggarakan penelitian perihal dampak perubahan metode mata pencaharian berburu ke pertanian.
Sedangkan yang dimaksud perubahan secara cepat atau revolusi yakni proses pergantian Sosial yang berlangsung dengan segera dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat (yaitu lembaga kemasyarakatan), disebut revolusi. Di dalam revolusi, pergeseran-perubahan yang terjadi dapat dijadwalkan apalagi dahulu atau tanpa rencana. Suatu revolusi dapat berjalan dengan didahului oleh sebuah pemberontakan yang lalu berkembang menjadi menjadi revolusi.
Secara sosiologis, agar sebuah revolusi dapat terjadi, maka mesti dipenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain:
1. Harus ada harapan biasa untuk menyelenggarakan suatu pergantian. Di dalam penduduk harus ada perasaan tidak puas kepada keadaan, dan harus ada sebuah keinginan untuk meraih perbaikan dengan pergeseran kondisi tersebut.
2. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap bisa memimpin masyarakat tersebut
3. Pemimpin dapat menampung harapan-cita-cita penduduk untuk lalu merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas tadi menjadi program dan arah gerakan
4. Pemimpin tersebut mesti dapat menawarkan suatu tujuan pada penduduk
5. Harus ada ”saat-saat”, yakni dikala dimana segala kondisi dan faktor telah tepat dan baik untuk memulai sebuah gerakan.
b. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan-pergeseran kecil yaitu pergeseran-perubahan yang terjadi pada bagian-unsur struktur sosial yang tidak menjinjing efek pribadi atau memiliki arti bagi penduduk . Perubahan mode busana contohnya, tidak akan menjinjing efek apa-apa bagi masyarakat dalam keseluruhannya, alasannya tidak menjadikan pergantian-pergeseran pada lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya, suatu proses industrialisasi yang berlangsung pada penduduk agraris, misalnya, merupakan pergeseran yang hendak menjinjing imbas besar pada penduduk . Pelbagai lembaga-forum kemasyarakatan akan ikut terpengaruhi misalnya relasi kerja, sistem pemilikan tanah, kekerabatan kekeluargaan, stratifikasi penduduk dan seterusnya.
c. Perubahan yang diinginkan dan pergantian yang tidak diinginkan
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan ialah pergeseran yang diperkirakan atau yang sudah direncanakan apalagi dulu oleh pihak-pihak yang akan mengadakan pergeseran di dalam penduduk . Pihak-pihak yang menghendaki pergantian dinamakan agent of change, adalah seseorang atau sekelompok orang yang menerima doktrin penduduk selaku pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perubahan sosial yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan, merupakan pergantian- pergeseran yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat.
Sebab-Sebab Terjadinya Perubahan Sosial
Terjadinya pergeseran sosial disebabkan oleh beberapa faktor yang bersifat simultan, antara lain yaitu faktor intern, faktor ekstern, aspek komunikasi, dan virus n-ach. Faktor intern merupakan penyebab terjadinya pergantian sosial yang terdapat di dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Terdapat beberapa faktor intern yang menimbulkan terjadinya pergantian sosial dalam kehidupan masyarakat.
Di antaranya yakni sebagai berikut:
a. Adanya inovasi-penemuan gres
Manusia dengan kesanggupan akal asumsi memiliki dorongan-dorongan yang berpengaruh untuk mengadakan acara observasi sehingga menghasilkan inovasi-inovasi gres yang dikenal dengan ungkapan discovery. Penemuan-inovasi gres tersebut didorong oleh beberapa hal, ialah, (1) kesadaran insan akan adanya beberapa kekurangan dalam kebudayaannya, (2) hadirnya beberapa jago yang memiliki kualifikasi tertentu sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya, dan (3) adanya beberapa motivasi tertentu untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan selaku upaya untuk mendapatkan inovasi baru. Penemuan-inovasi baru tersebut tidak berhenti begitu saja. Para hebat akan senantiasa melaksanakan tindakan pengembangan yang dikenal dengan perumpamaan penemuan, sehingga kebudayaan akan mengalami proses penyempurnaan. Adanya berbagai inovasi tersebut menenteng dampak yang sungguh besar dalam kehidupan masyarakat, di antaranya ialah kehidupan penduduk akan kian mudah dan berlangsung secara cepat. Bahkan, dewasa ini penemuan-inovasi gres sudah membuat kala globalisasi dan era informasi sehingga segala metode nilai dan tata cara norma yang ada di seluruh dunia akan secepatnya dikenali oleh seluruh penduduk dunia.
b. Terjadinya mobilitas penduduk
Mobilitas penduduk, baik yang berbentukurbanisasi, bedol desa, transmigrasi, imigrasi, emigrasi, maupun remigrasi telah menjadikan terjadinya pengurangan penduduk di suatu kawasan tertentu dan sekaligus penambahan masyarakatdi daerah yang lain. Keadaan tersebut telah menimbulkan terjadinya pergantian-perubahan struktur dan forum kemasyarakatan.
c. Adanya konflik-konflik dalam kehidupan masyarakat
Mobilitas masyarakatdengan segala jenis dinamika yang terjadi juga mampu menimbulkan terjadinya pertentangan-pertentangan sosial, baik yang melibatkan antara individu dengan individu, antara individu dengan kalangan, maupun antara kelompok dengan kelompok. Konflik-pertentangan yang berkembang tersebut tidak senantiasa bersifat negatif. Seringkali konflik yang terjadi dalam kehidupan masyarakat diikuti dengan sebuah proses fasilitas yang pada gilirannya justru akan menguatkan ikatan sosial.
d. Terjadinya revolusi dalam kehidupan masyarakat
Sejarah sudah mencatat berbagai macam revolusi, yaitu sebuah pergeseran yang terjadi secara besar-besaran dan berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Pada masa ke-18 di Inggris telah terjadi revolusi pertanian dan revolusi industri yang menenteng akhir terjadinya pergantian dalam tata kehidupan insan di seluruh dunia. Pada era ke-18 itu pula sudah terjadi revolusi politik di Amerika Serikat dan di Perancis yang menjinjing akhir berkembangnya berita demokratisasi dan penegakan hak-hak asasi insan dalam kehidupan politik di seluruh dunia.
Pada periode ke-20 di Rusia juga terjadi revolusi politik yang menimbulkan terjadinya perubahan besar terhadap tata kehidupan masyarakat Rusia baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Banyak sekali revolusi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, termasuk di Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, di Indonesia sudah terjadi revolusi fisik yang berupa pendobrakan kekuatan kolonial oleh kekuatan nasional yang melahirkan negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Revolusi fisik tersebut telah mengangkat derajat dan martabat dan sekaligus mengganti tata kehidupan penduduk Indonesia sebagai masyarakat yang bebas dari belenggu penjajahan.
Faktor ekstern ialah alasannya adalah-karena pergantian sosial yang berasal dari luar masyarakat tersebut. Dalam korelasi ini, Soerjono Soekanto menyebutkan adanya beberapa aspek yang mendorong dan sekaligus beberapa aspek yang membatasi terjadinya perubahan sosial. Adapun beberapa aspek yang mendorong terjadinya pergeseran sosial yakni: (1) adanya kontak dengan kebudayaan lain, (2) adanya sistem pendidikan terbaru, (3) adanya harapan yang besar untuk maju dan adanya perilaku menghargai hasil karya seseorang, (4) adanya sikap toleransi kepada nilai budaya yang dianggap menyimpang, (5) terdapatnya metode pelapisan terbuka yang memberikan potensi seluas-luasnya bagi masing-masing individu untuk berkembang, (6) konfigurasi masyarakatyang heterogen, (7) adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, (8) adanya orientasi ke kala depan, dan (9) adanya nilai-nilai dasar bahwa insan harus selalu berikhtiar untuk memperbaiki kehidupannya.
Sedangkan beberapa faktor penghalang proses pergeseran sosial antara lain adalah: (1) kurangnya hubungan dengan penduduk lain sehingga tidak ada motivasi yang cukup untuk meningkat , (2) lambannya perkembangan ilmu wawasan dan teknologi dalam sebuah penduduk , (3) sikap masyarakat yang terlalu mempertahankan nilai-nilai tradisional, (4) adanya kepentingan-kepentingan yang tertanam secara besar lengan berkuasa (vested interest), (5) berkembangnya prasangka (prejudice) kepada segala hal yang dianggap baru, (6) panik akan terjadinya disintegrasi jika terjadi pergeseran dalam kehidupan masyarakat, (7) adanya hambatan yang bersifat ideologis, (8) berkembangnya budpekerti atau kebiasaan lama, dan (9) adanya nilai dasar yang berpendapat bahwa hakikat hidup yaitu buruk dan mustahil mampu diperbaiki
Faktor komunikasi ialah faktor terpenting yang menjadikan terjadinya pergantian sosial. Seperti yang dimengerti bahwa ilham-wangsit pergantian akan disalurkan dalam kehidupan masyarakat lewat komunikasi. Penemuan-penemuan gres dalam bidang teknologi informasi yang memungkinkan penduduk dunia menjadi penduduk global. Apapun yang terjadi di cuilan dunia manapun, baik yang berupa gagasan, metode nilai dan sistem norma, metode iktikad, maupun kebudayaan fisik lainnya akan segera dikenali oleh manusia di seluruh dunia dalam waktu sekejap. Kondisi tersebut sudah memungkinkan manusia di seluruh dunia untuk mengenal sistem nilai dan metode norma yang meningkat dalam kehidupan penduduk lain. Jika seseorang atau sekelompok orang merasa tertarik untuk menjiplak kebudayaan ajaib, hal tersebut mampu segera dilaksanakan dengan alasan memiliki hak asasi yang tidak mampu diganggu gugat. Kondisi tersebut senada dengan pernyataan Alvin L. Bertrand, bahwa permulaan dari proses perubahan itu ialah komunikasi, adalah proses penyampaian gosip dari satu pihak ke pihak lain sehingga tercapai pemahaman bareng .
Sekian bahan perihal Proses dan Sebab Terjadinya Perubahan Sosial di Masyarakat dari , semoga berguna.