√ Proses Interaksi Sosial Sebagai Dasar Pengembangan Pola Keteraturan Dan Dinamika Kehidupan

Proses Interaksi Sosial Sebagai Dasar Pengembangan Pola Keteraturan Dan Dinamika Kehidupan –  Interaksi, yakni kekerabatan saling mensugesti. Hubungan antara individu dgn individu, individu dgn kelompok, & kelompok dgn kalangan yg mampu memunculkan efek satu sama lain. Wujud dampak dlm interaksi antara lain memalsukan cara-cara orang lain berpakaian, berbicara, berperilaku laku, berjalan, beraksi, & sebagainya. Adapun yg dimaksud interaksi sosial, yakni suatu proses berafiliasi & saling mempengaruhi antara insan, baik selaku individu atau golongan, atau antarindividu dgn kelompok.
Proses Interaksi Sosial Sebagai Dasar Pengembangan Pola Keteraturan Dan Dinamika Kehidupan √  Proses Interaksi Sosial Sebagai Dasar Pengembangan Pola Keteraturan Dan Dinamika Kehidupan
Proses Interaksi Sosial Sebagai Dasar Pengembangan Pola Keteraturan Dan Dinamika Kehidupan
Yang dimaksud langkah-langkah interaksi sosial yakni langkah-langkah yg diambil oleh orang individual atau kelompok yg saling mempengaruhi dlm menyelenggarakan kekerabatan. Hal-hal yg paling penting dlm interaksi sosial merupakan efek timbal balik. Contoh interaksi yg paling terperinci yaitu antara A & B yg sedang mengatakan. A mengatakan & B menyimak .

Memberikan reaksi terhadap apa yg diucapkan A, demikian pula sebaliknya. Proses saling mensugesti itu mampu kita ketahui dr kata interaksi itu sendiri.

Daftar Isi

A. INTERAKSI SOSIAL   

1.  Pengertian

Secara harfiah interaksi bermakna langkah-langkah (action) yg berbalasan antarindividu atau antarkelompok. Tindakan saling mensugesti ini seringkali dinyatakan dlm bentuk simbol-simbol atau konsep-desain.
Kaprikornus, pemahaman interaksi sosial, yakni kekerabatan timbal balik yg dinamis antara individu & individu, antara individu & kelompok, atau antara kelompok dgn kelompok baik dlm kerja sama, kompetisi, ataupun pertikaian.

Baca juga

Materi Sosialisasi Sebagai Proses Dalam Pembentukan Kepribadian

Interaksi sosial melibatkan proses-proses sosial yg beragam, yg menyusun unsur-unsur dinamis dr penduduk , yakni proses-proses tingkah laris yg dikaitkan dgn struktur sosial.
Interaksi sosial ini mampu terjadi di pasar, di ladang, dlm rapat, atau di mana saja lantaran memang di dlm interaksi sosial, lokasi terjadinya tak penting.
Oleh alasannya yaitu itu, mampu dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan suatu proses mendasar dlm masyarakat. Tipe-tipe interaksi itu sungguh mempengaruhi ciri-ciri penduduk , tetapi interaksi itu pula dipengaruhi oleh norma-norma sosial yg ada di penduduk .
Ciri-ciri interaksi sosial selaku berikut.
  • Dilakukan dua orang & ada reaksi dr pihak lain.
  • Adanya kontak sosial & komunikasi.
  • Bersifat timbal balik, positif, & berkelanjutan.
  • Ada adaptasi norma & bentuk-bentuk interaksi sosial.

Pola interaksi sosial terjalin dgn baik mesti menurut keperluan yg positif, efektivitas, efisiensi, adaptasi diri pada kebenaran, adaptasi pada norma, tak memaksa mental, & fisik.

Dalam interaksi sosial berdasarkan Drs. Haryanto ada dua kekerabatan selaku berikut.
  • Tingkat korelasi yg dalam, yakni bila interaksi berjalan terus-menerus & tak terbatas, sama-sama mempunyai tujuan tertentu. Contoh: hubungan orang renta dgn anak, kakak dgn adik.
  • Tingkat hubungan yg dangkal, yakni bila berjalan cuma dikala tertentu & tak berkesinambungan.

Contoh: kondektur.

2.  Tujuan & Dasar-dasar Interaksi Sosial

Proses interaksi dapat terjadi dengan-cara pribadi maupun tak pribadi. Secara pribadi umpamanya lewat tatap wajah pribadi. Secara tak langsung mampu melalui fasilitas -fasilitas komunikasi contohnya surat, radiogram, telepon, & interlokal.
Tujuan dr interaksi sosial selaku berikut.
  • Untuk menjalin hubungan persahabatan.
  • Untuk menjalin kekerabatan dlm bidang perdagangan.
  • Untuk melaksanakan kolaborasi yg saling menguntungkan.
  • Untuk membahas & merundingkan sesuatu problem yg timbul.
  • Untuk meniru kebudayaan orang lain yg lebih maju & lain-lain.

Dasar Interaksi Sosial

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasari oleh faktor-faktor artifisial, sugesti, kenali, & simpati. Faktor-faktor tersebut mampu bergerak sendiri-sendiri dengan-cara terpisah atau dlm kondisi yg bergabung.

Faktor Imitasi

Faktor palsu bisa mendorong seseorang untuk memusuhi kaidah-kaidah & nilai-nilai yg berlaku, tetapi pula bisa menjadikan terjadinya hal-hal yg negatif, karena yg ditiru mungkin langkah-langkah-perbuatan yg menyimpang.

Faktor Sugesti

Faktor ini berjalan kalau seseorang memberi sesuatu persepsi yg berasal dr dirinya, yg kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti, bisa pula terjadi lantaran pihak yg mendapatkan dilanda oleh emosi.

Faktor Identifikasi

Identifikasi, yakni kecenderungan atau keinginan-harapan dlm diri seseorang untuk menyamakan dirinya dgn pihak lain. Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada artifisial & sugesti. Proses identifikasi mampu berjalan dgn sendirinya ataupun dgn disengaja.

Faktor Simpati

Simpati, yakni suatu proses di mana seseorang merasa kepincut pada pihak lain. Di dlm proses ini perasaan seseorang memegang peranan yg sungguh penting. Proses simpati akan mampu berkembang bila terdapat saling pengertian pada kedua belah pihak.

3.  Pentingnya Kontak Sosial & Komunikasi Dalam Interaksi Sosial

Kontak Sosial

Kontak merupakan tahap permulaan dr terjadinya interaksi sosial. Kontak sosial tersebut dapat berlangsung dlm tiga bentuk, yakni selaku berikut.
  • Antara orang-individual, umpamanya kalau anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dlm keluarga.
  • Antara orang-perorangan dgn suatu golongan insan atau sebaliknya, contohnya antara partai politik dgn anggotanya.
  • Antara suatu kelompok insan dgn kelompok insan lainnya, contohnya dua buah kontraktor saling kerja sama memborong bangunan.
  • Suatu kontak mampu pula bersifat primer atau sekunder.

Kontak primer terjadi kalau yg menyelenggarakan kekerabatan langsung berhadapan & berjumpa tampang dgn berjabatan tangan, saling tersenyum, & lain-lain.

Kontak sekunder terjadi kalau disertai perantara. b. Komunikasi

Komunikasi terjadi kalau seseorang memberi arti pada perlakuan orang lain dgn menyampaikan suatu perasaan. Orang yg bersangkutan kemudian menerima & memberi reaksi terhadap perasaan yg ingin disampaikan oleh orang tersebut. Pentingnya kontak & komunikasi, yakni untuk terwujudnya interaksi sosial & mampu diuji terhadap suatu kehidupan terasing (isolation). Adanya kehidupan terasing yg tepat terjadi, kalau ditandai dgn ketidakmampuan untuk menyelenggarakan interaksi sosial dgn pihak-pihak lain.
Adanya kehidupan terasing dikarenakan dengan-cara badaniah mereka memang diasingkan dr hubungan dgn orang lain. Padahal perkembangan jiwa seseorang banyak diputuskan oleh pergaulan dgn orang lain. Apabila seorang anak semenjak kecil diasingkan dr pergaulan dgn orang & berdekatan dgn binatang, misalnya berada di hutan, berakibat kelakuannya menyerupai dgn hewan. Anak tersebut tak mampu berbicara, perkembangan jiwanya jauh terbelakang. Terasingnya seseorang berdasarkan Drs. Achmadi mampu disebabkan:
  • karena efek & perbedaan ras atau suku,
  • adanya perbedaan tingkat kebudayaan,
  • wilayahnya sangat terpencil jauh dr kehidupan,
  • pada penduduk yg berkasta di mana gerak vertikal sangat sukar, dan
  • adanya cacat indera, syaraf, lumpuh yg terpaksa mengurung di rumah atau pengasingan.

Interaksi Sosial untuk Mencukupi Kebutuhan Hidup Manusia & untuk Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya

Manusia dlm hidupnya senantiasa berhubungan dgn lingkungan alam (fisik) & lingkungan non fisik. Lingkungan fisik terdiri atas air, tanah, udara, tanaman, & fauna. Lingkungan non fisik terdiri atas lingkungan sosial, ekonomi, & budaya.
Alam menyediakan semuanya bagi kebutuhan hidup insan, tetapi alam pula mempunyai kekurangan . Pada dikala insan belum berkembang sebanyak mirip kini, keseimbangan antara keperluan insan & tersedianya keperluan itu boleh dikatakan hampir tak problem, tetapi pada saat mulai terjadi ledakan penduduk, insan mulai menyadari bahwa alam tak selamanya mampu menyediakan segala bentuk keperluan insan. Beberapa jenis keperluan manusia memang mengalami pembaruan melalui proses daur ulang, tetapi simpulan efek insan proses tersebut mengalami gangguan keseimbangan. Adanya pencemaran air, tanah, udara, perusakan hutan, & lain-lain merupakan teladan dr simpulan efek insan yg bisa menghancurkan keseimbangan alam.
Bertambahnya jumlah insan mempunyai arti bertambah pula keperluan yg mesti dipenuhi, mirip tempat tinggal, masakan, pekerjaan, transportasi, & sebagainya. Dengan adanya pertumbuhan penduduk yg pesat pula akan berakibat pada bidang ekonomi, di antaranya pendapatan, kemiskinan, & kegiatan ekonomi insan. Demikian pula pertambahan penduduk yg pesat pula akan menghipnotis perubahan budaya manusia di antaranya pergantian gaya hidup dr keluarga besar menjadi pola keluarga kecil.
Di samping ada perbedaan perihal jumlah & macam keperluan bagi setiap golongan penduduk atau negara, pula keperluan-kebutuhan yg bersifat universal, yakni kebutuhan semua orang di seluruh dunia sepanjang hayatnya. Misalnya: kuliner, busana, perumahan, kesehatan, olahraga, rasa aman, kebutuhan biologis, & kebutuhan religius. Bagi penduduk modern, pendidikan sudah merupakan keperluan yg pokok & universal, tetapi bagi penduduk suku terasing (primitif), pendidikan belum merupakan kebutuhan primer.
Kebutuhan universal tersebut harus terpenuhi. Apabila tak tercukupi maka akan mengakibatkan hal-hal yg tak menguntungkan, umpamanya: orang yg lapar kalau tak secepatnya makan akan pingsan atau sakit; orang sakit kalau tak secepatnya berobat bisa mati; orang yg tak memiliki busana & perumahan, kalau tak secepatnya memperolehnya akan menjadi orang yg tak terhormat.
Meskipun demikian keperluan-keperluan insan itu mempunyai beberapa ciri biasa selaku berikut.
  • Kebutuhan itu ada yg hadirnya disadari & ada yg tak disadari.
  • Kebutuhan satu dgn kebutuhan yg lain itu bervariasi tingkat intensitasnya.
  • Kebutuhan itu senantiasa menimbulkan suatu keadaan yg tak sepadan & dimanifestasikan dlm sikap yg terarah.
  • Kebutuhan itu mampu bersifat saling kompetitif & senantiasa berlomba untuk mendapat pemenuhan lebih dahulu.
  • Kebutuhan itu kemunculannya bisa bersifat periodik & ada yg bersifat sementara.
  Puisi Bimbang Dan Cinta

Pemenuhan keperluan hidup insan digolongkan dua macam, yakni keperluan yg timbul atau kemunculannya bersumber pada faktor-aspek biologis atau organisme tubuh insan (sering dikenali kebutuhan hidup fundamental), & keperluan yg timbul karena pergaulan antarmanusia dlm masyarakat. Di bawah ini akan diterangkan wacana keperluan hidup fundamental atau primer, keperluan sosial, & kebutuhan integratif.

Kebutuhan Hidup Mendasar/Primer

Kebutuhan hidup fundamental merupakan keperluan manusia yg erat keterkaitannya dgn keperluan jasmani. Kebutuhan hidup mendasar itu, kemunculannya bersumber pada faktor-aspek biologi atau organisme tubuh insan. Beberapa keperluan fundamental umpamanya selaku berikut.
  • Makanan/minuman/air
  • Istirahat & kesehatan
  • Buang air besar/kecil
  • Kebutuhan biologis

Perlindungan dr cuaca/iklim b. Kebutuhan Sosial/Psikologis

Kebutuhan sosial, yaitu keperluan-keperluan yg timbul karena pergaulan antarmanusia dlm penduduk . Sebagian dr keperluan sosial itu merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer ataupun keperluan sekunder. Kebutuhan sosial itu mencakup hal-hal selaku berikut.
  • Kebutuhan akan kegiatan-kegiatan bareng .
  • Kebutuhan berkomunikasi.
  • Kebutuhan akan keteraturan sosial.
  • Kebutuhan akan pendidikan. c. Kebutuhan Integratif
Kebutuhan integratif, yakni kebutuhan terpadu yg terdiri atas banyak sekali macam keperluan mirip yg sudah diterangkan di atas. Pada hakikatnya setiap individu & penduduk suatu bangsa pasti mempunyai keperluan integratif. Masalahnya cuma kuantitasnya saja yg berlawanan. Kenyataannya kebutuhan individu penduduk dr suatu bangsa itu kian hari kian semakin banyak & beraneka ragam. Kebutuhan integratif itu timbul & terpencar dr hakikat insan selaku makhluk pemikir & bermoral, yg fungsinya mengintegrasikan aneka macam unsur kebudayaan sebagai suatu tata cara yg meliputi kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut.
  • Kebutuhan akan adanya prinsip benar & salah.
  • Kebutuhan akan perasaan kepercayaan diri.
  • Kebutuhan pengungkapan kebersamaan.
  • Kebutuhan pengungkapan etika, estetika, & kebutuhan rekreasi.

Aturan-aturan & Cara-cara Beradaptasi Terhadap Lingkungan Alam/ Fisik Sosial & Budaya

Manusia tak dapat hidup menyendiri. ia mesti hidup pundak-membahu dgn orang lain. Dengan keluarganya, dgn sobat-temannya sekampung atau sekota, & dgn masyarakat. Di samping itu manusia hidupnya mesti menyesuaikan terhadap lingkungan baik bersifat alam (fisik), sosial, & budaya. Bahkan insan dlm hidupnya mesti tahu aturan-aturan & cara-cara mengikuti keadaan terhadap lingkungan alam (fisik), sosial, & budaya, yakni selaku berikut.
  • Lingkungan fisik, misalnya iklim, relief, suhu udara, kondisi tanah, kondisi sumber alam, & tata air.
  • Lingkungan sosial, misalnya agama, akhlak-istiadat, kesenian, bahasa, & aturan adat.
  • Lingkungan budaya, contohnya kemajuan teknologi, kondisi pendidikan, perkembangan pola kebudayaan, & sikap mental penduduk.
Kebudayaan yg sudah menjadi milik suatu penduduk pada lazimnya berasal dr warisan turun-temurun. Sifat kebudayaan menjadi suatu yg berguna bagi penduduk . Mereka takut kehilangan karena berlakunya menjadi ajaran hidup sehari-hari.
Sifat keterbukaan penduduk untuk menerima sesuatu dr luar tergantung dr kedayagunaan suatu kebudayaan. Apabila penduduk menatap perlu untuk memperbaiki maka dijalankan perubahan. Misalnya: dahulu di pedesaan orang menumbuk padi dgn lesung, tetapi sekarang lesung diganti dgn mesin penggiling padi. Penduduk mendapatkannya selaku pergantian.
Dalam menyesuaikan diri dgn lingkungannya insan akan mengikuti pola pergeseran yg terjadi. Pola pergantian kebudayaan dapat berupa:
  • Perubahan Struktur Sosial
  • Perubahan struktur sosial, yaitu pergantian susunan penduduk .
Contoh: Bentuk perkawinan calon suami/istri berasal dr satu klan (endogami) atau calon suami istri berasal dr luar klannya (eksogami). Kemudian bentuk perkawinan meningkat menjadi heterogami, yakni perkawinan menurut endogami & eksogami.

Perubahan Nilai & Sikap

Perubahan nilai & sikap, yakni pergantian oleh penduduk terhadap suatu bentuk kebudayaan, misalnya: bentuk kesenian, bentuk keyakinan, bentuk budpekerti istiadat, & bentuk-bentuk aneka macam barang keperluan.

Perubahan Tidak Direncanakan

Untuk menanggulangi kebutuhan, penduduk biasanya melaksanakan usaha sendiri dengan-cara spontan. Usaha yg dilaksanakan penduduk itu memunculkan pergeseran-pergantian sosial & kebudayaan. Misalnya: lantaran pengaruh bangunan rumah di kota, penduduk desa yg semula berumah bambu menggantinya dgn rumah kerikil dlm aneka macam bentuk.

B. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL   

Perubahan atau perkembangan dlm interaksi sosial merupakan proses sosial dasar dlm penduduk .

1.  Bentuk Interaksi Sosial

Beberapa proses sosial dasar yg merupakan bentuk interaksi sosial berdasarkan Soerjono Soekanto, yakni adanya kolaborasi, kompetisi, pertentangan, kemudahan, & asimilasi.

Kerja Sama/Kooperasi

Kerja sama dirumuskan sebagai melaksanakan pekerjaan bersama, menuju tujuan bareng . Apabila dua orang atau lebih atau grup melakukan pekerjaan atau bertindak bersama dlm memburu tujuan bareng maka telah terbentuk kooperasi. Dengan demikian jumlah sumbangan interaksi para partisipan kurang penting dlm memahami kooperasi selaku proses sosial.

Persaingan (Kompetisi)

Persaingan merupakan suatu proses sosial di mana orang seorang atau golongan-kelompok insan berkompetisi mencari keuntungan lewat bidang-bidang kehidupan yg pada suatu masa menjadi pusat perhatian dr publik dgn cara mempertajam praduga yg sudah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

Konflik/Pertikaian/Pertentangan

Pertikaian merupakan suatu proses sosial di mana orang seorang atau kelompok manusia, berupaya memenuhi tujuan dgn jalan menatap pihak musuh dgn ancaman atau kekerasan.

Akomodasi

Akomodasi ini pula disebut selaku kooperasi antagonistik. Dengan demikian, kemudahan bisa dipandang selaku proses interaksi sosial yg menciptakan interaksi sosial, atau selaku suatu jalan keluar untuk mengatasi kompetisi & konflik yg ada.
Akomodasi merupakan suatu proses meningkatkan kesepakatan kerja sementara di antara individu atau grup-grup yg sedang berada dlm kondisi konflik.
Ia meningkat bila individu atau grup-grup menyaksikan adanya faedah untuk melaksanakan pekerjaan sama walaupun masih ada perbedaan yg menjadi sumber konflik di antara mereka. Akomodasi ini mampu berjalan dlm jangka panjang atau jangka pendek.
Beberapa bentuk fasilitas antara lain selaku berikut.

1) Kompromi

Di dlm kompromi, setiap pihak setuju untuk membuat konsesi yg memungkinkan mereka meraih kesepakatan. Hal ini bisa berlanjut hingga semua pihak puas.

2) Arbitrasi

Perselisihan & konflik antara dua pihak yg sukar diselesaikan dgn kompromi, sering diatasi dgn arbitrasi. Di sini pihak ketiga, baik yg dipilih & diputuskan oleh kedua belah pihak, maupun tubuh yg lebih tinggi dr kedua belah pihak itu diminta bantuannya.

3) Coercion

Coercion, yakni suatu bentuk fasilitas yg prosesnya dilaksanakan oleh suatu paksaan, di mana salah satu pihak berada dlm kondisi lemah sekali dibandingkan dgn pihak musuh.

4) Conciliation

Conciliation, yakni suatu usaha untuk memperhatikan harapan-harapan pihak-pihak yg berselisih untuk meraih suatu persetujuan.

5) Stalemate

Stalemate, yaitu suatu fasilitas di mana pihak-pihak yg berlawanan karena mempunyai kekuatan yg seimbang, berhenti pada suatu titik tertentu dlm melaksanakan pertentangan.

6) Konversi

Dalam bentuk kemudahan ini, satu dr pihak-pihak yg terlibat pertentangan memperoleh faktor-faktor tertentu dr pandangan-persepsi pihak yg lain. Konversi ini sering dihubungkan dgn keyakinan agamawi.

7) Toleransi

Dalam toleransi insan menerima hak dr setiap orang atau pihak lain untuk berlawanan pertimbangan .
Di sini dibutuhkan saling pemahaman. Bentuk fasilitas mirip ini kerap kali gres berhasil dgn baik sesudah kompromi & konvensi gagal.

8) Truce

Ini merupakan suatu persetujuan untuk menghentikan interaksi yg bersifat konflik atau kompetisi untuk suatu periode waktu yg ditentukan.

9) Displacement

Cara ini bermitra dgn usaha menyelesaikan konflik, dgn mengalihkan perhatian pada objek bareng .
Gillin menguraikan hasil-hasil dr terjadinya suatu proses akomodasi, dgn banyak mengambil contoh dr sejarah.
Akomodasi menimbulkan usaha-usaha untuk sebanyak mungkin menghindarkan diri dr benih-benih yg dapat menimbulkan pertentangan yg gres untuk kepentingan integrasi penduduk .
Akomodasi pula menahan cita-cita-harapan untuk bersaing yg cuma membuang ongkos & tenaga saja.
Seringkali suatu kompetisi dilaksanakan demi keuntungan suatu kelompok tertentu (contohnya golongan produsen) sekalipun menyebabkan kerugian pihak lain (pihak konsumen).
Akomodasi menimbulkan suatu penetapan yg baru dr kedudukan orang perorangan & golongan insan. Pertentangan-pertentangan memunculkan kedudukan-kedudukan tersebut goyah & suatu akomodasi akan mengukuhkan kembali kedudukan tersebut.
Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi. Dengan adanya proses asimilasi maka akan saling mengenal pihak-pihak lain sehingga akan lebih mudah untuk saling mendekati, & akan timbul benih-benih toleransi.
Koordinasi aneka macam kepribadian yg berlawanan. Hal ini terlihat dgn terperinci kalau dua orang misalnya, berkompetisi untuk menduduki kedudukan selaku pemimpin suatu partai politik. Di dlm kampanye pemilihan, kompetisi dilakukan dgn sengit, tetapi bila salah satu sudah terpilih, biasanya yg kalah diajak untuk melakukan pekerjaan sama.
Perubahan dr institusi-institusi sosial supaya sesuai dgn kondisi yg baru.

Asimilasi

Asimilasi sebagai suatu proses difusi budaya lewat individu-individu & grup-grup dengan-cara budaya menjadi sama. Proses ini terjadi bila dua kebudayaan yg berlainan berjumpa & kebudayaan yg mayoritas berasimilasi dgn kebudayaan yg lain.
Proses asimilasi ditandai dgn pengembangan sikap-sikap yg sama, meskipun kadang kala bersifat emosional, bermaksud mencapai kesatuan atau paling sedikit suatu integrasi dlm organisasi, fikiran, & perbuatan.
Kalau seseorang mengadakan asimilasi ke dlm suatu golongan maka ia tak lagi membedakan dirinya dgn kelompoknya. Dalam proses asimilasi mereka mengidentifikasikan dirinya dgn kepentingan-kepentingan golongan. Apabila golongan-golongan menyelenggarakan asimilasi maka batas-batas antara golongan-kelompok tadi akan hilang & keduanya lebur menjadi satu.
Beberapa faktor penghambat asimilasi berdasarkan Koentjaraningrat antara lain sebagai berikut.
  • Perbedaan-perbedaan fisik.
  • Perbedaan ekstrem dlm latar belakang budaya, misalnya diskriminasi ras di Afrika Selatan.
  • Prasangka pribadi yg negatif. Misalnya, ada orang renta di Jawa melarang anaknya berpacaran dgn anak luar Jawa karena berprasangka bahwa anak luar Jawa itu pasti akan mempermainkan cinta anak gadisnya.
Beberapa faktor yg membuat lebih mudah asimilasi antara lain selaku berikut.
  • Toleransi.
  • Suatu sikap yg menghargai orang abnormal & kebudayaannya.
  • Persamaan dlm unsur-unsur kebudayaan.
  • Kesempatan-potensi di bidang ekonomi seimbang.
  • Sikap terbuka dr golongan yg berkuasa.
  • Adanya musuh bareng dr luar.
  • Adanya perkawinan campuran (amalgamation).

Konsensus & Kontravensi

Adanya lima proses dr interaksi-interaksi sosial tersebut (kolaborasi, kompetisi, pertentangan, akomodasi, & asimilasi) mempunyai faktor-aspek yg beraneka ragam. Dari lima proses ini maka kolaborasi, kompetisi, & pertentangan dipandang selaku proses dasar. Selanjutnya ada dua lagi proses interaksi sosial yg nyaris sama, yakni konsensus & kontravensi.

Konsensus sangat berdekatan dgn kooperasi (kerja sama), tetapi keduanya tetap berlainan.

Konsensus yaitu suatu area dr kontrak di mana istilah kooperasi diletakkan. Konsensus mampu dipandang sebagai suatu permainan yg sama, kedua belah pihak berupaya mendapat keuntungan maksimal, tetapi dipersiapkan untuk menyampaikan keuntungan-keuntungan pada yg lain dlm batas-batas yg masuk nalar, supaya menghasilkan kepuasan yg relatif. Contoh dr konsensus yaitu aliansi di antara negara-negara. Bila anggota-anggota suatu grup berada dlm perbedaan kepentingan yg bisa mempunyai kecenderungan pada perpecahan dr pertentangan maka konsensus sungguh diperlukan.

Kontravensi, mampu digambarkan selaku suatu proses sosial yg bentuknya di antara kompetisi & konflik.

Menurut Drs. Achmadi, ada tiga tipe biasa dr kontravensi, yakni kontravensi yg menyangkut suatu generasi masyarakat, kontravensi yg menyangkut seks, & kontravensi parlementer. Ia menunjuk pada grup-grup atau orang individual yg berupaya menghalangi setiap orang atau grup yg yang lain dr usaha menjangkau tujuan terlepas dr apakah ia ingin atau tak ingin untuk meraih tujuan itu untuk dirinya sendiri.

Macam-macam kontravensi selaku berikut.

Kontravensi yg menyangkut generasi yg terdapat dlm penduduk , di mana perubahan-perubahan terjadi dgn cepat.
Contoh :  Adanya pola-pola hubungan antara orang renta dgn anak-anaknya yg biasanya bersifat asosiatif, tetapi tak jarang bahwa dgn meningkatnya usia & kedewasaan si anak, terjadi suatu sikap keragu-raguan terhadap pendirian orang tua yg sudah terikat pada tradisi.
Kontravensi yg menyangkut bidang seks, pada umumnya menyangkut hubungan suami-istri dlm keluarga & peranannya dlm penduduk .
Kontravensi parlementer, menyangkut hubungan antara golongan dominan dgn golongan minoritas dlm masyarakat, baik menyangkut dlm lembaga-lembaga legislatif, keagamaan, lembaga-lembaga pendidikan, & lain-lain.

C. BERKEMBANGNYA KETERATURAN SOSIAL   

Terbentuknya Masyarakat & Hasrat Manusia

Telah menjadi kodrat insan, di mana pun insan berdomisili di permukaan bumi senantiasa:
  • berupaya menjaga diri dgn maksud untuk meraih kelancaran hidupnya di paras bumi,
  • berusaha memperoleh lingkungan yg baik dgn adanya ketertiban, keamanan, & kebahagiaan.
Untuk meraih kehendak kodrat tersebut maka insan hidup bahu-membahu dgn insan lain. Manusia ialah makhluk yg tak dapat hidup sendirian, terlepas dr pergaulan. Memang insan mampu mengasingkan diri dr sesama manusia, hal itu cuma mampu berlangsung untuk sementara waktu saja. Pengasingan diri tersebut dibarengi dgn perasaan frustasi & perasaan yg berat. 
Seorang ahli filsafat bernama Aristoteles menerangkan bahwa insan disebut zoon politicon, artinya insan itu yakni makhluk yg senantiasa hidup bermasyarakat. Terbentuknya masyarakat lantaran adanya aneka macam kehendak dr insan itu sendiri.
Hasrat-kehendak insan selaku berikut.
  • Hasrat sosial: keinginan insan untuk menghubungkan dirinya dgn individu lain atau kelompok lain.
  • Hasrat bergaul: keinginan untuk bergaul atau bergabung dgn orang-orang atau kelompok-kelompok lain.
  • Hasrat mengumumkan: harapan manusia untuk memberikan perasaan-perasaan pada orang lain.
  • Hasrat meniru: kehendak manusia untuk memalsukan suatu gejala, baik dengan-cara membisu-membisu atau dengan-cara terang-terangan untuk sebagian atau keseluruhan.
  • Hasrat berjuang: harapan insan untuk mengalahkan musuh atau berjuang untuk menjaga hidupnya.
  • Hasrat untuk mendapatkan keleluasaan: kehendak insan untuk menghindarkan diri dr paksaan atau tekanan-tekanan.
  • Hasrat naluriah: hasrat insan untuk melanjutkan keturunan.
  • Hasrat bersatu: harapan bersatu dgn yang lain agar tercipta kekuatan bareng , alasannya ialah adanya kenyataan bahwa manusia yaitu makhluk yg lemah. Adanya kesamaan keturunan, kesamaan keyakinan, & lain-lain menimbulkan timbulnya masyarakat.

2.  Perlunya Keteraturan Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat

Manusia dlm hidup bermasyarakat senantiasa menyesuaikan diri dgn lingkungannya semoga terjadi keserasian yg memperlihatkan kepuasan hidupnya. Sebagai anggota masyarakat manusia berhadapan dgn lingkungan alam mirip iklim, tanah, & sumber alam. Manusia pula berhadapan dgn lingkungannya yg berwujud insan juga. Ia berhadapan dgn sesama insan yg masing-masing mempunyai kemerdekaan pribadi: kehendak, harapan, perasaan, & sifat yg berlawanan-beda. Kehidupan penduduk perlu keteraturan sosial semoga terjadi kekerabatan selaras antar-interaksi sosial. Adanya keteraturan sosial itulah yg menenteng kenikmatan dlm bekerjasama dgn lingkungannya. Keteraturan sosial bagi manusia tak terjadi dengan-cara tiba-tiba, tetapi membutuhkan pertumbuhan & perkembangan yg cukup lama. Hanya dgn hidup berkala maka proses sosial akan berjalan wajar. Contoh keteraturan sosial tersebut, contohnya semenjak kecil kehidupan insan sehari-hari membutuhkan keteraturan mirip tidur teratur, mandi terorganisir, makan teratur, duduk teratur, bicara teratur, & sebagainya.
Selanjutnya sehabis terjadi proses sosial, nilai-nilai yg selalu dibawa itu mulai tertanam & melembaga dlm proses sosial tadi. Kalau diterima penduduk maka nilai-nilai tersebut akan berganti statusnya menjadi ”nilai-nilai sosial” yg berikutnya dijadikan fatwa & ditaati oleh para anggota warga penduduk .
Kalau sikap & perasaan ihwal nilai-nilai sosial itu sudah menumbuhkan satu kesatuan yg tak mampu dipisah-pisahkan maka nilai tersebut sudah menjadi ”tata cara nilai sosial”. Oleh karena itu, seseorang mampu pula memajukan sendiri sikap & perasaan di luar lingkup sistem nilai-nilai sosial kepada sesuatu yg dianggap baik, yg disukai atau tak diminati menurut pandangan & selera pribadi masing-masing. Nilai yg diputuskan oleh selera pribadi masing-masing tersebut disebut nilai individual. Nilai individual bersifat subjektif & memiliki ruang yg terbatas. Pada prinsipnya nilai individual mampu menolong seseorang dlm menciptakan keputusan-keputusan dengan-cara individual. Kadang-kadang nilai individual itu berlawanan atau menyimpang dgn nilai sosial yg mempunyai sifat lebih objektif, namun di pihak lain antara nilai-nilai tersebut saling menyesuaikan. Keteraturan-keteraturan dlm kehidupan dituntut adanya tertib sosial, & keajegan atau kemampuan pola-pola tingkah laku dr seluruh masyarakat yg berinteraksi.
Selain nilai maka supaya terjadi tertib sosial perlu diciptakan norma-norma di dlm penduduk . Pada mulanya norma tersebut terbentuk dengan-cara tak sengaja, tetapi lama-kelamaan norma-norma tersebut dibentuk dengan-cara sadar. Contoh pada zaman dahulu perdagangan lewat seorang perantara tak mesti diberi keuntungan. Akan tetapi lama kelamaan menjadi kebiasaan bahwa mediator atau yg dikenal dgn peraturan makelar mesti mendapat cuilan selaku balas jasa. Di dlm penduduk norma-norma yg ada mempunyai kekuatan-kekuatan mengikat yg berlawanan-beda, akan tetapi norma-norma tersebut mempunyai hukuman, apabila terjadi pelanggaran norma.
Di penduduk , dgn adanya norma-norma tersebut berguna untuk mendukung & menopang nilai-nilai & pola kehidupan yg berlaku di penduduk . Artinya untuk mendukung tercapainya nilai-nilai & pola kehidupan yg dianut dibutuhkan aturan-aturan berlaku yg disebut norma yg dilengkapi sanksi-eksekusi.
Di samping norma-norma selaku aturan-aturan untuk bertingkah, tujuan dgn adanya norma dlm penduduk tersebut, yakni untuk memelihara ketertiban & perdamaian di antara orang-orang yg memiliki kepentingan yg berlainan sehingga satu dgn yg lain akan saling hormat-menghormati terhadap kepentingan masing-masing. Dengan adanya norma di penduduk maka insan selaku individu maupun selaku anggota penduduk , tak bisa bertindak bebas sesuka hatinya.

Kata Kunci   

Selain keteraturan atau tertib sosial, setiap individu dlm melaksanakan kegiatan sosialnya senantiasa menurut serta berpedoman pada nilai-nilai & norma-norma yg berlaku di penduduk . Nilai-nilai & norma-norma tersebut akan mensugesti perbuatan & sikap insan baik dengan-cara individual, kelompok, maupun terhadap penduduk luas.

D. TERJADINYA KONFLIK DAN KERJA SAMA DALAM PROSES INTERAKSI SOSIAL

Manusia dlm berinteraksi sosial akan terjadi suatu kondisi yg disebut suasana sosial. Di samping itu pula terdapat rangkaian proses-proses yg tak ada batasnya terdiri atas penyatuan & perikatan yg disebut situasi sosial. Ada pula interaksi sosial yg disebut asosiatif & ada pula yg disebut disasosiatif.
Asosiatif yakni suatu kehidupan di mana pihak-pihak yg bekerjasama dlm tingkat yg sejajar saling ketergantungan, kerjasama, & kerja sama.
Kehidupan asosiatif di penduduk dgn kekuatan sebanding akan terjadi suatu kerja sama sehingga akan tercipta kehidupan demokratis, sedangkan kehidupan asosiatif yg tak seimbang akan mengganti keadaan demokratis menjadi diktator atau otokrasi.
Kehidupan disasosiatif di penduduk dgn hikmat yg tak sebanding jelas akan terlihat , siapa yg besar lengan berkuasa pasti akan menang & siapa yg lemah akan kalah.
Interaksi sosial di penduduk merupakan kekerabatan sosial yg dinamis, menyangkut hubungan antarorang perorang, antara kelompok-golongan insan maupun antara orang perorang dgn kelompoknya.
Yang dimaksud bentuk-bentuk interaksi sosial, yakni bentuk-bentuk yg terlihat apabila orang perorang atau kelompok-kelompok insan, mengadakan kekerabatan satu sama yang lain. Dalam korelasi orang perorang atau kelompok kemungkinan terjadi kerja sama (cooperation), kompetisi (competition), & bisa pula terjadi kontradiksi (pertengkaran) atau konflik. Baik kolaborasi, kompetisi, & kontradiksi termasuk bentuk-bentuk interaksi sosial.

1.  Terjadinya Konflik/Pertikaian/Pertentangan Dalam Proses Interaksi Sosial

Pertentangan atau pertentangan yakni proses sosial, di mana orang perorang atau kelompok manusia berupaya meraih tujuannya dgn jalan menentang pihak musuh, dgn menggunakan ancaman atau kekerasan.
Dalam pertikaian unsur perasaan memegang peranan penting dlm mempertajam perbedaan-perbedaan yg ada sehingga masing-masing pihak berusaha saling menghancurkan.

Sebab-sebab Terjadinya Pertikaian

Adanya perbedaan pendirian & perasaan orang seorang yg kian tajam sehingga timbul bentrokan perseorangan.
Adanya pergantian-pergeseran sosial yg terlalu cepat di dlm penduduk sehingga memunculkan terjadinya disorganisasi & perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dr tata cara nilai-nilai gres.
Adanya perbedaan kebudayaan yg mensugesti pola pemikiran & tingkah laris perseorangan dlm kalangan kebudayaan yg bersangkutan. Hal ini akan menimbulkan kontradiksi kelompok.
Adanya bentrokan mengenai kepentingan-kepentingan, baik perseorangan maupun kelompok, umpamanya: kepentingan ekonomi, sosial, politik, ketertiban, & keselamatan.
Contoh: Pertikaian antara buruh & majikan.
Suatu masyarakat biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk menyalurkan benih-benih pertikaian yg disebut safety valve institutions. Di dlm alat-alat ini disediakan objek-objek tertentu yg mampu mengalihkan perkelahian pada pihak yg bertikai mudah-mudahan perhatian tersebut mampu tersalurkan ke arah lain. 

Bentuk-bentuk Pertentangan

Menurut Achmadi ada lima bentuk-bentuk pertentangan, yakni sebagai berikut.
  • Pertentangan pribadi, yaitu pertentangan yg terjadi di antara orang seorang karena dilema-duduk kasus pribadi.
  • Pertentangan politik, yakni pertentangan antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas usaha, & harapan politik masing-masing.
  • Pertentangan rasial, yakni kontradiksi kelompok ras yg berlawanan karena kepentingan & kebudayaan yg saling bertabrakan. Misalnya: terjadinya diskriminasi ras di Amerika Serikat & Afrika Selatan.
  • Pertentangan antarkelas sosial, yg disebabkan hadirnya perbedaan-perbedaan kepentingan, misalnya antara buruh & majikan.
  • Pertentangan yg bersifat internasional, yakni pertentangan yg melibatkan beberapa kelompok negara (blok) lantaran perbedaan-perbedaan kepentingan masing-masing.
Contoh: Pertikaian Kaum Hizbullah di Libanon dgn Israel yg melibatkan beberapa negara besar.

Akibat-simpulan dr Bentuk Konflik Atau Adanya Pertentangan

Tambahnya solidaritas dr in-group. Jika suatu golongan yg semula tak kompak, tetapi kalau ada golongan lain yg mengancamnya maka solidaritas mereka akan lebih baik.
Jika pertentangan itu terjadi antarwarga dlm satu golongan maka keutuhan golongan itu akan goyah.
Hancurnya harta benda atau jatuhnya korban insan pada kedua belah pihak yg berperang.
Bila kekuatan kedua kalangan itu sepadan, bisa timbul kemudahan, tetapi bila tak sepadan, yg lebih kuat akan mendominasi, sedangkan yg lemah akan takluk pada yg menang.
Berubahnya kepribadian. Kalau pertentangan terjadi antara dua kelompok yg berlainan, contohnya Jepang & Amerika pada tahun 1942 maka orang seorang akan mengidentifikasikan dirinya dgn satu golongan saja, kemudian menghadapi kalangan lain yg dianggap selaku musuh.

Terjadinya Kerja Sama Dalam Proses Interaksi Sosial

Yang dimaksud kolaborasi di sini ialah kerja sama antara orang individual atau golongan insan untuk meraih suatu tujuan bareng .
Kerja sama timbul kalau orang-orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yg sama. Pada penduduk Indonesia bentuk kerja sama sudah diketahui semenjak zaman purba, populer dgn nama gotong royong. Manusia dlm kehidupan sosial, semenjak kecil sudah ditanamkan pola perilaku untuk hidup rukun dgn keluarga & penduduk sekitarnya. Hal ini didasarkan pada persepsi hidup, bahwa seseorang tak mungkin hidup sendiri tanpa kerja sama dgn orang lain. Dengan semangat gotong royong, sering kali diterapkan untuk mengusahakan kepentingan lazim. Suatu bentuk kerja sama akan berkembang, kalau orang yg terlibat dlm interaksi mampu digerakkan untuk mencapai tujuan bareng diikuti kesadaran, bahwa tujuan tersebut di kemudian hari memiliki manfaat bagi semuanya. Di samping itu mesti ada iklim yg menyenangkan dlm pembagian kerja serta balas jasa yg diterima.
Sehubungan dgn pelaksanaan kerja sama, ada beberapa bentuk kerja sama.

Bargaining

Bargaining, yakni pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang & jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.

Cooperation

Cooperation, yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dlm kepemimpinan atau pelaksanaan politik dlm suatu organisasi. Hal itu merupakan salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dlm stabilitas organisasi yg bersangkutan.

Coalition (Koalisi)

Koalisi, yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yg mempunyai tujuan-tujuan yg sama. Pada awalnya koalisi memang mengalami kegoncangan-kegoncangan alasannya asas & sifat organisasinya berlawanan-beda. Akan tetapi karena diikat oleh tujuan yg sama maka gerak langkah koalisi itu kooperatif.

Joint Venture

Joint venture, yakni bentuk kerja sama yg bergerak dlm pengusahaan proyek-proyek tertentu. Keuntungannya dibagi menjadi proporsi yg sudah disepakati bersama. Misalnya: joint venture antara Indonesia dgn PT. Caltex Amerika Serikat dlm proyek pengeboran minyak bumi.

3.  Terjadinya Persaingan (Competition) Dalam Proses Interaksi Sosial

Persaingan terjadi tatkala orang individual atau kelompok insan berkompetisi mencari laba lewat bidang-bidang tertentu, dgn cara menawan minatpublik tanpa memanfaatkan ancaman atau kekerasan. Ada dua macam tipe persaingan, yakni selaku berikut.
  • Persaingan yg bersifat pribadi, yakni kompetisi masing-masing orang dengan-cara langsung berkompetisi, umpamanya untuk memperoleh kedudukan tertentu dlm organisasi.
  • Persaingan yg bersifat kalangan, yakni kompetisi antara kelompok yg satu dgn kelompok yang lain. Misalnya dua golongan perusahaan yg berkompetisi untuk memperebutkan memperoleh monopoli pemasaran di suatu wilayah tertentu.
  Soal PAS Sosiologi Kelas 12 dan Jawaban

Bentuk-bentuk Persaingan

Ada beberapa bentuk kompetisi, yakni sebagai berikut.

1) Persaingan di Bidang Ekonomi

Ditinjau dr kompetisi di bidang ekonomi, persaingan timbul karena terbatasnya penawaran dibandingkan dgn ajakan. Persaingan merupakan salah satu cara untuk memilih produsen-produsen yg baik. Bagi penduduk selaku keseluruhan persaingan ini membawa keuntungan alasannya yaitu produsen-produsen yg terbaik memenangkan kompetisi dgn cara memproduksi barang-barang & jasa-jasa yg lebih baik mutunya, dgn harga yg cukup rendah.

2) Persaingan untuk Mencapai Suatu Kedudukan Tertentu Dalam Masyarakat

Dalam diri seseorang maupun dlm kelompok manusia terdapat harapan-keinginan yg diakui selaku seseorang atau kelompok yg mempunyai kedudukan tersebut. Keinginan tersebut mampu terarah pada suatu persamaan derajat, kedudukan, & peranan dgn pihak lain atau lebih tinggi dibandingkan dengan itu.

3) Persaingan Dalam Bidang Kebudayaan

Persaingan dlm bidang kebudayaan contohnya pada waktu orang-orang Barat berdagang di pelabuhan Jepang maka para pendeta-pendeta agama Nasrani berupaya untuk membuatkan agama tersebut di Jepang. Hal yg sama pula terjadi sewaktu kebudayaan Barat, yg mula-mula dibawa oleh orang-orang Belanda pada tamat kala ke-15, berhadapan dgn kebudayaan Indonesia. Persaingan dlm bidang kebudayaan dapat menyangkut contohnya bidang keagamaan, institusi sosial, & lain-lain.

4) Persaingan Karena Perbedaan Ras

Persaingan karena perbedaan ras pula merupakan kompetisi di bidang kebudayaan. Perbedaan ras karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, corak rambut, & sebagainya cuma merupakan suatu perlambang dr suatu kesadaran & sikap atas perbedaan dlm kebudayaan. Hal ini disebabkan karena ciri-ciri badaniah lebih praktis terlihat ketimbang unsur-unsur kebudayaan lain.

Fungsi-fungsi Persaingan

Fungsi-fungsi kompetisi, yakni sebagai berikut.
  • Persaingan memiliki faedah selaku suatu proses sosial & membentuk interaksi dlm masyarakat. Ia menyusun suatu cara pembagian atau distribusi komoditi yg terbatas dlm masyarakat.
  • Persaingan dlm batas-batas tertentu bisa menuntut pengaturan tingkah laris individu supaya terjadi kompetisi yg sehat. Hal ini disebabkan karena persaingan yg tak dikontrol, akan mengarah pada pertentangan yg merugikan.
  • Persaingan mampu mendorong & merangsang individu & grup untuk lebih maju. Dalam bidang niaga, kompetisi dapat mendorong kenaikan produktivitas & efisiensi kerja.
  • Persaingan bisa mempunyai daya rangsang & daya dorong yg terbatas. Orang yg sudah memutuskan untuk tak mau terlibat dlm usaha yg menurut persaingan, tak bisa dirangsang lagi untuk masuk ke dlm kompetisi.

Kata Kunci :   

Kehidupan insan di wajah bumi ini, baik individual maupun golongan berlawanan-beda. Apabila perbedaan-perbedaan yg ada dipertajam, akan timbul pertentangan (pertentangan).

Rangkuman dr materi di atas, mengenai Proses Interaksi Sosial Sebagai Dasar Pengembangan Pola Keteraturan Dan Dinamika Kehidupan berikut ini :

Interaksi sosial merupakan suatu proses hubungan & saling mempengaruhi antara insan, baik sebagai individu atau golongan, atau antarindividu dgn golongan. Suatu proses interaksi sosial bisa berjalan menurut pada beberapa faktor, mirip artifisial, sugesti, identifikasi, & simpati.
Kontak sosial merupakan tahap permulaan dr terjadinya interaksi sosial. Bentuk-bentuk interaksi sosial antara lain kerja sama, kompetisi, pertentangan, fasilitas, & asimilasi.
Setiap individu di penduduk mempunyai banyak sekali kedudukan sesuai dgn kalangan di mana ia berada. Misalnya seorang perjaka, ia dapat memiliki kedudukan selaku anak, pelajar, anggota pengelola OSIS, warga desa, anggota kesebelasan, & organisasi lainnya.
Semenjak insan dilahirkan di dunia, ia sudah memiliki naluri untuk bergaul dgn sesamanya. Hubungan dgn sesamanya, merupakan keperluan mutlak bagi setiap manusia. Manusia tak dapat hidup menyendiri. ia mesti hidup tolong-menolong dgn orang lain, dgn keluarganya, sobat-temannya, & penduduk . Di samping itu, insan dlm hidupnya mesti menyesuaikan diri terhadap lingkungan, baik alam, sosial, & budaya.
  • Lingkungan fisik, misalnya iklim, relief, suhu udara, kondisi tanah, kondisi sumber alam, & tata air.
  • Lingkungan sosial, contohnya agama, tabiat istiadat, kesenian, bahasa, & aturan adat.
  • Lingkungan budaya, contohnya pertumbuhan teknologi, keadaan pendidikan, perkembangan pola kebudayaan, & sikap mental penduduk.
  • Dalam menyesuaikan diri dgn lingkungannya insan akan mengikuti
  • pola perubahan yg terjadi, di antaranya selaku berikut.
  • Perubahan struktur sosial yaitu perubahan yg terdapat pada susunan penduduk , contohnya bentuk perkawinan calon suami/istri berasal dr luar klannya (eksogami). Bentuk perkawinan tersebut kemudian bermetamorfosis heterogami.
  • Perubahan nilai & sikap merupakan pergeseran oleh penduduk kepada suatu bentuk kebudayaan, umpamanya bentuk perkawinan & bentuk keyakinan.

Perubahan yg tak dijadwalkan.

Untuk menanggulangi keperluan, penduduk biasanya melaksanakan usaha sendiri dengan-cara spontan. Usaha yg dilaksanakan penduduk mampu menyebabkan pergantian-pergantian sosial & kebudayaan.
Demikianlah postingan yg kami bagikan mengenai Proses Interaksi Sosial Sebagai Dasar Pengembangan Pola Keteraturan Dan Dinamika Kehidupan. Semoga bermanfaat buat anda sekalian & anda pun lebih mengerti tujuan & faedah mempelajari ilmu sosiologi itu sendiri.