Total Quality Management (TQM) dan Kaizen ialah taktik bisnis dengan menerapkan dua konsep dasar continuous improvement yang bermaksud untuk peningkatan proses quality dan kinerja sebuah organisasi biar meraih transformasi aktual dalam contoh pikir dan langkah-langkah karyawan dan administrasi. Oleh karena itu dibutuhkan pengertian yang terperinci dalam mendefinisikan Total Quality Management dan Kaizen sehingga perusahaan menerima faedah optimal dari kedua desain ini, risikonya menjadi keharusan bahwa kita mampu membedakan antara TQM dan Kaizen. Adapun perbedaan secara umum antara antara TQM (Total Quality Management) dan Kaizen:
- Fitur TQM khususnya berkonsentrasi pada kepuasan pelanggan lewat peningkatan kualitas. Ini yaitu pendekatan top-down dan bottom-up sedangkan kaizen ialah proses yang difokuskan dan pendekatan bottom-up dari pergantian inkremental kecil.
- Implementasi TQM lebih mahal daripada Kaizen. Melalui kaizen, kenaikan dilaksanakan memakai sumber daya yang tersedia di organisasi. Untuk implementasi kaizen yang efektif, budaya organisasi mesti mendukung dan hasil perbaikan terus-menerus harus dikomunikasikan kepada seluruh organisasi untuk motivasi semua karyawan dan untuk kesuksesan program perbaikan berkelanjutan di organisasi.
Lalu apa itu serta bagaimana kekerabatan antara Total Quality Management dan Kaizen dalam penerapan pada perusahaan? Berikut penjelasannya.
Daftar Isi
- APA ITU KAIZEN
- APA ITU TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
- APA HUBUNGAN ANTARA TQM DAN KAIZEN DALAN PENERAPAN PADA PERUSAHAAN
- PERBEDAAN ANTARA TQM DAN KAIZEN
Daftar Isi
1. APA ITU KAIZEN
Gemba Kaizen dirancang untuk memajukan proses dan menghemat pemborosan. Dalam konteks lean, Gemba hanya menyatakan di mana nilai (Value Added / VA) diciptakan, sementara Kaizen terkait dengan perbaikan.
Kata Gemba berasal dari bahasa Jepang yang mempunyai arti di area kerja. Sedangkan kata Kaizen yakni Improvement yang berkesinambungan. Sehingga secara keseluruhan mempunyai arti Improvement berkelanjutan yang di terapkan di area bikinan.
Banyak berdasarkan para ahli manufaktur mengatakan bahwa Gemba Kaizen ialah konsep perbaikan berkesinambungan Jepang yang dirancang untuk memajukan proses dan meminimalkan pemborosan. Dalam konteks lean, Gemba hanya merujuk ke lokasi di mana nilai dibuat, sementara Kaizen terkait dengan perbaikan.
Dalam artian secara lazim Genba (現場, juga diromanisasi selaku gemba) yakni ungkapan Jepang yang mempunyai arti “daerah yang sebetulnya”. Dalam bisnis, genba merujuk pada tempat di mana nilai diciptakan; dalam pembuatan genba ialah area buatan.
Oleh karena itu dibutuhkan implementasi Gemba alasannya Gemba walk ialah bagian penting dari filosofi manajemen lean. Tujuan mulanya adalah untuk memungkinkan para manajer dan pemimpin untuk memperhatikan proses kerja yang bantu-membantu, terlibat dengan karyawan, menerima pengetahuan perihal proses kerja dan mencari potensi untuk perbaikan berkesinambungan.
Masaki Imai (1997), dalam bukunya Gemba Kaizen mendefinisikan Kaizen selaku ; “KAIZEN artinya perbaikan berkesinambungan. Kata itu menyiratkan kenaikan melibatkan semua orang baik manajer maupun pekerja dan membutuhkan biaya yang relatif kecil. Filosofi kaizen mengasumsikan bahwa cara hidup kita “apakah itu kehidupan kerja kita, kita kehidupan sosial, atau kehidupan rumah tangga kita harus menjadi konsentrasi upaya peningkatan yang konstan”. Konsep ini sungguh alami dan jelas bagi banyak orang Jepang yang sering mereka kerjakan bahkan tidak menyadari bahwa mereka memilikinya (Imai, 1997).
Dengan demikian kaizen yakni perbaikan dan berkesinambungan berjuang untuk perbaikan dalam pekerjaan kita sehari-hari dan kehidupan eksklusif. Imai memperlihatkan prinsip-prinsip Kaizen di ketimbang peningkatan berkelanjutan lainnya praktik dan teknik dalam sebuah organisasi.
Sedangkan menurut Anthony C. Laraia (1999), dalam bukunya Kaizen Blitz mendefinisikan Kaizen selaku ; “Teknik Jepang untuk perbaikan terus-menerus melibatkan semua orang, manajer dan pekerja. Di manufaktur, kaizen berkaitan dengan menemukan dan menetralisir limbah dalam mesin, tenaga kerja atau sistem buatan ”. Setiap orang yang terlibat dalam proses pengerjaan adalah bertanggung jawab atas kenali pemborosan di proses, dan tempat kerja.
Penghapusan pemborosan ini memajukan mutu dan kinerja organisasi. Suzaki (1987) menganggap Kaizen (Perbaikan berkelanjutan) selaku filosofi yang dipraktikkan secara luas dalam proses pengerjaan dan bulat kualitas. Kaizen didasarkan pada rancangan bahwa selalu ada ruang untuk perbaikan proses. Proses mampu dibuat lebih baik lewat perubahan bertahap kecil menuju perbaikan juga disebut program Kaizen. Perbaikan kecil ini proyek berisikan banyak fase pengembangan. Kaizen pada mulanya digunakan untuk memajukan produksi proses.
Kaizen didasarkan pada rancangan bahwa senantiasa ada ruang untuk perbaikan proses. Proses mampu dibuat lebih baik melalui perubahan inkremental kecil menuju perbaikan juga disebut Kaizen events.
Baca : Pengertian Kaizen Event Serta Penerapannya di Perusahaan
Perbaikan kecil ini proyek berisikan banyak fase pengembangan. Kaizen mulanya digunakan untuk memajukan proses manufaktur. Sekarang konsep ini banyak digunakan dan diterapkan di setiap bidang kehidupan di Jepang dan negara-negara industri maju yang lain di dunia. Teian (1992) menilai Kaizen lebih dari sekadar fasilitas perbaikan; alasannya adalah bahwa ini mewakili upaya harian pekerja di tempat kerja untuk mengembangkan proses mereka dan cara upaya ini dilaksanakan. Konsep Kaizen dapat diimplementasikan di setiap kawasan di organisasi yang memerlukan perbaikan.
Baca : Kaizen Teian : Cara Membuat Suggestion System Sebagai Bagian Dari Peningkatan Produktivitas
Dalam lean manufacturing, inti dasar dari gemba ialah bahwa masalah dalam proses bisnis atau lini buatan terkadang gampang terlihat, dan kenaikan terbaik datang dari pergi ke ‘tempat faktual’, di mana para pemimpin dapat menyaksikan kondisi proses itu sendiri.
“Pergi, tanyakan kenapa, tunjukkan rasa hormat”
Selama Gemba Walk, para pemimpin, manajer, dan penyelia dibutuhkan untuk sekadar memperhatikan dan mengetahui proses. Sebagai bab dari metodologi Kaizen, metode ini juga diperlukan dapat mendorong komunikasi, transparansi, dan iktikad yang lebih besar antara karyawan dan kepemimpinan tingkat bawah. Karena argumentasi ini, tidak layak Kaizen menggunakan Gemba walk untuk memberikan kelemahan karyawan, atau menegakkan kebijakan, pastinya ini berisiko bagi karyawan untuk memasang penghalang kepemimpinan, atau menutup seluruhnya.
Lalu bagaimana cara terbaik penerapan Kaizen dalam perusahaan untuk Gemba Walk?
Berikut beberapa metode terbaik penerapan Kaizen dalam perusahaan dengan cara-cara atau langkah melaksanakan Gemba walk ialah:
- Buat premis atau hipotesis yang menjelaskan mengapa Anda percaya topik tersebut perlu ditangani. Seorang pemimpin area mungkin mengajukan pertanyaan mirip:
- “Saya yakin bahwa kita mempunyai keunggulan WIP di dalam dan sekitar area produksi kita sehingga menjadikan waktu tunggu yang berlebihan dalam mengirimkan produk ke pelanggan kita. Mari kita lihat. … “;
- Atau “Saya punya firasat bahwa absensi kita dan rotasi operator yang berlebihan mampu berkontribusi pada kenaikan cacat bikinan kita;
- Atau “Ayo pergi dan lihat apa yang bisa kita ketahui. “
- “Saya mengira bahwa papan metrik kita tidak mengidentifikasi akar penyebab duduk perkara. Mari kita luangkan satu jam dan tinjau efektivitas penanggulangan dan penugasan lean metrik kita. “
- Formalisasikan daftar pertanyaan untuk ditinjau selama sesi gemba. Misalnya, berikut adalah beberapa pertanyaan yang mungkin Anda tanyakan dikala berfokus pada pemeliharaan peralatan dan alat:
- Apakah ada bukti acara pencegahan dan pemeliharaan pencegahan formal?;
- Apakah agenda dan lacak dipasang dekat alat dan perlengkapan penting?,
- Apakah operator terlibat dalam pemeliharaan perlengkapan dan alat harian?
- Sudahkah kita melakukan analisis Pareto tentang penghentian peralatan yang tidak bersiklus?
- Bagikan pengalaman dan umpan balik Anda dikala Anda berlangsung lewat area atau proses. Pastikan komentar dan misalnya tetap besar lengan berkuasa dan konstruktif.
- Buat catatan yang sesuai dan menetapkan pekerjaan rumah tindak lanjut. Gunakan format “apa, siapa dan kapan” untuk melacak penunjukkandan membuat akuntabilitas.
- Tentukan seberapa sering Anda akan melaksanakan sesi gemba dengan tim Anda. Frekuensi harus didasarkan pada pengembangan keterampilan yang diinginkan serta tingkat keparahan masalah.
- Jelaskan cita-cita Anda dan dorong laporan Anda untuk melakukan sesi gemba dengan tim masing-masing.
- Menumbuhkan mentalitas “bimbing pelatih” yang mengiklankan pentingnya perusahaan Anda menjadi organisasi pembelajar.
Prinsip Dasar Kaizen
Prinsip dari Elemen dasar Kaizen berdasarkan Imai (1986) adalah:
- Kerja tim;
- Disiplin diri;
- Peningkatan etika;
- Lingkaran bermutu (Quality Cycle);
- Saran untuk perbaikan; (Suggestion System)
- Penghapusan Pemborosan (muda) dan inefisiensi
- Kerangka kerja Kaizen 5S untuk tata graha yang bagus
- Standarisasi proses
Jenis-jenis Kaizen
Menurut Imai (1997), Kaizen mungkin berasal dari tipe berikut:
- Kaizen individu versus tim
- Hari ke hari versus Kaizen event
- Level proses versus level proses Kaizen
Teknik Kaizen mampu diringkas sebagai:
- Kaizen adalah perubahan inkremental kecil ke arah perbaikan (Cheser, 1998).
- Ini mempekerjakan dan melibatkan siapa pun di organisasi untuk ikut serta dalam acara pemecahan problem (Imai, 1997).
- Tim lintas fungsional digunakan untuk meraih pergantian pelengkap ini (Imai, 1997).
- Kaizen mengembangkan tata cara atau cara tolok ukur kerja sebuah organisasi melalui kenali dan peniadaan pemborosan.
- Menghemat duit dengan berfokus pada perbaikan kecil lewat pekerja organisasi sendiri dan membelanjakan uang yang disimpan untuk perbaikan lebih lanjut dalam organisasi (Imai, 1986)
- Mintalah nasehat untuk perbaikan dari semua karyawan organisasi.
- Jangan pernah berhenti berusaha untuk mengembangkan karena perbaikan tidak memiliki batas.
- Kaizen mampu diimplementasikan pada tingkat proses atau sub proses selaku kenaikan sehari-hari atau sebagai acara kaizen khusus untuk mengembangkan mutu, proses dan kinerja organisasi lewat penghapusan limbah. Ini juga meminimalkan biaya bikinan dan mengembangkan sumber daya insan organisasi.
2. APA ITU TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
Menurut Johnson (1998), mendefinisikan TQM, sebagai proses yang berkesinambungan dimana manajemen puncak mengambil langkah apa pun dibutuhkan untuk memungkinkan semua orang di organisasi dalam tentu saja melaksanakan semua tugas untuk membangun dan mencapai standar yang menyanggupi atau melampaui keperluan dan harapan konsumen mereka, baik eksternal maupun
internal. Sedangkan pemahaman TQM berdasarkan Deming yakni Satu set acara sistematis yang dikerjakan oleh keseluruhan organisasi untuk meraih tujuan perusahaan secara efektif dan efisien untuk menyediakan produk dan layanan dengan tingkat kualitas yang memuaskan pelanggan, pada waktu dan harga yang tepat.
Apabila dilihat dari pemahaman TQM berdasarkan para jago diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa TQM yakni pendekatan keseluruhan organisasi untuk keperluan dan keinginan pelanggan yang melibatkan semua
manajer dan karyawan dalam menggunakan tata cara kuantitatif untuk memajukan proses produk dan layanan organisasi secara berkesinambungan.
Singkatnya, TQM ialah kerjasama timbal balik siapa pun (manajemen, pekerja, pemasok, konsumen) dalam sebuah organisasi dan terkait proses bisnis untuk menciptakan produk dan layanan,
yang memenuhi dan, supaya melebihi kebutuhan dan harapan pelanggan. Artinya filosofi dan
pedoman prinsip-prinsip manajemen organisasi adalah TQM.
Teknik TQM dapat diringkas selaku :
- TQM melibatkan semua karyawan di semua tingkatan sebuah organisasi.
- Ini yaitu Filosofi perbaikan terus menerus. Perbaikan proses berkelanjutan yakni penilaian juga prinsip-prinsip dasar TQM.
- Pelatihan karyawan yang berkesinambungan diharapkan untuk kesuksesan implementasi TQM dalam suatu organisasi.
- Komitmen dan pinjaman administrasi puncak ialah elemen penting dari keberhasilan implementasi semua prinsip TQM.
- TQM yakni pendekatan administrasi yang berkonsentrasi pada pelanggan.
- TQM adalah pendekatan sistem melalui sebuah proses pengelolaan. Proses harus ditingkatkan untuk ditingkatkan hasil dari suatu organisasi.
- Perubahan budaya diperlukan untuk keberhasilan implementasi TQM dalam organisasi.
- TQM menurut data aktual yang merupakan pendekatan faktual pengambilan keputusan.
- TQM berbagi saling menguntungkan hubungan pemasok.
3. APA HUBUNGAN ANTARA TQM DAN KAIZEN DALAN PENERAPAN PADA PERUSAHAAN
Total Quality Management (TQM) dan Kaizen saling bergantung. Dalam literatur, perbaikan berkelanjutan Kaizen juga diterapkan sebagai komponen penting dari TQM. Kaizen yaitu salah satu poin tumpuan dalam 14 poin Deming ihwal TQM. Apa kalau disimpulkan Poin Deming “Kebutuhan Meningkatkan secara konstan dan selamanya” akan semacam metodologi kenaikan kesinambungan seperti Kaizen. Makara ini menjadikan Kaizen bagian dari TQM.
Kaizen bermakna peningkatan proses yang berkelanjutan. Beberapa ahli juga peneliti menimbang-nimbang proses perbaikan yang berkesinambungan adalah evaluasi juga prinsip-prinsip dasar dari perspektif TQM dan Kaizen. Keduanya mampu dibedakan karena kaizen konsentrasi pada perbaikan kecil dan bertahap di mana TQM melibatkan peningkatan radikal yang penting dan
proses penting untuk mendapatkan efek besar. Menurut literatur juga para spesialis kedua konsep saling melengkapi dan membuatkan filosofi yang serupa.
Organisasi terbaik selalu menerapkan kedua rancangan tersebut bahu-membahu untuk mendapatkan faedah optimal yang berkelanjutan perbaikan. Implementasi hanya satu konsep tidak akan begitu berfaedah.
4. PERBEDAAN ANTARA TQM DAN KAIZEN
TQM ialah filosofi kualitas dari apa yang membentuk organisasi, dan Kaizen adalah metodologi yang orang mampu berlaku untuk mendorong kenaikan proses yang ada.
Kaprikornus itulah dari pengertianartidefinisidari.blogspot.com perihal Total Quality Management Pengertian dan Hubungannya dala Penerapan Pada Perusahaan, semoga bermanfaat!
Daftar Pustaka:
Cheser R N. 1998. The Effect of Japanese Kaizen on Employee Motivation in US Manufacturing. International Journal Organizational Analysis, 6(3), 197-212.
Imai, M. 1997. Gemba Kaizen: A Commonsense, Low Cost Approach to Management. McGraw Hill, New York: Random House.
Imai, M. 1986. Kaizen: The key to Japan’s Competitive Success. McGraw-Hill, New York: Random House.
Laraia, A C., Moody, P.E., & Hall, R.W. 1999. The Kaizen Blitz: Accelerating Breakthroughs in
Productivity & Performance. New York: The Association for Manufacturing Excellence.
Suzaki, K. 1987. The New Manufacturing Challenge-Techniques of Manufacturing Systems.
John Wiley and Sons, Inc., New York.
Teian, K. 1992. Guiding Continuous Improvement through Employee Suggestions. Productivity Press, and Portland, US.