close

Teori Pembangunan

Teori Pembangunan – Adalah salah satu teori utama, yg pula disebut ideologi developmentalisme. Sesuai namanya, teori ini berfokus pada faktor pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi.

Gagasan sentral dr teori pembangunan yaitu hipotesis bahwa pertumbuhan ekonomi yaitu kekuatan pendorong bagi kemakmuran sosial & kemajuan politik.

Kesejahteraan sosial diraih di bawah naungan tata cara kapitalis. Kemajuan politik diraih lewat pengenalan metode demokrasi.

Perkembangan kapitalisme akan mengubah penduduk tradisional, kurang pandai & kesukuan menjadi masyarakat modern, progresif & progresif.

Ketika komunitas berkembang menjadi penduduk modern, faktor politik akan bergerak menuju demokrasi. Dua rancangan dr kapitalisme & demokrasi adalah poros utama teori pembangunan.

Saya akan mengulas dengan-cara singkat latar belakang, pemain film intelektual, & kritik terhadap teori perkembangan.

Latar Belakang Teori Pembangunan

teori pembangunan

Basis filosofis dr teori pembangunan terletak pada ide perkembangan. Konsep kemajuan telah ada sejak para filsuf Yunani antik berbicara wacana politik & masyarakat.

J. B. Bury (1920) & Robert Nisbet (1980) meneliti pemikiran perkembangan dr era Yunani kuno hingga saat ini.

Pertanyaannya adalah, bila pembangunan mempunyai arti perkembangan, bagaimana kemajuan diukur? Pada bentuk sosial manakah tujuan teori pembangunan?

Meskipun penduduk terus berkembang & dinamis, perubahan yg terjadi tak senantiasa mengarah pada kemajuan. Bury percaya bahwa orang-orang yg meninggalkan situasi barbar sedang menuju kemajuan.

Kata “barbar” sungguh bermasalah di sini, sebab pada kenyataannya Bury melihat orang antik dlm konteks saat ini.

Nisbet berpendapat bahwa gagasan pertumbuhan yakni proses linear dr kondisi primitif ke tahap yg lebih baru. Proses ini akan berlanjut dengan-cara linear di masa depan.

Perkembangan Teori Pembangunan

Meskipun dasar filosofis telah ada semenjak lama, perkembangan sebagai konsep teori politik baru timbul pada 1950-an.

Konsep pembangunan pertama kali dipindahkan ke forum-lembaga negara. Aplikasi mereka lewat proses aturan disokong oleh Konstitusi & hukum.

Tujuannya yakni untuk menciptakan negara yg stabil dgn sokongan konstitusional yg terperinci untuk pertumbuhan ekonomi.

Negara-negara Eropa Barat, Amerika Serikat & Uni Soviet ialah negara pertama yg mengutamakan stabilitas politik sehingga proses pembangunan mampu terwujud.

Dalam praktiknya, tata cara politik yg menyebarkan negara-negara ini sehabis Perang Dunia Kedua tak seragam.

  Puisi Seuntai Doa Untukmu [puisi ulang tahun ]

Keragaman ini disambut oleh hadirnya banyak sekali teori pembangunan yg komparatif. Namun dengan-cara lazim, teori ini dilaksanakan di ekonomi yg relatif lebih stabil.

Teori pembangunan sudah menjadi instrumen negara industri pertama yg membangun kolaborasi politik & ekonomi dgn negara meningkat .

Negara-negara maju pertama lazimnya negara-negara kolonial selama Perang Dunia II. Paradigma pembangunan yg diperkenalkan oleh negara-negara industri harus dapat meningkatkan kondisi ekonomi negara-negara meningkat .

Akhirnya, negara-negara meningkat mengikuti jejak negara-negara kapitalis & demokratis maju.

Harapan lain dr negara maju yakni bahwa negara berkembang nantinya mampu menjadi sekutu mereka dlm hubungan internasional pasca-perang.

Tujuan ini pastinya mengakibatkan perdebatan, khususnya dr perspektif kritis, yg menyiratkan bahwa sokongan ekonomi untuk pembangunan negara-negara meningkat mengarah pada ketergantungan.

Dengan demikian, teori pembangunan terapan hanyalah epilog untuk bentuk kolonialisme & imperialisme baru.

Beberapa Aktor Intelektual Teori Pembangunan

1. W. Rostow

Tokoh kunci dlm teori pengembangan yakni Rostow. ia sudah memegang posisi penting di beberapa universitas terkenal & di Pemerintah Amerika Serikat.

Rostow mendesain organisasi santunan internasional Amerika, USAID (U.S. Agency for International Development). Pengaruhnya di bidang akademik masih bisa dinikmati hingga saat ini.

Dalam bukunya yg berjudul “The Stages of Economic Growth” (1960), Rostow menjelaskan perkembangan negara dr tradisional ke terbaru dlm lima fase.

Lima fase pembangunan menurut W. Rostow :

  1. Negara yg kondisinya masih tradisional. Fitur utama penduduk tradisional ialah ekonomi subsisten, ikatan keluarga masih berpengaruh, & teknologi pengembangan belum menyentuh mesin.
  2. Negara yg di mana orang siap untuk mengawali. Fitur utama orang yg siap mengawali adalah pengembangan tata cara pertanian & penggunaan teknologi mesin untuk bekerja. Selama fase ini, metode perbankan & investasi diciptakan. Nilai-nilai tradisional masih ada, namun ada bukti pergantian nilai-nilai terbaru.
  3. Negara yg dimana kondisi masyarakat membaik. Fitur utama dr tahap ini, unsur tradisional meresap ke dlm modernisasi. Urbanisasi terjadi di kota-kota besar, pertanian dipasarkan & industrialisasi meningkat dgn cepat. Grafik pertumbuhan ekonomi telah meningkat dr tahun ke tahun.
  4. Negara tempat kondisi masyarakatnya lebih sampaumur. Salah satu fitur utama dr masyarakat yg bergerak menuju kedewasaan adalah pertumbuhan ekonomi yg stabil meskipun fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi telah tiba di pasar internasional, sebagaimana dibuktikan oleh nilai investasi yg dapat bersaing dengan-cara global. Aplikasi teknologi makin meningkat & berkembang seiring ditemukannya teknologi gres. Jatuh tempo diberikan bila produksi ekonomi pada mulanya tak terbatas pada produk industri.
  5. Negara yg negaranya menentang penduduk yg konsumsi. Fitur utama dr perusahaan ini yakni transisi dr bikinan barang ke buatan layanan. Masyarakat telah memenuhi kebutuhan dasarnya & menghabiskan konsumsinya untuk jaminan sosial & kemakmuran. Komposisi pekerjaan didominasi oleh pekerja perkotaan, sektor jasa sangat terspesialisasi & pendapatan per kapita per orang di atas rata-rata. Menurut Rostov, AS ialah negara pertama di dunia yg meraih tahap ini. Teori pengembangan yg dikemukakan oleh Rowtow berlaku di negara-negara meningkat .
  Pemahaman Gerhana Bulan Dan Matahari - Gambar Dan Jenis

2. Seymour Martin Lipset

Dalam bukunya yg berjudul “Political Man : The Social Bases of Politics” (1960), Lipset berpendapat bahwa banyak sekali faktor sosial & organisasi diharapkan untuk mencapai negara yg demokratis.

Beberapa faktor ini yakni: industrialisasi, urbanisasi, pendidikan tinggi & kekayaan tinggi.

Untuk mencapai tahap kematangan demokrasi, Lipset menambahkan pertumbuhan ekonomi & legitimasi sebagai dua faktor utama.

Kita menyaksikan lagi bahwa pertumbuhan ekonomi yaitu prasyarat untuk meraih pembangunan sosial & politik.

Lipset menerangkan dengan-cara lebih rinci bagaimana pembangunan ekonomi mampu mengubah struktur sosial.

Di negara-negara meningkat , struktur sosial sepertinya yakni piramida di mana segelintir elit mengatur secara umum dikuasai orang miskin.

Lipset berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan fokus pada subset lebih banyak didominasi kelas bawah & mengurangi jumlah elit di tengah, sehingga bentuk piramida akan berubah mirip piramida besar, dgn kelas menengah selaku secara umum dikuasai.

Tidak mungkin bahwa negara di mana secara umum dikuasai orangnya yakni kelas menengah yaitu radikal & revolusioner.

Juga tak mungkin bahwa komunitas akan mendukung komunisme. Singkatnya, pembangunan ekonomi akan menghemat kesempatankonflik sosial & memfasilitasi transisi ke sistem politik yg demokratis.

Kritik Teori Pembangunan

Hipotesis para developmentalis sudah menjadikan banyak kritik di beberapa intelektual, tergolong Howard J. Wiarda, melalui bukunya ”Introduction to  Comparative Politics : Concepts and Processes” (1993).

Wiarda sudah menemukan 12 argumentasi kenapa teori pembangunan tak mempunyai peluanguntuk diterapkan dengan-cara universal.

Pertama

Literatur perihal teori pembangunan ditulis utamanya oleh para intelektual Barat yg memiliki sedikit atau tak memiliki pengalaman hidup di negara-negara meningkat non-Barat.

Fakta ini memengaruhi acuan pengembangan referensi Barat yg tak bisa diterangkan oleh orang-orang di negara-negara non-Barat.

Kedua

Perang Vietnam, yg dianggap selaku ” proses “teori Rostov di negara-negara meningkat , telah gagal, & penerapan kapitalisme & demokrasi di Vietnam belum tercapai, pada kenyataannya, lebih banyak prajurit Amerika tewas.

  Puisi kesetiaan - Oleh Rboedi Budiman

Perang Vietnam telah menjadi simbol kegagalan impian perkembangan di Vietnam negara-negara berkembang.

Ketiga

Prediksi bahwa pertumbuhan ekonomi, mobilisasi sosial, & demokrasi akan mengarah pada kehidupan masyarakat yg stabil & makmur.

Samuel P. Huntington dlm “Political Order in Changing Societies” (1968) akan membahas sebaliknya. Pertumbuhan ekonomi & mobilisasi sosial mengarah pada ketidakstabilan dibandingkan dengan stabilitas sosial.

Keempat

Dalam hal pertimbangan Huntington, teori pembangunan mengasumsikan bahwa pertumbuhan ekonomi akan perlahan-lahan menghapuskan nilai-nilai tradisional tatkala minat bergeser ke nilai-nilai terbaru.

Namun, di negara-negara meningkat aspek tradisional tak hilang, & dlm beberapa perkara bahkan telah diperkuat untuk menjadi lembaga seperti kasta. Nilai-nilai tradisional senantiasa tahan terhadap tekanan untuk berganti.

Kelima

Landasan filosofis teori pembangunan didasarkan pada pengalaman Barat. Kebijakan yg muncul sebagai teladan pembangunan mengikuti model Barat, yg membuatnya sulit untuk dipraktekkan dengan-cara keseluruhan.

Keenam

Teori evolusi melihat kondisi negara-negara bodoh pada 1950-an & 1960-an, mirip dgn negara-negara industri pada periode ke-18 & ke-19, & mengabaikan pergeseran teknologi yg sangat cepat pada kala ke-20. sehingga denah pembangunan mesti menyesuaikan diri.

Ketujuh

Fase pengembangan yg dianjurkan oleh Rostov tak dapat diterapkan di negara meningkat .

Perkembangan yg lambat dr negara-negara industri di abad terakhir tak lagi berhubungan dgn negara-negara meningkat di kala ini.

Orang-orang saat ini menginginkan keberhasilan ekonomi, sosial & politik yg lebih singkat alasannya teknologi berkembang pesat.

Kedelapan

Pendukung teori pembangunan beropini bahwa duit yg disuntikkan untuk pembangunan di Dunia Ketiga akan mendorong ekonomi & dgn demikian menjinjing perubahan sosial & politik. Harapan ini tak kongkret & penuh dgn barang imitasi.

Dalam beberapa kasus, suntikan uang tunai telah menimbulkan pertentangan & kekerasan selaku akibat dr perubahan sosial & politik.

Kesembilan

Metodologi pengembangan berisi duduk perkara. Misalnya, variabel struktural fungsional dlm planning pembangunan yg dianggap berlaku di berbagai negara dgn budaya yg berlainan yakni hipotesis arbitrer.

Kesepuluh

Teori evolusi dianggap tak mengandung perspektif yg berbeda. Memprioritaskan pertumbuhan ekonomi dengan-cara otomatis menolak pertimbangan lain yg tak memprioritaskan pertumbuhan ekonomi untuk pembangunan.

Kesebelas

Negara-negara berkembang dengan-cara efektif menghancurkan struktur tradisional yg dengan-cara historis menjadi fondasi negara tersebut.

Diyakini bahwa kebijakan pembangunan lebih berbahaya bagi negara-negara meningkat ketimbang perkembangan.

Kedua Belas

Beberapa kritikus bahkan beropini bahwa teori pembangunan yakni absurditas yg sederhana.

Teori pembangunan yakni strategi Amerika Serikat untuk menjaga posisinya selaku negara adikuasa dlm politik internasional.

Dengan menyumbangkan dana, Amerika Serikat mengontrol & mengontrol perkembangan negara-negara Dunia Ketiga.

Kritik terakhir ini diterangkan dengan-cara rinci dlm teori ketergantungan yg diperkenalkan oleh para intelektual Amerika Latin.

Baca Juga :