Burung Garuda banyak muncul di berbagai kisah terutama di Jawa dan Bali. Garuda melambangkan wawasan, kebajikan, keberanian, kekuatan, kesetiaan, dan disiplin. Garuda juga mempunyai sifat Wishnu(salah satu dewa dalam hindu) sebagai pemelihara dan juga penjaga tatanan alam semesta. Oleh alasannya adalah garuda melambangkan sesuatu yang bagus inilah burung garuda dijadikan simbol nasional Indonesia.
Setelah sayembara tersebut diadakan, terpilih dua tawaran ialah dari M.Yamin dan Sultan Hamid II.
Kemudian Usulan Sultan Hamid II yang diterima oleh pemerintah dan DPR. Usulan dari M.Yamin ditolak karena mengandung komponen sinar matahari yang masih terpengaruh dari Jepang.
Usulan Sultan Hamid II diterima sebab sesuai dengan apa yang dikehendaki Presiden Soekarno bahwa lambang negara merefleksikan persepsi hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, adalah Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara.
Setelah desain terpilih, komunikasi intensif antara Sultan Hamid II, Bung Hatta, dan Ir.Soekarno terus dikerjakan untuk penyempurnaan. Mereka setuju untuk mengubah pita yang dicengkeram, semula berwarna merah putih menjadi putih penuh dengan semboyan bhineka tunggal ika.
Tanggal 8 Februari 1950 tawaran tersebut diajukan terhadap Presiden Soekarno. Usulan tersebut menerima masukan dari Partai Masyumi agar dipertimbangkan kembali keberatan terhadap penggunaan simbol insan yang dianggap sangat bersifat mitologis.
Setelah dikerjakan pergantian, Sultan Hamid II kembali mengajukan ajuan yang gres menurut berbagai masukan. Usulan yang baru ini sudah berwujud burung elang garuda pancasila. Usulan tersebut diserahkan Presiden Soekarno kepada Kabinet RIS lewat PM Moh.Hatta. Pada sidang kabinet tanggal 11 Februari 1950 lambang negara ini didirikan. Garuda model ini belum mempunyai jambul mirip kini.
Presiden Soekarno memperbaiki beberapa hal mirip menambahkan jambul supaya tidak terlalu mirim dengan bald eagel USA, mengganti cengkraman pada pita dari menghadap ke belakang menjadi menghadap depan. Terakhir, Sultan Hamid II menciptakan skala ukuran dan tata warna.
Baca juga pengertian pancasila> Pengertian Pancasila