Peta Mesir Modern, Natios Online Project. |
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya panjatkan puja dan syukur atas kehadirat-Nya, yang sudah melimpahkan rahmat, hidayat, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Sejarah Umat Islam Masa Modern Mesir.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Umat Islam Masa Modern. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, aku menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka aku menerima segala anjuran dan kritik dari pembaca demi perbaikan penulisan makalah kedepannya.
Akhir kata aku ucapkan terima kasih dan saya berharap semoga makalah ini dapat menunjukkan faedah bagi pembaca.
Yogyakarta, 26 Februari 2019
Penyusun
A. PETA MESIR
B. KEADAAN GEOGRAFIS MESIR
Negara dengan ibukota Kairo ini dibagi menjadi lima daerah utama, ialah Lembah Nil, Delta Nil, Gurun Barat, Gurun Timur dan Semenanjung Sinai. Letak astronomi Mesir adalah pada 22oLU – 31oLU dan 25oBT – 36oBT. Secara geografis Mesir terletak di tepi Laut Merah dan Laut Mediterania. Luas daerah sebesar 997.739 km2 dengan batasan daerahnya selaku berikut:
a) Sebelah utara memiliki batas dengan Laut Tengah.
b) Sebelah selatan memiliki batas dengan Sudan.
c) Sebelah timur berbatasan dengan Laut Merah.
d) Sebelah barat berbatasan dengan Libya.
C. BENTUK PEMERINTAHAN MESIR
Mesir atau Republik Arab Mesir adalah negara sosial demokrasi berupa Republik. Kepala Negara Mesir adalah Presiden. Kepala Pemerintahannya Perdana Mentri. Presiden mengangkat wakil presiden, perdana mentri beserta mentri-mentrinya. Kekuasaan tertinggi berada di tangan Presiden. Presiden Mesir ketika ini adalah Abd Fattah as-Sisi. Masa jabatan presiden di Mesir ditentukan selama enam tahun dan mampu diseleksi kembali untuk kurun jabatan berikutnya.
Mesir menjadi negara Republik sejak 1953. Pada kurun sebelumnya, Mesir ialah negara kerajaan yang diperintah oleh Raja Farouk. Mesir, Suriah, dan Irak pada tahun 1958 bergabung dengan nama Republik Persatuan Arab (RPA). Persekutuan negara-negara tersebut kesudahannya bubar dan masing-masing berdiri sendiri. Pada tahun 1972, Mesir mengubah nama menjadi Republik Arab Mesir.
D. PRESIDEN MESIR DARI TAHUN 1953-SEKARANG
1. Muhammad Naguib (1953-1954)
Muhammad Naguib tampil pertama sebagai presiden Mesir. Ia menjabat selaku presiden sesudah mendeklarasikan kemerdekaan Republik Mesir pada 18 Juni 1953 – 14 November 1954. Namun dia cuma menjabat sebagai presiden selama satu tahun.
2. Gamal Abdul Nasser (1956-1970)
Gamal Abdul Nasser merupakan presiden kedua, dan beliau merupakan salah seorang negarawan Arab yang paling ternama dalam sejarah. Beliau menjabat selaku presiden selama empat tahun.
3. Anwar Sadat (1970-1981)
Anwar Sadat atau Muhammad Anwar Al Sadat yakni seorang prajurit dan politikus Mesir. Ia menjabat selaku presiden ketiga Mesir pada abad 15 Oktober 1970 sampai terbunuhnya pada 6 Oktober 1981.
4. Sufi Abu Taleb (6 – 14 Oktober 1981)
Sufi Abu Taleb adalah seorang politikus Mesir. Ia menjabat sebagai Juru Bicara Majelis Rakyat Mesir dari 1978 sampai 1983, dan dikala pembunuhan Anwar El Sadat pada 6 Oktober 1981, beliau menjabat selaku pejabat sementara presiden selama delapan hari sebelum Hosni Mubarok menjabat sebagai presiden Mesir yang baru.
5. Hosni Mubarak (1981-2011)
Beliau yakni presiden kelima Mesir yang menjabat selama 32 tahun. Sebelumnya ia yakni wakil presiden dari Presiden Anwar Sadat. Ketika dia menggantikan posisi Anwar Sadat, tidak banyak yang mengira bahwa ia mampu bertahan selama lebih dari tiga dasawarsa.
6 Mohamed Hussein Tantawi (2011-2012)
Beliau ialah ketua Dewan Tertinggi Angkatan Besenjata yang berkuasa setelah pengunduran diri Mubarak. Beliau menjabat selaku kepala negara sementara selam satu tahun.
7. Mohamed Morsi (2012-2013)
Beliau menjabat sebagai presiden Mesir pada tahun 2012. Ia cuma menjabat selaku presiden selama satu tahun. Karena pada tahun 2013, demontrasi rakyat Mesir terjadi yang menuntut mundurnya presiden Morsi dari jabatannya. Presiden Morsi dituntut untuk turun dari jabatannya karena dimengerti selama periode jabatannya perekonomian Mesir memburuk juga sebab adanya pelanggaran-pelanggaran pelanggaran demokrasi dan HAM.
8. Adly Mansour (2013-2014)
Adly Mansour yaitu seorang Hakim Mesir yang pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi Agung Mesir dan presiden Mesir. Dia ditunjuk sebagai presiden menyusul perebutan kekuasaan Militer di Mesir yang menggulingkan presiden sebelumnya yang terpilih secara demokratis, adalah Muhamed Morsi.
9. Abd Fattah as-Sisi (2014-kini)
Beliau mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2014. Sebelumnya beliau ialah seorang komandan militer Mesir yang ialah Panglima Angkatan Bersenjata Mesir, serta Menteri Pertahanan, dari 12 Agustus 2012 hingga dengan 26 Maret 2014.
E. Masuknya Islam ke Mesir dan Perkembangan Islam di Mesir
Islam pertama masuk ke Mesir diawali dengan perluasan di beberapa daerah mirip Syria, Irak , Mesir, Persia, Palestina dan lain-lain yang dilakukan oleh Umar bin Khattab (13 – 23 H / 634 – 644 M), dibawah pimpinan militer ‘Amru bin al-As. Sebelum kedatangan Islam, mesir sudah dikuasai oleh Byzantium. Panglima perang dikala itu yang dipegang oleh ‘Amru bin al-As telah usang berencana melakukan penaklukkan Mesir, namun karena beberapa usulanniatan itu belum terlaksanakan. Jamal ‘Abd al-Hadi mengemukakan beberapa alasan yang “mendesak” umat Islam pada abad Khalifah Umar bin Khattab untuk melaksanakan perluasan ke Mesir, diantaranya ialah semangat penyebaran Islam dan penegakkan Islam selaku hukum hidup di bumi Tuhan, motivasi Nabi Saw. untuk menaklukkan Mesir, serta adanya musyawarah yang dikerjakan khalifah bersama para tentaranya (mu’tamar ‘askari) dalam rangka memperluas daerah ekspansi Islam. Setelah mendapatkan persetujuan dari Amir Al-Mukminin, ‘Amru bin al-As melaksanakan ekspedisi ke Mesir dengan tunjangan 4000 prajurit. Pada ekspedisi ini, banyak kota yang sukses ditaklukkan, salah satunya ialah kota Babylon yang ditundukkan pada tahun 20 H.
Perkembangan Islam di Mesir terbagi menjadi beberapa kurun / kurun:
1. Era Pra-Modern
Pada fase ini bermacam-macam empire Islam pernah berkuasa seperti Abbasiyah, Thuluniyah, Ikhsyidiyah, Fatimiyah, Ayyubiyah dan yang terakhir adalah Usmaniyah.
Salah satu empire yang pernah berkuasa di Mesir yaitu Fatimiyah yang diresmikan oleh ‘Abd al-Lāh al-Mahdi bi al-Lāh. Pada era empire Fatimiyah inilah kota Kairo diresmikan pada tanggal 17 Sya’ban 358 H/969 M oleh panglima perang, Jawhar al-Siqli. Jawhar juga kemudian mendirikan masjid al-Azhar pada tanggal 17 Ramadhan 359 H (970 M). Sebuah masjid yang pada selesai berubah fungsi menjadi Universitas al-Azhar. Kota Mesir di kurun empire Fatimiyyah sudah mulai menawarkan kemajuannya pada kala al-Mu’īz dan puncaknya berada pada kala pemerintahan anaknya, al-‘Azīz. Al-Mu’īz melaksanakan tiga kebijakan besar ketika itu, ialah melakukan pembaharuan dalam bidang administrasi, kemajuan ekonomi dan toleransi beragama dan mazhab.
2. Era Modern
Era ini ditandai dengan ekspedisi yang dilaksanakan oleh pasukan Perancis di bawah komando Napoleon Bonaparte terhadap Mesir, dengan tujuan ingin menumpas sisa-sisa empire Mamluk yang masih ada di Mesir. Upaya Napoleon untuk dapat menguasai Mesir bukan hanya dilaksanakan dengan antisipasi seni manajemen peperangan saja, namun dengan mengantarkan alat-alat teknologi, yang pada karenanya memberi kesadaranan bagi umat Islam (baca: orang Turki) untuk mengetahui kekurangan mereka sehabis dikuasai Perancis. Salah seorang Turki yang dimaksud yaitu Muhammad Ali Pasya.
3. Era Pasca-Modern (Kontemporer)
Perkembangan Islam di Mesir khususnya dalam bidang aliran keagamaan di masa kontemporer, juga menjadi hal yang mempesona untuk ditelusuri. Karena pada kala ini bermunculan pemikir-pemikir keagamaan yang juga berasal dari al-Azhar, namun dalam situasi dan kondisi yang tentunya sungguh jauh berlawanan dengan masyarakat Mesir di Era Modern sebelumnya. Walaupun demikian di sini hanya ada dua pemikir – berdasarkan penulis sungguh refresentatif – untuk mewakili corak anutan Islam modern di kala ini.
Salah satu tokoh yang pernah “mengukir” perdebatan pedoman kewahyuan di Mesir (sekitar tahun 1986) ialah Muhammad al-Ghazāli yang merupakan alumni universitas al-Azhar dari Fakultas Ushluddin pada bab Dakwah. Muhammad al-Ghazāli yakni seorang tenaga pengajar di aneka macam perguruan tinggi tinggi, seperti di Qatar dan Pakistan. Dia juga aktif menulis beberapa buku, salah satu buku yang mengandung kontroversi yaitu al-Sunnah al-Nabawiyah: Baina Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadīs. Buku ini berisikan beberapa kritikannya terhadap hadis Nabi Saw. Salah satu pemikirannya di bidang hadis adalah menolak hadis yang dinilainya bertentangan dengan ayat-ayat Alquran. Pendapatnya ini menyebabkan persepsi sebagian orang bahwa Muhammad al-Ghazali mengingkari hadis. Contoh yang dikemukakannya dalam buku tersebut adalah peristiwa ‘Aisyah ra. (isteri Nabi saw.) yang menolak hadis yang disampaikan Abū Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda sesungguhnya orang mati
F. Konflik-Konflik Yang Terjadi di Mesir
Banyak konflik yang terjadi di negara Mesir, salah satunya yakni usaha memperjuangkan keleluasaan dan kemerdekaan bangsa Mesir untuk mengeluarkan pendapatnya dan mengontrol negaranya dengan mampu berdiri diatas kaki sendiri. Menghapuskan kediktatoran dan ketidakadilan. Dari masalah tersebut memunculkan problem yang mengikut kepada duduk perkara pokok, ada beberapa persoalan tersebut. Pertama, keharusan kembalinya Mursi ke dingklik presiden karena dengan begitulah proses demokrasi mampu terus berlanjut. Kedua, as-Sisi dan kelompoknya hanyalah lawan-lawan Islam, jadi walaupun sama-sama Muslim tetapi satu pihak beliau adalah kaki tangan musuh Islam, bermaksud menghancurkan Islam. Ketiga dan lain-yang lain sampai duduk perkara Syekh Azhar.
Baca Juga: Peradaban Mesir Kuno