MICHEl FOUCAULT TENTANG KEKUASAAN
Kekuasaan tentu saja tidak bisa dilepaskan dengan semua kegiatan atau aktifitas sosial, kekuasaan akan senantiasa ada sepanjang interaksi itu terbentuk, secara umum berbicara wacana kekuasaan oleh persepsi awam akan merujuk pada sebuah konteks politik baik itu dalam lingkup kecil misalnya organisasi atau perusahaan dan sejenisnya sampai lingkup ketatanegaraan. Akantetapi Micheal Foucault sudah berbicara lebih rinci terkait kekuasaan dari sudut pandang pemikirannya.
Foucault sendiri merupakan seorang filsuf, psikologis, sejarawan dan sosolog. Akantetapi beliau lebih menyadari posisisnya sebagai seorang sejarawan dan psikolog ketimbang seorang sosiolog, bahakan castro dalam dussel (2010) mengatakan bahwa karya Foucault yang berjudul Surviller et punir yang berbicara perihal masyarakat namun masih berkutan pada inspirasi atau cita-cita. Akantetapi Foucault tidak menyadari bahwa beliau telah meninggalkan pandangan baru-ide yang bersifat sosiologis wacana masyarakat.
Lahir pada 15 Oktober 1926 di Poiters,prancis. Foucault yaitu anak dari orangtua yang berprofesi selaku dokter bedah, akantetapi rupanya hal tersebut tidak menbuat dia mengikuti karir yang di geluti oleh orangtuanya, berawal dari kelebihannya dalam pelajaran sejarah dan bahasa yunani, alhasil Foucault menetapkan untuk melanjutkan studi di Ecole Normale Superieure (ENS), dia mendapatkan lisensi filsafat pada tahun 1948. Kemudian menerima liesensi di bidang psikologi pada tahun 1950, ia bekerja selaku pengajar di kawasan tersebut dan sempat bergabung dalam acara partai komunis seusainya perangdunia 2.
Pemikiran Foucault sedikit banyaknya sudah dipengaruhi oleh filsafat Nitche. Termasuk dalam ranah tentang kekuasaan, jikalau nitche mempunyai argumen fenomenal perihal akhir hayat dewa, maka Foucault sudah membahas perihal maut insan dalam atian yang lebis spesifik bahwa berdasarkan Foucault insan sudah mati dan digantikan oleh kekuasaan yang yang membelenggu mereka.
Bagi Foucault kekuasaan akan selalu ada selama itu ada sebuat korelasi dan interaksi, akan selalu ada pihak yang mendominasi bahkan dalam satuan terkecil interaksi termasuk dalam organ badan kita, kekuasaan berdasarkan Foucoult bukan milik sebagian kelompok misalnya saja seperti apa yang dibilang Marx kekuasaan dimiliki oleh kaum kapitalis, berlainan dengan hal tersebut Foucault menyampaikan bahwa siapa pun berpeluang mempunyai kekuasaan dan untuk melanggenggkan atau menerima kekuasaan yang di perlukan yakni sebuat seni manajemen, bukan lewat jalur kekerasan. Karna kekuasaan itu ada di setiap tempat dan menanti untuk di tempati.
Menurut Foucault kekuasaan bahkan tersebar dimana-mana dan ada dimana saja selagi terdapat sebuah interaksi dan kekerabatan, salahsatu yang menarik dari bahasannya perihal kekuasaan Foucaul yang berlatar belakang seorang homoseksual memaknai kekuasaan itu sendiri salahsatunya terkait dengan seksualitas. Karya –karya Foucault diantaranya yaitu Madness and Civilization, The Birth of the Clinic, Death and The Labyrinth, The Order of Things, The Archaeology of Knowledge, Discipline and Punish, dan The History of Sexuality
***
Sedikit pemahaman saya wacana foucault menciptakan aku terpesona untuk lebih menyelami dunia-nya khususnya wacana Bagaimana pedoman Foucoult terkait dengan kekuasaan ?
Seperti apa yang sudah di singgung dalam goresan pena saya diatas bahwa secara biasa pembahasan terkait kekuasaan bisanya sungguh erat dikaitkan dengan masalah ketata negaraan dan organisasi yang besar, sebagian teoritis kritis penganut Marxian bahkan menilai bahwa kekuasaan cuma mampu dimiliki oleh kaum pemilik modal yang akan mengekploitasi dan menindas kaum yang dikuasai. Akantetapi Foucault memiliki persepsi yang berbeda tentang kekuasaan, baginya kekuasaan yakni sesuatu yang tersebar dan terdapat dimanapun. Akantetapi jika kita amati, secara umum dikuasai goresan pena Foucaul ihwal kekuasaan banyak mengandung intisari dari anutan-pedoman orang lain, salahsatunya adalah tinjauan filosofis nietczeh. Dalam berbicara perihal kekuasaan Foucault tidak mematok suatu kelompok yang mampu berkuasa maupun memdefinisikan kekuasaan sebagi sesuatu yang kaku dan dapat dimiliki secara permanen.sedangkan bagi para religius lazimnya kekuasan dikaitkan dengan sesuatu yang bekerjasama dengan yang kuasa, selaku alat untuk mengabdi pada negara dan menegakan kebenaran di dalam negara tersebut.
Lebih jauh menurut Foucault Kuasa itu ada di mana-mana dan muncul dari relasi-korelasi antara pelbagai kekuatan, terjadi secara mutlak dan tidak tergantung dari kesadaran insan. Kekuasaan hanyalah sebuah strategi. Strategi ini berlangsung di mana-mana dan di sana terdapat tata cara, aturan, susunan dan regulasi. Kekuasaan ini tidak tiba dari luar, melainkan kekuasaan memilih susunan, hukum dan kekerabatan-hubungan dari dalam dan memungkinkan seluruhnya terjadi. Bagi Foucault kekuasaan dan wawasan kadang-kadang menjadi hal yang tidak mampu di pisahkan, kekuasaan yakni salahsatu tentang bagi pngetahuan dan pengetahuan yakni alat untuk membuat suatu kekuasaan,
Secara lebih gamblang untuk menerangkan pemikirannya ihwal kekuasaan dan pengetahuan, Foucault membicarakan hal tersebut dlam wacana seksualitas dan kekuasaan menunjukkan bagaimana kekuasaan dan pengetahuan saling berhubungan satu sama lain, adalah problem seksualitas. Penelusuran historis Foucault, menawarkan bahwa baik seks dan kekuasaan, keduanya mempunyai relasi yang dialektis-asimetris. Keterkaitan yang saling mengandaikan antara keduanya sudah menciptakan wacana perihal seks secara berlainan dalam tiga abad sejarah. Pada masyarakat Greco-Roman seks dimaknai selaku ars erotica, sebab kontrol kekuasaan yang beroperasi pada saat itu tidak terfokus pada satu kekuatan tertentu, melainkan pada masing-masing orang. Setiap orang diberi keleluasaan untuk memaknai kehidupan seksnya dengan tetap berpegang teguh pada prinsip kewaspadaan.
Kemudian dikala agama-agama kususnya greja mulai mendominasi, tentang seksual kemudian menjadi sesuatu yang tabu dan privat dibicarakan dimata biasa , tubuh dianggap sebagai sesuatu yang fana dan dapat menjerumuskan manusia pada keninasaan, pada era berikutnya perihal seksualitas yang menjadi tabu lalu di dukung oleh peranan media sebagai sesuatu yang trkait akrab dengan segi erotis dan kenikmatan, menimbulkan permasalahan seksualitas itu sendiri mampu di komodivikasikan oleh kaum kapitalisme yang di dukung dengan tugas media.
Selanjutnya menurut Foucault, kekuasaan sangat akrab keterkaitannya dengan proses pendisiplinan, salahsatu misalnya yaitu kekuasaan negara untuk mendisiplinkan warga masyarakatnya, pelaksanaan disiplin itu sendiri sungguh dekat kaitannya dengan pengorganisiran kepatuhan terhadap satu unsur, sehingga dalam penjelasannya Foucoult menganalogikan hal ini dengan tataletak penjara yang melingkar dengan menara pengawas berada di tengah dengan lampu yang selalu berputar, hal tersebut membuat tahanan akan senantiasa merasa di awasi oleh sipir penjara.
***penutup***
Menurut foucault kekuasaan yakni hal yang tersebar dimana saja, tidak cuma dimiliki oleh sebagian kelompok dan tidak pula dimiliki secara permanen, secara lebih jelas kekuassn itu sendiri akan selalu timbul selagi terdapat suatu interaksi, faucoult menyertakan bahwa untuk mendapatkan suatu kekuassaan kita tidak perlu melaksanakan langkah-langkah kekerasan atau kekejaman lainnya yang di butuhkan hanyalah sebuah seni manajemen, karena kekuasaan itu akan senantiasa ada dan menunggu untuk di kenadlikan.
Foucault bahkan menyampaikan bahwa kekuasaan mampu terkait dengan banyak hal salahsatunya yakni pengetahuan dan seksualitas, Foucault bahkan melalui analisis historisnya mendapatkan bahwa dimensi seksualitas tidak lepas dari tugas kekuasaan dimana pihak yang berkuasa mampu menentukan arah suatu pandangan penduduk yang dikuasai tergolong pengetahuan dan sexsualitas,
Akantetapi seperti teoritis posmodern lainnya foucault tidak terlepas dari kritikan, diantaranya adalah dia terlalu menihilkan sebuah kebenaran mutlak, melainkan cuma terdapat sebuah kebenaran relatif, olehkarenanya dia lebih terpesona dengan hal-hal yang bersifat local daripada universal.
DAFTAR PUSTAKA
Martono, Nanang. 2014.SOSIOLOGI PENDIDIKAN MICHELFOUCAULT. Jakarta:Rajawali Pers.
Foucault, M. Seks dan Kekuasaan. Terj. S. H. Rahayu. Jakarta: Gramedia, 2000.
Zainudin, A. Rahman. Kekuasaan dan Negara: Pemikiran Politik Ibnu Kaldun. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Bertens, K., Filsafat Barat Kontemporer Prancis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Neno.yudel. Konsep kekuasaan menurut Michel Foucault. Diunggah di kompasian 2015, diakses dari http://www.kompasiana.com/frenofile.com/desain-kekuasaan-berdasarkan-michel-foucault_556085a67193731e0d8b456a pada 5 januari 2017.
Ritzer, George, Teori Sosial Postmodern, Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2003.