Patung sphinx yang terletak di bersahabat Jembatan Blagoveshchensky ini berparas Firaun Amenhotep III, Raja Mesir yang sudah wafat semenjak 3.500 tahun yang lalu. Sphinx inilah yang disebut Sphinx Saint Petersburg. Mereka ialah sphinx tertua di Piter, sekaligus sphinx sederhana yang paling artistik di kota tersebut.
Pada zaman dahulu, patung-patung sphinx ini menjaga makam Raja Amenhotep III yang terletak di Thebes. Namun, mereka perlahan tenggelam di pasir. Patung ini baru ditemukan kembali sesudah arkeolog Yunani Atanasis melaksanakan penggalian pada awal kurun ke-19.
Setelah ditemukan, Inggris memutuskan untuk memindahkan patung sphinx ini ke Alexandria. Egyptolog Prancis Champollion hendak berbelanja patung tersebut, namun penawarannya dikalahkan oleh Andrei Nikolaevich Muravev dari Rusia. Muravev merupakan perwira sekaligus diplomat Rusia yang menulis buku spiritual “Pemuda Religius” perihal orang-orang yang berziarah ke kawasan-daerah suci. Sphinx tersebut lalu ditempatkan di sel khusus dan dipindahkan dari Alexandria ke Saint Petersburg.
Banyak legenda dan kisah mistis yang tersebar di masyarakat perihal patung singa berkepala manusia ini. Ada mitos, menatap sphinx mampu menyebabkan seseorang menjadi asing. Pada 1938, organisasi perjaka komunis Komsomol dari Lengorstroytrest mendorong anggota tim mereka ke tanggul dan menghujani mereka dengan tembakan seraya mengutuk Stalin. Komisariat Rakyat untuk Urusan Dalam Negeri NKVD lalu menjelaskan kegemparan tersebut ialah imbas dari sphinx.
Sejak dahulu sphinx juga dikaitkan dengan Sungai Nil. Sphinx yang ada di Saint Petersburg dipercaya dapat melembutkan huruf Sungai Neva. Orang yang karam di sungai tersebut umumnya muncul di sebelah sphinx. Namun di luar dongeng menyeramkan itu, tepi sungai Neva merupakan kawasan yang tenang dan menyenangkan di segala cuaca dan waktu.
Anda dapat mendapatkan sphinx ini dengan mudah dikala turun di stasiun metro Vasileostrovskaya. Ketika Anda berdiri menghadap Sungai Neva, gedung Akademi Kesenian terletak sempurna di belakang Anda, disertai taman Rumyantsev. Tak jauh dari sana, berjejer barisan istana dan museum sampai Strelka. Di sisi kanan belakang jembatan Blagoveshchensky tampakpatung Krusenstern, kapal-kapal, serta sungai yang mengarah ke teluk Finlandia.
Sphinx di Jembatan Mesir di Atas Sungai Fontanka
Jembatan Mesir pernah runtuh pada musim cuek 1905. Sejarah mencatat jembatan ini runtuh akibat resonansi yang muncul sesudah dilewati oleh pasukan tentara. Namun, argumentasi tersebut agak dipertanyakan karena resimen yang terdiri dari kavaleri dan kuda tidak berjalan dengan irama yang serupa. Jembatan lalu direkonstruksi, tetapi beliau harus kehilangan dekorasi mewahnya yang dulu. Tidak ada lagi gapura-gapura tinggi dengan tiang dan seekor elang di tengahnya, tidak ada pula pernak-pernik bergaya unik atau hieroglif. Dekorasi yang tersisa cuma berupa empat sphinx besi bermahkota emas yang diciptakan oleh pematung Pavel Sokolov.
Patung-patung sphinx ini tidak bergaya Mesir, melainkan tipe Yunani klasik, dengan rupa yang feminin dan kongkret. Tubuh binatang yang besar kontras dengan ciri khas paras tanpa verbal. Sebelum jembatan runtuh, lampu-lampu dipasang pada mahkota-mahkota para sphinx. Kini para sphinx dengan hening menjaga jembatan sederhana dengan obelisk dekoratif di tepiannya.
Di tanggul jembatan Malaya Neva Kamennoostrovsky, dekat stasiun metro Chernaya Rechka juga terdapat sphinx yang serupa.
Singa-singa betina di Fontanka ini tampaksangat eksotis. Mereka diletakan di tepi distrik bersejarah Kolomna dekat Kanal Obvodny, yang secara sedikit demi sedikit bermetamorfosis zona industri suram.
Cara paling mudah memperoleh sphinx ini yakni berlangsung ke Sennaya Square, keluar dari stasiun metro Sadovaya di Moskovsky Prospekt, menyeberang jalan di sebelah kiri hingga Fontanka, lalu menelusuri sepanjang sungai lewat tiga jembatan. Dari Jembatan Mesir, Anda juga dapat dengan mudah memperoleh kanisah/sinagoga Moor di Lermontovsky Prospekt, dan di segi lain Anda dapat menyaksikan Katedral Holy Trinity yang indah dengan kubah-kubah birunya.
Shi-Tsza di Tanggul Petrovsky
Pada tahun 1907 sphinx-sphinx Tiongkok dipasang di jalan yang melandai ke air. Anda dapat mendapatkan harta karun Tiongkok ini tak jauh dari tanggul Petrovsky. Tempat ini memberikan panorama Summer Garden dan garis tanggul di tepi seberang Neva yang paling anggun.
Di Tiongkok, patung ini disebut shi-tsza, yang memiliki arti singa. Tapi patung tersebut tidak mirip singa, lebih terlihat seperti chimera berparas asing, memberikan eksotisme dan keunggulan artistik yang dapat disandingkan dengan peninggalan Mesir antik. Shi-tsza tersebut juga ditugaskan selaku penjaga tepi sungai.
Saint Petersburg, Kota Sejuta Pesona
Fungsi shi-tsza sama seperti sphinx klasik. Mereka dipakai untuk menjaga istana dan makam kerajaan, serta mewakili kebesaran Tuhan. Jika diamati dengan seksama, wajah shi-tsza, ibarat anjing Peking Tiongkok. Ini bukan kebetulan, karena anjing-anjing Peking dibawa khusus ke kaki kaisar untuk duduk seperti singa kecil.
Gubernur Jenderal Priyamursky Grodekov menerima hadiah shi-tsza dari seorang Tionghoa di Jilin. Ia lalu menawarkan singa-singa Manchuria ini untuk Saint Petersburg.
Artikel : Kisah Sphinx di Saint Petersburg
Follow :Follow
Sumber : indonesia.rbth.com