close

Hubungan Psikologi Dengan Ilmu-Ilmu Lain

Telah di jelaskan bahwa obyek material dari psikologi ialah manusia. Kecuali menjadi obyek psikologi, manusia juga menjadi obyek ilmu-ilmu lainnya. Berikut ini akan di uaraikan dengan singkat bagaimana relasi antara psikologi dan ilmu-ilmu lainnya, khususnya dengan antropologi, sosiologi dan fisiologi. 


Psikologi dan Antropologi
Secara etimologis, antropologi berarti ilmu perihal insan, antropos memiliki arti insan dan logos mempunyai arti ilmu. Antropologi selaku ilmu yang masih muda (timbul antara perang dunia I dan II) mempunyai perhatian kepada semua cabang wawasan yang bekerjasama dengan manusia, ialah insan selaku gejala biologis dan manusia sebagai makhluk sosial dan budaya. 
Antropologi dapat dibagi menjadi dua bab : antropologi fisik dan antropologi kebudayaan. Antropologi fisik, bekerjasama dengan ciri-ciri fisik dari banyak sekali manusia di dunia (mempelajari beragam ras, warna kulit, bentuk dan warna rambut, besar dan berat otak, ciri-ciri fisik lainnya, dan juga sifat-sifat intelektual dan emosional dari sebuah kelompok manusia). Antropologi kebudayaan bekerjasama dengan aneka macam kebudayaan, kepribadian yang tipikal yang terdapat dalam tiap kebudayaan, efek-imbas kebudayaan kepada kepribadian seseorang dan masyarakat. Seorang hebat antropologi memusatkan perhatiannya kepada banyak sekali ciri dari suatu kebudayaan tertentu, membandingkannya dengan kebudayaan lainnya. Apa yang diselidiki oleh antropologi, bergotong-royong juga banyak yang ialah obyek-obyek dari psikologi. Psikologi memeriksa tingkah laku insan sebagai individu. Untuk mengenali suatu individu mustahil kita dapat melepaskan diri dari usaha mengetahui bagaimana kebudayaan penduduk tempat individu itu hidup dan dibesaarkan. Sebaliknya, untuk mengenali suatu kebudayaan tertentu kadang kala diharapkan untuk mengetahui/mengenali bagaimana orang-orang/individu-individu dalam penduduk itu mengalami dan merasakannya. Jadi psikologi dan antropologi keduanya menyangkut daerah dan dilema-persoalan tertentu yang serentak, keduanya saling isi mengisi (suplementer). Perbedaan yang prinsipil hanyalah terletak pada apa yang menjadi tekanannya. Psikologi menekankan pada individu, sedangkan antropologi menekankan pada kalangan.
Psikologi dan Sosiologi
Sosiologi  adalah juga sebuah ilmu yang secara langsung bekerjasama dengan tingkah laku manusia. Seperti halnya dengan Antropologi beliau bekerjasama dengan persoalan amnusia dalam kelompok; problem kekerabatan sosial manusia. Hanya lazimnya sosiologi itu menyangkut kekerabatan kalangan manusia yang lebih kecil, sedangkan Antropologi tentang kalangan manusia yang luas/besar. Para jago sosiologi utamanya memusatkan perhatiannya kepada tingkah laris golongan. ia mempelajari imbas-efek golongan terhadap individu-individu yang termasuk ke dalam golongan itu. Masalah-duduk perkara sosial yang diselidiki oleh sosiologi antara lain problem-persoalan kejahatan, kenakalan/kejahatan anak-anak, penceraian/talah, pertumbuhan dan pergantian sifat-sifat keluarga (family) dan sebagainya.  Juga mengenai efek tekanan-tekanan sosial terhadap kepribadian, dan cara tekanan sosial itu menghipnotis individu.
Melihat kepada apa yang menjadi obyek sosiologi seperti tersebut diatas, tampak oleh kita bahwa ilmu (psikologi dan sosiologi) ini pun mempunyai banyak persamaan. Perbedaannya : Psikologi menekankan pada person individu, mengapa individu bertingkah laris seperti yang dia lakukan, sedangkan sosiologi menekankan pada sifat-sifat dan tingkah laku golongan. Yang dipelajari pada sosiologi utamanya kekerabatan sosial insan.
Psikologi dan Fisiologi
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi berbagai organ yang ada dala tubuh manusia (mirip: fungsi perut dan hati, limpa dan empedu) dan aneka macam tata cara peredaran (seperti: peredaran makan, peredaran darah, pengeluaran sisa-sisa pembakaran dan sebagainya). Juga mempelajari bagaimana organ-organ dan sistem-sistem peredaran itu berinteraksi satu sama lain. Apa yang diselidiki/dipelajari pada psikologi ialah perihal person individu itu sendiri. individu selaku kesatuan antara jasmani dan rohani. jadi meskipun psikologi memeriksa fungsi-fungsi jasmana, senantiasa dalam hubungan dengan fungsi-fungsi/acara rohani individu.
Kesimpulannya yakni bahwa perbedaan antara ilmu-ilmu yang berhubungan seperti diuraikan diatas, bukanlah perbedaan yang sangat tegas melainkan hanyalah perbedaan dalam tekanan masing-masing. Adalah mustahil untuk menarik garis yang tegas yang membedakan antropologi dari sosiologi, atau untuk memisahkan dengan tajam sosiologi dann psikologi, atau psikologi dari fisiologi. ketiganya saling berafiliasi, bantu membantu dan saling isi mengisi. juga dengan  ilmu-ilmu lainnya, seperti ekonomi, ilmu aturan, pendidikan dan sebagainya.