Seperti apa adab pergaulan yg sopan sesuai tuntunan kaidah anutan Islam? Dalam kehidupan sehari-hari insan perlu bergaul. Dengan bergaul orang dapat saling mengenal, saling bertukar pengalaman, saling menghargai & dgn bergaul keperluan-keperluan lebih mudah dipenuhi.
Yang menjadi persoalan yaitu bagaimana cara bergaul yg baik (sopan) itu. Dalam agama Islam banyak isyarat tentang cara bergaul yg sopan. Dalam pergaulan diharapkan adanya saling pengertian, yaitu saling memahami keperluan atau keperluan masing-masing. Kita memang tak mampu mengenali keperluan orang lain dengan-cara terperinci satu persatu. Tetapi yg pokok, yg siapa saja pasti mengetahui, ialah bahwa setiap orang itu perlu memperoleh perlakuan yg wajar.
Bagaimana ukuran perlakuan yg wajar itu? Memang jika berbicara wacana ukuran ini kemudian timbul pertanyaan perihal apa yg dijadikan ukuran, sehingga apabila tak diputuskan apa yg akan dijadikan ukuran maka akan terdapat banyak ukuran yg beragam.
Apabila kita mendapatkan kesulitan dlm memilih ukuran itu, maka bahu-membahu dengan-cara sederhana saja dapat ditentukan ukuran tersebut yakni diri kita sendiri. Kita mengenali keperluan diri kita sendiri, walaupun mungkin ada sebagian kita yg kurang tahu tentang kebutuhannya sendiri. Tetapi yg jelas ialah bahwa kita merasa bahagia apabila diperlakukan dengan-cara sopan, baik, & jujur oleh orang lain.
Dengan perkataan lain, diperlakukan sebagai insan yg baik. Itulah ukuran yg sungguh sederhana. Kalau kita sudah mengenali wacana keperluan kita itu maka dgn gampang kita dapat mengetahui perlakukan yg diharapkan oleh orang lain dr kita. Kaprikornus perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin pula diperlakukan oleh orang lain.
Bacaan Terkait:
Dengan ukuran yg sungguh lazim itu kita telah mampu menolong diri kita dlm bergaul dgn baik, sehingga kita dapat menghindarkan perlakuan yg bergairah atau tak sopan terhadap orang lain. Perlakuan garang atau tak sopan terhadap orang lain. Perlakuan garang, tak sopan & sombong akan menghadirkan balasan yg merugikan diri kita sendiri. Mengapa demikian?
Dengan perlakuan mirip itu orang merasa terhina & dgn sendirinya perasaan demikian tak menenangkan jiwanya. Orang yg terhina mampu menyelenggarakan reaksi dgn berbagai cara, diantaranya yakni tidak suka, antipati & sebagainya. Itulah sebabnya Allah berfirman:
Dan janganlah ananda memalingkan mukamu dr insan (lantaran arogan) & janganlah ananda berlangsung di muka bumi dgn besar kepala (Q.S. Luqman: 18)
Kesombongan & kecongkakan mampu mendatangkan (menimbulkan) ketegangan dlm pergaulan. Di samping itu pula mampu berakibat jelek terhadap diri kita, yaitu kita dibenci & kurang mendapat simpati dr orang lain yg kita perlakukan kurang masuk akal itu. Hal ini akan merugikan kita sendiri lantaran eksklusif atau tak eksklusif kita mendapat evaluasi kurang baik dr padanya.
Bahkan evaluasi kurang baik itu tak hanya dr orang yg kita perlakukan kurang masuk akal saja, melainkan dr orang-orang lain pula. Dan yg lebih merugikan lagi yaitu bahwa Allah tak menggemari kita atas keangkuhan kita tersebut. FirmanNya:
Sesungguhnya Allah tak menyukai orang-orang yg sombong lagi membanggakan diri (Q.S. Luqman: 18).
Maka benarlah firman Allah dlm Al-Qur’an:
Apabila ananda berbuat baik maka sesungguhnya ananda berbuat baik untuk dirimu sendiri, & apabila ananda berbuat jahat maka sebenarnya ananda berbuat jahat untuk dirimu sendiri pula (Q.S. Al Isra’: 7)
Oleh lantaran itu selaku perjuangan untuk memperbaiki korelasi pergaulan perlu diusahakan adanya saling pemahaman, saling menghargai & saling menghormati, biar baik kita sendiri maupun orang lain mampu merasa tenang & aman. Dengan demikian akan lebih memungkinkan tercapainya kerja sama yg baik dlm perjuangan mencapai keperluan hidup dlm masyarakat.
Demikianlah penjelasan tentang Etika Pergaulan Yang Sopan, gampang-mudahan berfaedah.