Download Ebook Falsafatuna. Pdf

falsafatuna merupakan salahsatu karya penting dalam pertumbuhan fatwa filsafat islam, ditulis oleh Muhammad Bqir Ash-Hadr falsafatuna muncul; untuk mengkritisi banyak pemikiran filsafat barat terutama perihal materialisme, banyak dari para pemikir muslim yang pada hasilnya menjauhi buku ini karena di tulis oleh salahsatu tokoh syiah, padahal bila kita membaca buku ini dengan seksama, buku ini samasekali tidak membahas mengenai kubu sunni maupun syiah . bagi seorang insan yang bagus kita harus membuka anggapan kita sejernih mungkin dan tidak mengurung ajaran karna perbedaan kalangan mirip sunni ataupun siah karna lepas dari kedua hal tersebut buku falsafatuna hadir untuk menjernihkan dunia filsafat islam dengan gagasan gres yang kritis dan segar di dunia filsafat.
 
Falsafatuna ialah kajian filsafat yang membahas tentang  pengetahuan dan watak alam semesta. Dengan mendasarkan pada nilai positif dan tugas akal, serta menggali secara ekstensif tradisi filsafat Islam, penulis mengkritik empirisme, materialisme-dialektis, dan pedoman-fatwa fatwa lain yang meruyak di dunia dikala ini. Dalam uraiannya yang jernih dan mengakar, Baqir Ash_har juga menekankan pentingnya nalar, perlunya kausalitas dan tugas pedoman filosofis dan teologis sedemikian sehingga bisa menundukkan kekuatan-kekuatan sekularisme dan agnotisisme. 
 

Tentang MUHAMMAD BAQIR ASH-SHADR

 
Muhammad Baqir al-Sadr (1 Maret 1935 – 9 April 1980) adalah seorang ulama Syiah Irak, filsuf, dan pendiri ideologis Partai Islam Dawa, lahir di al-Kazimiya , Irak. Dia yakni ayah mertua Muqtada al-Sadr, sepupu Muhammad Sadeq al-Sadr dan Imam Musa as-Sadr. Ayahnya, Haydar al-Sadr, ialah ulama Syiah yang sangat dihormati. Garis keturunannya dapat ditelusuri kembali ke Muhammad, lewat Imam Syiah yang ketujuh, Musa al-Kazim. Muhammad Baqir Al-Sadr dihukum pada 1980 oleh rezim Saddam Hussein.  (Mizan Store)
 
terlepas dari gesekan antara 2 kubu yakni syiah dan suni buku ini cukup baik untuk kita baca sebagai jalan membuka fatwa dan mempertajam logika asumsi untuk menggapai petunjuk dari Allah SWT. sebagai salahsatu pembaca buku falsafatuna say pikir buku ini merupakan sumbangsih yang sungguh berharga di dunia filsafat islam.
 
mirip lazimnya sebelum anda mendownload konten dari kami alangkah baiknya kalau anda berbelanja buku dari toko buku terdekat untuk menghargai jasa penulis dan penerbit buku falsafatuna. selain itu membeli buku falsafatuna fersi cetak dapart menciptakan anda mendapatkan buku dengan kualitras yang lebih baik ketimbang ebook ini.
 
ebok ini sendiri aku dapatkan dari : www.bukuliat.blogspot.com apabila anda terpesona untuk men gunjungi blog tersebut mampu anda klik di tautan tersebut.
eksklusif saja untuk memperpendek artikel ini dan pastinya para pembaca telah tidak tabah untuk mendownload dan membaca ebook ini silahkan download buku ini dalam format PDF dibawah ini :
 

DOWNLOAD EBOOK FALSAFATUNA (Muhammad Baqir Ash-Hadr)

 
selamat membaca supaya ebook ini mampu menambah pengetahuan dan wawasan anda dan pastinya semoga mampu berfaedah bagi kita semua. 
 

Isi Buku Falsafatuna Karya Muhammad Baqir Ash-Shadr

Falsafatuna, yang berarti “Filsafat Kita”, adalah salah satu karya monumental dari Muhammad Baqir Ash-Shadr, seorang ulama dan pemikir Islam terkemuka asal Irak. Buku ini ditulis pada tahun 1959 dan menjadi salah satu karya penting yang mengkaji pandangan Islam mengenai filsafat, khususnya dalam perbandingan dengan pandangan filsafat Barat. Dalam buku ini, Ash-Shadr memberikan argumentasi mendalam untuk mempertahankan ajaran Islam dengan menggunakan pendekatan rasional dan kritis terhadap berbagai konsep dalam filsafat Barat, seperti materialisme, eksistensialisme, dan empirisme.

Berikut adalah beberapa konsep utama yang dibahas dalam Falsafatuna:

1. Pandangan tentang Realitas dan Keberadaan

Ash-Shadr memulai dengan membahas konsep keberadaan (ontologi) dari perspektif Islam. Ia menekankan bahwa segala sesuatu yang ada berasal dari Tuhan yang Maha Esa. Ash-Shadr membedakan pandangan ini dari materialisme, yang menganggap bahwa alam semesta dan keberadaan materi bersifat independen dan tanpa campur tangan Tuhan. Bagi Ash-Shadr, pemahaman tentang keberadaan harus berangkat dari prinsip keesaan Tuhan dan keterkaitan semua yang ada dengan Sang Pencipta.

2. Epistemologi: Sumber Pengetahuan

Salah satu fokus utama Falsafatuna adalah epistemologi, yaitu studi tentang asal dan sumber pengetahuan. Ash-Shadr menolak konsep bahwa pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui indra (empirisme) atau melalui rasio semata. Ia menekankan bahwa dalam Islam, sumber pengetahuan mencakup tiga hal: wahyu, akal, dan pengalaman. Wahyu memiliki kedudukan tertinggi karena langsung berasal dari Tuhan, sedangkan akal berfungsi sebagai sarana untuk memahami dan mengaplikasikan wahyu dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kritik terhadap Materialisme

Ash-Shadr menolak paham materialisme yang menyatakan bahwa materi adalah satu-satunya yang benar-benar ada dan bahwa segala sesuatu dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip materialistik. Ia menyatakan bahwa materialisme tidak dapat menjelaskan fenomena metafisik, seperti kesadaran, jiwa, dan keinginan manusia. Ash-Shadr berpendapat bahwa adanya Tuhan dan realitas metafisik melampaui sekadar materi, dan ini adalah aspek yang tidak dapat dijelaskan oleh materialisme murni.

4. Eksistensialisme dan Tujuan Hidup

Ash-Shadr juga menanggapi eksistensialisme, yang saat itu populer di dunia Barat. Eksistensialisme menekankan bahwa kehidupan manusia tidak memiliki makna inheren, dan manusia harus menciptakan makna sendiri. Ash-Shadr mengkritik pandangan ini karena bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk mengabdi kepada Tuhan dan mencapai kebahagiaan yang sejati melalui ibadah dan akhlak yang baik.

  √ Kemdikbud: Semua Sekolah Biar Berhenti Menggunakan Lks

5. Konsep Etika dalam Islam

Etika dalam Islam, menurut Ash-Shadr, berbeda dari etika sekuler. Islam tidak hanya menekankan pada tindakan yang benar dan salah, tetapi juga mengaitkan tindakan tersebut dengan konsekuensi spiritual dan keberpihakan terhadap Tuhan. Etika Islam didasarkan pada prinsip bahwa manusia memiliki tanggung jawab kepada Pencipta dan sesama manusia. Berbeda dengan etika Barat yang bisa saja berlandaskan relativisme moral, Ash-Shadr menegaskan bahwa standar moral dalam Islam bersifat mutlak dan diatur oleh wahyu.

6. Ekonomi Islam sebagai Alternatif Sistem Ekonomi

Selain filsafat, Ash-Shadr juga menulis tentang ekonomi Islam sebagai bagian dari gagasannya dalam Falsafatuna. Ia mengkritik kapitalisme dan sosialisme, dua sistem ekonomi dominan di dunia pada saat itu, karena tidak memperhatikan kesejahteraan manusia secara keseluruhan. Menurutnya, ekonomi Islam mengatur agar kekayaan didistribusikan secara adil dan mengutamakan kesejahteraan umat, dengan prinsip seperti zakat, larangan riba, dan konsep kepemilikan yang berimbang.

7. Keterlibatan Rasio dan Agama dalam Kehidupan Manusia

Ash-Shadr menegaskan bahwa Islam menggabungkan rasio dan wahyu dalam membimbing manusia. Ia berpendapat bahwa filsafat Barat cenderung menekankan rasionalisme secara ekstrem atau justru memisahkan antara agama dan kehidupan dunia. Islam, menurut Ash-Shadr, tidak hanya mengajarkan nilai-nilai moral dan spiritual, tetapi juga memberikan panduan untuk mengarahkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia.

8. Kritik terhadap Sekularisme

Ash-Shadr juga menolak pandangan sekularisme, yang memisahkan agama dari kehidupan publik dan politik. Dalam Islam, kehidupan dunia dan agama tidak dapat dipisahkan karena Islam mengajarkan panduan hidup yang mencakup aspek spiritual dan sosial. Ash-Shadr menekankan bahwa Islam memiliki sistem yang lengkap untuk mengatur kehidupan manusia, mulai dari moralitas, hukum, hingga pemerintahan.

  Buku Fikih Ma Kelas 10 11 12 (Kma 183) K13

Kesimpulan: Falsafatuna sebagai Rujukan Pemikiran Islam Modern

Falsafatuna adalah karya yang memperkaya diskusi filsafat Islam dalam konteks modern dan memberikan kritik konstruktif terhadap pemikiran Barat. Ash-Shadr menunjukkan bahwa Islam memiliki jawaban atas berbagai persoalan yang dihadapi umat manusia, termasuk dalam bidang filsafat, etika, dan ekonomi. Buku ini terus relevan hingga kini, terutama bagi mereka yang mencari pemahaman lebih dalam tentang perbedaan pandangan antara Islam dan filsafat Barat, serta bagaimana Islam memberikan alternatif dalam menjawab persoalan kehidupan modern.

Relevansi Falsafatuna dalam Dunia Kontemporer

Di era modern, Falsafatuna tetap menjadi rujukan penting untuk memahami pemikiran Islam yang rasional dan kritis terhadap ideologi asing. Buku ini memberikan panduan kepada umat Islam dalam mempertahankan identitas dan kepercayaan di tengah pengaruh budaya dan ideologi Barat yang kian mendominasi.