close

Cara Menerima Tamu Menurut Ajaran Islam

Bagaimana cara mendapatkan tamu dgn baik sesuai tuntunan pedoman Islam? Penting diamati, tamu perlu diterima dgn cara-cara yg baik. Tuan rumah (orang yg mempunyai tamu) mempunyai tanggung jawab atas keamanan tamunya. Selain keselamatan & keamanan pula perlu diusahakan kesenangan & ketenangan bagi tamu, asal tamu tersebut tergolong orang-orang yg baik & tak berniat jahat terhadap tuan rumah.
 Bagaimana cara menerima tamu dgn baik sesuai tuntunan ajaran Islam Cara Menerima Tamu Menurut Ajaran Islam
Selama masa bertamu keperluan tamu adalah tanggungan tuan rumah. Oleh karena itu tuan rumah sedapat mungkin berupaya untuk dapat menyanggupi keperluan hidup tamunya yg biasa dlm kehidupan sehari-hari, khususnya hari yg istimewa yakni hari & malam yg pertama. Rasulullah Saw bersabda:

“Barang siapa beriman pada Allah & Hari Akhir maka hendaklah menghormat tamunya penggalan istimewanya.” Para sobat bertanya: “Hai Rasulullah, apakah yg dimaksud potongan istimewanya?” Rasulullah Saw bersabda: “Harinya (yang pertama) & malamnya (yang pertama).”

Melayani tamu itu merupakan perintah atau pemikiran agama. Tamu itu harus dilayani selama ia bertamu. Pada umumnya bertamu itu cuma sebentar. Tetapi ada kalanya tamu itu tinggal lebih lama. Dalam hal ini pelayanan kepada tamu tersebut hendaknya tetap baik, & pada tiga hari yg pertama tamu itu harus dilayanai sebagaimana mestinya, artinya pelayanan itu diusahakan sebaik mungkin sesuai dgn kesanggupan. Adapun pelayanan pada hari-hari selebihnya adalah sebagai sedekah. Rasulullah Saw. bersabda:

Barang siapa beriman pada Allah & Hari Akhir maka hendaklah memuliakan tamunya. Dan bertamu itu tiga hari, adapun selebihnya yaitu termasuk sedekah.

Bagaimana jika tuan rumah (yang mendapatkan tamu) itu dlm kondisi tak mampu (kesempitan)? Agama Islam tak memerintahkan orang untuk menghormat tamu dengan-cara berlebihan sehingga melampaui batas kemampuan. Penghormatan terhadap tamu hendaklah diadaptasi dgn kemampuan sehingga tak menyusahkan. Apabila kemampuan tak ada maka pelayanan cukup dibuat yg sederhana saja. Apabila pelayanan jamuan yg sederhana tak dapat maka pelayanan berbentukminuman dgn dibarengi langkah-langkah yg ramah & sopan pun dapat dipandang mencukupi.
Bacaan Terkait:
Layanilah tamu dgn ramah, sopan & dgn tampang yg gembira. Kalau tak mampu menunjukkan pelayanan materi yg memuaskan, layanilah tamu itu dgn tindakan yg baik. Pelayanan yg bersifat bukan bahan pun sudah tergolong suatu kebaikan. Kebaikan itu, baik bersifat materi maupun bukan, termasuk sedekah. Rasulullah Saw bersabda:

Melayani tamu itu wajib selama tiga hari. Adapun selebihnya termasuk sedekah, & tiap kebaikan itu sedekah

Mengada-selenggarakan jamuan terhadap tamu yg tak sesuai dgn kemampuan tak dianjurkan oleh agama. Tetapi sebaliknya sangat menggerutu & tidak senang tamu dengan-cara berlebihan pula tak baik karena mampu mengakibatkan ketegangan & ketidaktenangan jiwa. Kekecewaan yg mendalam karena tak dapat memberikan pelayanan yg membuat puas terhadap tamu pula tak baik, lantaran ketidakpuasan yg demikian itupun mampu mengusik ketenangan jiwa.
Kita perlu berupaya semoga ketenangan jiwa mampu dipertahankan. Untuk itu perlu dihindari tindakan, sikap atau perasaan yg ekstrim (keterlaluan), contohnya terlalu benci, terlalu kecewa, terlalu menggerutu atau murka & sebagainya. Kalau terpaksa atau sulit untuk menghindarinya, perlu diusahakan sekecil mungkin agar tak mempunyai pengaruh yg berarti kepada ketenangan jiwa. 
Demikianlah uraian perihal Cara Menerima Tamu, mudah-mudahan berfaedah.