Malam ke-10 di hari yg terakhir dlm bulan Ramadhan merupakan malam yg sarat berkah. Karena, di antara malam tersebut terdapat apa yg disebut dgn malam lailatul qadar. Apa itu lailatul qadar (Wama adraka ma lailatu al-qadar), yakni malam yg lebih baik dr 1000 bulan (khairun min alfi syahr). Penyebutan jumlah bilangan dlm ayat ini bantu-membantu ingin mengangkat pesan kemuliaan & kelebihan (fadhilah) yg luar biasa dr malam tersebut. Oleh sebab itu, selaku seorang muslim yg mendambakan nilai puasa sekaligus memimpikan & menerima malam lailatul qadar, kita harus selalu ulet melakukan amal ibadah yg baik & khusyu’ selama Ramadhan berlangsung.
Daftar Isi
Apa itu Malam Lailatul Qadar?
Oleh para ulama, malam Lailatul qadar dijelaskan dlm berbagai model. Ada ulama yg mengatakan bahwa lailatul qadar merupakan malam ketika pertama kali Al-quran diturunkan. Ada pula yg menyebutkan jika malam lailatul qadar ini akan turun pada hari atau malam-malam ganjil di 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Dalam satu model, malam lailatul qadar mampu pula diartikan dlm dua pemahaman. Pertama, malam tatkala Al-quran diturunkan. Kedua, malam tatkala para malaikat turun ke bumi memperlihatkan berkah & rahmat pada umat Islam. Kendati bervariasinya qaul (ucapan) para ulama tersebut, malam lailatul qadar ini memang amat sukar ditebak, kapan ia turun. Dengan demikian, hal itu menunjukan bahwa malam lailatul qadar bisa turun kapan saja.
Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?
Di dlm menentukan malam lailatul qadar, terdapat banyak riwayat. Sebagian memutuskan malam dua puluh tujuh Ramadhan; sebagian memutuskan malam dua puluh satu; sebagian memutuskan salah satu malam dr malam-malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan; & sebagian lagi menyebutkan dengan-cara mutlak bahwa malam lailatul qadar itu pada semua malam bulan Ramadhan. Jadi, malam Lailatul qadar itu terjadi pada salah satu malam dr seluruh malam bulan Ramadhan menurut riwayat yg lebih kuat.
Tentang kapan & malam ke berapa lailatul qadar terjadi, para ulama berlainan pertimbangan , yg dengan-cara garis besar terdapat tiga teori, yaitu selaku berikut:
- Berdasarkan susunan huruf dr kalimat: kata “Lailatul Qadar” tersusun dr 9 aksara. Dalam surat al-Qadr, kalimat tersebut diulang sebanyak 3 kali. Sehingga dlm konteks perhitungan matematis, 9 x 3 = 27. Makara dlm teori ini, lailatul qadar terjadi pada malam tanggal 27 Ramadhan.
- Teori al-Ghazali dgn basis pedoman hari pertama bulan Ramadhan. Jika hari pertama (tanggal 1 Ramadhan) jatuh pada hari Senin maka, malam lailatul qadar terjadi tanggal 21. Jika hari pertama Sabtu maka, malam lailatul qadar terjadi tanggal 23. Jika hari pertama Kamis maka, malam lailatul qadar terjadi tanggal 25. Jika hari pertama Selasa atau Jum’at maka, malam lailatul qadar terjadi tanggal 27. Jika hari pertama Ahad atau Rabu maka, malam lailatul qadar terjadi tanggal 29.
- Teori Imam Ibn Hazm dengan basis jumlah hari bulan Ramadhan. Jika jumlah harinya 30, maka malam lailatul qadar mampu terjadi pada malam ganjil sehabis tanggal 20. Karena permulaan malam 10 terakhir terjadi pada malam ke-21. Tetapi jikalau jumlah hari 29, maka lailatul qadar terjadi pada malam genap sejak tanggal 20. Karena awal malam 10 terakhir terjadi pada malam ke-20.
Memperhatikan berbagai teori ini, kita tak perlu bingung. Yang terperinci, dlm rangka beribadah pada Allah pada malam lailatul qadar ternyata harus kita kerjakan selama 10 malam penuh. Ya mulai malam ke-20 hingga selesai, mari berburu malam Lailatul Qadar.
Referensi:
- Sholikhin, Muhammad. 2012. Di Balik 7 Hari Besar Islam. Yogyakarta: Garudhawaca.