Pengertian Definisi Arti – Siklus Plan Do Check Act/Adjust (disingkat: PDCA) pada proses penyelesian dilema yakni cara maupun tata cara yang dikerjakan dikala melaksanakan kegiatan KAIZEN dan DMAIC pada penerapan LEAN SIX SIGMA di perusahaan. Model PDCA juga diketahui oleh ahlinya sebagai Deming circle/cycle/wheel, Shewhart cycle, control circle/ cycle, atau plan-do-study-act (PDSA).
Singkatnya, PDCA yaitu versi atau iteratif empat tahap berulang untuk kenaikan berkelanjutan (Continuous Improvement) dalam manajemen proses bisnis. Manajemen proses bisnis merupakan disiplin dalam administrasi operasi dimana orang memakai banyak sekali metode untuk memperoleh, versi, menganalisis, mengukur, meningkatkan, memaksimalkan, dan mengotomatisasi proses bisnis. Ini berkonsentrasi pada kenaikan kinerja perusahaan dengan mengelola proses bisnis termasuk mutu. Siklus PDCA sebetulnya awalnya dikembangkan oleh Walter A, Shewhart, seorang ilmuwan yang ialah sahabat dan mentor Deming, dan pengembang Kontrol Proses Statistik (SPC) di selesai tahun 1920-an. Jadi kadang-kadang ini disebut sebagai “Siklus Shewhart”
Dalam teorinya W. Edwards Deming’s memiliki 14 Poin untuk Manajemen Kualitas Total. 14 Poin Deming tentang Manajemen Kualitas, rancangan inti untuk menerapkan manajemen mutu total, yakni serangkaian praktik manajemen untuk membantu perusahaan memajukan mutu dan produktivitas mereka.
Sedangkan penerapan Six Sigma untuk seni manajemen penyelesaian persoalan lazimnya menggunakan pendekatan lima fase – DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL (dikenal selaku “DMAIC”). Dr W. Edwards Deming memakai proses empat langkah, ialah RENCANA, LAKUKAN, PERIKSA, TINDAK LANJUT untuk perbaikan proses. Ide dalam langkah PLAN adalah untuk menentukan proses untuk suatu peningkatan.
Jadi Apa itu PDCA untuk rancangan di level lebih tinggi? serta bagaimana tindakan dalam menciptakan PDCA pada satu urusan?
1. Plan (RENCANA)
Sebelum Anda dapat MERENCANAKAN langkah yang perlu dilaksanakan;
- Cari tahu apa yang bernilai bagi pelanggan.
- Definisikan dengan terperinci dan sepakati tujuan peningkatan.
- Pahami secara keseluruhan keadaan saat ini – lihat eksklusif ke/ dimana masalahnya terjadi.
- Tentukan batasan: apa yang masuk dan keluar dari cakupan
- Terakhir – mengidentifikasi duduk perkara (persoalan)
Dari cara diatas bukan hanya mengenai menciptakan laporan PDCA tetapi untuk menentukan metologi ini dapat menjawab soal dari masalah solving maksudnya;
- Mengukur dilema dikala ini
- Mengidentifikasi penyebab memiliki potensi (berdasarkan pengalaman)
- Menggunakan alat untuk mengidentifikasi Akar Penyebab: Gunakan Root Cause Analysis, Lokasi, dll.
- Identifikasi kemungkinan solusi
- Identifikasi opsi terbaik peningkatan
- Tetapkan peningkatan target
- Tentukan cara mengukur efek dari perbaikan
- Kembangkan peningkatan planning
2. Do (Lakukan)
Lakukan RENCANA dan melakukan:
- Identifikasi di mana rencana pengembangan percontohan (pilot)
- Melatih tim pada planning perbaikan
- Menerapkan rencana perbaikan menurut timeline
- Ukur pengaruh rencana peningkatan
3. Check (Periksa)
Setelah implementasi DO, PERIKSA efektivitas dengan cara:
- Analisis dampak dari rencana perbaikan
- PERIKSA temuan terhadap target (didefinisikan dalam RENCANA)
4. Act/Adjust (Tindak Lanjut)
Pada temuan ACT sesudah ditemukan hasil dari MEMERIKSA:
- Ambil tindakan menurut pembelajaran dari PERIKSA
- Jika sasaran tidak dipenuhi, ulangi PLAN ‐ DO ‐ CHECK lagi, dan Adjust/SESUAIKAN kalau diharapkan
- Jika berhasil, dokumentasikan pergeseran proses-proses di seluruh organisasi
- Kembali kerjakan pelatihan karyawan pada pergeseran proses
- Lakukan perbaikan lintas organisasi/ karyawan
Ulangi proses bermaksud untuk terus berkembangperbaikan (continuous improvement), sebab itulah kenapa siklus peningkatan ini ialah Siklus PDCA selaku upaya problem solving.
Sumber: Anonim. Penerapan Siklus PDCA.