close

Acuan Jurnal Penerapan Versi Strategi Penjualan Usaha Kecil Berbasis Web 2.0 Selaku Upaya Dalam Memajukan Daya Saing Industri Kecil

Penerapan Model Strategi Pemasaran Usaha Kecil Berbasis Web 2.0 Sebagai Upaya Dalam Meningkatkan Daya Saing Industri Kecil
1. LATAR BELAKANG 
Esensi dan keberadaan perjuangan kecil dalam tatanan ekonomi nasional menerangkan kinerja yang sungguh penting. Hasil studi yang dijalankan LPEM FE-UI pada tahun 2002 memperlihatkan bahwa 29 produk manufaktur yang diidentifikasikan memiliki keunggulan komparatif, 15 jenis produk diantaranya yakni unskilled labor intensive dari sektor usaha kecil dan menengah. 
Peranan industri kecil dalam rangka ekspor non migas terus meningkat dibandingkan industri besar padat modal. Selama enam tahun terakhir kemajuan ekspor dari produk industri kecil mengalami kenaikan hingga 30 persen. Jika pada tahun 2003 pangsa pasar produk unskilled labor intensive gres mencapai 18 persen, maka pada tahun 2006 meningkat menjadi 45 persen (Faisal Basri, 2007). 
Basis kekuatan kinerja industri kecil tercermin perbandingan data ekspor tahun 2007 serta data ekspor tahun 2002. Berdasarkan jenis produknya, produk padat karya menunjukkan bantuan terhadap nilai ekspor pada urutan pertama, yakni sebesar 62.13 persen, sedangkan. menurut sumber daya alam, kekuatannya menempati urutan kedua, yakni 17.82 persen. Berdasarkan teknologi dan engineering kekuatannya belum memberikan peranan yang riil (Agus Suroso, 2005;101). Data-data tersebut memperlihatkan bahwa secara kuantitatif perjuangan menengah kecil telah memperlihatkan bantuan yang cukup memiliki arti kepada perekonomian nasional. 
Secara kualitatif peran usaha kecil dalam perekonomian nasional pun tidak disangsikan. 
  • Pertama, usaha kecil mampu memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan perjuangan, seperti fungsi penyedia , fungsi produksi, fungsi penyalur dan pemasar bagi hasil produkproduk industri besar. Usaha kecil berfungsi selaku transformator antar sektor yang memiliki kaitan ke depan maupun ke belakang (forward and backward-linkages). Bahkan, dalam perekonomian terbaru seperti sekarang ini tidak ada satupun mata rantai ekonomi yang sematamata terdiri dari perusahaan besar dan semata-mata dari perusahaan kecil (Drucker 2000;54) 
  • Kedua, perjuangan kecil dapat mengembangkan efisiensi ekonomi terutama dalam menyerap sumber daya yang ada. Usaha kecil sangat fleksibel alasannya adalah dapat menyerap tenaga kerja setempat, sumber daya setempat dan mengembangkan sumber daya insan untuk menjadi wiraswastawiraswasta yang handal. Karena sifatnya yang relatif fleksibel, usaha kecil gampang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang terbatas infrastrukturnya dibanding dengan perjuangan besar yang pada umumnya memerlukan sumber daya dan dana yang besar. Pada perjuangan kecil, biaya umum dan resiko relatif kecil alasannya adalah pemilihan lokasi mudah dilakukan.
  • Ketiga, perjuangan kecil dipandang selaku fasilitas pendistribusian pendapatan nasional. Usaha kecil tersebar ke pelosok tanah air, mulai dari perkotaan hingga dengan pedesaaan. Dalam transformasi struktur ekonomi nasional yang condong berganti dari ekonomi agraris ke ekonomi industri, sektor ini berfungsi sebagai transformator dan mobilisator tenaga kerja setempat. 
2. TINJAUAN PUSTAKA 
Didalam kegiatan bisnis, penjualan merupakan suatu fungsi yang secara eksklusif memilih penjualan (sales) dan aktivitas yang memiliki cakupan yang luas alasannya selain mencakup bagian internal juga meliputi bagian eksternal perusahaan. Kotler (2006;6) mengemukakan bahwa “penjualan ialah proses sosial dan majerial dimana individu atau kelompok bermaksud untuk menyanggupi kebutuhan dan keinginannya lewat kreativitas, penawaran dan pertukaran nilai produk dengan yang lain”. Amarican Marketing Association mengemukakan bahwa “pemasaran” selaku “suatu proses perencanaan dan hukuman, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi hingga distribusi barang-barang, wangsit-wangsit dan jasa-jasa, untuk melaksanakan pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya”. Kedua usulan tersebut menunjukkan bahwa penjualan memerlukan taktik yang diungkapkan dalam planning-rencana yang kongkret yang dihubungkan dengan kemungkinan menemukan laba. 
Strategi bisnis dan kelebihan berkompetisi sangat penting untuk dijadikan ajaran dalam pengembangan strategi pemasaran. Para pengambil keputusan pemasaran dilibatkan alam proses perencanaan bisnis pada tiga hal penting yakni; 
  1. Peran serta dalam analisis dan penyusunan rencana strategik perusahaan, 
  2. Melayani bersama manajer fungsional lain sebagai anggota tim perencaanan startegik unit bisnis dan 
  3. Mengembangkan dan melaksanakan planning-planning pemasaran strategik untuk pasar yang dilayani perusahaan cravens (2007;63), 
Selanjutnya dalam perencanaan strategik kepala administrator pemasaran bertanggungjawab dalam 
  1. Perumusan seni manajemen perusahaan, 
  2. Mengembangkan seni manajemen pemasaran unit bisnis dalam mendukung prioritas perusahaan (Cravens 2007;64) 
Adapun esensi analisis suasana penjualan ialah kegiatan yang meliputi penganlisaan pasar, segmentasi pasar dan penganalisaan kompetisi yang bermaksud untuk mengenali peluang dan ancaman dalam penjualan yang dihubungkan dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, Sebaaimana telah disinggung terdahulu untuk aktivitas analisis suasana penjualan perusahaan membutuhkan informasi pemasaran wacana lingkungan pemasaran makro dan mikro ., karena itu peusahaan memerlukan metode berita pemasaran (marketing information system) Informasi pemasaran didefinisikan diantara para hebat banyak yang sejalan dengan desain Kotler (2006;126), yang menekannkan bahwa metode info pemasaran ialah “sebuah proses pengumpulan, pengolahan dan penyuguhan data menjadi info yang dilakukan secara sistematik untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan dalam menganalisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian pemasaran “
Untuk menemukan gosip pemasaran, produsen mesti menganalisis lingkungan pemasaran makro (ekonomi, teknologi, sosial budaya, peraturan/kebijakan pemerintah, politik dan demographi) dan lingkungan penjualan mikro (penyedia , pesaing, pasar/pelanggan, mediator dan publik). Informasi ihwal lingkungan penjualan (makro dan mikro) memiliki ciri cepat berubah sejalan dengan perkembangan dunia bisnis, karena itu produsen yang mengharapkan taktik penjualan yang terarah mesti selalu memikirkan aspek-aspek lingkungan penjualan tersebut. 
Analisis situsi penjualan adalah identifikasi kesempatan pemasaran sebagai dasar untuk perancangan seni manajemen penjualan (designing marketing strategy). Didalam hal ini strategi penjualan mencakup penargetan pasar dan analisis penempatan, penyeleksian seni manajemen penjualan dan pengembangan serta penempatan produk. Strategi pasar target mengidentifikasikan bagaimana suatu perjuangan menghubungkan pasar dengan produk. Untuk memilih pasar target perlu diperhitungkan ; daya tarik segmen dan sumber daya kekuatan bisnis perusahaan di suatu segmen. Keputusan pasar produk ialah “focal point” dari seni manajemen penjualan karena pentargetan pasar sebagai dasar untuk penetapan tujuan dan pengembangan seni manajemen penempatan (Cravens 2007;71) 
Tahap pelaksanaan dan pengelolaan seni manajemen pemasaran harus mengamati perancangan organisasi pemasaran yang efektif, pelaksanaan dan pengendalian taktik serta pemakaian tata cara isu untuk penyusunan rencana dan manajemen dari seni manajemen penjualan. Dengan demikian strategi penjualan ialah prinsip yang menyeluruh untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran dan bisnis yang meliputi keputusan-keputusan pengeluaran penjualan, bauran pemasaran dan aplikasi pemasanan. 
Lebih lanjut Kotler (2007;98) membagi seni manajemen pemasaran menjadi tiga bab penting, adalah : 
  1. Strategi pasar target dan strategi penempatan produk, 
  2. Bauran pemasaran dan anggran pemasaran, serta 
  3. Strategi pemasaran yang menyeluruh dikaitkan dengan tujuan serta sasaran pemasaran, pangsa pasar dan laba. 
Dalam hal ini, tujuan pemasaran merupakan arah bagi perusahaan untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran.
Strategi penjualan industri kecil diarahkan untuk memenangkan persaingan di sebuah pasar sasaran. Suatu kompetisi akan dimenangkan bila taktik pemasaran produsen mampu membuat seni manajemen bersaing (competitive strategy) yang mempunyai keunggulan berkompetisi dikemukakan oleh Porter (1991;xvi). ”Strategi berkompetisi merupakan sebuah kombinasi antara tujuan yang diperjuangkan perusahaan dengan alat (kebijakan) yang digunakan untuk meraih tujuan tersebut atau pencarian posisi yang menguntungkan dalam suatu industri selaku tempat persaingan”
Dalam menentukan sebuah seni manajemen berkompetisi ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan yakni; daya tarik suatu industri untuk memberikan tingkat laba jangka panjang dan penentuan posisi relatif dalam suatu industri. Dengan demikian tujuan strategi bersaing yaitu memperoleh posisi perusahaan dalam suatu industri yang memungkinkan sebuah perusahaan dapat melindungi diri terhadap tekanan persaingan atau menghipnotis tekanan secara kasatmata Konsep pemasaran stratejik yang sedang berkembang dalam mengahadapi kondisi pasar yang bergejolak ialah Market-Based Management, Market Driven Strategy dan Market orientation
Konsep market-based dan market driven tercakup dalam framework dari strategi yang berorientasi pada pasar yang mencakup company (C1), customer (C2), serta competitor (C3) dan berupaya memberikan nilai ungul pada pelanggannya untuk meraih kelebihan posisional di pasar global, alasannya adalah orientasi khususnya adalah untuk memperbaiki susukan pasar (Gray dan Hooley 20002 ; Noble, Sinha, dan Kumar 2002, Hult, G. T. M., & Ketchen, D. J. 2001). Perusahaan yang menggunakan orientasi pasar mendapatkan keuntungan yang unggul secara selektif dengan memelihara pelanggan dan keuntungan yang potensial (Jaworski, Kohli dan Sahay, 2000; Best, 2000). Day (1994) menyatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada pasar memiliki proses-proses untuk mengumpulkan intelegensi pasar tentang para pelanggan dan para pesaing dan mengintegrasikan mereka dengan proses-proses pengerjaan keputusan strategis dan melalui kenaikan reputasi perusahaan yang merupakan aset tidak berwujud yang ialah sumber dalam penciptakan superior customer value bagi stakeholder yang ialah salah satu dimensi atau unsur penting dalam membangun daya saing suatu industry Menurut persepsi Day (1999:6) strategi ialah pernyataan direksional yang meliputi sejumlah dimensi dalam mengembangkan daya saing, yaitu arena, advantage, acces dan activities. 
Dimensi-dimensi itu saling tergantung dan secara kolektif memilih seni manajemen. Perusahaan harus menentukan dan menetapkan pasar target untuk dilayani, menempatan sesuatu yang membedakan perusahaan dengan pesaing, melakukan komunikasi dan menggunakan terusan distribusi untuk mencapai pasar sasaran, serta memilih dan melakukan skala dan cakupan aktivitas yang sempurna.
Dimensi yang lain adalah adaptation sebagai hal pencapaian yang penting dari suatu strategi dalam mengatasi ancaman dan mempergunakan potensi (Day, 1999:6) yang dapat terlihat pada gambar 1 dibawah ini.
Sumber: Day, 1999:6 
Gambar Strategy as an Integrated Pattern of Choices 
Dimensi lain , yaitu adaptation dan accountability. Adaptation ialah dimensi penting dari sebuah taktik dalam merespons pergantian pasar yang dinamis, menanggulangi ancaman dan mempergunakan potensi . Adapt atau adaptation, suatu pendekatan yang menyatakan kejelian dari suatu perusahaan untuk mengadaptasi pergantian suasana lingkungan yang terjadi. (Sucherly 203;23) 
Hasil dari pencapain model ini yakni , peningkatan volume pemasaran (sales volume), kepuasan dan loyalitas pelanggan (customer satisfaction and loyalty), prosentase kenaikan pangsa pasar (market share), Profitabilitas (profitbility), Pertumbuhan laba , serta Return On Investment (ROI) 
Gambar  Strategic marketing versi 
Studi yang dijalankan oleh PT Sarana Jabar Ventura , dimana PT. Sarana Jabar Ventura (PT. SJV) sebagai perusahaan modal ventura tempat pertama di Indonesia yang bertujuan untuk membina usahawan kecil dengan penyertaan modal dan panduan administrasi ialah bentuk kasatmata contoh kemitraan yang ada di Jawa Barat. Pendirian PT. SJV diprakarsai oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, Bapak Mar’i.e. Muhammad. Selanjutnya direalisasikan oleh para pengusaha Jawa Barat dengan mengumpulkan sejumlah dana selaku modal PT. SJV untuk diteruskan pada para usahawan kecil di Jawa Barat. Dengan demikian PT. SJV ialah bentuk kasatmata kemitraan yang dikembangkan untuk lebih mempercepat proses training pebisnis kecil dengan prinsip saling memerlukan, memperkuat dan menguntungkan. 
3. METODOLOGI PENELITIAN 
Metode yang mau dipakai dalam penelitian ini, ialah memakai metode eksperimen, dimana pada tahap permulaan dirancang kriteria versi taktik penjualan usaha kecil berbasis web 2.0 yang akan dijadikan percobaan melalui need assesment, kemudian dilanjutkan dengan menciptakan perancangan tata cara web 2.0 menurut versi taktik pemsaran usaha kecil yang akan dipraktekkan. Pada tahap berikutnya dijalankan uji coba implementasi pada sistem web 2.0 dengan memakai model seni manajemen penjualan perjuangan kecil yang mau dipraktekkan dan jenis perjuangan kecil pada satu industry kecil yang ditetapkan, lalu dilaksanakan juga uji coba pada metode pemasaran konvensional dengan versi taktik pemasaran perjuangan kecil dan perjuangan kecil yang membuat produk yang serupa dan pada industri yang serupa. 
Adapun skema atau citra tahapan pelaksanaan penelitian mampu dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar Gambaran tahapan pelaksanaan penerapan Model strategi pemasaran usaha kecil Berbasis web 2.0 sebagai upaya dalam meningkatkan daya saing industri kecil 
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh PT. SJV kepada industri kecil yang ada di Jawa Barat, ternyata sukar beradaptasi dengan struktur pasar yang ada. Industri kecil kebanyakan kurang mempunyai isu pasar sebagai akhir keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, sehingga mempersulit industri kecil itu sendiri dalam memperluas jalan masuk pasar Akibatnya, ruang gerak industri kecil secara irit akan tetap lemah dan terbatas. Dengan demikian, maka peran informasi penjualan menjadi informasi sentral dan strategis. 
Akibat kondisi tersebut, fenomena krusial yang terjadi adalah terpikatnya industri kecil oleh dorongan pada fokus yang product oriented dan kurang market oriented. Ini memiliki arti ketidakberdayaan dalam mengidentifikasikan kebutuhan dan harapan pembeli terhadap banyak sekali jenis produk industri kecil Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dibutuhkan versi taktik pemasaran yang komperhenship berbasis web 2.0 yang mesti dilakukan untuk mengembangkan daya saing industri kecil di Jawa barat terutama di Kota bandung. 
4.1. Analisis suasana pemasaran dari industri kecil UMKM perlu dilakukan dalam rangka menemukan Informasi pemasaran 
Hasil analisis akan berupa informasi ihwal faktor faktor dalam lingkungan makro (ekonomi, teknologi, sosial budaya , kebijakan pemerintah peraturan dan demographi) dalam rangka mendapatkan gosip dapat diungkapkan seberapa jauh perjuangan kecil telah mempertimbangkan faktor aspek tersebut memperlihatkan tingkat mutu keputusan manajemen penjualan . 
Dari indutri usaha kecil yang diteliti hanya 56.9 % yang secra biasa pemperhatikan atau memikirkan berita wacana lingkungan pemasaran makro, hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dalam industri kecil telah berorientasi pada peluang dan sekaligus ancaman dari lingkungan pemaran makro Sehubungan dengan hal tersebut para pebisnis UMKM sudah mempergunakan sumber daya isu selain sumber daya lain yang diperhatikan ialah “ Men , material, mechine, and men . Konsisi tersebut merefleksikan pula bahwa duduk perkara inforasi tentang faktor faktor situasional telah dijadikan masukan bagi administrasi pemasaran dalam proses pengambilan keputuan . Walaupun demikian terdapat 11.61 % usahawan UMKM yang kurang memikirkan pengaruh aspek lingkungan penjualan makro sehingga tidak berorientasi pada potensi dan bahaya lingkungan makro 
Kekuatan Faktor faktor lingkungan makro tidak memiliki efek pribadi dengan keputusan penjualan dari indutri kecil . Faktor yang mempunyai pengaruh pribadi dengan keputusan penjualan dalam suatu industri adalah lingkungan pemasaran mikro , berdasarkan hal tesbut informasi penjualan perihal penyedia , pesaing,pedagang mediator, publik dan konsumen sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan analisis.
4.2. Analisis seni manajemen pemasaran yang mampu diimplementasikan melalui web 2.0 
Strategi pemasaran, baik taktik pasar produk maupun startegi bauran pemasaran yang dapat diimplementasikan melalui web 2.0 . Strategi pasar produk pada dasarnya merupakan rencana atau cara bagaimana sebuah perusahaan mencapai target pemasarannya yang efektif atau bagaiamana perusahaan menghubungkan kebutuhan dan keiinginan pasar dengan produk yang ditawarakan . Strategi pasar produk berisikan dua sub taktik yakni taktik pasar sasaran dan taktik acara penjualan . Strategi bauran pemasaran produk UMKM merupakan cara /planning perusahaan yang bersifat menyeluruh dan merefleksikan keterpaduan antara strategi strategi bauran produk, bauran harga, bauran distribusi dan bauran penawaran khusus untuk meraih target pemasaran khususnya penjualan di pasar sasaran yang dipilih. Untuk analisis selanjutnya kita lihat per stratgei bauran pemasaran 
4.3. Analisis seni manajemen penjualan yang dapat memajukan daya saing 
Strategi pemasaran yang dapat memajukan daya saing industri kecil lewat Strategi keunggulan berkompetisi yang memfokuskan pada tiga stratgei ialah Strategi generik dari Porter yang terdiri dari stratgei biaya , stratgei diferensiasi dan seni manajemen fokus . Berdasarkan ketiga taktik tersebut , untuk industi kecil utamanya perusahaan UMKM di Kota Bandung belum banyak mengungkapkan karakteristik industi secara sepsifik dalam mecapai keunggulan biaya menyeluruh . Selain itu ada beberapa stratgei diferensiasi yang di gunakan dalam beberapa perusahaan utamanya sentra industri kaos dan kulit olehan . Sangat sedikit diungkapkan jenis diferensiasi yang dilakukan dan lang kah langkat perusahaaan UMKM dalam menerapkan fokus stratgei segmen . 
5. Model Strategi penjualan Industri kecil berbasis web 2.0 sebagai upaya meningkatkan daya saing industri kecil 
5.1. Analisa Sistem 
Tahap analisis sistem yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan keperluan dari tata cara yang hendak digunakan untuk membuatkan model sistem penjualan web2.0. Hasil dari analisis sistem yang dijalankan diperoleh hasil selaku berikut : Karakteristik dari pengguna tata cara pemasaran web 2.0 ini ialah mirip terlihat pada tabel Karakteristik Pengguna selaku berikut.
1) Aktor Server
2) Aktor Client Device 
5.2. Deskripsi Rinci Kebutuhan Strategi Pemasaran Web 2.0 
Hasil dari analisa kebutuhan yang dilakukan diperoleh spesifikasi masalah keperluan dalam metode pemasaran web 2.0 adalah sebagai berikut: 
  1. Memberikan kemudahan dan keamanan pada user yang ingin berkomunikasi dan menyampaikan gosip. 
  2. Memberikan akomodasi terhadap user terutama pelaku UMKM untuk mengakses data dan melaksanakan penelusuran informasi 
  3. Memberikan kemudahan kepada Peneliti dan dinas terkait yang berperan untuk dapat mengisi content web 2.0 
  4. Memberikan kemudahan kepada peneliti, dinas terkait dan pelaku industri UMKM untuk berinteraksi lewat fungsi komunikasi yang dimiliki.
  5. Memberikan kemudahan bagi pihak yang bertanggung jawab (direktur) dalam melaksanakan pengelolaan sistem 
  6. Penyebaran berita yang tidak terbatas oleh daerah dan waktu terhadap user terutama pelaku industri UMKM  
  Makalah Ihwal Bank Syariah (Pola 1)
5.3. Desain system 
Tahap desain metode bermaksud untuk menetapkan entitas dan data yang diperlukan oleh tata cara, pemodelan sistem dengan gambaran proses dan anutan data yang terjadi. 
1) Arsitektur Sistem
Fase desain ini ditujukan untuk mengembangkan versi yang dapat menyanggupi kebutuhan yang sudah diindentifikasikan pada tahap analisis dengan menunjukkan detail-detail teknis dan menetapkan batasan yang berlaku pada sistem. Hasil dari perancangan ini diharapkan mampu ditranslasikan ke dalam kode program. 
Gambar Arsitektur Umum Sistem 
2) Desain Data 
Dari spesifikasi yang telah dikembangkan pada tahap analisis, maka dapat menentukan data-data yang mau dipakai dan disimpan untuk mendukung metode yang akan direalisasikan dalam tabel-tabel sebagai berikut. 
  1. Peneliti dan dinas terkait , Tabel ini berisi detil isu ihwal peneliti selaku penmbuat versi tata cara pemasaran berbasis web 2.0 dan insutri UMKM sebagai pengguna web site. 
  2. Konten produk dan fitur , Tabel-tabel ini membentuk rantai produk beserta fiturnya . Disini antar tabel mempunyai korelasi satu ke banyak.
  3. Topik dan file_produk, Pada table ini akan ditentukan dimana lokasi produk akan disimpan akan disimpan dan penamaan file, seingga file mampu diakses oleh pelaku industri. File materi berupa file HTML, audio dan video. 
  4. Konektor1 dan konektor, Tabel-tabel ini berfungsi sebagai penghubung bagi dua tabel yang saling memiliki korelasi. Konektor menghubungkan tabel industri dengan buyers , konektor menghubungkan antara dosen, dan kuliah. 
Berikut ini yaitu gambar struktur tabel : 
Gambar  Desain Struktur Data 
3) Rancangan Sistem 
Desain arsitektur tata cara disini berfokus pada implementasi pemrograman server side menggunakan PHP, yang meliputi proses login, proses jelajah berita dan proses manipulasi data. 
5.4. Implementasi Sistem 
a. Teknologi Pendukung Proses Implementasi 
Teknologi berbasis Internet yang digunakan untuk berbagi sistem penjualan Web 2.0 ini dengan cara membangun web server dan menaruh web server tersebut di intranet yang terhubung dengan Internet. Web server dan database server yang dibangun , diletakkan dalam jaringan komputer TN/MB UPI. 
Topologi jaringan di gedung TN/MB UPI dapat dilihat pada Gambar ini :
Gambar  Topologi Jaringan web 2.0 
b. Implementasi Halaman Web 
Berikut ini penjelasakan dari halaman web yang diimplementasikan yang terdiri dari halaman statis dan halaman dinamis (.html dan.php). Sedangkan gambar dari sketsa dari halaman web mampu dilihat pada Gambar. 
  1. Index, merupakan halaman wajah dari metode. 
  2. About, merupakan halaman yang berisi info perihal Inkubator bisnis . 
  3. Info & News, berupa halaman yang memperlihatkan info dan isu sekitar Sistem pemasaran web 2.0 
  4. Staff, merupakan halaman yang memperlihatkan data dari peneliti , dinas terkait , dan pelaku insutri kecil UMKM . 
  5. Syarat, terdiri dari tolok ukur untuk mengikuti sistem Pemasaran web 2.0 
  6. Data produk , ialah halaman yang memperlihatkan daftar produk UMKM 
  7. Login, ialah file yang menangani proses authentifikasi user pada tata cara. Bila username/password cocok dengan database pelaku industri , maka script akan menentukan session industri kecil , sedangkan kalau cocok dengan database sentra industri , maka akan dialihkan ke session peneliti, dinas terkait .
  8. Pelaku industri , ialah sesi pelaku industri yang terdiri dari hidangan-hidangan untuk pelaku industri . 
  9. Content Product , ialah halaman produk /company profile dari pelaku industri . Pada file ini akan ditampilkan content product yang sedang diupload . 
  10. Resource, ialah virtual product untuk metode pemasaran berbasis web 2.0 ini. Di gunakan untuk menampilkan data-data produk, jenis produk yang sejenis , dan alamatalamat web yang dapat mendukung content produk . 
  11. Pencarian, dipakai untuk mencari data-data produk atau pusat industri yang ada. 
  12. Produk , berisikan rincian content tiap produk . Pada halaman ini akan ditampilkan daftar produk , harga , daftar varian produk , audio, video, virtual produk , Dan pada setiap produk yang hendak ditampilkan . 
  13. Forum Diskusi, dipakai selaku media interaksi untuk berdiskusi antara pelaku industri dengan peneliti dan dinas terkait berhubungan dengan content yang bersangkutan. 
  14. Progress Report, menampilkan kegiatan pelaku industri UMKM terhadapa sistem pemasaran berbasis web 2.0 . Data-data yang ditampilkan seperti : aktivitas berdiskusi, penambahan content produk perubahan harga , penawaran khusus Aktivitas akan di penilaian . 
  15. Perubahan content & harga , ialah halaman untuk melihat harga yang diberikan pelaku indutri 
  16. Peneliti atau dinas terkait , merupakan sesi peneliti yang terdiri dari daftar content produk yang disediakan dan sajian untuk memasukkan list content gres . 
  17. Lihat content produk , dipakai untuk memperlihatkan daftar content produk mirip list produk, harga , dan file penunjang produk . 
  18. Masukkan content , dipakai untuk memasukkan data conten produk ke dalam database. 
  19. Masukkan file produk, audio, video, dan virtual product, digunakan untuk memasukkan file-file pendukung produk. File ini akan ditampilkan menurut pusat industri kecil .
  20. Masukkan topik, merupakan halaman untuk memasukan content (upload file) produk yang berbentukfile html, ke direktori di server. Dan setelah memasukkan data produk ke database, maka kita bisa memasukkan harga, penawaran khusus , dan file pendukung topik materi. File ini akan di jalan masuk pelaku industri sebagai isi dari content yang diberikan produsen . 
  Makalah Tata Cara Pelayanan Kesehatan Nasional

6. Uji coba Model Strategi Pemasaran usaha kecil 2.0 

Tahap terakhir dari pengembangan Model Strategi pemasaran usaha kecil web 2.0 sudah dijalankan . Pada tahap ini dijalankan uji coba terhadap aplikasi yang sudah dibangun serta dilanjutkan dengan melakukan evaluasi kepada kelebihan dan kelemahan dari metode tersebut. Uji coba dikerjakan terhadap pengguna Sistem penjualan berbasis web 2.0 yang terdiri dari pelaku industri UMKM peneliti dinas terkait dsb . 
Berikut ini adalah content data Uji Model Strategi pemasaran perjuangan kecil web 2.0 untuk 6 pusat produk unggulan di kota bandung. Kota Bandung memiliki acara merevitalisasi 6 kawasan industri dan perdagangan yang memiliki potensi memberikan donasi ekonomi tinggi Kawasan Sentra Industri dan Perdagangan di 5 Kawasan merupakan program prioritas Kota Bandung yang tertuang pada Perda No. 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah dan Perda No.3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Perda No. 2 Tahun 2004 Tentang RTRW Kota Bandung. Kota Bandung populer alasannya adalah produk-produk yang dihasilkannya merupakan produk unggulan. Beberapa produk yang ada ialah primadona kota, seperti jeans, sepatu, kain, rajutan dan kaos. Proses bikinan dan pemasaran produk tersebut terkonsentrasi di 5 (lima) Kawasan Sentra Industri dan Perdagangan Kota Bandung
Gambar Lima sentra tempat industri dan Perdagangan 
Penataan 5 (lima) KSIP selaku tindak lanjut dari Keputusan Walikota Bandung Nomor 517/Kep.793.Huk/2006 ihwal Tim Penataan Kota Bandung. Pencanangan Revitalisasi 5 (lima) KSIP diharapkan dapat menumbuhkembangkan dan mengembangkan potensinya serta menumbuhkan hasrat iklim perjuangan perdagangan dan industri kecil menengah (IKM) di Kota Bandung. KSIP mempunyai kesempatansebagai daerah ’rekreasi industri’ (Industrial Tourism) di kurun yang hendak datang, dimana hadirin tidak hanya datang untuk belanja, tetapi juga dapat melihat secara langsung proses bikinan hingga tercipta produk.
Tabel Lima pusat daerah industri dan Perdagangan 
Penelitian kami hanya perjuangan kecil yang ada pada empat sentra unggulan dan dua sentra industri yakni pusat kulit olahan cibaduyut , sentra rajut binong jati, pusat textile cigondewah, pusat kaos suci , pusat keramik kiara condong serta pusat boneka sukamulya holis. 
7. Integrasi Sistem Pemasaran Web 2.0 dengan Inkubator Bisnis Prodi Pendidikan Manajemen Bisnis –FPEB – UPI 
Pengembangan integrasi aplikasi baik situs web 2.0 dan intranet portal pendidikan manajemen bisnis yang dikembangkan berisikan tahapan-tahapan mampu dilihat pada gambar dibawah ini 
Gambar Diagram Tahapan Integrasi Model pemasaran perjuangan kecil 2.0 ke Web Inkubator Bisnis Prodi Pendidikan Manajemen Bisnis –FPEB – UPI 
8. Implementasi User Interface 
Implementasi dari user interface mampu dilihat dari hasil capture performa web dibawah ini 
8.1. Halaman utama Katalog
8.2. Profile dan deskripsi produk
8.3. Daftar Produk baru dan acara discount
8.4. Penawaran khusus
8.5. Akun pelanggan
9. KESIMPULAN DAN SARAN 
1. Kesimpulan 
  • Informasi pemasaran baik lingkungan makro maupun lingkungan mikro semuanya kuat kepada taktik penjualan. Namun lingkungan pemasaran makro kuat lebih kasatmata dibandingkan dengan lingkungan pemasaran mikro . alasannya adalah berita lingkunga pemasaran sungguh besar lengan berkuasa terhadap taktik penjualan , maka kehandalan isu ialah penenti untuk menentukan stratgei generik dalam meraih kelebihan bersaing 
  • Strategi pemasaran yang terdiri dari seni manajemen pasar produk dan taktik bauran penjualan berpengaruh tervhadap kelebihan . Strategi bauran penjualan (selaku alat pemasaran) yang ditetapkan bergantung pada taktik pasar target sehingga strategi pasar produk lebih dominan pengaruhnya kepada kenaikan daya saing produk usaha kecil , meskipun demikian perumusan strategi pasar produk bila kurang disokong oleh info pemasaran belum merupakan jaminan sebagai penentu daya saing usaha kecil 
  • Strategi keunggulan bersaing lebih memfokuskan pada taktik generik ( ongkos diferensiasi dan konsentrasi) menurut jenis pelaksanaan sumber keunguulan pada stratgei generik. Hasil penelitian deskriptif ini belum banyak mengungkapkan karakteristik industri kecil dalam mencapai kelebihan biaya menyeluruh, disamping itu sangat sedikit diungkapkan perihal jenis diferensiasi yang dilakukan industri kecil dan lankah langkah industri dalam menerapkan strategi konsentrasi segmen 
  • Melalui versi strategi pemasaran perjuangan kecil 2.0 , pelaku usaha kecil akan mendapatkan aneka macam info yang berhubungan dengan produk ataupun network (jejaring) yang berhubungan dengan produk yang dipasarkan , serta dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian pelau perjuangan terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kontrol diri, konsistensi, dan komitmennya baik kepada usahanya sendiri maupun kepada pihak lain sehingga mampu memajukan daya saing industri kecil. Sistem pemasaran perjuangan kecil berbasis web 2.0 yang dirancang memungkinan antar pelanggan atau konsumen dan pelaku perjuangan dapat melaksanakan komunikasi dua arah (two way comunication) dengan dibangun suatu portal untuk pelaksanaan simulation, real time chating 
  Pola Ajuan Efektivitas Sistem Jigsaw Dalam Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Pelajaran Geografi
2. Saran 
  • Akses informasi lingkungan pemasaran makro khususnya aspek ekonomi dan teknologi mempunyai peran yang menentukan dalam merumuskan strategi penjualan dari industri kecil . Olek karena itu penyediaan metode isu menjadi mutlak bagi setiap indutri kecil yang ingi berdaya saing 
  • Strategi pemasaran yang mencakup seni manajemen pasar produk dan taktik bauran penjualan mesti dikerjakan secara baik 
  • Model seni manajemen pemasaran usaha kecil 2.0 ini alangkah lebih baiknya diintegrasikan dengan web site dinas yang terkait
DAFTAR PUSTAKA 
  • A Sidik Prawiranegara, Strategi Pengembangan dan Operasionalisasi Pola Pengembangan Pengusaha Kecil yang terintegrasi dengan Pola Pembinaan Koperasi, Hasil Seminar IKOPIN, PT. PUSRI, dan PT. Jasa Marga, 2003 
  • Agus Suroso, Peranan Lembaga Keuangan Formal dan Informal dalam Pengembangan Industri Kecil, suatu Survey di Propinsi Jawa Tengah, Desertasi UNPAD, Bandung 2004 
  • Badan Pusat Statistik, 2004, Buletin Statistik Bulanan-Indikator Ekonomi, Badan Pusat Statistik Jakarta 
  • Basri Faisal, Perekonomian Indonesia menjelang periode XXI, Distorsi, kesempatan dan kendala, Fakultas Ekonomi, Universitas, Indonesia, Jakarta, 2007 
  • Best, Roger J., 2000, Market-Based Management: Strategies for Growing Customer Value and Profitabiliy, Prentice-Hall, New Jersey 
  • Bina Industri, Laporan Tahunan Kantor Wilayah Departemen Perindustrian Propinsi Jawa Barat tahun 2005, Bandung, 
  • Chang, Tung-Zong, Mehta, Rajiv, Chen, Su-Jane, Polsa, Pia, Mazur, Jolanta, 1999, The Effects of Market Orientation on Effectiveness And Efficiency: The Case of Automotive Distribution Channels in Finland and Poland, The Journal of Services Marketing; Santa Barbara. 
  • Cravens, David W and Nigel F. Piercy, 2007, Stategic Marketing. McGraw-Hill, Boston 
  • Czinkota, Michael R dan Masaaki Kotabe, 2001, Marketing Management, Second Editon, South-Westen College Pub,USA 
  • Day, George S, 1999, Market Driven Strategy: Processes for Creating Value, The Free Press, New York. 
  • Day, G. S. (1994). The capabilities of market driven organizations. Journal of Marketing, 58(October), 37–52. 
  • Day, George. 1999b. “Creating a Market-Driven Organization.” Sloan Management Review, 41 (Fall): 11-22. 
  • Doyle, P., 1994, Marketing Management and Strategy, Prentice Hall Publishing London 
  • Gale & Bradley T, 1994, Marketing Management, second Edition, International Thomson Business Press. 
  • Hamel, Gary and C. K. Prahalad. 1994. “Competing for the Future.” Harvard Business Review 73 (July-August): 122-128 
  • Kotler, 2006, Marketing Management, Prentice Hall Inc, New Jersey. 
  • Kotler, Philip and Garry Amstrong, 2006, Principles of Marketing. Millenium dition, A Simon & Schucer Company, Ebnglewood Cliff, Pretice Hall International, Inc, New Jersey,. 
  • Porter, M. E. (1986). Changing patterns of international competition. California Management Review,28(Winter), 9–40. 
  • Porter, Michael E., 1996, The Competitive Strategy, the Free Press 
  • Porter, Michael E., 1990, The Competitive Advantage of Nations, the Free Press 
  • Sucherly, 2003, Peranan Manajemen Pemasaran Strategik Dalam Menciptakan Keunggulan Posisional Serta Implikasinya terhadap Kinerja Organsasi Bisnis dan Non Bisnis (Pendekatan 5A), Pidato pengukuran Jabatan Guru Bsar dalam Ilmu Ekonomi pad Fakultas Universitas Padjadjaran, 22 Maret 2003 
  • Thomson, Athur A, dan A.J Strickland, 2003, Strategic Management, Irwin- McGraw Hill. 
  • Wheelen, Thomas L.dj Hungger, 2002, Strategic Management: Business Policy, Prentice Hall Int, New Jersey. 
  • Yuyun Wirasasmita 2004, Pemecahan masalah Bisnis Melalui Logical Framework Approach (LFA); Praktek-Praktek Bisnis Antara Teori dan kenyataan, Program DMB UNPAD