Pengertian Macam Hakikat Pengendalian Sosial (social control) – Proses terbentuknya Lembaga sosial diawali dari tumbuh berkembangnya kekuatan ikatan hubungan antar insan dalam suatu masyarakat. Ikatan tersebut terkait dengan eksistensi nilai dan norma dalam upaya untuk memenuhi keperluan hidupnya. Berbagai lembaga sosial dibentuk oleh insan sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sehingga dalam pertumbuhan penduduk dapat terjadi perbedaan mengenai corak dan model lembaga sosial yang dihasilkan. Itu semua bermula dari keperluan manusia dan penduduk akan keteraturan serta ketertiban dalam kehidupannya. Dalam forum sosial dikenal adanya norma dan metode pengendalian sosial, keduanya saling terkait.
Pengendalian sosial (social control)
Pengendalian sosial ialah pengawasan oleh penduduk mencakup segala proses baik yang dijadwalkan atau tidak, bersifat mendidik, mengajak atau memaksa warga masyarakat untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai serta norma yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Pengendalian dapat dikerjakan oleh individu terhadap individu atau golongan lain atau suatu golongan terhadap individu. Juga bisa dari warga penduduk terhadap pemerintah, itu semua merupakan pengendalian penduduk yang mampu terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Pengendalian sosial bertujuan untuk meraih keselarasan, ketenteraman dan kondisi hening antara stabilitas dalam penduduk dengan perubahan-pergantian yang terjadi di dalam penduduk melaui keselarasan kepastian yang berkeadilan. Pengendalian sosial dapat bersifat preventif atau represif. Pengendalian sosial bersifat preventif ialah usaha peencegahan terhadap terjadinya gangguan pada keharmonisan antara kepastian dan keadilan. Usaha pengendalian preventif mirip sosialisasi, pendidikan formal, informal dan non formal. Sedangkan usaha pengendalian represif yakni bertujuan untuk mengembalikan keselarasan yang pernah mengalami gangguan. Usaha represif seperti adanya bimbang kepada warga yang melakukan pelanggaran atau menyimpang dari kaedah-kaedah yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Proses pengendalian sosial mampu dikerjakan dengan cara persuasive (tanpa kekerasan) dan cara coursive (paksaan). Pada penduduk dengan keadaan wajar , tentram tidak ada suatu gangguan dan penyimpangan pendedekatan dengan cara persuasive lebih diutamakan, alasannya akan lebih efektif dari pada cara kekerasan. Pendekatan cara paksaan mampu dilaksanakan pada penduduk dengan kondisi yang sering mengalami perubahan-pergeseran, karena dengan paksaan akan berfungsi membentuk kaidah-kaidaah baru mengambil alih kaidah lama yang telah mengalami pergantian. Namun pendekatan paksaan ini juga tidak mampu dilakukan untuk semua bentuk pergeseran yang ada di penduduk , alasannya pendekatan kekerasanpun ada batas-batasnya. Kekerasan dan paksaan akan mengakibatkan reaksi negatif dan tidak akan menghasilkan pengendalian sosial yang diterima secara baik bahkan mungkin tidak akan melembaga.
Sebelumnya tentang Hakikat Norma Sosial ini mampu menambah wawasan anda
Selain cara tersebut dikenal pula teknik-teknik compulsion dan pervasion. Cara kompulasi menciptakan situasi tertentu sehingga seseorang dengan terpaksa taat dan mengubah sikapnya dan akibatnya mengasilkan kepatuhan secara tidak langsung. Teknik pervasion penyampaian norma-norma secara berulang-ulang disetiap ada potensi dengan harapkan norma yang disampaikan tersebut dengan tidak dasar diterima oleh anggota masyarakat, setiap orang akan mengganti perilaku dan perilakunya sampai dengan keadaan harmonis dan kondusip dalam masyarakat tersebut.