close

√ Pengertian Pendidikan Non-formal, Ciri, Tujuan, Fungsi, dan Contohnya

Pendidikan Non-formal

Pendidikan non-formal sering digunakan dengan-cara bergantian dgn perumpamaan-ungkapan mirip pendidikan dlm arti komunitas, orang cukup umur, seumur, atau bahkan pendidikan yg mengacu pada pendidikan yg terjadi di luar sistem sekolah formal. Ciri khas dr pendidikan non-formal adalah bahwa itu merupakan tambahan, alternatif & aksesori untuk pendidikan formal dlm proses pembelajaran seumur hidup individu.


style=”display:inline-block;width:300px;height:250px”
data-ad-client=”ca-pub-4587108241667738″
data-ad-slot=”9716554914″>

Tujuan utama dr pendidikan nonformal yakni untuk melengkapi, memperbesar atau mengubah dr pendidikan formal, serta memiliki fungsi penting dlm berbagi potensi pelajar lewat penguasaan wawasan & kemampuan fungsional serta pengembangan perilaku & kepribadian yg profesional. Contoh pendidikan nonformal ialah lembaga kursus, kejar paket A, paket B, paket C.

Pendidikan Non-formal

Istilah “pendidikan non-formal” & pengakuannya dlm skala global pada sejarahnya pertamakali muncul di tahun 1960-an, tatkala lembaga pendidikan yg terkonsolidasi mesti menghadapi krisis ekonomi & mendapat pertanyaan tentang kurangnya kemampuan mereka untuk mengikuti keadaan dgn masyarakat baru.

UNESCO menyelenggarakan aneka macam KTT yg dipimpin oleh mahir, Philip H. Coombs, untuk menghadapi krisis & mengajukan solusi yaitu dgn pengadaan pendidikan non-formal. Hal yg perlu diingat sesungguhnya pendidikan non-formal bukanlah pengganti pendidikan formal yg merupakan kunci & mendasar bagi tumbuh kembang seseorang.

Akan tetapi, definisi pendidikan non-formal tetapi dapat melengkapinya dgn menyanggupi kebutuhan atau faktor tertentu yg tak dimiliki oleh lembaga yg dikelola. UNESCO menekankan kelonggaran pada pendidikan non-formal & pembelajaran yg lebih personal untuk dikembangkan bagi setiap orang. Faktanya, hal tersebut justru menjadi model paling ideal bagi penerima didik.

Pengertian Pendidikan Non-formal

Pendidikan non-formal yaitu tata cara pendidikan yg tak memerlukan partisipasi pelajar dgn meminimalkan kontak antara instruktu & pelajar & sebagian besar dijalankan lewat latihan terjadi di luar sekolah, misalnya, membaca di rumah.

Atas dasar itulah pendidikan non-formal pula bisa diartikan selaku segala kegiatan pendidikan yg diselenggarakan di luar metode yg ditetapkan dengan-cara formal yg dapat bekerja dengan-cara terpisah dr pendidikan formal atau dlm kegiatan yg lebih besar, menurut akseptor atau tujuan pembelajaran.

Pengertian Pendidikan Non-formal Menurut Para Ahli

Adapun definisi pendidikan non-formal menurut para andal, antara lain:

  1. Undang-Undang Nomor 20  Tahun 2003, Pendidikan non-formal yakni jalur pendidikan di luar pendidikan formal yg mampu dilaksanakan dengan-cara terencana & berjenjang.
  2. UNESCO, Pengertian pendidikan nonformal adalah metode pendidikan yg mempunyai forum, disengaja, & dijadwalkan oleh penyelenggara pendidikan. Seringkali diberikan untuk menjamin hak susukan pendidikan bagi semua dengan  melayani orang-orang dr segala usia, tetapi tak senantiasa menerapkan struktur sosial atas jalur berkesinambungan.
  3. Coombs (1973), Pendidikan non-formal merupakan kegiatan pendidikan yg terorganisasi, diselenggarakan di luar pendidikan persekolahan dengan-cara tersendiri atau merupakan bagian penting dr sebuah kegiatan yg lebih luas dgn maksud memberikan layanan khusus pada warga berguru dlm meraih tujuan mencar ilmu.

Ciri Pendidikan Non-formal

Ciri khas dr pendidikan non-formal ialah bahwa itu merupakan tambahan, alternatif duntuk pendidikan formal dlm proses pembelajaran seumur hidup individu. Secara lebih rinci karakteristik yg ada dlm metode pendidikan non-formal ialah selaku berikut:

  1. Pendidikan non-formal direncanakan & dilaksanakan di luar sistem sekolah.
  2. Meskipun pendidikan non-formal diselenggarakan diluar jakur pendidian resmi namun pendudkan non-formal dikerjakan dengan-cara terorganisir & berjenjang.
  3. Jadwal & silabus mampu diubahsuaikan.
  4. Tidak mirip pendidikan formal yg bersifat teoritis, pendidikan non-formal bersifat simpel & kejuruan.
  5. Pendidikan non-formal tak mempunyai batas-batas usia.
  6. Biaya atau sertifikat mungkin dibutuhkan atau mungkin tidak.
  7. Pendidikan non-fomal bisa jadi belajar penuh waktu atau paruh waktu.
  8. Melibatkan pembelajaran kemampuan profesional.
  9. Pembelajaran mampu berlangsung di berbagai lokasi.
  10. Relevansi dgn kebutuhan kelompok yg kurang membutuhkan
  11. Terdapat fleksibilitas dlm organisasi sosial & metode pembelajarannya.

Tujuan & Fungsi Pendidikan Non-formal

Tujuan utama dr pendidikan nonformal adalah untuk melengkapi, memperbesar atau mengganti dr pendidikan formal. Secara lebih rinci, tujuan pendidikan non-formal ialah sebagaai berikut:

  1. Menyediakan keaksaraan fungsional & pendidikan berkelanjutan untuk orang dewasa & remaja yg tak memiliki pendidikan formal atau tak menyelesaikan pendidikan dasar.
  2. Menyediakan pendidikan fungsional & perbaikan bagi kaum muda yg tak menyelesaikan pendidikan menengah mereka.
  3. Menyediakan pendidikan untuk aneka macam klasifikasi lulusan untuk meningkatkan wawasan & keterampilan dasar.
  4. Memberikan pelatihan dlm layanan, di kawasan kerja, kejuruan & profesional untuk banyak sekali klasifikasi pekerja & profesional untuk meningkatkan kemampuan mereka.
  5. Sebagai pengembangan kepribadian & aktualisasi diri.
  6. Untuk menghadapi tantangan hidup baik dlm keluarga ataupun dlm kegidupan bermasyarakat
  7. Untuk memajukan kemakmuran umum lewat pembinaan keluarga.
  8. Menumbuhkan kesadaran hidup beemasyarkat, berbangsa & bernegara.
  9. Menciptakan atau membantu membuat lapangan pekerjaan sesuai dgn keahlian yg dimiliki.

Adapun fungsi pelaksanaan pendidikan non-formal yaitu menyebarkan potensi peserta didik dgn menekankan pada penguasaan pengetahuan & keterampilan fungsional, serta pengembangan perilaku & kepribadian yg profesional.

Misalnya melalui mediatasi, pengajian, & lain-lain. Secara lebih rinci, fungsi pendidikan non-formal yaitu sebagaai berikut:

  1. Sebagai pengembangan potensi diri 

Meskipun diselenggarkan di luar jam pelajaran & peraturan yg lebi fleksibel namun pendidikan tersebut mengarah pada pengembangan potensi diri sesuai minat & bakat akseptor didik sehingga akseptor didik dapat menyebarkan potensi dirinya yg memiliki efek pada peningkatan kualitas sumber daya insan yg diinginkan.

  1. Media sosialisasi

Dalam pendidikan nonformal peserta didik pula kan mendapatkan koneksi (sosialisasi) yg lebih luas, hal tersebut dikarenakan seseorang akan bertemu degan orang-orang gres tatkala berada dlm lingkungan pendidikan nonformal. Melalui hal tersebut pula akan menumbuhkan rasa percaya diri seseorang.

Kelebihan & Kekurangan Pendidikan Non-formal

Seperti halnya, jenis pendidikan formal & pendidikan informal, pendidikan non-formal pula mempunyai keunggulan & kekurangan tersendiri. Penjelasannya sebagai berikut;

Kelebihan

Diantaranya yakni;

  1. Praktik & training kejuruan.
  2. Pikiran yg tumbuh dengan-cara natural yg tak menanti sistem berubah.
  3. Fleksibilitas dlm usia, kurikulum & waktu.
  4. Sistem pendidikan terbuka di mana sektor publik & swasta terlibat dlm prosesnya.
  5. Tidak perlu melakukan cobaan berkala .
  6. Sertifikat, & penghargaan tak penting untuk diberikan.

Kekurangan

Diantaranya yakni:

  1. Kehadiran penerima tak stabil.
  2. Terkadang cuma mencampakkan-buang waktu alasannya tak perlu melakukan ujian dengan-cara rutin & tak ada gelar yg diberikan di selesai sesi pembinaan.
  3. Keterampilan membaca & menulis dasar sangat penting untuk dipelajari.
  4. Tidak ada guru yg profesional & berpengalaman.
  5. Beberapa lembaga menunjukkan sertifikasi palsu melalui kursus online cuma untuk menerima penghasilan.

Contoh Pendidikan Non-formal

Sedangkan untuk acuan pendidikan non-formal yg gampang kita peroleh dlm kehidupan sehari-hari, antara lain;

  1. Kelompok belajar yg terdiri dr kejar paket A, paket B & paket C
  2. Pusat kegiatan belajar penduduk (PKBM). Tujuan dr pendidikan ini yakni untuk meningkatkan ketrampilan, hobi, talenta, keahlian & wawasan.
  3. Lembaga pembinaan & kursus. Misalnya Kursus pendidikan orang akil balig cukup akal berbasis komunitas, kursus komputer, kursus menjahit & lain sebagainya.
  4. Pendidikan dasar untuk orang sampaumur, pendidikan keaksaraan orang cukup umur atau pendidikan kesetaraan sekolah.
  5. Pendidikan di rumah, arahan individual (seperti pembelajaran terprogram), pembelajaran jarak jauh & kode dgn dukungan komputer yaitu kemungkinan lain.
  6. Pramuka & kursus beberapa program olahraga seperti renang untuk balita, atau training kebugaran.
  7. Siraman rohani.

Kesimpulan

Dari klarifikasi yg dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa pendidikan non-formal sering digunakan dengan-cara bergantian dgn ungkapan-perumpamaan seperti pendidikan komunitas, pendidikan orang akil balig cukup akal, pendidikan seumur hidup & pendidikan peluang kedua atau pendidikan yg mengacu pada pendidikan yg terjadi di luar sistem sekolah formal.

Sehingga dlm metode pendidikan non-formal mengacu pada pendidikan yg dibingkai sesuai dgn kebutuhan pekerjaan tertentu. Jenis pendidikan ini lebih dianggap sebagai pelatihan keterampilan. Pendidikan semacam itu harus lebih ditingkatkan karena mereka mahir dlm menyanggupi keperluan industri.

Pendidikan non-formal mencakup banyak sekali situasi pembelajaran terorganisir yg tak mempunyai tingkat kurikulum, silabus, pengukuhan & sertifikasi yg terkait dgn ‘pembelajaran formal’, tetapi lebih terstrukutur daripada ‘pembelajaran informal’ yg umumnya berjalan dengan-cara natural & dengan-cara spontan sebagai cuilan dr aktivitas lain.

Atau bisa pula dikatakan bahwa pendidikan non-formal mampu mencakup program yg berkontribusi pada literasi & pendidikan orang cukup umur & remaja untuk belum dewasa putus sekolah, serta acara ihwal kecakapan hidup, kecakapan kerja, & pengembangan sosial atau budaya. Pendidikan non-formal sebagian besar mengarah pada kualifikasi yg tak diakui sebagai kualifikasi formal oleh otoritas pendidikan nasional terkait atau tak mempunyai kualifikasi sama sekali.

Pendidikan non-formal dkatakan lebih fleksibel alasannya adalah pendidikan non-formal terbuka untuk segala usia, asal & kepentingan pribadi. Selain itu, ini yaitu jenis pendidikan yg relatif sukarela, dgn metode pengajaran yg bermacam-macam & tujuan alhasil bukanlah gelar, melainkan pembelajaran murni.

Dalam pendidikan non-formal seseorang (yang tak bersekolah) dapat mempelajari literasi, kemampuan dasar yg lain, atau kemampuan kerja. Pendidikan non-formal dilaksanakan dengan-cara sadar & sengaja serta sistematis yg diatur untuk golongan yg homogen. Pendidikan non-formal sendiri harus diprogram untuk melayani kebutuhan kalangan yg teridentifikasi & memerlukan fleksibilitas dlm desain kurikulum & sketsa penilaian.

Itulah tadi postingan lengkap yg bisa kami uraikan pada segenap pembaca berkenaan dgn pengertian pendidikan non-formal, ciri, tujuan, fungsi, keunggulan, kelemahan, & contohnya di penduduk yg gampang untuk ditemukan dlm kehidupan sehari-hari.

  √ 6 Contoh Simpati di Sekolah dalam Kehidupan Sehari-Hari