√ Nilai Dan Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat

Nilai Dan Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat – Dalam pengertian sehari-hari nilai diartikan selaku harga (taksiran harga), ukuran, & perbandingan dua benda yg dipertukarkan. Dapat pula diartikan angka kepandaian (nilai ujian, nilai rapor), kadar, mutu, & bobot, tetapi dlm Sosiologi, nilai mengandung pengertian yg lebih luas ketimbang pengertian sehari-hari. Nilai merupakan sesuatu yg baik, yg dikehendaki, dicita-citakan, & dianggap penting oleh warga penduduk .

Nilai Dan Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat √  Nilai Dan Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat
Nilai Dan Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat
Nilai terbentuk dr apa yg benar, pantas, & luhur untuk dilaksanakan & diamati. Nilai bukanlah keinginan, melainkan apa yg dikehendaki, jadi bersifat subjektif. Nilai pula bersifat relatif alasannya yaitu apa yg menurut kita sudah benar & baik belum tentu disebut nilai. Penentuan sebuah nilai mesti didasarkan pada pandangan & ukuran orang banyak. Misalnya, Joko beryanyi di kamarnya untuk menghibur diri. Menurut pertimbangan Joko bernyanyi yaitu sesuatu yg sungguh bernilai. Meskipun ia beryanyi di kamarnya sendiri dgn suara yg merdu, belum tentu perbuatan itu bernilai bagi penduduk di sekelilingnya.
Berdasarkan realita menunjukkan, bahwa orang mampu memajukan ide sendiri di luar lingkup metode nilai penduduk . Sistem nilai ini beroperasi dlm bidang yg terbatas, utamanya menolong dlm bikin keputusan dengan-cara individual, namun dlm kasus tertentu, nilai individual itu sungguh berpengaruh dlm tingkah laris & tindakannya sehingga dapat menyimpang dr norma-norma serta melanggar nilai-nilai yg terkandung dlm sistem nilai sosial.

A. NILAI

1.  Pengertian Nilai

Nilai merupakan sesuatu yg baik, yg diperlukan, dicita-citakan, & dianggap penting oleh warga penduduk .
Berbagai rumusan yg sudah dikemukakan oleh para sosiolog perihal nilai sosial selaku berikut.
  • Young merumuskan nilai sosial, yakni selaku perkiraan-perkiraan yg abstrak & sering tak disadari perihal apa yg benar & apa yg penting.
  • Green, menyaksikan nilai sosial itu selaku kesadaran yg dengan-cara relatif berjalan disertai emosi kepada objek, ilham, & orang individual.
  • Woods, menyatakan bahwa nilai sosial merupakan isyarat -aba-aba biasa & sudah berjalan usang yg mengarah pada tingkah laku & kepuasan dlm kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, mampu dirumuskan bahwa nilai sosial yakni isyarat dengan-cara sosial terhadap objek-objek, baik bersifat material maupun nonmaterial. Dengan susunan ini nilai harga diri masing-masing yg diukur & ditempatkan dlm suatu struktur berdasarkan ranking yg ada dlm penduduk tertentu sifatnya absurd. Apabila sikap & perasaan ihwal nilai sosial diikat bersama dlm suatu tata cara, disebut selaku tata cara nilai sosial.
Wujud nilai dlm kehidupan itu merupakan sesuatu yg berguna karena dapat membedakan yg benar & yg salah, yg indah & yg tak indah, & yg baik & yg buruk. Wujud nilai dlm penduduk berupa penghargaan, hukuman, kebanggaan, & sebagainya. Sumber dr nilai tersebut merupakan hal-hal yg berkaitan dlm penduduk .
Pada prinsipnya nilai dr seseorang mampu dipelajari sejak masa kanak-kanak lewat proses sosiologi, & bisa dipelajari lewat pengalaman hidup sehari-hari. Pengalaman hidup ini ada yg tertanam dlm diri anggota penduduk , namun ada pula yg bersifat sementara.
Pengalaman ini sering bertukar, bila ada pengalaman gres yg mampu menawarkan kepuasan yg lebih besar mereka menyusun perkiraan bahwa apa yg benar & penting itu merupakan sesuatu yg abnormal, & sering tak disadari. Pengalaman itu mampu ditularkan oleh orang seorang atau grup lain dlm penduduk dgn tingkat intensitas yg bermacam-macam. Penularan ini merupakan faktor penting dlm pembentukan pribadi seseorang di penduduk .

2.  Ciri-ciri, Tolok Ukur, Sumber, & Jenis Nilai Sosial

Nilai merupakan tujuan yg ingin dicapai. Nilai sosial diputuskan berdasarkan ukuran, patokan, pikiran, & kepercayaan yg dianut oleh masyarakat dlm suatu lingkungan kebudayaan tertentu wacana apa yg patut, luhur, & baik, yg berdaya guna fungsional demi kebaikan hidup bareng .
Sosiologi merumuskan nilai berdasarkan data yg didapatkan di dlm penduduk . Data itu diangkat dr pengalaman orang banyak, baik dr masa lalu maupun masa kini. Anggota masyarakat tentu mengalami sendiri atau bersama-sama, daya guna, gotong-royong, musyawarah, jembatan layang, lalu lintas, taman hiburan, & sebagainya. Mereka menghargainya, baik dengan-cara terang-terangan, maupun membisu-membisu. Penghargaan yg mereka berikan itulah yg disebut nilai sosial.

Ciri-ciri Nilai Sosial

Beberapa ciri-ciri nilai sosial selaku berikut.
  • Nilai sosial merupakan konstruksi masyarakat yg tercipta melalui interaksi di antara para anggota penduduk . Nilai tercipta dengan-cara sosial bukan dengan-cara biologis atau bawaan semenjak lahir.
  • Nilai sosial dipelajari & bukan bawaan lahir. Proses belajar & pencapaian nilai-nilai itu semenjak kanak-kanak melalui proses sosialisasi keluarga.
  • Nilai sosial ditularkan dr sebuah kelompok ke kelompok yg lain, melalui banyak sekali macam proses sosial. Bila nilai itu berwujud kebudayaan, mampu ditularkan melalui akulturasi, difusi, & sebagainya.
  • Nilai memuaskan insan & mengambil penggalan dlm perjuangan pemenuhan keperluan-keperluan sosial. Nilai yg telah disetujui & diterima dengan-cara sosial menjadi dasar perbuatan & tingkah laris, baik dengan-cara pribadi maupun dengan-cara kelompok, & dengan-cara keseluruhan. Nilai pula menolong penduduk supaya mampu berfungsi baik. Sistem nilai sosial sangat penting untuk pemeliharaan kesejahteraan & kepuasan sosial bareng .
  • Masing-masing nilai mempunyai efek yg berlawanan terhadap orang individual & masyarakat selaku keseluruhan.
  • Nilai dapat mempengaruhi pengembangan pribadi dlm masyarakat baik positif & negatif.

Tolok Ukur Nilai Sosial

Tolok ukur nilai sosial, yaitu daya guna fungsional sebuah nilai & kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau akreditasi yg diberikan oleh seluruh atau sebagian besar penduduk kepada nilai sosial tersebut.
Disebut daya guna fungsional, karena setiap objek dihargai berdasarkan fungsinya dlm struktur & tata cara penduduk yg bersangkutan. Jadi, penghargaan yg diberikan berlainan-beda, tergantung pada besar kecilnya fungsi. Presiden mendapat nilai sosial lebih tinggi ketimbang menteri sebab fungsi presiden dinilai lebih tinggi ketimbang fungsi menteri. Candi Borobudur & Candi Mendut mendapat nilai sosial yg berlainan. Candi Borobudur dihargai lebih tinggi alasannya dinilai mempunyai nilai sosiokultural yg lebih besar ketimbang Candi Mendut, Borobudur diketahui orang di seluruh dunia.
Dari kehidupan sehari-hari ternyata masyarakat terus berubah. Oleh lantaran itu, tak ada patokan nilai yg bersifat kekal yg ada & mampu dibentuk hanyalah tolok ukur sementara. Supaya tolok ukur nilai menjadi bersifat tetap, mesti dipenuhi 2 syarat sebagai berikut.
  • Penghargaan itu harus diberikan & disetujui oleh seluruh atau sebagian besar anggota masyarakat, jadi bukan didasarkan atas harapan penilaian individu.
  • Tolok ukur itu harus diterima betul-betul oleh sekurang-kurangnyasebagian besar masyarakat.
  • Penghargaan & keseriusan penerimaan itu mesti dimengerti & diukur berdasarkan kuantitas & kualitas, pengorbanan yg dilakukan penduduk . Untuk mempertahankan kelestarian kriteria itu, pula mesti ada hukuman yg dikenakan apabila ada yg melanggar janji bareng . Di samping itu manusia pula dapat mengenali intensitas penerimaan itu dr luapan emosi penduduk , apabila ada perbuatan yg akan menghancurkan.
  Gamelan Sekaten Kyai Guntur Sari Memiliki Bedhug Yang Dinamakan​

Sumber-sumber Nilai Sosial

Nilai sosial bersumber dr daya guna fungsional yg diakui & diberikan penduduk pada segala kreasi insan yg disebut kebudayaan. Sumber itu terletak di luar orang atau barang yg dihargai itu. Sumber nilai sosial terletak di dlm penduduk itu sendiri, sejauh penduduk mengetahui & mengalami kegunaan atau jasa-jasa orang & barang tersebut. Sumber nilai yg terletak di luar orang atau benda yg bernilai itu disebut sumber ekstrinsik.
Selain sumber ekstrinsik, ada pula sumber intrinsik. Pada penduduk sebagian terdapat golongan manusia yg sejak lahir belum pernah menampilkan jasa bagi masyarakat. Mereka para penyandang cacat tubuh, mental, & yatim piatu. Mereka disebut orang-orang yg tak mempunyai daya guna fungsional bagi penduduk , namun ternyata ada anggota penduduk mau menyisihkan waktu & duit bagi mereka, mengasuh, & merawat mereka. Kesediaan sejumlah orang untuk mengasuh mereka sama sekali tak didasarkan pada daya guna fungsional yg praktis tak mereka miliki, melainkan pada nilai harkat & martabat insan. Dapat dikatakan bahwa nilai intrinsik dr nilai sosial yaitu harkat & martabat manusia itu sendiri.
Mutu & nilai insan diakui lebih tinggi ketimbang makhluk-makhluk lain karena insan merupakan makhluk yg berpribadi. Manusia mempunyai hak-hak azasi yg tak mampu dilanggar, tetapi mesti dihormati & dijunjung tinggi. Manusia berhak dilindungi undang-undang, bila insan terlantar & menderita, ia mempunyai hak untuk mendapat bantuan dr sesama insan. Di dlm penduduk , nasional maupun internasional, banyak didapatkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi insan, mirip diskriminasi, perbudakan, & perang.

Jenis-jenis Nilai Sosial

Menurut Prof. Dr. Notonagoro, nilai dapat dibagi atas tiga jenis selaku berikut.
1) Nilai material, yakni segala benda yg mempunyai kegunaan bagi manusia.
  • Nilai vital, yakni segala sesuatu yg memiliki kegunaan bagi manusia untuk dapat hidup & menyelenggarakan aktivitas.
  • Nilai spiritual, yakni segala sesuatu yg memiliki kegunaan bagi rohani insan. Nilai kerohanian dibedakan lagi menjadi empat macam, yakni:
  1. nilai moral (kebaikan) yg bersumber dr unsur kehendak atau kemauan (karsa, etika);
  2. nilai religius, yg merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yg tertinggi & mutlak;
  3. nilai kebenaran (kenyataan) yg bersumber dr unsur akal insan; dan
  4. nilai keindahan, yg bersumber dr unsur rasa insan atau perasaan (estetis).

Macam-macam Nilai

Beberapa macam nilai selaku berikut.
  • Nilai yg berkaitan dgn kebendaan (bersifat ekonomi). Nilai ini diukur dr kedayagunaan perjuangan insan untuk mencukupi kebutuhannya.
  • Nilai yg bekerjasama dgn kesehatan. Nilai ini dekat relevansinya dgn unsur biologis, manusia senantiasa berusaha biar sehat jiwa raganya.
  • Nilai yg berafiliasi dgn undang-undang atau peraturan negara. Nilai ini merupakan pedoman bagi setiap warga negara biar mengetahui hak & kewajibannya.
  • Nilai yg bekerjasama dgn wawasan. Nilai pengetahuan mengutamakan & mencari kebenaran sesuai desain keilmuannya.
  • Nilai yg berafiliasi dgn agama atau kepercayaannya. Nilai ini bersumber dr pedoman agama yg menjelaskan ihwal sikap, sikap, perbuatan, & larangan bagi insan.
  • Nilai yg bermitra dgn keindahan. Nilai keindahan merupakan salah satu aspek kebudayaan, contohnya seni musik, seni tari, seni lukis, & lain-lainnya.

Fungsi Nilai Dalam Interaksi Sosial

Dalam realita sehari-hari, setiap insan, kelompok, maupun penduduk senantiasa dituntut untuk bersikap & berperilaku laris berdasarkan nilai-nilai dasar (nilai budaya) yg merupakan persepsi hidup atau pedoman hidup yg diseleksi dengan-cara selektif dr nilai-nilai yg ada. Contoh Pancasila sebagai dasar & pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya luhur bangsa Indonesia.

Apabila dikaitkan dgn kehidupan sehari-hari sungguh sulit memilih nilai budaya yg dianut oleh seseorang, kelompok, atau penduduk . Hal ini terjadi alasannya ialah nilai budaya itu bersifat relatif.

Menurut Kluckhohn semua nilai dlm setiap kebudayaan intinya mencakup lima problem pokok, yaitu selaku berikut.

1. Nilai Mengenai Hakikat Karya Manusia

Misalnya, ada sebagian orang yg berasumsi bahwa manusia berkarya untuk memperoleh nafkah, kedudukan, & kehormatan.

2. Nilai Mengenai Hakikat Hidup Manusia

Misalnya, ada yg mengerti bahwa hidup itu buruk, hidup itu baik, & hidup itu buruk, tetapi insan wajib berikhtiar supaya hidup itu baik.

3.Nilai Mengenai Hakikat Kedudukan Manusia Dalam Ruang & Waktu

Misalnya, ada yg berorientasi ke masa kemudian, masa sekarang, & masa depan.

4. Nilai Mengenai Hakikat Hubungan Manusia Dengan Alam

Misalnya, ada yg berasumsi bahwa manusia tunduk pada alam, mempertahankan keharmonisan dgn alam, atau berkeinginan menguasa alam.

5. Nilai Mengenai Hakikat Manusia Dengan Sesamanya

Misalnya, ada yg berorientasi pada sesama, ada yg berorientasi pada atasan, & ada yg mementingkan diri sendiri.
Nilai memegang peranan penting dlm setiap kehidupan karena nilai-nilai menjadi orientasi dlm setiap tindakan lewat interaksi sosial. Nilai sosial itulah yg menjadi sumber dinamika masyarakat. Apabila nilai-nilai sosial itu lenyap dr penduduk maka seluruh kekuatan akan hilang.
Fungsi nilai dlm interaksi sosial sebagai berikut.
  • Nilai berfungsi mengontrol cara-cara berpikir & berperilaku laku dengan-cara ideal. Hal ini terjadi karena anggota penduduk senantiasa bisa melihat cara bertindak & bertingkah laku yg terbaik, & bisa menghipnotis dirinya sendiri.
  • Nilai berbagi seperangkat alat yg siap dipakai untuk menetapkan harga sosial dr pribadi/grup. Nilai-nilai ini memungkinkan sistem stratifikasi dlm penduduk .
  • Nilai mampu berfungsi selaku alat pengawas dgn daya tahan & daya mengikat tertentu. Mereka mendorong, menuntun, & kadang kala menekan insan untuk berbuat yg tak baik.
  • Nilai mampu berfungsi selaku alat solidaritas di kelompok anggota grup & masyarakat.
  • Nilai merupakan penentu terakhir bagi insan dlm memenuhi peranan-peranan sosialnya. Mereka membuat minat & memberi semangat pada insan untuk mewujudkan apa yg diminta & diharapkan, menuju terciptanya impian.
  Ras adalah : Pengertian, Jenis, Klasifikasi dan Contoh

Kata Kunci :

Nilai itu bersifat individual & sosial serta mempengaruhi tindakan & tingkah laku insan, baik dengan-cara individual, kelompok maupun masyarakat.

B. NORMA   

1.  Pengertian Norma & Fungsi Norma

Norma merupakan aturan-aturan yg dilengkapi dgn hukuman-hukuman pada orang yg melanggarnya. Atau dikatakan seperangkat tatanan baik yg tertulis maupun tak tertulis, yg berlaku, & merupakan pedoman sehari-hari dlm penduduk . Dalam pelaksanaan, norma berlaku di segala bidang kehidupan contohnya kesenian, keagamaan, adat-istiadat, & pendidikan.
Fungsi norma di penduduk menurut Selo Soemardjan, yakni selaku berikut.
  • Merupakan pedoman hidup yg berlaku untuk semua warga penduduk .
  • Mengikat setiap anggota penduduk sehingga berakibat menampilkan sanksi kepada anggota penduduk yg melanggarnya.

Di dlm penduduk norma-norma yg ada mempunyai kekuatan mengikat yg berlainan-beda. Ada norma yg berdaya ikat lemah, sedang, maupun kokoh. Umumnya, anggota penduduk tak berani melanggar norma yg berdaya ikat kokoh. Untuk mampu membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut, diketahui empat pemahaman norma, yakni sebagai berikut.

Cara (Usage)

Cara menunjuk pada suatu bentuk perbuatan. Norma ini mempunyai daya ikat yg sangat lemah dibanding dgn kebiasaan. Cara lebih menonjol di dlm hubungan antarindividu. Suatu penyimpangan kepada cara tak akan menjadikan hukuman yg berat, namun cuma celaan. Misalnya, orang mempunyai cara minum & makan masing-masing pada waktu berjumpa . Ada yg minum & makan tak mengeluarkan bunyi ada pula yg mengeluarkan bunyi sebagai menunjukan rasa kepuasannya. Cara yg terakhir biasanya dianggap tak sopan, bila cara tersebut dilaksanakan pula maka orang akan merasa tersinggung & mencela cara minum tersebut.

Kebiasaan (Folkways)

Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yg lebih tinggi dibandingkan dengan cara. Kebiasaan diartikan selaku perbuatan yg diulang-ulang dlm bentuk yg sama karena orang banyak menggemari perbuatan tersebut. Contohnya kebiasaan menghormati orang-orang yg lebih wangi tanah.

Tata Kelakuan (Mores)

Kalau kebiasaan tersebut tak semata-mata selaku cara sikap saja, namun diterima selaku norma pengatur maka kebiasaan tersebut menjadi tata kelakuan. Tata kelakukan merefleksikan sifat-sifat yg hidup dr kelompok manusia & dilaksanakan selaku alat pengawas. Tata kelakuan, di satu pihak, memaksakan suatu perbuatan. Di lain pihak, selaku larangan sehingga dengan-cara pribadi menjadi alat supaya anggota penduduk menyesuaikan perbuatan dgn tata kelakuan tadi.

Adat-istiadat (Custom)

Tata kelakuan penduduk yg berintegrasi dengan-cara kokoh dgn pola-pola sikap baik dapat meningkat menjadi adat-istiadat. Anggota penduduk yg melanggar adat-istiadat akan memperoleh hukuman keras. Contoh aturan adat melarang terjadinya perceraian suami-istri di kawasan Lampung. Suatu perkawinan dinilai selaku kehidupan baka bersama & hanya dapat terputus apabila salah seorang meninggal dunia. Kalau terjadi perceraian maka tak cuma orang-orang yg bersangkutan yg terkontaminasi, tetapi pula seluruh keluarga. Untuk menetralisir kecemaran tersebut, perlu dilaksanakan upacara adat khusus yg biasanya memerlukan ongkos besar. Bisa pula orang yg melakukan pelanggaran tersebut dikeluarkan dr desa & lingkungan penduduk , tergolong keturunannya.
Setiap penduduk mempunyai seperangkat nilai & norma sosial. Seluruh nilai & norma itu dianggap selaku kekayaan & pujian penduduk . Nilai & norma tersebut dijunjung tinggi & diakui selaku perbendaharaan kultur & selaku bukti bahwa penduduk tersebut beradab. Nilai & norma tersebut mesti dibela apabila eksistensinya disepelekan orang lain. Misalnya bangsa Indonesia menjunjung tinggi hak asasi & musyawarah selaku nilai-nilai sosial yg mesti dibina & dipertahankan.

2.  Macam-macam/Jenis-jenis Norma

Dilihat dr resmi tidaknya norma tersebut & ditilik dr kekuatan sanksinya, dibedakan dua macam, yakni selaku berikut.
  1. Norma Tidak Resmi & Norma Resmi
  2. Norma Tidak Resmi (Nonformal)
Norma tak resmi merupakan patokan yg dirumuskan dengan-cara tak terperinci di masyarakat & pelaksanaannya tak diwajibkan bagi warga yg bersangkutan. Norma tersebut tumbuh dr kebiasaan bertindak yg seragam & diterima oleh masyarakat. Meskipun tak diwajibkan, namun semua anggota sadar, bahwa patokan tak resmi itu mesti ditaati & mempunyai kekuatan memaksa yg lebih besar ketimbang patokan resmi. Patokan tak resmi ditemui dlm kelompok primer menyerupai keluarga, kumpulan tak resmi, & paguyuban.

2) Norma Resmi (Formal)

Norma resmi merupakan patokan yg dirumuskan & diwajibkan dgn terperinci & tegas oleh yg berwenang pada semua warga penduduk . Keseluruhan norma formal ini merupakan suatu badan aturan yg dimiliki masyarakat terbaru. Jalan untuk memperkenalkan kaidah formal/peraturan-peraturan yg telah dibikin mesti disebarluaskan. Pembuatan peraturan tersebut tak semata-mata didasarkan pada kebiasaan yg sudah ada, namun lebih sesuai dgn prinsip susila (etika) & prinsip ”baik & buruk”. Dari sumber moral itu dibuatlah perundang-ajakan, keputusan, peraturan, & sebagainya. Oleh karena itu, diharapkan pertimbangan rasional yg masak mengenai tujuan yg hendak diraih & faktor-faktor yg dapat membatasi keberhasilannya.
Dalam penduduk yg sudah maju, sebagian patokan resmi dijabarkan dlm suatu kompleks peraturan aturan. Masyarakat adat diubah menjadi penduduk aturan. Kebutuhan akan peraturan aturan tak dapat dihindari oleh negara, forum kepartaian, ekonomi, kemudian lintas, & sebagainya. Seluruh aturan positif/tertulis diperlukan demi terciptanya keseragaman bertindak bagi semua anggota penduduk terbaru.

Norma-norma Utama

Berdasarkan daya mengikat & hukuman yg tersedia bagi para pelanggarnya, norma utama dibagi atas enam golongan, yaitu norma kelaziman, norma aturan, norma kesusilaan, norma agama, norma kesopanan, & mode.

1) Norma Kelaziman/Folkways

Norma kelaziman, yakni norma yg dibarengi tanpa berpikir panjang, melainkan cuma didasarkan atas tradisi atau kebiasaan yg berlaku di penduduk . Folkways ini, lebih luas dr Custom. Custom, yakni cara-cara bertindak yg sudah diterima oleh penduduk , contohnya: cara mengangkat topi, cara duduk, cara makan, cara-cara peminangan, & lain-lainnya.
Volkways & Custom keduanya tak memerlukan sanksi (bahaya hukuman untuk berlakunya). Biasanya orang-orang yg menyimpang dr kelaziman dianggap gila, gila, ditertawakan, diejek, & lain-yang lain. Misalnya: cara makan, minum, berpakaian, bersepatu, menyampaikan, tertawa, menerima tamu, memberi salam, & sebagainya. Kesemuanya mengikuti contoh-pola Volkways atau Custom. Penyimpangan terhadap kelaziman tersebut tak mendatangkan kesemrawutan.

2) Norma Hukum

Norma aturan, yakni norma yg berasal dr pemerintah berbentukperaturan, kode, ketetapan, keputusan, & undang-undang. Norma hukum bisa dibedakan menjadi 2 macam.
  1. Yang tertulis contohnya: aturan pidana & aturan perdata.
  2. Yang tak tertulis misalnya: hukum adat.
  [Puisi Takdir] Kepada Takdir - Bintang Senja
Adanya aturan-aturan ini, pada orang yg melanggarnya akan mendapat hukuman atau hukuman.

3) Norma Kesusilaan/Mores

Norma kesusilaan, yakni norma yg berasal dr kebiasaan yg dibuat manusia selaku anggota penduduk misalnya sopan santun & tingkah laris.
Mores biasanya dihubungkan dgn kepercayaan keagamaan. Barang siapa melanggar kesusilaan, biasanya tak ada hukumnya dengan-cara pribadi. Si pelanggar biasanya diisolir (diasingkan) oleh penduduk & menjadi obrolan masyarakat.
Masyarakat biasanya mengamat-amati pada anggota-anggotanya, apakah ada yg menyimpang dr kesusilaan atau tidak. Bila ternyata ada penyimpangan maka mereka berani melancarkan ejekan-ejekan, sindiran-sindiran, atau memaksa & menghalau orang itu untuk meninggalkan tempat tinggalnya. Tindakan-langkah-langkah masyarakat yg demikian itu disebut social pressure (social control).

4) Norma Agama

Norma agama, yaitu norma yg berasal dr Tuhan, berisi perintah, larangan, & tawaran yg menyangkut korelasi antar-insan, & hubungan insan dgn Tuhan.

5) Norma Kesopanan

Norma kesopanan, yaitu norma yg berasal dr hati nurani tiap insan dlm penduduk . Wujud norma kesopanan itu berbentukaturan & kebiasaan yg dilaksanakan insan selaku anggota masyarakat supaya dipandang baik, tertib, & menghargai sesamanya. Misalnya berpakaian rapi, berlaku jujur, & sebagainya.

Mode (Fashion)

Mode biasanya dijalankan dgn menggandakan atau iseng saja. Biasanya mode ini di dlm penduduk berkembangnya sungguh cepat. Pada dasarnya orang mengikuti mode untuk mempertinggi gengsi menurut persepsi pribadi masing-masing.
Contoh : Mode rambut, mode celana, mode busana mini, mode tarian, mode rumah, mode lagu, mode kendaraan beroda empat, mode sepeda motor, & lain-lain.
Masyarakat kadang kala bahagia menggandakan cara & gaya hidup yg dipakai orang lain. Dari segi mental, kadang kala kita belum siap menerimanya. Akhirnya, terjadilah cultural lag (kesenjangan budaya).
Contoh : Di kota banyak didirikan daerah wisata atau daerah peristirahatan yg menyediakan hiburan dgn suasana alam. Dalam kenyataannya penduduk belum memahami bahwa kebersihan merupakan potongan dr keindahan alam kawasan rekreasi itu sehingga mereka mencampakkan sampah di sembarang daerah, ada yg corat-coret.
Mode berlainan dgn gaya (style) meskipun keduanya bekerjasama. Mode banyak dipengaruhi oleh gaya. Gaya merupakan penjelmaan dr impian & konsep keindahan gres serta teknologi gres. Cita-cita & konsepsi baru itu mempunyai dasar yg lebih dlm & mencerminkan pergantian kemasyarakatan. Gaya lazimnya bisa kita amati di bidang seni rupa, seni suara, literatur, arsitektur bangunan, hiasan rumah, & lain-lain.

3.  Norma Sebagai Petunjuk Tertib Hidup Sosial

Norma yakni petunjuk tertib hdup sosial untuk melangsungkan kekerabatan sosial dlm masyarakat yg berisi perintah, larangan, & anjuran supaya seseorang mampu berperilaku laku yg layak guna menciptakan ketertiban, keteraturan, & kedamaian dlm hidup bermasyarakat. Perlu diketahui bahwa di penduduk , banyak pekerjaan sehari-hari yg motif-motifnya merupakan keharusan alam yg tak disadari mirip: makan, minum, tidur, buang air, istirahat, & lain-lain. Pekerjaan sehari-hari tersebut tergolong cabang yg dipelajari ilmu biologi.
Yang kita selidiki dlm sosiologi di sini bukanlah seperti pada biologi, namun bagaimana caranya atau waktunya makan menurut kebiasaan & kelaziman pada sebuah kelompok penduduk tertentu. Seperti di penduduk Jawa & Tapanuli, apabila datang waktunya makan maka semua keluarga duduk menghadap kuliner. Kepala keluarga ayah atau nenek, tetap duduk pada kawasan tertentu dgn alat-alat spesial mirip piring, gelas tertentu, & sebagainya. Sebelum kepala keluarga mempersilakan makan, semua anak-anaknya tak boleh mendahuluinya.
Demikian pula dlm langkah-langkah-tindakan lain, kepala keluarga selalu memainkan peranan utama dlm membina anggotanya. Tiap-tiap anggota keluarga harus menyesuaikan segala tindakan-tindakannya kepada norma-norma yg berlaku dlm lingkungan keluarga tersebut. Segala yg terjadi dgn normalisasi, & segala perbuatan anggota suatu kelompok diadaptasi dgn norma-norma yg berlaku dlm lingkungan kelompok tersebut. Hal ini disebut tata tertib hidup sosial.
Adanya tertib hidup sosial ini tergantung pada norma-norma yg melindungi sosial budaya seseorang. Kalau seseorang tinggal di Jawa misalnya maka norma-norma yg melindunginya merupakan sosial budaya Jawa. Demikianlah di mana saja insan bertempat tinggal, orang tersebut mesti menormalisasi dirinya pada lingkungan norma-norma itu. Kalau tidak, seseorang akan terisolir.
Tertib atau norma-norma yg berlaku di penduduk biasanya sungguh kokoh. Seseorang yg datang dr kota ke desa, walaupun ia merasa segala sesuatu alam desa berlawanan dengannya, tetapi ia terpaksa harus mengikutinya. Sebab jikalau tidak, niscaya ia dikesampingkan dr desa tersebut. Kadang-kadang walaupun melanggar kesehatan, kesopanan, & keyakinan yg kita anut, namun normalisasi lingkungan itu kita patuhi. Ini dikarenakan kita takut tak diterima dlm lingkungan tersebut.
Nilai Dan Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat √  Nilai Dan Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat
Gambar 2.1 Kerja bakti tergolong tertib hidup sosial

Sebagai Rangkuman dr materi Nilai Dan Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat :

Nilai sosial yakni segala sesuatu yg bermitra dgn hal-hal yg baik & yg buruk. Nilai sosial merupakan rancangan yg absurd yg dicita-citakan oleh seluruh penduduk yg berkhasiat bagi kehidupan & dijunjung tinggi.
Tinggi rendahnya nilai sosial dapat diukur dr besar kecilnya daya guna & fungsinya mampu dinikmati dengan-cara positif oleh penduduk .
Nilai itu bersifat langgeng & susah diganti dgn nilai lain karena diperoleh lewat proses sosialisasi yg panjang & mendalam serta bebuyutan. Setiap insan memerlukan nilai-nilai tertentu karena nilai-nilai sosial mempunyai berbagai fungsi. Adapun fungsi nilai sosial merupakan:
  • isyarat arah untuk bersikap & bertindak bagi warga negara, seperti nilai gotong-royong, nilai persatuan & kesatuan, nilai kejujuran, keadilan, & nilai tanggung jawab;
  • sumber motivasi untuk berbuat sesuatu;
  • benteng pinjaman bagi keberadaan suatu bangsa, ibarat: nilai Pancasila sudah bisa melindungi bangsa Indonesia dr rongrongan musuh & bisa mempererat persatuan bangsa Indonesia.
Norma sosial yakni kebiasaan, tata kelakuan atau adat istiadat yg berlaku dlm masyarakat. Norma sosial itu mengandung aturan-aturan & petunjuk-instruksi mengenai tata kehidupan, mengenai benar atau salah, baik atau buruk, patut atau tak patut, & harus dipatuhi oleh seluruh warga penduduk . Jika norma dilanggar, si pelaku akan mendapat hukuman. Norma itu mempunyai kekuatan mengikat, warga mesti mematuhi. Fungsi norma sosial, yakni:
  • untuk mengontrol kehidupan bareng semoga tertib & terorganisir, contohnya: norma aturan, norma agama, norma adat istiadat, & sebagainya;
  • sebagai alat pengendali sosial, misalnya: undang-undang, aturan, & adat;
  • untuk mempertahankan kelestariannya, contohnya: budbahasa, kesusilaan, aturan, & adat istiadat;
  • untuk tolok ukur kepada perbuatan salah atau benar, boleh atau tak boleh, sopan atau tak sopan, misalnya: undang-undang, aturan, & agama; dan  selaku pegangan & pedoman dlm melakukan acara kehidupan sehari-hari.

Lihat juga

Fungsi Sosiologi Sebagai Ilmu Yang Mengkaji Masyarakat Dan Lingkungan

Sekian postingan yg kami bagikan pada kali ini. Semoga berfaedah & anda pun semakin mengetahui Nilai Dan Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat.