close

Zaman Paleolitikum: Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Peninggalannya

Zaman paleolitikum atau disebut pula sebagai zaman kerikil tua merupakan pembabakan zaman tertua pada zaman batu. Zaman ini ditandai dgn mata pencaharian penduduk berupa berburu & meramu.

Alat-alat yg diciptakan pada zaman ini termasuk sungguh sederhana & relatif kasar. Oleh lantaran itu, proses perburuan & peramuan kuliner masih berada pada level yg sangat sederhana juga.

Dengan acuan kehidupan yg sederhana, kebudayaan di zaman ini pun terbilang sungguh sederhana.

Kegiatan manusia pada zaman itu yaitu hidup berpindah pindah atau bersifat nomaden, berburu & menangkap ikan.

Alat-alat yg digunakan pada zaman ini antar lain adalah seperti kapak genggam, kapak perimbas, alat dr tulang binatang serta flakes dr watu chalcedon.

Seperti yg kita ketahui, terdapat 4 pembabakan dlm zaman batu yg antara lain yaitu

Pada potensi ini, kita akan membicarakan dengan-cara lebih lanjut tentang zaman watu tua atau Paleolitikum.

Pengertian Zaman Paleolitikum

Zaman Paleolitikum atau zaman kerikil merupakan sebuah fase kehidupan insan di mana kebudayaan & teknologi yg dimiliki oleh insan purba masih sangat sederhana.

Zaman batu bau tanah ini diperkirakan berlangsung sekitar 600.000 tahun yg lalu.

Pada periode ini, terdapat beberapa jenis manusia purba yg sudah hidup & menetap di permukaan bumi. Fosil-fosil dr manusia purba tersebut mulanya didapatkan di erat pemikiran sungai Bengawan Solo.

Jenis insan yg berada pada zaman ini adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus, & Homo Soloensis.

 

Sejarah Zaman Paleolitikum

Sejarah zaman paleolitikum

Zaman Paleolitikum merupakan zaman yg dicirikan dgn mulai berkembangnya alat-alat batu sederhana untuk membantu aktivitas manusia sehari-hari.

Wilayah Pacitan & Ngandong yakni lokasi utama dimana insan purba di Indonesia hidup pada zaman ini.

Pada zaman Paleolitikum sudah terjadi pembagian peran antara kaum pria & wanita.

Kaum wanita bertugas untuk menghimpun dedaunan, buah-buahan, sayur & ubi. Sementara kaum laki-laki memiliki pekerjaan mengejar binatang.

Pada zaman ini, kebudayaan insan belum cukup meningkat sehingga tak terdapat bukti sejarah tertulis. Oleh lantaran itu, zaman paleolitikum dianggap sebagai zaman pra-huruf.

 

Ciri-ciri Zaman Paleolitikum

Agar kalian lebih paham mengenai zaman paleolitikum, terdapat beberapa ciri-ciri dr kehidupan manusia pada zaman ini yg harus kalian amati & pahami.

Ciri-ciri tersebut berhubungan erat dgn

  • Kegiatan sehari-hari dr insan purba
  • Sistem kepercayaannya
  • Alat-alat yg digunakan
  • Manusia purba yg hidup pada zaman tersebut

Agar kalian lebih paham ciri-ciri tersebut, simak klarifikasi dengan-cara lebih rincinya dibawah ini

Kegiatan Manusia Purba pada Zaman Paleolitikum

Kegiatan manusia pada zaman paleolitikum

Manusia yg hidup pada zaman Paleolitikum mempunyai kekhasan dlm berkegiatan. Kekhasan kegiatan manusia tersebut diantaranya

  • Hidup berpindah pindah atau nomaden
  • Mengumpulkan makana dr alam sekitar
  • Hidup berkelompok
  • Bergantung pada alam sekitar
  • Memanfaatkan peralatan-perlengkapan sederhana
  • Menggunakan metode kebahasaan & aba-aba yg sungguh sederhana

Pada zaman ini, manusia belum mempunyai tempat tinggal yg niscaya. Rumah bagi manusia di zaman ini yakni gua, padang rumput & wilayah yg dekat dgn sumber air mirip sungai, danau, bahari & pantai.

Pemilihan tempat tinggal yg erat dgn sumber air ini dilakukan guna mempermudah perpindahan dr satu tempat ke tempat lain & pula sebagai sumber air minum.

Selain itu, air yakni lokasi dimana binatang buruan kerap singgah untuk minum & beristirahat, sehingga mempermudah insan purba untuk berburu binatang.

Karena acuan hidup yg nomaden, tatkala kuliner dlm satu wilayah habis, maka insan purba akan mencari wilayah lain & berpindah ke wilayah tersebut.

Manusia purba di zaman Paleolitikum mencari makan dgn kelompoknya.

Umumnya, golongan yg dibuat ialah golongan-kalangan kecil. Mereka hidup bersama biar pergerakan dlm mencari kuliner menjadi lebih mudah & keamanan dr binatang liar pun meningkat.

Karena teknologi yg ada masih sangat rendah, alat yg dipakai masih sungguh sederhana dgn kondisi belum banyak dilaksanakan pembuatan ataupun pahatan.

Selain itu, manusia purba pada zaman ini pula menggunakan bahasa & arahan yg sangat sederhana untuk berkomunikasi.

 

Kepercayaan pada Zaman Paleolitikum

Pada zaman ini, keyakinan yg meningkat yakni animisme dinamisme serta pemujaan terhadap roh nenek moyang.

  • Animisme merupakan suatu kepercayaan yg meyakini bahwa setiap benda memiliki roh. Adanya tulang belulang insan di dlm gua menjadi bukti adanya kepercayaan ini.
  • Dinamisme yaitu kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai kekuatan ghaib. Menhir menjadi bukti bahwa kepercayaan ini berkembang di masyarakat zaman Paleolitikum.

Pemujaan pada nenek moyang dilaksanakan oleh masyarakat karena mereka percaya bahwa setiap orang yg meninggal akan menuju ke tempat & alam yg lebih baik.

 

Alat-alat yg Digunakan pada Zaman Paleolitikum

Alat-alat pada zaman paleolitikum

Alat-alat yg dipakai untuk menolong kegiatan insan purba zaman Paleolitikum dibuat dgn cara yg sungguh sederhana.

Manusia purba pada zaman tersebut menciptakan alat-alat dgn cara memukulkan watu ke kerikil lain yg lebih keras sehingga menciptakan serpihan yg lebih kecil.

Selain itu, batu-batu ini pula kerap dibenturkan dgn benda lain supaya memiliki ujung-ujung yg relatif lebih tajam.

Alat-alat yg dibikin zaman itu mirip kapak genggam, kapak perimbas, alat-alat dr tulang binatang & tanduk rusa serta flakes.

Secara lazim, terdapat 2 jenis kebudayaan yg menggunakan alat-alat yg relatif berlainan pada periode ini. Kedua kebudayaan tersebut yakni

  • Kebudayaan Ngandong adalah kebudayaan yg didominasi oleh penggunaan alat-alat sederhana yg berasal dr tulang & serpih tulang yg sudah diolah
  • Kebudayaan Pacitan yakni kebudayaan yg didominasi oleh penggunaan alat-alat sederhana yg berasal dr batuan & serpih batuan yg telah dimasak

Perbedaan ini kemungkinan besar disebabkan oleh aspek lokasi serta aspek lokal yg ada di lokasi-lokasi tersebut

 

Manusia Purba yg Hidup Pada Zaman Paleolitikum

Fosil manusia purba yg hidup di zaman Paleolitikum banyak ditemukan di erat pedoman sungai Bengawan Solo.

Berikut ini yaitu beberapa manusia purba yg hidup pada zaman kerikil bau tanah ini

  • Pithecanthropus Erectus
  • Meganthropus Paleojavanicus
  • Homo Wajakensis
  • Homo Soloensis

Masing-masing jenis insan purba memiliki karakter. Berikut yaitu ciri khas yg dimiliki masing-masing insan purba tersebut

Pithecanthropus Erectus

Manusia purba ini berupa seperti simpanse namun berjalan tegak, mempunyai tinggi sekitar 165 cm, & mempunya hidung yg besar & tebal.

Selain itu, Pithecanthropus Erectus pula mempunyai gigi & rahang yg besar, tulang kening kepingan atas yg tebal, tulang kepala yg tebal, serta tak memiliki dagu.

Manusia purba ini memiliki volume otak sekitar 1000 cc yg teroglong cukup besar pada zamannya.

 

Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus Paleojavanicus yaitu salah satu manusia purba tertua di Indonesia.

Manusia purba ini berbadan tegap, memiliki tonjolan tajam di belakang kepala, bertulang pipi tebal, serta memiliki tonjolan kening yg menonjol .

Selain itu, manusia purba ini tak memiliki dagu, memiliki tampang besar, permukaan kunyak tajuk terdapat banyak kerut serta memiliki otot kunyah, gigi & rahang yg besar & kuat.

Sebagai insan purba tertua, meganthropus kerap dianggap lebih mirip dgn monyet besar dibandingkan insan modern.

 

Homo Wajakensis

Homo wajakensis merupakan manusia purba yg memiliki tinggi sekitar 1,3 hingga 2,1 meter, tulang dahi yg panjang, pipi yg menonjol ke samping, serta tulang yg besar & otot yg kuat.

Selain itu, manusia purba ini pula memiliki bentuk wajah yg horizontal & lebar, dahi yg menonjol ke dalam.

Umumnya, Homo Wajakensis mempunyai berat sekitar 30 hingga 150 kg, mereka makan masakan yg sudah dimasak, & memiliki hidung & mulut yg berjarak cukup jauh.

 

Homo Soloensis

Homo Soloensis merupakan manusia purba yg mempunyai volume otak hingga 1200 cc, serta tinggi tubuh sekitar 130 hingga 210 cm.

Manusia purba ini mempunyai otot pada tengkuk yg sudah berkurang, bentuk paras agak menonjol ke depan, serta terdapat tonjolan pada kening sedikit terputus pada cuilan atas hidung.

Homo Soloensis bisa bangun tegak & berjalan nyaris sempurna karena bentuk fisiknya hampir seperti manusia modern ketika ini.

 

Peninggalan Zaman Paleolitikum

Peninggalan zaman paleolitikum

Peradaban pada zaman Paleolitikum meninggalkan beberapa peninggalan yg bisa kita pelajari hingga hari ini. Peninggalan tersebut antara lain yaitu

  • Kapak genggam
  • Kapak perimbas
  • Alat dr tulang & tanduk rusa
  • Flakes

Agar kalian lebih paham tentang peninggalan-peninggalan tersebut, perhatikan penjelasan dibawah ini

Kapak Genggam

Kapak genggam yg banyak ditemukan di tempat Pacitan ini mempunyai fungsi untuk menggali sesuatu dr dlm tanah, memotong & menguliti binatang.

Penamaan kapak genggam ii menurut pada bentuknya yg menyerupai kapak namun tak mempunyai pegangan atau tangkai, sehingga cara menggunakannya dgn di genggam eksklusif.

Cara menciptakan kapak ini adalah dgn menajamkan satu segi dgn cara dipangkas & membiarkan sisi yg lain.

 

Kapak Perimbas

Kapak perimbas mempunyai fungsi sebagai pemotong ranting atau kayu, memahat tulang, & sebagai senjata.

Alat ini banyak didapatkan di kawasan Pacitan sehingga disebut sebagai kepingan integral dr kebudayaan Pacitan.

Namun, peninggalan ini rupanya tak cuma didapatkan di Pacitan, melainkan ditemukan pula di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), Lahat (Sumatera Selatan) & Gua Choukoutieen di Beijing.

 

Alat dr tulang binatang & tanduk rusa

Alat-alat dr tulang binatang & tanduk rusa memiliki ciri khas ujung yg tajam berupa penusuk atau belati serta terdapat ujung tombak yg bergerigi.

Alat ini lazimnya digunakan untuk pengorek ubi dr dlm tanah serta penangkap ikan. Umumnya, alat tulang-tulang ini berasal dr kebudayaan Ngandong.

 

Flakes

Flakes merupakan salah satu peninggalan dr kebudayaan Ngandong yg ada di zaman Paleolitikum.

Alat ini berbahan dasar watu Chalcedon & mempunyai bentuk yg relatif kecil. Flakes memiliki fungsi selaku pengupas makanan sekaligus alat berburu, menangkap ikan & menghimpun ubi & buah-buahan.

  Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia