Untukku Dan Untukmu Saudariku..Suatu Renungan Wacana Kehidupan

Jika Anda merasa jalan sudah sempit, kembalilah terhadap Allah yang Maha Kuasa atas segalanya, dan ucapkanlah Alhamdlillah atas semuanya!
Kapal Titanic dibuat oleh ratusan orang, sedang kapal Nabi Nuh dibentuk hanya oleh satu orang. Tapi Titanic karam dan menenggelamkan manusia, sedang kapal Nabi Nuh menyelamatkan umat insan!
Kita bukanlah penduduk orisinil di bumi ini, asal kita adalah surga, daerah kakek kita, Adam, tinggal pertama kali.
Kita tinggal di dunia ini anya sementara, untuk mengikuti ujian kemudian segera kembali. Maka berusahalah semampu Anda untuk memburu kafilah orang-orang shalih semoga mampu kembali ke negeri asal yang sangan luas dan indah itu.
Temukan selalu jati diri Anda dan kekuatan Anda serta kebahagiaan dan kedamaian Anda dalam zikir dan doa-doa. Jangan sia-siakan waktu Anda di planet kecil ini.
Perpisahan itu bukanlah alasannya adalah safar yang jauh, atau ditinggal orang tercinta, bahkan, akhir hayat pun bukanlah perpisahan, alasannya kita pasti akan berjumpa di akhirat.
Perpisahan itu adalah cerita pendek: dari tanah, di atas tanah, dan kembali ke tanah. Kemudian hisab yang hanya menghasilkan dua kemungkinan; pahala atau siksa, nirwana atau neraka, bahagia atau sengsara, sukses besar atau gagal total.
Maka, hidup dan matilah untuk Allah dan di jalan Allah niscaya Anda akan menjadi makhluk-Nya yang senang dan selamat di dunia dan alam baka.
(Disarikan dari goresan pena Dr. Al-A’idh al-Qarni hafizhahullah dan sumber lain)

Wallahu’alam…

Sumber :

Buku ” MATA AIR INSPIRASI Ketika Beningnya Hati Membimbing Manusia ke Jalan Ilahi” Oleh : Abdullah Hadrami. hlm. 60

  Menjadi Pribadi Yang Berilmu Bersyukur