A. Teori Sosiologi Berparadigma Fakta Sosial
Teori-teori penting yang berlandaskan pada paradigma fakta sosial ini diantaranya:
- Teori Fungsionalisme-Struktural. Teori ini menelaah dampak atau fungsi struktur dan pranata sosial dalam kehidupan bermasyarakat yang terencana dan stabil. Tiap fenomena berakibat obyektif baik nyata maupun negatif. Analisis terhadap fenomena tersebut membantu mengetahui argumentasi sebuah fenomena dipertahankan, diubah, atau dibatalkan.
- Teori Konflik. Teori sosiologi ini menerangkan kehidupan sosial sebagai efek dari struktur kekuasaan dan kepentingan kelompok. Prinsip dasarnya, kehidupan sosial didominasi oleh pihak yang berpengaruh atas pihak yang lemah. Penekanan hidup rakyat, manipulasi pendapat biasa , intimidasi, dan penindasan ialah mekanisme untuk menjaga kestabilan. Namun bekerjsama, penduduk berada pada keadaan labil, alasannya adalah merupakan arena persaingan kepentingan yang berbeda-beda. Misalnya pelapisan sosial dimengerti sebagai akhir dari dominasi pihak yang kuat.
- Teori Sistem. Teori ini menekankan bahwa semua struktur dan pranata sosial saling berafiliasi satu sama lain, sehingga pergantian di satu bidang menjadikan pergeseran di bidang lain. Setiap metode sosial bergantung pada sejumlah prasyarat tertentu diantaranya: keanggotaan selalu diperbaharui, kemampuan meraih maksudnya, integrasi, dan prosedur menanggulangi krisis sistem.
- Teori Makro. Memandang hidup keseluruhan bermasyarakat sebagai akibat sebuah proses kemajuan yang berjalan sendiri.
B. Teori Sosiologi Berparadigma Definisi Sosial
Teori-teori yang menganut paradigma definisi sosial antara lain:
- Teori Aksi. Perintis teori ini ialah Max Weber. Pandangan utama teori ini bahwa untuk mengetahui kehidupan bersama kuncinya ada di tangan manusia. Manusia lah yang berpikir dan mengungkapkan pikirannya ke dalam masyararakat. Apa yang disebut struktur dan pranata sosial tidak lain sebagai pencerminan tingkah laku insan.
- Teori Interaksionisme Simbolik. Menekankan adanya corak simbolik selaku inti dari interaksi manusia. Manusia yang bertindak memberi arti tertentu pada tingkah lakunya dan menginterpretasikan tingkah laris orang lain menurut artinya juga. Tokoh teori ini antara lain G.H. Mead (1863-1931) dan Herbert Blumer.
- Teori Fenomenologi. Teori sosiologi Didasarkan atas fatwa Alfred Schultz yang mementingkan “intersubyektifitas”. Sama seperti interaksi antar individu, terjadi pula interaksi antar kalangan. Interaksi sosial terjadi lewat penafsiran dan pemahaman tindakan masing-masing baik antar individu maupun antar golongan.
C. Teori Sosiologi Berparadigma Perilaku Sosial
Salah satu teori sosiologi yang mengacu pada paradigma sikap sosial ialah teori pertukaran (exchange theory) yang dipopulerkan oleh George Homas. Teori Pertukaran tersebut dirumuskan dalam 5 proposisi yang saling bekerjasama, yakni:
- Makin sering langkah-langkah seseorang mendapat imbalan, maka orang itu akan sering melakukan tindakan yang sama.
- Apabila ada stimuli terhadap suatu langkah-langkah yang menjadikan seseorang memperoleh imbalan, maka stimuli yang mirip akan menciptakan orang untuk melakukan tindakan yang serupa.
- Makin tinggi nilai suatu langkah-langkah, maka orang akan semakin menyenangi langkah-langkah itu.
- Makin sering seseorang mendapat imbalan, maka nilai dari setiap unit imbalan tersebut akan dinikmati kurang bernilai.
- Jika langkah-langkah seseorang tidak menemukan imbalan, maka beliau akan kecewa dan memberikan kecenderungan kasar.
Secara ringkas, itulah tiga penjabaran teori sosiologi menurut paradigmanya. Baca pula pengertian sosiologi menurut para jago. Klasifikasi teori sosiologi yang lain akan diterangkan dalam postingan yang terpisah di blog ini juga.