Teladan Penggunaan Majas Pada Karya Sastra Berupa Puisi

Contoh 1: Majas Perumpamaan
Blues untuk Bonnie
……
mengepulkan asap rokok kelabu,
mirip tungku-tungku yang menjengkelkan.
……..
maka dalam jelalatan dia bertingkah bagai gorila.
……..
Bagai ikan hitam Ia menggelepar dalam jala.
……..
Bagai batu lumutan
Wajahnya kotor, basah dan renta.
Maka waktu bagaikan air bah
Melanda sukmanya yang letih.
…………………
(Oleh: W.S. Rendra)
Contoh 2: Majas Metafora
Afrika Selatan
Tapi kulitku hitam
Dan sorga bukan tempatku berdiam
Bumi hitam
Iblis hitam
Dosa hitam
Karena itu:
Aku bumi lata
Aku iblis laknat
Aku dosa menempel
Aku sampah di tengah jalan.
……………………….
(Oleh : Subagjo Sasrowardojo)
Contoh 3: Majas Allegori
Teratai
Kepada Ki hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai 
Tidak tampakorang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Serodja kembang gemilang mulia
Teruslah, o Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia,
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat,
Engkau pun turut menjaga Zaman.
………………….
(Oleh : Sanusi Pane)
Contoh 4: Majas Personifikasi
Anak Molek V
Malas dan malu nyala pelita
Seperti meratap mencucuri mata
Seisi kamar berduka cita
Seperti takut gentar berkata
………………….
(Oleh : Rustam Efendi)
Contoh 5: Majas Metonimia
Ibu Kota Senja
………
Klakson dan lonceng suara bergiliran
………
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
Di bawah bayangan samar istana kejang
O, kota kekasih setelah senja
…………………….
(Oleh : Toto Sudarto Bachtiar) 
Klakson dan lonceng, dapat mengambil alih orang-orang atau partaipartai yang berkompetisi sabung keras suaranya. Sungai kesayangan mengubah Sungai Ciliwung. Istana mengubah kaum kaya yang mempunyai rumahrumah seperti istana. Kota kekasih ialah Jakarta.
Contoh 6: Majas Sinekdoki : Totum Pro parte dan Pars pro toto
Kepada Si Miskin
Terasa aneh dan gila
Sepasang-sepasang mata memandangku
Menimpakan dosa
Terus terderitakah pandang begini?
……………………….
(Oleh : Toto Sudarto Bachtiar)
Kujelajahi bumi dan alis kekasih
………………………..
(Oleh : Sitor Situmorang)
Bumi itu totum pro parte, sedang alis kekasih itu pars pro toto.

Kupanjat dinding dan hati perempuan
………………………..
(Oleh : Ajip Rosidi)
Keduanya itu adalah pars pro toto.
Contoh 7: Majas Pleonasme
Dalam Gelombang
Alun bergulung naik meninggi,
Turun melembah jauh ke bawah
Lidah ombak menyerak buih
Surut kembali di air gemuruh
Kami mengalun di samudra-Mu
Bersorak besar hati tinggi membukit
Sedih mengaduh jatuh ke bawah
Silih berubah tiada berhenti 
Di dalam suka di dalam duka
Waktu bahagia waktu merana
Masa tertawa, periode kecewa
Kami berbuai dalam nafasmu,
Tiada kuasa tiada berdaya
Turun naik dalam ‘rama-Mu.
…………………………..
(Oleh: St. Takdir Alisjahbana)
Contoh 8: Majas Paralel
Segala, segala
Ani, ya Aniku, Ani
Mengapa kamas engkau tinggalkan ?
Lengang sepi rasanya rumah
Lapang meruang tiada tentu
Buka lemari busana berkata,
Di daerah tidur engkau berbaring
Di atas bangku engkau duduk
Pergi ke dapur engkau sibuk
Segala kulihat segala membayang
Segala kupegang segala mengingat
Sekalian ruang rasa mengingat,
Sebanyak itu cita melenyap.
Pilu pedih menyayat di kalbu,
Pelbagai rasa datang merusak.
……………………….
(Oleh : St. Takdir Alisjahbana.)
Contoh 9: Majas Hiperbola
Kepada Peminta-minta
Baik-baik aku akan menghadap Dia
Menyerahkan diri dan segala dosa 
Tapi jangan wacana lagi aku
Nanti darahku jadi beku
Jangan lagi kau bercerita
Sudah tercacar semua di tampang
Nanah meleleh dari tampang
Sambil berjalan kau usap juga
Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kamu meradang
Menetes dari situasi kamu datang
Sembarang kau merebah
…………………….
(Oleh: Chairil Anwar)
Contoh 10: Majas Paradoks
Kepada orang Mati
Kalau aku kau maafkan, karena maaf itu baik
Kau tak pernah mengetahui dirimu
Kalau kamu kumaafkan, sebab maaf itu baik
Kau tak mengerti dirimu
Begitu banyak maaf buat terlalu banyak dosa
Begitu banyak dosa buat bagitu banyak maaf
Hanyakah tersedia buat daerah mati
Tanpa hawa, tanpa kemauan baik?
Tapi kamu tak kumaafkan juga, sungguh sayang
Tanpa mengerti diriku
Tanpa memahami dirimu
Sedang aku tak mau mati muda kini.
………………………….
(Oleh : Toto Sudarto Bachtiar) 
Contoh 11: Majas Ironi
Coctail Party
Meluruskan kain-kain dulu
Meletakkan lekat sanggul rapi
Lembut ikal rambut di dahi
Pertarungan mampu dimulai
Berlomba dengan waktu
Dengan kejenuhan terlebih
Pertaruhan ilusi
Seutas benang dalam raufan
Amuk angin ribut antara manusia
Taufan? ah, siapa
Yang masih peduli
Tertawa kecil, menggigit jari yakni
Perasaan yang dikebiri
Kedahsyatan hanya untuk ilahi-yang kuasa
Tapi deru api unggun atas
Tanah tandus kering
Angin liar cambukan halilintar
Perempuan angker yang kuhadapi
Dengan garis alis dan cemooh tajam
Tertawa lantang
Aku terjebak, gelas anggur di tangan
Tersenyum tabah pengecut menyamar
Ruang menggema
Dengan gumam hormat, sapa menyapa
Dengan mengibas pelangi wanita
Itu pergi, pengunjung mengagumi
…………………………………………
(Oleh : T. Heraty)