close

Teladan Ajuan Bab Ii Dan Bagian Iii Landasan Teori Dan Kajian Pustaka

Contoh Proposal Bab II Dan Bab III Landasan Teori Dan Kajian Pustaka 
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Sistem Informasi
Sistem gosip ialah suatu kerangka kerja dimana sumberdaya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (info), guna mencapai sasaran perusahaan. Sistem berita seperti dengan suatu jaringan komunikasi sebab keduanya sama-sama menawarkan gosip untuk banyak sekali pihak. 
2.1.1.1. Konsep Dasar Sistem
Pada dasarnya sesuatu dapat disebut metode bila memnuhi dua syarat. Pertama adalah mempunyai bagian-bab yang saling berinteraksi dengan maksud untuk meraih sebuah tujuan tertentu. Bagian-bab itu disebut subsistem, atau ada pula yang menyebutnya sebagai prosedur.
Syarat yang kedua yakni bahwa sebuah tata cara mesti mempunyai tiga komponen, ialah input, proses, dan output.
2.1.1.2. Tujuan Sistem Informasi
Sistem berita suatu organisasi dalam dunia bisnis, pendidikan, dan pemerintahan memiliki tiga target utama adalah menawarkan info yang menunjang pengambilan keputusan, menyediakan isu yang mendukung operasi harian, dan menawarkan isu yang menyangkut pengelolaan kekayaan. Baik pengguna interen maupun eksteren dilayani oleh informasi pendukung kegiatan operasional, sedangkan gosip untuk pengelolaan kekayaan hanya ditujukan bagi pengguna eksteren. Kebanyakan berita untuk dua target terakhir dan sebagian berita untuk sasaran pertama dihasilkan melalui pemrosesan data transaksi.
2.1.1.3. Fungsi-Fungsi Yang Dijalankan Oleh Sistem Informasi
Mekanisme atau kerangka kerja terdiri atas lima tugas atau fungsi pokok: pengumpulan data, manajemen data, pengendalian dan pengawalan data, serta penyediaan informasi. Fungsi-fungsi ini lalu terdiri atas serangkaian tahap, yang sering disebut sebagai siklus pemrosesan data, yang mentransformasikan data dari banyak sekali sumber menjadi isu yang dibutuhan oleh berbagai macam pengguna.
1. Tahap Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data biasanya umumnya ada beberapa tahap yang dilalui. Tahap penangkapan data (data capture) yaitu tahap penarikan data ke dalam tata cara. Setelah ditangkap, data biasanya dicatat (recorded) pada formulir-formulir yang dinamai dokumen sumber. Data tangkapan mungkin juga diabsahkan (divalidasi) untuk memastikan akurasi atau ketepatannya dan diklasifikasikan untuk mampu dimasukkan ke dalam klasifikasi-kategori yag sudah diputuskan. Selanjutnya, data mampu ditransmisikan atau dipindahkan dari titik tangkapan ke titik pemrosesan.
2. Tahap Pemrosesan Data
Data yang terkumpul umumnya menjalani serangkaian tahap pemrosesan untuk mampu ditransformasikan menjadi informasi yang berguna. Tahap validasi dan klasifikasi lebih lanjut mampu dilakukan. Adakalanya data dialihkan (transcribed) ke dalam media atau dokumen lain. Data dapat dikelompokkan biasanya disortasi berdasarkan satu atau beberapa karakteristik. Bila tedapat data kuantitatif, langkah perkiraan atau perbandingan kadang kala dilaksanakan sebagai akibatnya data gres mungkin tercipta.
3. Manajemen data
Fungsi dari manajeman data terdiri atas tiga kunci : penyimpanan (storing), pemutakhiran (updating), dan pengambilan ulang (retrieving).
4. Pengendalian Dan Keamanan Data
Data yang masuk ke dalam pemrosesan mampu saja salah, data mungkin juga hilang atau dicuri selama pemrosesan, hasil pencatatan mampu dipalsukan selama pemrosesan dan sebagainya. Langkah pengendalian dan langkah-langkah pengamanan lain meliputi otomatisasi, perujukan (rekonsiliasi), verifikasi, dan tinjauan ulang (review).
5. Penyediaan Informasi
Fungsi terakhir tata cara informasi ini , menempatkan isu ke tangan pengguna, dapat mencakup satu langkah atau lebih. Pelaporan mencakup penyiapan laporan dari data olahan, data tabungan atau dari keduanya. Komunikasi terdiri dari membuat laporan yang gampang dipakai oleh pengguna dan secara fisik menyampaikan laporan terhadap pengguna. 
2.1.2 Pengembangan Sistem Informasi
Siklus pengembangan tata cara terdiri atas beberapa tahap, diawali dengan penyusunan rencana sistem dan diakhiri dengan implementasi sistem.
Perencanaan tata cara menaruh dasar bagi sistem berita gres atau tata cara isu hasil revisi. Tahap ini meliputi persiapan planning tata cara induk di samping juga ajuan proyek sistem untuk melakukan rencana tersebut.
Analisis metode meliputi survai dan analisis kepada tata cara gosip yag sekarang. Tahap ini akan memilih isu yang dibutuhkan para pengguna dari metode yang gres di samping juga persyaratan teknis dari sistem itu sendiri.
Desain tata cara mencakup penentuan spesifikasi yang memenui kebutuhan dan standar yang ditentukan selama tahap analisis sistem. Seringkali dibuat desain-desain alternatif untuk dievaluasi. 
Justifikasi dan seleksi metode mencakup analisis rinci mengenai faedah dan biaya dsain metode tertentu. Tahap ini juga mencakup penilaian tawaran-anjuran dari produsen peralatan pemrosesan, semoga peralatan yang palin sesuailah yang dipilih untuk mengimplementasikan rancangan.
Implementasi sitem terdiri dari lagkah-langkah penyelesaian rincian rancangan baru perekrutan dan pelatihan karyawan-karyawan gres, memasang dan menguji coba peralatan baru, mengkonversi arsip-arsip ke media yang baru dan membangkitkan mesin metode baru.
2.1.3. Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi
Partisipasi pemakai merupakan keterlibatan pemakai tata cara berita dalam pengembangan metode isu. Apabila pemakai diberi kesempatan untuk memberikan pertimbangan dan ajuan dalam pengembangan metode info maka pemakai secara psikologis akan merasa bahwa metode isu tersebut ialah tanggung jawabnya, sehingga dibutuhkan kinerja tata cara info akan meningkat. Keterlibatan berdasarkan Barki dan Hatwick didefinisikan sebagai suatu kondisi psikologi yang subyektif, sedang partisipasi menunjukkan pada sikap dan acara yang dilaksanakan (Javenpaa dan Ives, 1991) dalam (Grahita dan Nur, 1997 :23). Tjhai Fung Jen(2002) beropini bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan memajukan kinerja SIA dikarenakan adanya kekerabatan yang konkret antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan tata cara gosip dalam kinerja SIA. Dalam postingan tersebut partisipasi digunakan untuk menawarkan intervensi personal yang positif atau aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem gosip, mulai dari tahap penyusunan rencana, pengembangan sampai tahap implementasi tata cara informasi. Hal ini mengakibatkan penulis mengajukan hipotesis pertama.
HA1: Partisipasi pemakai mempunyai efek aktual terhadap kinerja metode info.
2.1.4. Pengertian dan Pengukuran Kepuasan Pengguna Sistem Informasi
Partisipasi pengguna akan lebih bersifat situasional dan diharapkan pendekatan kontijensi intuk mengetahui keterkaitannya dengan kepuasan pengguna. Hasil observasi Lindrianasari (2000) menunjukkan bahwa tingkat keterampilan pengguna memiliki kekerabatan yang signifikan dengan partisipasi. Hal ini memberikan indikasi bahwa mereka yang memiliki tingkat keahlian yang tinggi berpeluang lebih baik untuk berpartisipasi dibanding yang berkeahlian rendah. Kepuasan pemakai metode informasi Conrath dan Mignen (1990) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengatakan kepuasan pemakai tata cara gosip dapat diukur dari kepastian dalam berbagi apa yang mereka perlukan. 
Kepuasan pemakai ditunjukkan oleh terpenuhinya keperluan pemakai dan akomodasi pemakai dalam mengoperasikan metode gosip sehingga kinerja tata cara informasi kian tinggi. Hal ini yang menyebabkan penulis mengajukan hipotesis yang kedua.
HA2: Kepuasan pemakai mempunyai dampak kasatmata terhadap kinerja metode berita.
2.1.5 Hubungan Partisipasi Dan Kepuasan Pemakai 
Kepuasan pengguna ialah sebesar kepercayaan mereka kepada kemampuan dari sebuah tata cara gosip untuk membuat puas mereka akan kebutuhan info (Ives et.al., 1983). Salah satu indikasi dari kesuksesan pengembangan sistem ialah kepuasan para pengguna (McKeen et.al., 1994; Choe, 1996; Hardgrave et.al., 1999). Kesuksesan dari sistem isu mempresentasikan suatu kondisi multidimensional yang alami, tergolong kepuasan dari para pengguna (Pitt et.al., 1995). Partisipasi dari para pengguna dalam pengembangan metode isu menciptakan ketersediaan untuk kebutuhan dan pengharapan para pengguna untuk melakukan pekerjaan mereka secara maksimal dan menciptakan kepuasan bagi para pengguna. 
Hwang dan Thorn (1999) menyimpulkan bahwa partisipasi memiliki kekerabatan yang sungguh signifikan dengan kesuksesan metode. Artinya dalam konteks tidak langsung adanya partisipasi pengguna merupakan upaya untuk meraih kepuasan pengguna biar kesuksesan dalam pengembangan metode mampu tercapai. 
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan hipotesa sebagai berikut: 
HA3: Interaksi antara partisipasi dan kepuasan pemakai mempunyai efek faktual kepada kinerja tata cara informasi.
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1. Pengaruh Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi
Pengguna mempunyai peran yang sangat sentral dalam pengembangan sitem berita. Faktor partisipasi pengguna secara lazim dari berbagai hasil riset menawarkan bantuan aktual kepada keberhasilan pengembangan tata cara.
Meta analisis yang dilakukan oleh Hwang dan Thorn (1999) menyimpulkan bahwa partisipasi pengguna mempunyai kekerabatan yang sungguh signifikan dengan keberhasilan metode. Artinya dalam konteks tidak pribadi adanya partisipasi pengguna merupakan upaya untuk mencapai kepuasan pengguna agar keberhasilan dalam pengembangan tata cara mampu tercapai. Doll dan Deng (2001) menyatakan bahwa partisipasi pengguna merupakan aspek penting yang mesti dipenuhi. Wawancara, survey, identifikasi kebutuhan pengguna akan dikerjakan secara intens untuk memperbaiki mutu keputusan desain metode informasi. Upaya ini diperlukan bisa mengembangkan kepuasan pengguna yang pada gilirannya menimbulkan kesuksesan pengembangan metode.
2.2.2. Kepuasan Pemakai Dan Kinerja Sistem Informasi
Suatu departemen SI yang berhasil mesti bisa menawarkan keuntungan bagi para pengguna jasa melalui acara pelayanan yang dilakukannya dan bisa membantu organisasi mencapai maksudnya. Dengan kata lain sebuah departemen SI yang sukses haruslah efektif bagi pengguna dan organisasinya. Dengan demikian mampu memberikan kepuasan kepada para pengguna jasanya.
Perluasan fungsi departemen SI seiring dengan perkembangan dan pergantian lingkungan bisnis global menuntut diperbesarnya cakupan model keberhasilan metode info yang ditawarkan usikan oleh DeLone dan McLean (1992). Pitt et.al. (1995) menunjukkan sebuah model yang diperbarui dengan menambahkan mutu jasa metode isu. Kualitas jasa bantu-membantu dengan kualitas tata cara dan gosip akan mensugesti kegunaan dan kepuasan para pengguna jasa tata cara berita.
2.2.3. Hubungan Partisipasi Dan Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi
Terkait dengan partisipasi pengguna, Doll dan Deng (2001) memberikan citra bahwa partisipasi ialah variabel yag sungguh kompleks. Secara psikologis, partisipasi dibutuhkan bisa meraih tiga aspek penting, ialah aspek kognitif, faktor motivasional serta aspek pencapaian nilai. Kesuksesan pencapaian target dari ketiga aspek ini pada gilirannya akan menjadikan semakin meningkatnya produktifitas dan kepuasan pengguna.
Setianingsih dan Indriantoro (1998) dalam (Nurika dan Nur, 1994:4) melaksanakan observasi terhadap 94 manajer divisi atau departemen dari banyak sekali perusahaan jasa, manufaktur, maupun dagang yang berlokasi di daerah Indonesia. Hasil penelitian tersebut menawarkan adanya relasi yang nyata dan sisgnifikan antara partisipasi dengan kepuasan pemakai dalam pengembangan metode info.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini meliputi penentuan populasi dan sampel, instrumen observasi, dan teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data yang merupakan cara atau metode yang dipakai dalam melaksanakan observasi.
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah para pemakai final metode berita di perguruan tinggi yaitu dosen, karyawan, dan mahasiswa di Fakultas Ekonomi UII.
Pemilihan UII ini dikarenakan UII sudah menerapkan metode gosip terkomputerisasi dalam pelaksanaan acara perkuliahannya, dimana selaku institusi pendidikan akan cepat terkena imbas kemajuan teknologi mirip hal-hal yang berkaitan dengan kurikulum, mutu layanan, dan fasilitas layanan.
3.1.2. Sampel
Metode pengambilan sampel dalam observasi ini adalah purposive random sampling. Pengambilan sampel dengan cara ini ialah teknik pengambilan sampel secara acak dengan pendapattertentu. Sampel dalam observasi ini yakni dosen, karyawan, dan mahasiswa di Fakultas Ekonomi UII.
3.2. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
3.2.1. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk menghimpun data yakni pertanyaan-pertanyaan berupa kuesioner yang hendak disebarkan pada responden yakni dosen, karyawan, dan mahasiswa di Fakultas Ekonomi UII.
Instrumen kuesioner ini terdiri dari 15 item pertanyaan yakni:
a) Pertanyaan-pertanyaan untuk menerima data partisipasi pemakai yang dikaitkan dengan kinerja metode informasi, berisikan 10 pertanyaan ialah donasi kepada pengembangan tata cara, keanggotaan tim pengembang, penyelesaian kendala, pengidentifikasian duduk perkara, perbaikan prosedur yang ada, tanggung jawab kepada operasional metode, volume pekerjaan harian, rutinitas pekerjaan, frekuensi penggunaan tata cara, dan keperluan penggunaan tata cara info. Item-item pertanyaan diukur dengan menggunakan 6 poin skala Likert.
b) Pertanyaan-pertanyaan untuk mengenali tingkat kepuasan pemakai kepada sistem gosip yang ada, berisikan 5 pertanyaan, ialah penggunaan metode dalam penyelesaian pekerjaan, efisiensi, efektivitas, peranan tata cara dalam pembuatankeputusan dan kegunaan tata cara. Item-item pertanyaan diukur dengan 6 point skala Likert.
3.2.2. Sumber Data Penelitian
Metode yang dipakai dalam pengumpulan data pada observasi ini yaitu memakai sumber data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara eksklusif dari sumber aslinya. Dalam hal ini data primer berupa hasil pengisian kuesioner oleh dosen, karyawan dan mahasiswa di UII Yogyakarta.
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data
Tenik pengumpulan data menggunakan sistem survei dengan membuatkan kuesioner kepada responden ialah dosen, karyawan, dan mahasiswa di UII Yogyakarta. Peneliti melaksanakan penyebaran kuesioner dengan cara mendatangi satu persatu kandidat responden. Penyebaran dijalankan dalam lingkungan akademi tinggi. 
Alasan memakai sistem survei dengan berbagi kuesioner secara langsung terhadap responden adalah semoga semoga peneliti dapat menghemat waktu, tenaga, ongkos. Penggunaan sistem tersebut mampu mengungkap pandangan responden secara sesungguhnya.
3.3. Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Pada observasi ini yang menjadi variabel dependen yakni kinerja tata cara.
Kinerja metode menurut Soegiarto (2001) dalam (Anik dan Lilis, 2005:4) merupakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan daripada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Rahayu dan Supriyadi (2000) dalam (Anik dan Lilis, 2005:4) melaksanakan observasi yang mempertimbangkan level perkembangan metode dengan menyaksikan kekerabatan antara kinerja SI dengan aspek-faktor yang memepengaruhi kinerja SI. Penelitian yang dilaksanakan oleh Soegiarto (2001) dalam (Anik dan Lilis, 2005:4) mengenai aspek-faktor yang mensugesti kinerja metode menyimpulkan bahwa tingginya kepuasan pemakai diperoleh dari pemakai yang mempunyai partisipasi dalam pengembangan sistem.
3.3.2.Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas dalam observasi ini adalah partisipasi pemakai dan kepuasan pemakai.
1. Partisipasi Pemakai
Partisipasi pemakai merupakan keterlibatan pemakai metode gosip dalam pengembangan metode informasi. Apabila pemakai diberi potensi untuk menawarkan pertimbangan dan anjuran dalam pengembangan sistem berita maka pemakai secara psikologis akan merasa bahwa metode isu tersebut ialah tanggung jawabnya sehingga diharapkan kinerja sistem informasi akan meningkat.
2. Kepuasan Pemakai
Kepuasan pemakai merupakan rasa terpenuhinya keperluan pemakai akan metode informasi. Kepuasan pemakai ditunjukkan oleh terpenuhinya kebutuhan pemakai dan akomodasi pemakai dalam mengoperasikan metode berita sehingga kinerja tata cara info akan semakin tinggi.
3.4. Teknik Skala Penelitian
Untuk variabel partisipasi pemakai kaitannya dengan kinerja sistem informasi, menggunakan 6 point skala Likert, opsi yang tersedia yaitu:
SS = sungguh setuju dengan skor 1
S = baiklah dengan skor 2
AS = agak oke dengan skor 3
ATS = agak tidak baiklah dengan skor 4
TS = tidak oke dengan skor 5
STS = sungguh tidak oke dengan skor 6
Untuk variabel kepuasan pemakai terhadap sistem isu memakai 5 point skala Likert. Pilihan yang tersedia ialah :
SM = sungguh membuat puas dengan skor 1
M = memuaskan dengan skor 2
AM = agak memuaskan dengan skor 3
ATM = agak tidak membuat puas dengan skor 4
TM = tidak memuaskan dengan skor 5
STM = sangat tidak memuaskan dengan skor 6
3.5. Teknik Analisis Data
3.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada penyusunan kuesioner, salah satu persyaratan kuesioner yang baik ialah validitas dan reliabilitas kuesioner. Validitas memperlihatkan kinerja kuesioner dalam mengukur apa yang diukur, sedangkan reliabilitas memberikan bahwa kuesioner tersebut konsisten kalau digunakan untuk mengukur tanda-tanda yang serupa. Tujuan pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner yaitu untuk meyakinkan bahwa kuesioner yang kita susun akan benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menciptakan tanda-tanda yang valid.
3.5.1.1. Uji Validitas
Validitas ialah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas sebuah survey mampu dimengerti lewat uji validitas menurut kuesioner dan balasan dari responden. Suatu kuesioner dibilang valid bila pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang hendak diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas dilaksanakan berdassrkan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor setiap pertanyaan dengan skor totalnya. Teknik korelasinya menggunakan pearson correlation dengan alat bantu Software SPSS 11 item pertanyaan diberi predikat valid jikalau mempunyai koefisien relasi pearson faktual dengan signifikansi ≥5% (0.05).
3.5.1.2. Uji Reliabilitas
Analisis reliabilitas yaitu analisis untuk menguji sejauh mana suatu instrumen pengukuran sanggup menerima amanah atau sejauh mana suatu hasil pengukura relatif konsisten bila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Uji reliabilitas yang dipakai dalam observasi ini adalah dengan metode Cronbach Alpha.
Uji reliabilitas dapat dihitung dengan perlindungan software spss 11.00 for windows. Jika dari hasil perkiraan komputer tersebut menerima nilai cronbach’s alpha lebih besar dari r-tabel maka instrumen dinyatakan cukup reliabel. Suatu konstruk atau variabel dibilang reliabel bila memiliki Cronbach alpha ≥0.50 (Nunally:1978) dalam Nursya’bany Purnama (2002:179).
3.5.2. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang bagus jikalau versi tersebut terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas.
3.5.2.1. Multi Kolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lain dalam sebuah model. Kemiripan antara variabel bebas dalam suatu versi akan menjadikan terjadinya kekerabatan yang sungguh berpengaruh antar suatu variabel bebas dengan variabel bebas yang lain. Selain itu deteksi multikolinearitas juga bertujuan untuk menyingkir dari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan tentang imbas pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Deteksi multikolinearitas pada sebuah model dapat dilihat dari bebrapa hal, antara lain:
a. Jika nilai Varian Inflation Factor (VIF) tidak lebuh dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0.1, maka mampu dikataka terbebas dari multikolinearitas. VIF=1/Tolerance. Semakin tinggi VIF maka makin rendah tolerance. 
Jika nilai koefisien korelasi antar masing0masing variabel nmdependent kurang dari 0,07 maka model mampu dinyatakan bebas dari perkiraan klasik multikolinearitas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi hubungan yang sungguh berpengaruh antar variabel independent sehinggat terjadi multikolinearitas. 
Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R2 maupun R-square diatas 0,06 namun tidak ada variabel independent yang berpengaruh. 
3.5.2.2. Heterokedastisitas
Hetereokedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji ini menggunakan metode korelasi ranking spearman (Spearman Rank korelation). Bila nilai probabilitas (sig)>0,05, maka tidak terjadi gejala heterokedastisitas.
3.5.2.3. Autokorelasi
Autokorelasi untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier berganda ada hubungan antara kesalahan pengganggu pada peride t dengan kesalahan pada kurun t-1 (sebelumnya). Tentu saja model regresi yang bagus adalh regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dipakai pengujian Durbin-Watson (Alghifari, 1997:79).
3.5.3. Analisis Koefisien Korelasi
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara suatu variabel independen (partisipasi pemekai dan kepuasan pemakai) kepada variabel dependen (kinerja tata cara informasi). Pengujian analisis koefisien relasi akan menggunakan pearson correlation analysis. Menurut Young dalam Djarwanto (1996) dalam Skripsi S-1 Anik, 2003) standar derajat korelasi korelasi adalah selaku berikut : koefisien hubungan 0.70 hingga 1.00 (plus atau minus) memperlihatkan derajat relasi yang sedang. Apabila koefisien korelasinya diatas 0.20 hingga dibawah 0.40 (plus atau minus) menawarkan adanya hubungan yang rendah dan jika kurang dari 0.20 dapat diabaikan.
3.6. Alat Analisis Data
Analisis Regresi Berganda
Pengujian analisis regresi linier berganda antara variabel dependen (kinerja tata cara informasi) dengan variabel independen (partisipasi pemakai dan kepuasan pemakai) dengan memakai regresi linier berganda, yakni untuk mengetahu imbas variabel independen terhadap variabel dependen. Data diolah menggunakan komputer dengan derma software acara SPSS model 11.0.
Persamaan regresi:
Y=bo+b1X1+b2X2+b3X1X2+E
Keterangan
Y = Kinerja Sistem
X1 = Partisipasi Pemakai
X2 = Kepuasan Pemakai
Bo = Koefisien Regresi
E = Kemungkinan Error