Tata Cara Pertanahan, Kota Pontianak – Kab Kuburaya

Memahami penduduk kota Pontianak, berdasarkan metode perkampungan desa, yang datang ke perkotaan untuk melakukan pekerjaan , berbudaya, ekonomi, dan lainnya. Ketika mereka hendak pergi dengan adanya faktor seksualitas maka berasimilasi dengan pendatang yang jauh saat bekerja, mirip berbudaya dan agama.

Hal ini menerangkan adanya kepentingan ekonomi, dan moralitas dan akhlak mereka selama hidup di Pontianak, menurut metode pertanahan yang di rancang di kab. Kuburaya. Dengan berbagai hal terkait dengan kepentingan ekonomi, guna bertahan hidup langkah yang mereka ambil ialah memaksa untuk seksualitas, padahal orangtua bukan siapa – siapa, hanya golongan biasa, dan masuk kelas sosial sebagai budaya makan orang.

Menjelaskan adanya ketidaksenangan dengan berbagai budaya dan agama yang mereka terapkan sesuai dengan faktor kehidupan sosial budaya, dan berlindung di temkbok gereja katolik dan protestan di Indonesia, serta Islam di Pontianak.

Keterlibatan banyak sekali golongan mampu dimengerti dengan adanya moralitas mereka secara ekonomi, budaya dan agama di sini.  Berbagai pertentangan yang diciptakan dengan adanya ekonomi berbagai kalangan secara individu, kalangan, dan organisasi 2000  – 2008.

Masyarakat adat setempat atau orisinil, tiba dan tinggal menurut asimilasi budaya, akan berlainan dengan adanya kepentingan ekonomi desa, yang berlainan dengan adanya kehidupan sosial masyarakat secara khusus diciptakan secara berbeda.

Ketika hal ini dijelaskan dengan baik adanya tata cara pertanahan menurut tempat tinggal, maka diketahui suatu perkampungan penduduk yang datang berurbanisasi secara ekonomi dan politik, terhadap faktor kehidupan sosial ekonomi politik melibatkan orang Tionghoa Pontianak – Jakarta, alasannya adalah kepentingan masing – masing kehidupan sosial mereka berdasarkan faktor budaya, contohnya bersosialisasi dan lainnya.

  Puisi Disekat Ego

Menjelaskan pembangunan ekonomi masyarakat yang berlainan, dengan adanya konflik sosial yang diciptakan sehabis itu berlindung di balik tembok agama Kristiani dan bertobat. Tanpa moralitas dan budbahasa para kaum pribumi disini, utamanya yang bertugas dan sebagai andal bual dan ketidakjujuran pada orang lazimdi rumah sakit swasta Pontianak K Agung Pontianak.

Melalui pertanahan Kab. Kuburaya. nama yang tercatat kaum itu adalah Dayak – ambon (orang), hasil asimilasi budaya memang malas dalam bekerja, terlalu banyak bicara jikalau tiba kerumah, mampu menjelaskan bagaimana kehidupan sosial berdasarkan sistem pertanahan dan urbanisasi ekonomi masyarakat kota Pontianak pada tahun 1980an – 2008 oleh orang Tionghoa, membuat perbudakaan, dan buruh dengan upah yang ditetapkan.

Suati anutan Tionghoa, hendaknya akan menjadi berubah kita tidak cuma pada ekonomi saja guna berteman, atau mengenai kaya dan miskin, maka hal ini menjelaskan adanya pergantian dalam kehidupan sosial masyarakat Pontianak dengan baik adanya dalam suatu pengetahuan ketika ini 2002, yang mengakibatkan konflik etnik, ekonomi dan agama.