Daftar Isi
Tari Remo
Asal Daerah Tari Remo
Tarian ini bercerita perihal pangeran yg sedang berjuang di medan laga melawan musuh dgn gagah berani. Awalnya, tarian ini diperuntukkan bagi laki-laki selaku representasi seorang pangeran. Namun, dlm perkembangannya tari Remo pula ditarikan penari perempuan, sehingga muncul gaya tari remo yg lain, yaitu Remo Putri atau tari remo yg dipentaskan penari putri.
Sejarah Tari Remo
Tari Remo diciptakan oleh seorang penari jalan dr Desa Ceweng, Kecamatan Diwek. Profesi ini memang banyak digeluti oleh penduduk Jombang pada masa itu. Menurut catatan sejarah, Tari Remo adalah tarian khusus untuk penari laki-laki. Hal ini berkaitan dgn peran khusus pangeran yg memang disematkan pada laki-laki. Tari Remo mempertunjukkan kisah usaha pangeran dlm sebuah medan peperangan. Oleh sebab itu, segi kemaskulinan diperlukan untuk menggambarkan sosok pangeran.
Tari-Tarian Lainnya:
Sejarah Tari Remo di awal perkembangannya dibentuk khusus selaku tarian pembuka pada kesenian Ludruk. Namun, seiring berjalannya waktu tarian ini sering dipentaskan dengan-cara terpisah pada program-acara tertentu di Jawa Timur. Tari Remo sering dipertunjukkan pada pekan raya kesenian daerah atau program penyambutan tamu kenegaraan yg tak hanya ditarikan oleh laki-laki, tetapi pula oleh wanita.
Keunikan Tari Remo
Keunikan Tari Remo yg berasal dr Jawa Timur ini antara lain selaku berikut:
- Gerak tari banyak dilaksanakan di tempat (tanjak). Gerak ajudan melempar sampur atau selendang.
- Busana tari remo yaitu baju hem lengan panjang, celana tanggung, selempang, & topi kepala.
Gerakan Tari Remo
Karakteristik utama dr gerakan Tari Remo ialah kelincahan gerakan kaki yg dihentakkan dengan-cara dinamis. Hentakan kaki itu terasa lebih hidup & dinamis berkat hadirnya kerining atau lonceng kecil yg ada di kaki penari. Saat penari menghentakkan kaki atau melangkah, lonceng kecil ini akan berbunyi. Ciri lain dr gerakannya yakni banyaknya kombinasi gerakan, mirip:
- Mengibaskan sampur atau selendang,
- Gerakan gelengan & anggukan kepala sang penari yg licah,
- Ekspresi wajah penari yg riang gembira, dan
- Posisi kaki penari yg membentuk kuda-kuda menyebabkan tarian ini kian gagah, lincah, & atraktif.
Makna Tari Remo
Secara filosofis, Tari Remo memiliki makna yg sangat dlm yg terkandung dlm setiap gerakannya. Masing-masing dr gerakan ini menyimpan makna yg mengandung arti yg sangat dalam. Gerakan-gerakan bermakna dr Tari Remo tersebut antara lain:
1. Gerakan Gedrug
Gerakan Gedrug dlm Tari Remo ialah hentakan kaki ke bumi. Gerakan ini memiliki makna bahwa insan mesti sadar dgn kehidupannya yg ada di tampang bumi ini.
2. Gerakan Gendewa
Gerakan Gendewa dlm Tari Remo mempunyai makna gerakan insan yg mirip anak panah dilepaskan dr busurnya. Gerakan ini sungguh cepat.
3. Gerakan Tepisan
Gerakan Tepisan dlm Tari Remo mengandalkan kecekatan & kecepatan tangan dgn cara menggesek-gesekkan kedua telapak tangan. Gerakan ini mengandung makna penyatuan kekuatan lain dr alam pada diri insan.
4. Ngore Rekmo
Gerakan Ngore Rekmo dr Tari Remo mempunyai makna simbol merias diri, menggambarkan seseorang yg sedang menata rambut.
5. Tatasan
Tatasan dlm Tari Remo memiliki makna kemampuan seorang manusia dlm menangkap sesuatu yg akan membahayakan dirinya.
6. Tranjalan
Tranjalan dlm Tari Remo memiliki makna bahwa manusia dlm hidupnya senantiasa berupaya memelihara diri sendiri, membersihkan diri dr segala kotoran yg akan mempengaruhi sifat maupun prilaku insan.
7. Ceklekan
Dalam Tari Remo ceklekan diibaratkan selaku ranting-ranting pohon yg patah. Gerakan ini dipusatkan pada gerakan patah-patah pada siku.
8. Klepatan
Klepatan dlm Tari Remo mengandung makna upaya manusia untuk menghindarkan diri dr segala ancaman yg tiba pada dirinya. Sehingga, manusia dituntut harus selalu berhati-hati.
9. Nglandak
Nglandak dlm Tari Remo mempunyai makna simbol gerak yg mirip dgn hewan Landak.
10. Telesik
Telesik dlm Tari Remo memiliki makna bahwa di sekeliling insan terdapat suatu kekuatan yg mampu menenteng pergantian pada diri insan.
11. Bumi Langit
Gerakan bumi langit dlm Tari Remo mengandung makna ihwal kesadaran manusia yg hidupnya terletak di antara bumi & langit. Manusia berada di atas bumi untuk melaksanakan hasratTuhan Yang Maha Kuasa.
Busana Tari Remo
Busana atau pakaian yg digunakan oleh para penari Tari Remo terbagi menjadi empat gaya, yaitu gaya Jombangan (Jombang), gaya Malangan (Malang), gaya Surabayan (Surabaya), & gaya Sawunggalingan (Sawunggaling). Perbedaan gaya ini sepertinya berdasarkan ciri khas Tari Remo dr berbagai daerah di Jawa Timur.
1. Gaya Sawunggalingan (Sawunggaling)
Busana Tari Remo gaya Sawunggalingan yakni penggalan atas hitam dgn versi pakaian khas masa ke-18, celana yg yang dibuat dr kain beludru berwarna hitam dilengkapi hiasan emas & kain batik di pinggang dilengkapi hiasan sabuk & keris. Pada paha kanan penari terdapat selendang yg menggantung hingga mata kaki.
2. Gaya Surabayan (Surabaya)
Busana atau busana Tari Remo gaya Surabayan terdiri dr baju tanpa kancing berwarna hitam gaya kerajaan kurun ke-18, ikat kepala merah, celana sebatas pertengahan betis yg dikaitkan dgn jarum emas, setagen yg diikat dipinggang, sarung batik pesisiran yg menjuntai sampai ke lutut, serta keris menyelip di belakang. Penarinya menggunakan dua selendang, yg mana satu di pinggang & yg lain disematkan di pundak, dgn tangan penari memegang masing-masing ujung selendang. Kaki penari dilengkapi pula dgn gelang kaki berbentukkumpulan lonceng yg dilingkarkan di pergelangan kaki.
3. Gaya Malangan (Malang)
Busana atau busana Tari Remo gaya Malangan hampir sama dgn busaya gaya Surabayan. Tetapi, celananya yg panjang hingga menjamah mata kaki serta tak disemat dgn jarum.
4. Gaya Jombangan (Jombang)
Busana atau pakaian Tari Remo gaya Jombangan nyaris mirip dgn gaya Sawunggaling, namun kaos pada penarinya diganti dgn rompi. Sedangkan, untuk busana penari putri memakai sanggul atau simpul di rambut yg dihiasi melati, menggunakan mekak hitam untuk menutup kepingan dada, menggunakan satu selendang yg disematkan di pundak, & memakai rapak untuk menutup pecahan pinggang sampai lutut.
Musik Pengiring Tari Remo
Tari Remo diiringi musik gamelan, yg umumnya terdiri dr bonang penerus, bonang babok/barung, kempul, kenong, kethuk, seruling, slentem siter, gambang, saron, & gong. Sedangkan, jenis irama yg dibawakan sebagai pengiring Tari Remo adalah Tropongan & Jula-Juli, tetapi kadang-kadang dipakai pula irama Gedok Rancak, Gending Walangkekek, Krucilan atau gendang-gending kreasi gres.
Penari harus mampu menyeleraskan setiap gerakannya dgn alat musik yg mengiringinya supaya pertunjukan Tari Remo menjadi sempurna. Tantangan tersendiri dr gerakannya yaitu kesesuaian antara bunyi gelang lonceng di kaki penari dgn musik dikala kaki dihentakkan.
Panggung Tari Remo
Pada mulanya panggung Tari Remo menggunakan panggung pada kesenian Ludruk sebab fungsinya sebagai tarian pembuka pada pertunjukan Ludruk. Sebelum kesenian Ludruk dimulai, Tari Remo akan dipentaskan oleh penari laki-laki sebagai tarian pembuka. Namun dlm perkembangannya, Tarian Remo ditarikan dengan-cara terpisah untuk program-acara tertentu, mirip penyambutan tamu agung.
Oleh alasannya itu, desain panggung Tari Remo dibuat tersendiri terpisah dr kesenian Ludruk. Tata tempatnya berlainan-beda menyesuaikan jenis acara & akhlak istiadat tempat pementasan dilaksanakan. Namun, pada dasarnya tak ada aturan khusus mengenai tata letak panggung dr tarian ini. Semuanya menyesuaikan saja dgn komposisi acaranya.
Tari Remo paling baik dipentaskan pada panggung dgn rancangan lantai atau kayu yg keras supaya bunyi lonceng di kaki bisa terdengar dgn nyaring. Lonceng itulah yg menjadi ciri khas dr tarian ini, bunyinya selaras & padu dgn musik pengiring tarian.
Demikianlah klarifikasi wacana Tari Remo. Bagikan materi ini semoga orang lain pula bisa membacanya. Terima kasih, gampang-mudahan bermanfaat.