Perilaku Menyimpang Sebagai Hasil Sosialisasi Tidak Sempurna – Sosialisasi yaitu proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakuan untuk menjadi suatu bagian dari suatu penduduk , sebagian besar proses sosialisasi adalah proses mempelajari prilaku peranan. Konsepsi peran menunjuk pada seperangkat harapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu dan menginginkan orang lain untuk bertindak dengan cara-cara tertentu pula adalah sesuai dengan nilai dan kaidah-kaidah yang dimiliki oleh masyarakat.
Proses sosialisasi berlanjut dengan segala daya pelaziman, palsu, identifikasi dan internalisasi. Pengalaman-pengalaman akan diperoleh individu dari proses sosialisasi. Pada kala peralihan (transisi) dari kala muda ke masa dewasa memang sering terjadi konflik nilai sehingga mengakibatkan pengalaman sosialisasi dalam suatu masa yang dialami oleh individu mengalami ketidaksempurnaan. Proses sosialisasi juga dapat berlangsung kurang baik disebabkan alasannya adalah pendidikan watak anak laki-laki dan anak wanita khususnya ditujukan pada aturan-hukum prilaku sosial yang resmi dan bukan pada adaptasi aturan-hukum yang tidak resmi yang berlaku pada dunia orang dewasa.
Perubahan sosial tanpa disertai dengan perubahan nilai dan norma akan menjadikan kesenjangan nilai-nilai dengan hasil pergeseran yang diharapkan. Ledakan penduduk, pergantian teknologi dan punahnya kebudayaan setempat mengharuskan penduduk untuk menerapkan norma-norma baru, karena pergantian itu menuntut adanya penye-suaian diri. Kondisi demikian menjadikan proses sosialisasi tidak dapat berlangsung dengan baik karena adanya kesenjangan nilai dan pergeseran yang terjadi di penduduk , tujuannya masyarakat tidak menawarkan kaidah-kaidah baru untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan baru yang terjadi di masyarakat.
Proses sosialisasi yang tidak tepat pada sampaumur akan membentuk remaja-remaja yang mempunyai bentuk sebagai berikut
1. Jenis cukup umur urakan
Yaitu remaja yang tidak bermaksud mengadakan pergantian dalam penduduk /kebudayaan tetapi mengharapkan keleluasaan bagi dirinya sendiri atau keleluasaan untuk memilih kehendaknya sendiri.
2. Jenis akil balig cukup akal delinkuen atau nakal
Remaja ini tidak ingin dan tidak berencana untuk menyelenggarakan pergeseran dalam penduduk /kebudayaan, tetapi mereka berusaha memperoleh manfaat dari penduduk dengan melaksanakan tindakan yang mereka anggap menguntungkan atau menyenangkan padahal dalam kenyataanya merugikan masyarakat.
3. Jenis dewasa radikal
Remaja ini berkeinginan mengadakan perubahan dalam masyarakat/ kebudayaan secara radikal. Mereka tidak puas dan tidak bisa menerima kenyataan-kenyataan yang mereka hadapi. Oleh alasannya adalah itu mereka selalu berupaya untuk melaksanakan perubahan tanpa rencana jangka panjang. (Bachtiar, 1982:17-18)
Sekian bahan perihal Perilaku Menyimpang Sebagai Hasil Sosialisasi Tidak Sempurna dari , agar berfaedah.