Aku Sesuai prasangka hambaku Terhadapku (Allah SWT) Artinya, bila seorang hamba bertaubat dengan taubatan nashuha (yang tulus), maka Allah akan menerima taubatnya. Jika ia percaya do’anya akan dikabulkan, maka Allah akan mudah mengabulkan. Berbeda jika kondisinya telah putus asa dan telah berburuk sangka pada Allah semenjak permulaan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman;
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih).
Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznuzhan pada Allah SWT dan mempunyai perilaku roja’ (harap) pada-Nya. Mengenai makna hadits di atas, Al Qodhi ‘Iyadh berkata, “Sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya yakni Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan mendapatkan taubat jikalau hamba bertaubat. Allah akan mengabulkan do’a jika hamba meminta. Allah akan beri kecukupan kalau hamba meminta kecukupan. Ulama yang lain berkata maknanya yakni berharap pada Allah (roja’) dan meminta ampunannya” (Syarh Muslim, 17: 2).
Inilah bentuk husnuzhon atau berprasangka baik pada Allah yang diajarkan pada seorang muslim. Jabir berkata bahwa dia pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikala tiga hari sebelum wafatnya beliau,
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
“Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan dia harus berhusnuzhan pada Allah” (HR. Muslim no. 2877).
Husnuzhon pada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam do’a. Ketika kita berdo’a pada Allah kita harus percaya bahwa do’a kita akan dikabulkan dengan tetap melaksanakan karena terkabulnya do’a dan menjauhi aneka macam pantangan yang menghalangi terkabulnya do’a. Karena camkan bahu-membahu do’a itu begitu ampuh jika seseorang berhusnuzhon pada Allah. Allah SWT berfirman;
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghofir/ Al Mu’min: 60)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan jika hamba-hamba-Ku mengajukan pertanyaan kepadamu perihal Aku, maka (jawablah), bekerjsama Aku yakni bersahabat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa bila beliau memohon terhadap-Ku, maka hendaklah mereka itu menyanggupi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman terhadap-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi no. 3370, Ibnu Majah no. 3829, dan Ahmad 2: 362, hasan)
Jika seseorang berdo’a dalam keadaan percaya do’anya akan terkabul, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah terhadap Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang teledor.” (HR. Tirmidzi no. 3479, hasan)
Jika do’a tak kunjung terkabul, maka yakinlah bahwa ada yang terbaik di balik itu. Dari Abu Sa’id, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan menetapkan silaturahmi (antar saudara, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: Pertama, Allah SWT akan secepatnya mengabulkan do’anya. Kedua, Allah SWT akan menyimpannya baginya di darul baka kelak, dan Ketiga, Allah SWT akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para teman lantas menyampaikan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3: 18, sanad jayyid).
Ibnu Rajab dalam Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam berkata;
فالإلحاحُ بالدعاء بالمغفرة مع رجاء الله تعالى موجبٌ للمغفرة
“Terus meminta dengan do’a dan memohon ampunan Allah disertai rasa penuh harap pada-Nya, ialah jalan mudah mendapatkan maghfiroh (ampunan).”
Maka yakinlah terus pada akad Allah, husnuzhan-lah pada-Nya. Janganlah berprasangka kecuali yang bagus pada Allah. Dan jangan frustasi dari rahmat Allah dan teruslah berdo’a serta memohon pada-Nya.
Ya Allah, kabulkanlah dan perkenankanlah setiap do’a kami.