Mental menjadi penting dalam menyaksikan banyak sekali keadaan kesehatan sosial budaya di penduduk yang memang berada pada persoalan sejarah hidup mereka di kurun lalu. Hal ini menerangkan aneka macam hal terkait dengan metode sosial yang ada di penduduk hingga ketika ini.
Ketika hal ini menjadi penting untuk dipahami bahwa, banyak sekali hal terkait dengan mental serta perusakan mental pastinya ada di lingkungan sekitar yang ada di penduduk , lingkungan kerja, dan di rumah mestinya hal ini diketahui dari aneka macam potensi , begitu juga dengan di organisasi tepatnya.
Perusakaan mental terjadi karena adanya ketidaksenangan, pertentangan sosial, etnik, dan aneka macam hal terkait dengan budaya setempat di masyarakat. Hingga saat ini, pada penduduk kelas sosial menegah dan kebawah dapat dijumpai dengan adanya masalah dari seksualitas, yang mengakibatkan adanya asimilasi budaya.
Hal ini menerangkan banyak sekali keadaan kehidupan sosial di masyarakat yang melekat pada pergeseran budaya yang patut diketahui dengan adanya masalah moralitas, pengaruh dari mental itu sendiri. Maka, hal ini diterangkan banyak sekali konflik yang diciptakan segelintir orang sampai saat ini.
Maka, akan berlainan dengan pergantian sosial yang pantas diketahui dengan adanya sosial budaya yang melekat pada metode ekonomi politik perkotaan, dengan adanya berbagai perubahan sosial yang dimaksud. Dengan banyak sekali peluang seperti itu adalah okunum yang melakukan rencana, taktik dan cipta pertentangan sosial yang terjadi.
Nah, planning kesejahatan itu berasal dari sistem kesehatan dan pendidikan yang direncanakan oleh orang sekelompok orang Batak – Tionghoa – Dayak Perkotaan di Pontianak pada tahun 2000, tanpa terkecuali Jawa itu adalah oknum bagaimana mereka bersembunyi dibalik tembok agama Katolik dan Protestan – Islam hasil dari kolektifitas yang berasal dari kalangan kelas sosial berlainan, itu umumterjadi, dan juga pada kelas pekerja di Pontianak.
Nah, dalam hal ini menerangkan banyak sekali hal terkait dengan aktifitas mereka selama di Pontianak, Kalimantan Barat, bagaimana mereka hidup dan tinggal di aneka macam tempat tepatnya di pedesaan dan Kota, hal ini menerangkan bagaimana pembangunan manusia menurut hasil budaya dan agama, serta ekonomi pada aspek psikologis dari problem sejarah di abad kemudian mereka saat hidup di Kalimantan Barat dan Jakarta.
Persaingan kelas sosial, dan aneka macam hal terkait dengan aktivitas sosial, budaya dan agama menjelaskan hal tersebut dengan adanya pertentangan sosial yang bersiklus, dan tidaknya dalam suatu tata cara sosial, hal ini mampu dikaji dengan baik.
Pada masayarakat urban yang hidup pada penduduk Melayu Pontianak – Jawa, akan berlawanan dengan adanya pertentangan sosial, drama kehidupan yang dibentuk, guna memanggil simpati di penduduk biasanya itu adanya Orang Batak (keburukannya), hasil kolektifitas sosial mereka selama berurbanisasi, dan berekonomi, umumnya moralitas dan budbahasa yang tidak terdidik dari kedua orang renta mereka, Sihombing lewat resistensi agama.