close

Rancangan Periodisasi Menurut Prof.Dr.Soekanto Dan Prof.Dr.Sartono Kartodirdjo

Konsep Periodisasi Menurut Prof.Dr.Soekanto dan Prof.Dr.Sartono Kartodirdjo” />

    Periodisasi digunakan untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan sejarah kehidupan manusia. Periodisasi yang dibentuk oleh banyak peneliti berakibat adanya perbedaan-perbedaan pandangan sehingga periodisasi sejarah bersifat subjektif yang dipengaruhi subjek persoalan serta pribadi penelitinya.
Tujuan Periodisasi
    Mengetahui pembabakan waktu sejarah akan sangat berguna bukan saja bagi penulis sejarah akan namun juga bagi para pembaca/penggemar dongeng sejarah terlebih bagi para siswa yang berguru ilmu sejarah. Cerita sejarah yang ditulis para sejarawan dengan menempatkan skenario peristiwa sejarah dalam setting babakan waktu, akan sangat mempermudah serta menarik para pembaca atau siswa untuk mengenali insiden sejarah secara kronologis.
Adapun tujuan dari periodisasi/pembabakan waktu yaitu selaku berikut.
1) Melakukan penyederhanaan
    Gerak pikiran dalam usaha mengerti ialah melakukan penyederhanaan. Begitu banyaknya kejadian-insiden sejarah yang beragam disusun menjadi sederhana, sehingga mendapatkan ikhtisar yang mudah dikenali.
2) Memudahkan penjabaran dalam ilmu sejarah
    Klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis, kalangan suku, bangsa, dan seterusnya. Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar babakan waktu. Masa lalu yang tidak terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan isi, bentuk, dan waktunya menjadi bab-bagian babakan waktu.
3) Mengetahui insiden sejarah secara kronologis
    Menguraikan kejadian sejarah secara kronologis akan membuat lebih mudah pemecahan sebuah persoalan. Ahli kronologi mengambarkan pelbagai tarikh, atau metode pemenggalan yang sudah digunakan dipelbagai tempat dan waktu, memungkinkan kita untuk menerjemahkan pemenggalan dari satu tarikh ke tarikh lainnya.
4) Memudahkan pengertian
    Gambaran kejadian-insiden abad lampau yang sedemikian banyak itu dikelompok-kelompokkan, disederhanakan, dan diikhtisarkan menjadi satu tatanan (orde), sehingga membuat lebih mudah pengertian.
5) Untuk memenuhi kriteria sistematika ilmu pengetahuan
    Semua peristiwa era lampau itu sehabis dikelompokkan antara motivasi dan efek peristiwa itu kemudian disusun secara sistematis. Kaprikornus, tujuan diadakannya periodisasi yaitu untuk menyelenggarakan tinjauan menyeluruh kepada kejadian-peristiwa dan saling relevansinya dengan aneka macam aspeknya. Pelaksanaan periodisasi yang paling gampang adalah dengan pembabakan yang disusun berdasarkan urutan era. Akan namun, periodisasi yang demikian mempunyai kelemahan tidak mengungkapkan corak yang khas zaman-zaman yang ditinjau.
Dalam sejarah Indonesia, periodisasi dibagi dua, yaitu zaman praaksara dan zaman sejarah.
a. Zaman praaksara, adalah zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Sejarah dapat dipelajari berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala berbentukartefak, fitur, ekofak, dan situs. Artefak yakni semua benda yang terperinci memberikan hasil garapan sebagian atau seluruhnya sebagai pengubahan sumber alam oleh tangan manusia.Fitur ialah artefak yang tidak mampu dipindahkan tanpa merusak tempatnya. Ekofak ialah benda dari unsur lingkungan abiotik atau biotik. Situs adalah bidang tanah yang mengandung peninggalan purbakala.
b. Zaman sejarah, adalah zaman di mana insan sudah mengenal goresan pena. Zaman sejarah dibagi tiga sebagai berikut.
  1. Zaman Kuno, yang membahas semenjak kerajaan tertua sampai kurun ke-14. Pada zaman ini, meningkat kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu dan Buddha.
  2. Zaman Indonesia Baru, mulai periode ke-15 yang membicarakan masa berkembangnya budaya Islam sampai abad ke-18.
  3. Zaman Indonesia Modern, sejak abad pemerintahan Hindia Belanda (1800), pergerakan kemerdekaan Indonesia merdeka hingga sekarang atau abad kontemporer.
  Pada Rapat Ppki Tanggal 19 Agustus 1945 Dianjurkan Kepada Presiden Republik Indonesia Untuk Membentuk Panitia Kecil. Peran Panitia Kecil Tersebut Yaitu

    Ada beberapa unsur yang sering memengaruhi penyusunan kurun-abad sejarah, salah satunya yakni bagian geografi, sebab adanya perubahan tapal batas, pergantian fatwa sungai, gedung kuno direhab, bahkan adanya pergantian tumbuhan dan fauna dapat mengaburkan jejak-jejak sejarah. Konsep teoritik ihwal periodisasi sejarah Indonesia pernah dibahas dalam Seminar Sejarah Nasional I tahun 1957, yang menghasilkan hal-hal selaku berikut.
a. Konsep periodisasi dari Prof. Dr. Soekanto
    Menurut usulan Dr. Soekanto, periodisasi hendaknya menurut ketatanegaraan artinya bersifat politik. Pembagian atas babakan kala (periodisasi) yang berdasarkan realita-realita sedapat mungkin mesti eksak serta simpel. Menurutnya, periodisasi sejarah Indonesia direkomendasikan secara kronologis selaku berikut.
1) Masa pangkal sejarah ………………………………………. – 0
2) Masa Kutai-Tarumanegara ………………………………. 0 – 600
3) Masa Sriwijaya-Medang-Singosari ……………………. 600 – 1300
4) Masa Majapahit ………………………………………………. 1300 – 1500
5) Masa Kerajaan Islam……………………………………….. 1500 – 1600
6) Masa Aceh, Mataram, Makassar ………………………. 1600 – 1700
7) Masa pemerintah ajaib …………………………………….. 1700 – 1945
  • Zaman Kompeni (1800 – 1808)
  • Zaman Daendels (1808 – 1811)
  • Zaman British Government (1811 – 1816)
  • Zaman Nederlands – India (1816 – 1942)
  • Zaman Nippon (1942 – 1945)

8) Masa Republik Indonesia …………………………………. 1945 – sekarang

b. Periodisasi menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo
    Menurut pemikiran Prof. Dr.Sartono Kartodirdjo, sebagai dasar bagi babakan era (periodisasi) yaitu derajat integrasi yang tercapai di Indonesia pada periode lampau. Menurut pemikirannya, aspek ekonomi sangat memengaruhi pertumbuhan sosial, politik, dan kultur di Indonesia. Faktor ekonomi memengaruhi kontak Indonesia dengan luar negeri yang mendatangkan imbas kebudayaan luar, baik budaya Hindu dari India, budaya Islam dari Asia Barat, serta budaya barat baik dari Eropa atau negara-negara yang lain. Maka ada kemungkinan untuk membedakan dua masa besar, adalah dampak Hindu dan imbas Islam. Sebutan dari abad itu menggunakan nama kerajaan karena sifat penduduk pada waktu itu masih homogen dan berpusat pada raja (istana sentris).