Pra Sejarah : Pengertian Masa Pra Aksara di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)

PRA SEJARAH : PENGERTIAN MASA PRA AKSARA DI INDONESIA (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII) ✓ Semenjak jutaan tahun silam sudah ada kehidupan insan di permukaan bumi ini. Manusia terus mengalami perkembangan baik sisi kuantitas & kualitasnya. Untuk mengetahui kehidupan manusia pada masa lalu mampu diketahui dgn lewat peninggalan-peninggalannya saja. Pada bab ini akan dibahas mengenai masa yg mana manusia belum mengenal adanya tulisan/ masa pra karakter/ masa prasejarah dilihat dr sisi kondisi lingkungan, keadaan insan, teknologi, & pula kehidupan sosial budayanya.

 PENGERTIAN MASA PRA AKSARA DI INDONESIA  Pra Sejarah : Pengertian Masa Pra Aksara di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)
Pra Sejarah : Pengertian Masa Pra Aksara di Indonesia (Pelajaran IPS Sekolah Menengah Pertama/ MTs Kelas VII)

Daftar Isi

Pra Sejarah : Pengertian Masa Pra Aksara Di Indonesia (Pelajaran IPS Sekolah Menengah Pertama/ MTs Kelas VII)

Pengertian Masa Pra Aksara

Masa prasejarah (masa pra aksara) yakni masa kehidupan sebelum manusia mengenal adanya goresan pena. Manusia yg hidup pada masa pra karakter diperkirakan adalah MANUSIA PURBA yg mampu dikenali lewat peninggalan-peninggalan dr mereka yg dapat wujud fosil, alat-alat kehidupan, & pula fosil berkembang-tumbuhan/ hewan yg hidup & pula meningkat pada waktu itu.
Zaman pra sejarah/ pra huruf berjalan semenjak insan belum mengenal goresan pena sampai dgn insan mengenal & memakai tulisan. Sedangkan untuk zaman sehabis insan mengenal & menggunakan tulisan disebut sebagai zaman sejarah/ zaman abjad.
Berlangsungnya zaman pra sejarah di Indonesia ialah hingga dgn era ke-3 Masehi & pada periode ke-4 Masehi, manusia Indonesia mulai mengenal adanya goresan pena. Bukti yg mendukung hal tersebut yakni bisa dimengerti dr kerikil bertulis yg ada di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Walaupun prasastinya tak ada angka tahunnya, namun bahasa & pula bentuk huruf yg digunakan menggambarkan bahwa prasasti itu ditulis sekitar tahun 400 Masehi.

Perkembangan Kehidupan Masyarakat pada Zaman Pra Aksara

Pembagian zaman prasejarah dapat didasarkan pada arkeologi & ciri kehidupan penduduk .

Zaman pra abjad berdasarkan arkeologi

Pada penggolongan zaman pra sejarah yg berdassarkan pada penggalian arkeologi dapat dibedakan menjadi 2 jaman yaitu zaman batu & zaman logam.

A. Zaman Batu

Pada zaman watu meninjukkan masa di mana alat kehidupan yg digunakan yakni secara umum dikuasai terbuat dr batu, walaupun ada pula alat yg yang dibuat dr tulang & kayu. Zaman watu mampu dikelompokkan menjadi zaman kerikil bau tanah (Palaeolitikum), zaman kerikil madya (Mesolithikum) & zaman watu muda (Neolitikum).

– Zaman kerikil renta (Palaeolithikum) 

 PENGERTIAN MASA PRA AKSARA DI INDONESIA  Pra Sejarah : Pengertian Masa Pra Aksara di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)

Merupakan sebuah zaman di mana hasil peralatan dr batunya yg dibuatnya masih bergairah & pula belum diasah sehingga memiliki bentuk yg masih sederhana, sebagai acuan peralatan peninggalan zaman batu bau tanah yaitu kapak genggam. Peninggalan zaman watu bau tanah banyak terdapat di Pacitan & Ngandong Jawa Timur.

– Zaman batu madya (Mesolitikum)

 PENGERTIAN MASA PRA AKSARA DI INDONESIA  Pra Sejarah : Pengertian Masa Pra Aksara di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)

Adalah merupakan zaman peralihan di mana cara hasil dr pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik & pula lebih halus kalau dibandingkan dgn zaman watu bau tanah, sebagai pola peralatan pada zaman kerikil madya yaitu pebble/kapak Sumatera.

– Zaman watu muda (Neolithikum)

 PENGERTIAN MASA PRA AKSARA DI INDONESIA  Pra Sejarah : Pengertian Masa Pra Aksara di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)

Adalah merupakan zaman di mana alat-alat kehidupan manusia dihasilkan dr batu yg sudah lebih halus & pula mempunyai bentuk yg lebih sempurna dr pada zaman watu tua atau zaman batu tengah, sebagai pola peralatan zaman kerikil muda yakni kapak persegi & kapak lonjong.

B. Zaman Logam

Setelah dimulai zaman logam bukan berarti zaman batu selsai, alasannya perlengkapan dr watu pun masih meningkat . Zaman logam merupakan zaman dimana insan sudah mengenal logam & sudah dipakai dengan-cara dominan. Zaman logam yg berkembang di Indonesia berlainan dgn perkembangan zaman logam yg berkembang di Eropa. Zaman logam di wilayah Eropa terbagi atas 3 zaman, yaitu 1). zaman tembaga, 2). zaman perunggu, & 3). zaman besi. Sedangkan zaman logam yg meningkat di Indonesia khususnya & wilayah Asia Tenggara umumnya tak mengalami zaman tembaga tetapi eksklusif mengenal zaman perunggu & besi yg berjalan dengan-cara bersamaan. Karena dr hasil temuan yakni lebih secara umum dikuasai adalah alat-alat dr perunggu, maka zaman logam dinamakan pula sebagai zaman perungggu.

Zaman pra karakter menurut ciri kehidupan masyarakat

Pada zaman pra sejarah yg berdasarkan ciri kehidupan masyarakat dapat dibedakan menjadi masa berburu & menghimpun makanan tingkat sederhana, masa berburu & mengumpulkan masakan tingkat lanjut, & masa bercocok tanam, serta masa perundagian.

A. Masa berburu & mengumpulkan masakan tingkat sederhana

  Vietnam memiliki sumber daya pertanian melimpah. Kondisi tersebut dipengaruhi kondisi alam berupa

Kegiatan pokok pada masa ini adalah berburu & pula melakukan kegiatan untuk menghimpun kuliner, dgn peralatan dr batu, kayu, & pula tulang. Untuk kehidupan manusia pada zaman ini adalah sungguh tergantung dgn alam lingkungan yg ada di sekitarnya.

– Keadaan Lingkungan

Masih ingatkan letak Indonesia yg terletak di antara 2 benua yakni benua asia & australia kan sahabat-teman? Dari letak tersebut akan mensugesti pula iklim & pula kepada penyebaran hewan, insan & kebudayaan. Di kawasan tepi pantai atau kawasan aliran sungai atau di daearh danau, atau tempat-tempat yg banyak air & pula bahan makanan yakni tempat tinggal insan purba. Hal ini sangat masuk nalar lantaran insan purba tersebut akan mendapatkan makanan dengan-cara eksklusif dr alam, tanpa melalui adanya proses, baik dlm proses mengumpulkan hingga dgn cara makan.

– Keberadaan Manusia

Penelitian terhadap insan purba di Indonesia terbagi dlm 3 tahapa yaitu pada tahun 1889 s/d 1909, tahun 1931 s/d 1941, & tahun 1952 sampai sekarang. Pada penelitian tahap I yakni antara tahun 1889 hingga dgn 1909 yg dijalankan oleh Dr. Eugene Dubois. Ia mengira bahwa manusia purba tempat hidupnya pasti di tempat tropis. Dari hasil penelitiannya ia menemukan fosil yg berupa sepotong tulang kobi di Trinil bersahabat Ngawi yg mampu menggambarkan bahwa dulunya adaah berjalan tegak. Fosil tersebut adalah merupakan Pithecanthropus Erectus. Semua temuan dr Dr Dubois mengenai manusia purba di wilyah Indonesia berupa fosil-fosil tengkorak, ruas leher, rahang, gigi, tulang paha & pula tulang kering. Pada zaman kini ini, pula ditemukan fosil dr manusia Wajak yg terdapat di tempat Kediri Jawa Timur & pula temuan atas insan purba di Kedungtrubus. Pada penelitian di tahap II antara tahun 1931-1941 observasi dijalankan oleh Ter Haar, Oppenoorth, & Von Koeningswald. Para mahir tersebut mendapatkan tengkorak & pula tulang kering dr Pithecanthropus Soloensis yg terdapat di Ngandong Kabupaten Blora. Pada tahun 1936 Tjokrohandojo pula mendapatkan fosil yg berupa tengkorak belum dewasa di utara Mojokerto. Pada tahun antara 1936-1941, Von Koeningswald mendapat temuan berupa fosil-fosil rahang, gigi, & tengkorak di tempat Sangiran, Surakarta. Pada penelitian tahap yg III, penemuanya sebagian besar di daerah Sangiran yg berupa bagian-cuilan tubuh dr insan purba Pithecanthropus yg sebelumnya belum pernah didapatkan, mirip tulang tampang & pula dasar tengkorak.

Ada beberapa jenis insan purba yg ada di Indonesia yakni:

a) Meganthropus.
Manusia purba ini (Meganthropus Palaeojavanicus) merupakan manusia purba paling primitif yg ada di wilayah Indonesia yakni yg ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 & tahun 1941 di deretan Pucangan, Sangiran. Meganthropus Paleojavanicus mempunyai arti manusia besar dr Jawa.Fosil dr manusia purba ini berwujud rahang manusia purba yg mempunyai ukuran besar, & dr hasil observasi tarik kesimpulan bahwa jenis manusia purba ini meiliki tubuh yg sangat besar. Fragmen rahang bawah yg lain ditemukan oleh Marks di tahun 1952 pada lapisan terbawah gugusan Kabuh.

b) Pithecanthropus Erectus.
Fosil dr Pithecanthropus adalah fosil manusia purba yg terbanyak ditemukan di wilayah Indonesia, yakni terdapat di Kedungtrubus, Trinil, Sangiran, Mojokerto, Sambungmacan, & Ngandong. Bentuk dr tubuh Pithecanthropus berlainan dgn Meganthropus lantaran mempunyai postur yg kurang tegap. Untuk tinggi badannya sekitar 165-180 cm. Pada saat fosil dr Pithecanthropus saling dihubungkan akan membentuk kerangka yg menyerupai simpanse. Oleh sebab itu Pithecanthropus Erectus memiliki arti manusia simpanse yg berjalan tegak.

c) Homo
Van Rietschoten pada tahun 1889 memperoleh Homo Sapiens Wajak I yakni didapatkan bersahabat Campur darat Tulungagung Jawa Timur yg berwujud tengkorak, termasuk pula fragmen rahang bawah, & pula beberapa buah ruas leher. Dan temuan tersebut diteliti pertama kali oleh Dubois. Pada tahun 1890 Homo Sapiens Wajak II ditemukan oleh Dubois di tempat yg sama yg berwujud fragmen-fragmen tulang tengkorak, rahang atas & pula rahang bawah, serta tulang paha & tulang kering.

  √ Soal Sosiologi Kelas 11 Ihwal Mobilitas Sosial

– Teknologi

Teknologi yg dipakai dlm masa berburu & mengumpulkan masakan tingkat sederhana cuma mengandalkan dr segi kemudahan sesuai dgn tujuan penggunaannya saja, namun seiring waktu mulai ada penyempurnaan bentuk.
Di Indonesia terdapat 2 jenis teknik utama yg meliputi teknik pengerjaan perkakas watu yg dikenal selaku tradisi kapak perimbas & tradisi serpih. Di perkembangan berikutnya ditemukan alat-alat yg yang dibuat dr tulang & pula tanduk. Movius mengelompokkan alat-alat dr kerikil sebagai perkakas zaman pra sejarah, yakni pahat genggam, proto kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak & kapak genggam.

Kapak perimbas tak mempunyai tangkai & cara penggunaannya adalah dgn cara digenggam. Kapak penetak mempunyai bentuk yg mirip dgn kapak perimbas namun lebih besar & lebih garang yg memiliki fungsi untuk membelah kayu, pohon, & bambu. Kapak genggam mempunyai bentuk yg mirip dgn kapak perimbas, tetapi bentuknya lebih kecil & belum diasah. Pahat genggam mempunyai bentuk yg lebih kecil dr pada kapak genggam yg berfungsi selaku alat untuk menggemburkan tanah & untuk mencari ubi-ubian. Alat serpihmempunyai bentuk yg sederhana & diperikirakan berfungsi selaku pisau, gurdi, & alat penusuk.

– Kehidupan Sosial

Dari Pithecanthropus hingga dgn Homo Sapiens dr Wajak sungguh teragantung sekali kehidupannya dgn kondisi alam yaitu daerah yg banyak terdapat makanan & sumber air dlm rangka untuk menjaga kelangsungan hidupnya.

Cara hidup mereka adalah dgn cara berkelompok yg masing-masing mempunyai tugas nasing-masing (terdapat pembagian tugas), untuk yg laki-laki bertugas untuk berburu & yg wanita bertugas menghimpun kuliner dr tanaman & pula binatang-binatang kecil. Mereka pula akan melaksanakan berafiliasi dlm hal untuk mengatasi serangan binatang buas atau apabila terjadi petaka.

A. Masa berburu & menghimpun masakan tingkat lanjut

Pada masa ini sudah mulai untuk berdomisili walaupun tak tetap, biasanya mereka akan berdiam di dlm gua-gua alam utamanya di dlm gua-gua payung, yg setiap waktu dgn gampang lewati apabila dianggap sudah tak memungkinkan lagi untuk ditinggali.

– Keberadaan insan

Terdapat 2 macam ras yg mendiami wilayah Indonesia di permulaan Kala Holosin, yaitu 1). Austromelanesoid & 2). Mongoloid. Kedua ras tersebut berburu untuk dikonsusmsi contohnya kerbau, rusa, & gajah, serta warak. Pada potongan barat & serpihan utara terdapat sekelompok populasi yamg mempunyai ciri-ciri khususnya Austromelanesoid dgn cuma sedikit campuran Mongoloid. Sedangkan di Jawa kepada kalangan Austromelanesoid yg lebih minim lagi dipengaruhi adanya unsur-unsur Mongoloid. Lebih ke timur lagi, yaitu di Nusa Tenggara kini, terdapat pula Austromelanesoid.

– Teknologi

Terdapat 3 tradisi dlm menciptakan peralatan pada masa Pos Plestosin, yakni 1). tradisi serpih bilah, 2).  tradisi alat tulang, & 3). tradisi kapak genggam Sumatera. Persebaran dr peralatnya mencakup wilayah Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, & pula Papua. Peralatan tulang yg ditemukan di Tonkin Asia Tenggara, sedangkan di wilayah Jawa ditemukan di Gua Lawa Semanding Tuban, di Gua Petpuruh Utara Prajekan, & pula di Sodong Marjan di Besuki. Kapak genggam Sumatera didapatkan di daerah pesisir Sumatera Utara, yaitu di Lhok Seumawe, Binjai, & Tamiang.

– Masyarakat

Kehidupan insan purba pada masa berburu & menghimpun masakan tingkat lanjut yaitu mendiami pada gua-gua yg terbuka atau gua-gua payung yg tentunya tak jauh dr sumber air atau sumber makanan (berupa ikan, kerang, siput, & sebagainya). Manusia purba tersebut membuat lukisan yg ditorehkan di dinding gua yg mana lukisannya ialah menggambarkan kegiatan yg dilakukan & pula menggambarkan keyakinan masyarakat pada waktu itu.

C. Masa bercocok tanam

Perubahan masa menjadi masa bercocok tanam membutuhkan waktu yg cukup panjang, ha ini disebabkan lantaran tingkat kesusahan yg tinggi. Pada masa ini sudah dimulai untuk mertempat tinggal dengan-cara menetap di suatu perkampungan. Selain itu pula mulai terdapat koordinasi & peningkatan unsur keyakinan yg diperlukan adanya kenaikan kesejahteraan kepada masyarakat & ketenteraman hidupnya.

– Manusia

Manusia purba yg ada di masa bercocok tanam di wilayah Indonesia Barat dipengaruhi dr ras Mongoloid, sedangkan untuk wilayah Indonesia Timur sampai dgn sekarang lebih dipengaruhi oleh komponen Austromelanesoid. Manusia sudah mulai berkembang karena hasil dr peternakan & pertanian sudah bisa memenuhi kebutuhan pangan. Banyaknya anak akan lebih menguntungkan, hal in disebabkan bagi mereka yg mempunyai anak yg banyak bisa menciptakan makanan yg lebih banyak pula.

  √ Upacara Adat Bangka Belitung {PENJELASAN LENGKAP}

– Teknologi

Masa untuk bercocok tanam di wilayah Indonesia di awali dgn mulai berkembangnya kemampuan daam mengasah perlengkapan dr batu & pula mulai mengenal adanya teknologi dlm menciptakan gerabah. Alat dr batu tersebut yaitu mata anak panah, mata tombak, beliung, kapak batu, & sebagainya. Di antara alat kerikil yg paling terkenal yaitu beliung persegi.

– Kehidupan penduduk

Kondisi dr masyarakatnya adalah mulai meninggalkan cara-cara berburu & menghimpun kuliner. Manusia purba telah menetap pada suatu tempat dgn kehidupan yg baru, yakni dgn bercocok tanam walaupunn dgn cara yg sederhana & pula mereka mengawali memelihara binatang. Proses dr pergeseran tata kehidupan ditandai dgn adanya pergeseran metode dlm menyanggupi kebutuhan hidupnya & terjadi dengan-cara perlahan-lahan.

Untuk tempat tinggal dengan-cara perlahan-lahan mulai berganti yakni dr bentuk yg masih sangat sederhana yg berbentuk bentuk bundar dgn atap & pula dindingnya ialah rumbai, dengan-cara perlahan-lahan berubah ke bentuk yg lebih maju yg mempunyai daya tampung lebih banyak. Sistem gotong-royong sudah terlihat pada ketika memang memerlukan tenaga yg banyak contohnya pada dikala mendirikan rumah & pada ketika membersihkan susukan irigasi dlm rangka untuk bercocok tanam. Manusia purba pada ketika itu sudah tak tergantung pada alam lagi.

– Pemujaan roh nenek moyang

Adat kebiasaan masyarakat pada waktu itu adalah melaksanakan pemujaan kepada roh leluhur ataupun keyakinan kepada adanya kekuatan mistik atau yg kit akenal sebagai animisme & dinamisme. Mereka sudah mulai yakin adanya keyakinan mengenai kehidupan setelah mati, bahwa roh seseorang tak hilang pada dikala orang meninggal. Mereka melakukan upacara pemakaman sedemikian rupa biar roh orang yg meninggal tak salah jalan. Adanya tradisi untuk mendirikan bangunan megalitik (batu besar) didasarkan pada keyakinan yg mana terdaoat hubungan antara yg hidup dgn yg sudah mati. Terutama kepada adanya imbas dr yg roh sudah mati pada kesejahteraan mereka & pula terhadap kesuburan tanaman.

D. Masa perundagian

Untuk masa perundagian semuanya sudah mengalami perkembangan & penyempurnaan kepada masa bercocok tanam. Bijih-bijih logam pada masa ini mulai ditemukan sehingga banyak sekali bermacam perlengkapan mulai dibentuk dr logam.

– Penduduk

Penemuan sisa-sisa rangka dr banyak sekali tempat mengenai insan yg hidup pada masa perundagian antara lain terdapat di Anyer Utara Jawa Barat, Puger Jawa Timur, Gilimanuk Bali, & juga  Melolo Sumba Timur. Karena terdapat hamparan lahan pertanian & mereka pula mulai mengadakan kegiatan ekonomi yakni acara perdagangan maka perkampungan menjadi lebih besar.

– Teknologi
Dengan adanya penggolongan-penggolongan dlm penduduk maka pada masa perundagian teknologi berkembang sangat pesat, termasuk perkembangan dlm jual beli & pula pelayaran. Pada masas tersebut pula sedang meningkat adanya teknologi peleburan, pencampuran, penempaan & pencetakan beraneka jenis logam yg diperlukan oleh insan. Pemakaian perunggu & besi pada zaman tersebut sudah digunakan di Indonesia, hal ini di dasarkan pada temuan-temuan arkeologis. Dengan adanya pemakain logam maka pemakaian kapak watu dengan-cara perlahan-lahan & sedikit demi sedikit mulai tergantikan dgn logam. Tetapi logam tak mudah menggeser fungsi dr gerabah yg masih tetap bertahan alasannya adalah logam tak seluruhnya mampu menggantikan.

– Kehidupan sosial budaya
Penerapan seni ukir & pula seni hias di benda-benda megalitik mengalami perkemangan yg pesat. Hal yg sangat menonjol pada masa ini yakni kepercayaan terhadap arwah nenek moyang, alasannya diandalkan arwah nenek moyangnya sangat dampak terhadap perjalanan hidup insan & masyarakat. Dengn mengadakan upacara-uacara yakni merupakan bentuk perhatian kepada arwah nenek moyang mesti diperhatikan & pula mesti dipuaskan. Rasa solidaritas (setia mitra) sungguh terasa dlm kehidupan penduduk masa perundagian karena setia kawan merupakan warisan nenek moyang yg harus ditanamkan dlm setiap manusia.

Baca pula : Manusia Sebagai Makhluk Sosial & Ekonomi & Pengertian Interaksi Sosial & Sosialisasi (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)

*) Semua Materi IPS SMP dapat dilihat di : Rangkuman Materi Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII

Itulah artikel IPS wacana Pra Sejarah : Pengertian Masa Pra Aksara di Indonesia (Pelajaran IPS Sekolah Menengah Pertama/ MTs Kelas VII) yg mudah-mudahan berguna di Aanwijzing.Com.