Pola Pidato Pelajar Sekolah Untuk Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2020

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

CONTOH PIDATO PELAJAR SEKOLAH UNTUK PERINGATAN HARI PAHLAWAN  CONTOH PIDATO PELAJAR SEKOLAH UNTUK PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2020
Twibbon Ucapan peringatan hari hero 2020

Yang terhormat, Pimpinan Upacara

Yang terhormat, Bapak/Ibu Guru cg.blogspot.com

Yang saya cintai sahabat-teman seperjuangan di sekolah tercinta cg

Salam Sejahtera bagi kita semua,

Teman-sahabat sebangsa setanah air, patriot Bangsa yang budiman,

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, yang memberi kita kesehatan jasmani-rohani, kekuatan mental spiritual serta kesadaran untuk terus mengemban semangat juang yang tegak berdiri diatas cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945.

Setiap tanggal 10 November, kita seluruh Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, mengingat para pendahulu kita, pahlawan dan perintis kemerdekaan, para pendiri republik Indonesia, mereka dengan segenap pedoman, tindakan dan gerakan perjuangan kolektif yang mereka lakukan, sehingga dikala ini kita semua bisa menikmati hidup di bumi Indonesia selaku bangsa yang merdeka, bangsa yang sederajat dengan bangsa lain, bangsa yang menyadari peran sejarahnya untuk menyebabkan kemerdekaan selaku jembatan emas bagi terwujudnya Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan sejahtera.

Para Pendiri bangsa mengabarkan pesan penting terhadap kita. Pesan itu yakni bahwa setelah kemerdekaan dicapai, maka tahapan berikutnya – kita harus bersatu terlebih dahulu untuk mampu memasuki tahapan bernegara berikutnya – ialah berdaulat, adil dan sejahtera. Diperlukan Pahlawan Masa sekarang untuk melanjutkan pesan mendasar tersebut. Karena Pahlawan Nasional Adalah Pahlawan Sepanjang Masa. Dan janganlah cuma menikmati hasil perjuangannya, namun kita terus kobarkan semangat perjuangan mereka itulah maka peringatan Hari Pahlawan 10 November tahun 2020 ini kita mengambil tema “Pahlawanku Sepanjang Masa”.

Apabila kita kita terus kobarkan semangat perjuangan Kemerdekaan Indonesia maka kita mampu maju bahu-membahu dan berjuang menjadi Pahlawan Masa Kini atas berkah kemerdekaan bagi seluruh penduduk Indonesia.

Teman-sahabat sebangsa setanah air, patriot bangsa yang budiman,

Hari Pahlawan yang kita peringati ketika ini didasarkan pada insiden peperangan terhebat dalam riwayat sejarah dekolonisasi dunia, adalah peristiwa “Pertempuran 10 November 1945” di Surabaya. Sebuah insiden yang menunjukkan kepada dunia internasional, betapa segenap Rakyat Indonesia dari berbagai ras, suku, agama, budaya dan banyak sekali bentuk partikularisme kalangan – bahu-membahu melebur menjadi satu untuk berikrar, bergerak dan menyerahkan hidupnya, jiwa raganya untuk menjaga kemerdekaan Indonesia!

Teman-teman sebangsa setanah air, patriot bangsa yang budiman,

Bung Karno pernah memastikan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. kat mutiara singkat dari Bung Karno ini memiliki makna yang sangat mendalam bagi kita semua. Tanpa pengorbanan dan perjuangan para hero dan perintis kemerdekaan, tidak akan ada ide besar untuk mendirikan sebuah negara yang bernama Republik Indonesia.

Dalam setiap rangkaian usaha kepahlawanan yang membentuk keIndonesiaan kita, kita mampu mengambil pelajaran dari apinya perjuangan para pendahulu kita, api yang menjadi situasi kebatinan dan pelajaran budbahasa bagi kita semua yaitu, api yang membentuk terbangunnya Persatuan Indonesia yang terdiri atas dua hal yaitu adanya impian dan pengorbanan!

Harapan dan pengorbanan itulah yang membentuk persatuan dan melahirkan Indonesia, merawat eksistensinya dalam panggung sejarah bangsa-bangsa, dan mesti terus dinyalakan supaya Republik Indonesia tetap bangun tegak, menjadi besar dan terus memberi derma penting selaku bagian dari persaudaraan ummat manusia di dunia.

  Soal PAS Matematika Kelas 8 dan Jawaban

Teman-teman sebangsa setanah air, patriot bangsa yang budiman,

Berbagai sejarah kepahlawanan, mengisahkan wacana menyala-nyalanya api “Harapan” yang menjadi pemantik dari banyak sekali langkah-langkah-langkah-langkah heroik yang mengagumkan. Begitu pula Republik Indonesia tercinta ini ketika diproklamirkan, dengan keberanian, tekad, pemikiran orisinil perihal kehidupan bernegara yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945 dan pengorbanan yang besar, maka berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur biar berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaaannya.

Apakah yang menjadi pemantik sehingga pendahulu kita berani memproklamirkan kemerdekaan dikala itu? Keberanian itu mampu digerakkan oleh sebuah modal tak ternilai dan tidak kasat mata, modal itu yakni adanya suatu harapan. Sebuah harapan yang mengakibatkan optimisme dalam hidup, suatu harapan yang membuka segenap potensi, kita punya vitalitas dan daya hidup kemanusiaan untuk membuka terang kehidupan di masa depan, sebuah harapan bahwa dengan mengirimkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, maka kita dapat membangun suatu kehidupan bernegara, sebuah rumah tangga politik kebangsaan dan kenegaraan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Saat ini impian akan masa depan yang lebih baik tersebut sudah ditambatkan oleh Kepala Sekolah cg.blogspot.com lewat sebuah visi transformatif yang mengarahkan dan mengumpulkan gerak seluruh bagian Pelajar Sekolah yaitu: “Terwujudnya Profil Pelajar Pancasila, berkarya dan semangat berperstasi dalam belajar berlandaskan nilai-nilai kepahlawanan.”

Dalam kerangka mewujudkan visi tersebut telah dirumuskan lima jadwal prioritas Sekolah ke depan yang disebut Panca persyaratan-Kriteria Dasar.

Teman-sobat sebangsa setanah air, patriot bangsa yang budiman,

Republik Indonesia yang berdiri atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa ini mampu kita terus nikmati kemerdekaannya sebab para pahlawan pendahulu kita mengajarkan kepada kita keteladanan akan rela berkorban. Bung Karno mengingatkan berkali-kali dalam aneka macam pidatonya, bahwa kehidupan bernegara Republik Indonesia ini hanya mampu terwujud dan menjadi lebih baik dan maju jika kita semua mau berkorban, mau memberi dan mau mengabdikan hidup untuk merawatnya!

Kalangan ulama sufi mengajarkan mutiara kecerdikan; bahwa jalan membangun ketaqwaan dan hidup berkah dibawah lindungan Allah SWT yakni dengan meluruhkan ego personal dan kepentingan kelompok untuk meleburkan kita dalam tarian dedikasi terhadap Sang Khalik bersama dengan semesta alam.

Teman-teman sekalian, bukan suatu kebetulan tanpa penghayatan dan aliran yang mendalam saat para pendiri republik menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai Sila Pertama. Mengingat bahwa hanya dengan hadirnya spiritualitas didalam jiwa sebuah penduduk , dengan Iman terhadap Allah Yang Maha Kuasa, tiap-tiap orang rela mengorbankan dan memberi hidup dan jiwanya untuk tujuan kehidupan bareng . Demikianlah yang kita mampu pelajari dalam momen Peristiwa 10 November 1945.

Inilah yang menjadi penjelasan ketika Bung Tomo meneriakkan pekik yang mengkremasi semangat juang yaitu; Allahu Akbar. Demikian pulalah yang membuat KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan ajaran Resolusi Jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia sesudah ditanya oleh Bung Karno, bagaimana hukum dan posisi ummat Islam dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peritiwa Resolusi tersebut kini diperingati selaku Hari Santri Nasional.

  Berapakah Jumlah Nol Dari Sepuluh Juta Satu Rupiah

Baca: kumpulan kata mutiara ucapan hari santri

Demikianlah soliditas dan solidaritas kebangsaan dari seluruh rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya.

Dalam semangat cinta tanah air, menjaga pusparagamnya dan kebhinekaan kita, para pendiri republik dan satria pendahulu menuangkan pinjaman terbaiknya terhadap kita semua. Pada 28 Oktober 1928, seluruh perjaka Indonesia meluluhkan ego-ego kedaerahan, kelompok, ras dan kalangan untuk menyatakan dan berikrar sebagai satu tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa Indonesia. Ikrar tersebut dikenal selaku Sumpah Pemuda dan kini diperingati selaku Hari Sumpah Pemuda.

Baca: SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA! BERIKUT UCAPAN YANG BISA KAMU SAMPAIKAN DI SOSMED

Ikrar kebangsaan inilah yang memberi spirit pengorbanan persatuan perempuan Indonesia melalui Kongres Wanita Indonesia tahun 1928 selaras dengan perjuangan RA Kartini untuk memberi pendidikan modern dan kebangsaan bagi rakyat Nusantara sebelum Sumpah Pemuda dicetuskan. Ikrar kebangsaan Indonesia inilah yang memberi semangat pada cowok Wage Rudolf Supratman untuk memperdengarkan pertama kalinya sebuah lagu yang selanjutnya menjadi lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam konferensi Sumpah Pemuda 1928. Kesadaran keIndonesiaan ini pula yang menggerakkan seorang keturunan Tionghoa berjulukan Kwee Kek Beng yang menjadi pemimpin redaksi koran Sin Po. Pada ketika kepemimpinan beliaulah koran Sin Po menjadi koran pertama yang berani menampung teks lagu Indonesia Raya meskipun harus berhadapan dengan bahaya kolonial Belanda.

Keteladanan untuk membangun kebersamaan dan persatuan yang melebihi partikularitas ini pula – yang menggerakkan Pemuda Katolik asal Ambon berjulukan Johannes Leimena untuk mengkonsolidasikan para pemuda Katolik lainnya, meninggalkan partikularitas – menjadi satu – menjadi bab dari Bangsa Indonesia. Inilah Semangat Pahlawan-palawan Nasional di Indonesia yang mestinya di pola sepanjang Masa.

Semangat rela berkorban ini pula yang menggerakkan KH. Wahab Hasbullah pada tahun 1934 melahirkan syair menggetarkan Yaa ahlal Wathan [wahai patriot bangsa] yang dengan karya seni ini beliau mengisyaratkan suatu pemikiran penting bahwa kecintaan kepada tanah air Indonesia yakni bab dari iktikad!

Dan selanjutnya pada peristiwa Pertempuran 10 November, wangsit dari RA Kartini, ikrar Sumpah Pemuda, lagu kebangsaan Indonesia Raya, keberanian dari Kwee Kek Beng, janji dari Johannes Leimena, Syair Yaa ahlal Wathan dan banyak sekali karya cipta yang menggerakkan ruh pendahulu kita, berperan besar selaku penanda estetik – heroik , selaku energi penggerak Arek-Arek Suroboyo yang dibantu dengan semangat solidaritas dan bela rasa oleh seluruh Rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Teman-sobat sebangsa setanah air, patriot bangsa yang budiman,

Riwayat negeri kita Republik Indonesia menorehkan aneka macam acuan perihal semangat untuk memberi dan semangat untuk berkorban mempertahankan persatuan Indonesia. Mari kita panggil memori kita, pada dikala fajar kemerdekaan Indonesia, pada 18 Agustus 1945 para pendiri Republik dari kalangan Islam yaitu KH Wahid Hasjim, Kasman Singodimejo, Ki Bagoes Hadikusumo dan Tengkoe Muhammad Hassan bareng dengan Muhammad Hatta menawarkan tunjangan besar bagi bangsa ini ialah menghapus tujuh kata ”Dengan melaksanakan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dan mengganti Sila Pertama menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa” dengan lapang hati.

  Andi ditangkap polisi karena melakukan tindakan kekerasan yang mengakibatkan seorang anak tewas.

Semangat kebangsaan kita yang juga kita kenang hari ini di Hari Pahlawan yaitu sebuah nasionalisme yang dilandasi oleh kemanusiaan universal bukan nasionalisme yang sempit. Sebuah nasionalisme yang oleh Bung Karno diikrarkan bahwa ”My Nationalism is Humanity”. Sebuah nasionalisme yang ditegaskan dalam Pidato 1 Juni Lahirnya Pancasila bahwa nasionalisme hanya bisa hidup subur di dalam tamansarinya internasionalisme. Internasionalisme dapat hidup subur kalau berakar dalam buminya nasionalisme.

Prinsip yang dibangun oleh sebuah landasan filosofis yang tinggi bahwa kita bukanlah makhluk egois namun makhluk sosial yang mengumpulkan menjadi satu sebagai suatu bangsa, ialah bangsa Indonesia. Di dalam kehidupan menjadi bangsa tersebut kita menyadari diri pula bahwa diri kita adalah bagian dari keluarga besar ummat insan.

Teman-sobat sebangsa setanah air, patriot bangsa yang budiman,

Pada dasarnya setiap warga bangsa menyadari bahwa kita semua mewarisi sebuah konsepsi, suatu etos, suatu niat dan tindak perilaku kepahlawanan yang tinggi dan luar biasa. Inilah saatnya kita menuntaskan perjuangan membangun bangsa dengan perilaku mental yang nyata dan konstruktif yaitu membangun suatu bangsa yang merdeka,maju, berdaulat dan terbuka. Hanya dengan revolusi mental yang aktual, optimis dan sadar riwayat kita sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat dan terbuka kita menyelami tantangan dan duduk perkara yang kita hadapi bersama dengan semangat persatuan di dalam kesetaraan seluruh anak bangsa tanpa diskriminasi!

Teman-sahabat sebangsa setanah air, patriot bangsa yang budiman,

Pada masa milenium kedua dikala ini kita tengah melihat sebuah transformasi besar dalam kekerabatan internasional diantara bangsa-bangsa dunia. Dalam kala perkembangan global seperti ini negara-negara Asia dianggap sebagai kutub-kutub baru kemajuan peradaban dunia. Oleh sebab itulah persatuan Indonesia bukan hanya sebuah imperatif yang harus kita rawat selaku sebuah bangsa namun lebih dari itu Persatuan Indonesia yakni sebuah prasyarat bagi kita menjadi bab dari kekuatan yang tengah berkembang, the rising force bersama dengan bangsa-bangsa lain yang saat ini menjadi sorotan pertumbuhan mirip China, India dan Korea untuk menjadi menara-menara gres pembawa obor kemanusiaan. Membawa cahaya gres yang menjadi pandu pertumbuhan dunia berlandaskan nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang sejalan dengan nilai-nilai dasar negara kita ialah Pancasila.

Pada hasilnya, sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pendekar dan pejuang, marilah kita melakukan : HENING CIPTA SERENTAK SELAMA 60 DETIK pada besok tanggal 10 November Tahun 2020 di Sekolah Pelajarancg.blogspot.com

Pada peluang yang baik ini saya mengajak kepada seluruh teman-sobat sekolah untuk terus berjuang, bekerja, berkarya menjadi pendekar bagi diri sendiri, pendekar bagi lingkungan, pendekar bagi masyarakat maupun jagoan bagi negeri ini, selorakan semangat jiwa kepahlawananmu! Selamat Hari Pahlawan Tahun 2020.

Demikian, supaya Allah Tuhan SWT Yang Maha Esa selalu melindungi bangsa dan negara Indonesia. Amin.

MERDEKA… AYO SEMANGAT BELAJAR UNTUK MENJADI PAHLAWAN MASA KINI! MERDEKA… MERDEKA…

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Jakarta, 10 November 2020

cg.blogspot.com