BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa menjadi indikator yang paling baik dalam menunjukkan identitas kultural suatu bangsa. Dengan kata lain bahasa memberikan bangsa. Itu sebabnya penting bagi bangsa Melanesia melestarikan sekitar 250 bahasa etnisnya dari arus besar dominasi ‘bahasa Indonesia’. Sejauh mana dominasi itu? Apa dampaknya? Bagaimana proses historisnya? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, penting sebagai upaya melestarikan identitas bangsa Melanesia, yang selama ini ‘lebur’ dalam “NKRI” dan dalam banyak hal justru mengalami Jawanisasi. Ini bertentangan atau kontradiktif dengan ide Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Bahasa Indonesia memiliki sejarah jauh lebih panjang daripada Republik ini sendiri. Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun 1928, jauh sebelum Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa. Saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan antar etnis (lingua franca) yang mampu merekatkan suku-suku yang ada di Indonesia. Dalam perdagangan dan penyebaran agama pun bahasa Indonesia memiliki posisi yang penting.
Deklarasi Sumpah Pemuda menciptakan semangat menggunakan bahasa Indonesia semakin menggelora. Bahasa Indonesia dianjurkan untuk digunakan selaku bahasa dalam pergaulan, juga bahasa sastra dan media cetak. Semangat nasionalisme yang tinggi membuat pertumbuhan bahasa Indonesia sungguh pesat alasannya adalah siapa saja ingin memberikan jati dirinya sebagai bangsa.
Maka dalam teladan makalah bahasa Indonesia ini kami mencoba untuk menyajikan pembahasan ihwal sumber bahasa Indonesia, pelantikan nama bahasa Indonesia dan insiden-kejadian penting yang berkaitan dengan bahasa Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk membuat lebih mudah pembahasannyamaka akan dibahas sub dilema sesuai dengan latar belakang diatas adalah selaku berikut:
- Bahasa apa yang menjadi sumber bahasa Indonesia ?
- Bagaimana proses Peresmian nama bahasa Indonesia?
- Mengapa Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia?
- Peristiwa-peristiwa penting apakah yang berhubungan dengan bahasa Indonesia?
C.TUJUAN
Contoh makalah bahasa Indonesia ini bertujuan untuk :
- Mengetahui bahasa apa yang menjadi sumber bahasa Indonesia
- Mengetahui proses Peresmian nama bahasa Indonesia
- Mengetahui alasan bahasa melayu diangkat menjadi bahasa indonesia
- Mengetahui sejumlah insiden penting berhubungan dengan bahasa Indonesia
BAB II PEMBAHASAN
A. Sumber Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia ialah bahasa dinamis yang hingga ketika ini terus menghasilkan kata-kata gres, baik melalui penciptaan, maupun perembesan dari bahasa tempat dan abnormal. Bahasa Indonesia yakni dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia yang pertama pada tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah bahwa, “jang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’ jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari ‘Melajoe Riaoe’, akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah digunakan oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe sampai menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem mahir jang beralam baharoe, yaitu alam kebangsaan Indonesia”. Atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, Sumatra Utara, “…bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia adalah bahasa Melaju jang diadaptasi dengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia”.
Sejarah tumbuh dan berkembangnya Bahasa Indonesia tidak terlepas dari keberadaan Bahasa Melayu. Dimana Bahasa melayu semenjak dulu sudah digunakan selaku bahasa mediator (lingua franca) atau bahasa pergaulan. Bahasa melayu tidak saja digunakan di Kepulauan Nusantara, namun juga digunakan hampir di seluruh Asia Tenggara. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya Prasasti-prasasti kuno dari kerjaan di indonesia yang ditulis dengan memakai Bahasa Melayu. Dan pasca dikala itu Bahasa Melayu sudah berfungsi sebagai :
- Bahasa Kebudayaan yakni bahasa buku-buku yang berisi aturan-hukum hidup dan sastra
- Bahasa Perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia
- Bahasa Perdagangan baik bagi suku yang ada di indonesia mapupun pedagang yang berasal dari luar indonesia.
- Bahasa resmi kerajaan.
Kaprikornus jelashlah bahwa bahasaindonesia sumbernya yaitu bahasa melayu.
B.Peresmian Nama Bahasa Indonesia
Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu mirip bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno.
Penggunaan bahasa Melayu selaku bahasa nasional ialah usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan jago sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin menyampaikan bahwa : “Jika mengacu pada abad depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang mampu diperlukan menjadi bahasa persatuan yakni bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara Sosiologis kita bisa menyampaikan bahwa Bahasa Indonesia resmi diakui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Onktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah cowok yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sesudah Kemerdekaan Republik Indonesia.
C. Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia.
Setidaknya ada empat aspek yang menjadi argumentasi mengapa bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia ialah :
- Bahasa melayu telah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.
- Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari alasannya dalam bahasa melayu tidak diketahui tingkatan bahasa (bahasa berangasan dan bahasa halus).
- Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang yang lain dengan sukarela mendapatkan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia selaku bahasa nasional
- Bahasa melayu memiliki kesanggupan untuk dipakai selaku bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
D.Peristiwa-Peristiwa Penting Berkaitan Dengan Bahasa Indonesia.
Sejumlah peristiwa penting berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia mampu dirinci berikut ini:
Tahun 1801 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini diangkut dalam Kitab Logat Melayu.
Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan suatu badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), kemudian tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini mempublikasikan novel-novel, mirip Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kayo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertama kalinya dalam sidang Volksraad (dewan rakyat), seseorang berpidato memakai bahasa Indonesia.
Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi pengokohan bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan.
Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya selaku Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pelatihan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah UUD 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Tanggal 19 Maret 1947 didirikan penggunaan ejaan Republik (ejaan soewandi) selaku pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
Tanggal 28 Oktober–2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini ialah perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) lewat pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh daerah Indonesia (Wawasan Nusantara).
Tanggal 28 Oktober–2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain menunjukkan pertumbuhan, kemajuan, dan kemajuan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berupaya memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
Tanggal 21 – 26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia mesti lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mengharuskan terhadap semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat tercapai optimal.
Tanggal 28 Oktober–3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta yang dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan akseptor tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Tanggal 28 Oktober–2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta dengan peserta berjumlah 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 akseptor tamu dari luar negeri meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres menganjurkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta menganjurkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Pada Kongres itu merekomendasikan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas bisa ditarik kesimpulan beberapa hal selaku berikut :
Sumber bahasa indonesia ialah bahasa melayu
- Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan selaku bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui sehabis kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945.
- Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia alasannya bahasa melayu sudah dipakai selaku bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu sungguh sederhana dan mudah dipelajari serta tidak mempunyai tingkatan bahasa.
- Begitu banyak hal yang berhubungan dengan bahasa Indonesia yang menjadi dinamika perjalanan bahasa Indonesia sampai ketika ini.
DAFTAR PUSTAKA
- http://id.wikipedia.org
- Kompor.blogdetik.com
- Blog.wisma-bahasa.com
Demikianlah secara sederhana salah satu contoh makalah bahasa Indonesia. Contoh kata pengirim untuk kelengkapan makalah ini dapat dilihat pada contoh kata pengirim makalah bahasa Indonesia. Semoga menolong dalam solusi tugas dari guru atau dosennya.