close

Pola Karya Ilmiah Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan Teknologi Info

Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi
1.  Pendahuluan 
Kegiatan observasi ilmiah dikala ini banyak dilakukan oleh forum observasi baik oleh lembaga pendidikan mirip perguruan tinggi, lembaga pemerintahan maupun oleh pihak swasta. Untuk mendukung kegiatan observasi ini, saat ini di Indonesia telah terdapat pusat aktivitas observasi adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesi (LIPI). Penelitian ilmiah ini dilakukan untuk mencari balasan dari permasalahan yang terjadi pada ketika ini. Hasil observasi berbentukkarya ilmiah mampu disajikan dalam berbagai bentuk, seperti makalah, laporan observasi, buku-buku ilmiah, atau karya ilmiah yang lain yang dipublikasikan. 
Para peneliti dan pihak akademisi terutama yang bernaung dalam perguruan tinggi ditantang untuk terus melaksanakan observasi selaku salah satu tugas dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, disamping pengajaran dan pengabdian pada penduduk . Salah satu visi dan misi ilmiah penduduk akademik di perguruan tinggi adalah menuangkan ide dan pemikirannya ke dalam bentuk publikasi karya ilmiah. Publikasi ilmiah pada tingkat nasional dan internasional menjadi sebuah tolak ukur kualitas dan keunggulan penelitian itu dalam menawarkan derma ilmu pengetahuan bagi masyarakat. 
Penelitian ialah suatu proses mencari sesuatu secara sistimatis dalam waktu yang relatif usang dengan menggunakan metode ilmiah dengan mekanisme maupun aturan yang berlaku. 
Penelitian itu sendiri terjadi karena adanya dorongan rasa ingin tahu perihal sesuatu hal yang sedang terjadi dilingkungan sekitar. Seseorang melakukan observasi untuk mencari tanggapan dari permasalahan yang sedang terjadi. Penelitian terdiri atas beberapa tahapan yang saling terkait antara satu dengan yang yang lain. 
Dimana tahapan-tahapan itu pada umumnya berisikan: 
  1. Identifikasi dilema 
  2. Perumusan duduk perkara 
  3. Penelusuran pustaka 
  4. Rancangan observasi 
  5. Pengumpulan data 
  6. Pengolahan data 
  7. Penyimpulan hasil 
Kegiatan untuk menyebarkan ilmu wawasan dan teknologi dapat dilakukan dengan observasi. Penelitian itu sendiri bertujuan untuk membuat ilmu wawasan gres atau menerapkan teknologi untuk memecahkan suatu duduk perkara. Penelitian dilaksanakan dengan sistem ilmiah. Jadi, penelitian yaitu aktivitas yang memakai sistem ilmiah untuk mengungkapkan ilmu wawasan atau menerapkan teknologi. Perkembangan suatu bidang ilmu wawasan dipengaruhi oleh banyak aspek, mulai dari kepentingan atau kebutuhan lahirnya teori gres, keberadaan teori usang sebagai watu pijakan, efek teori dari bidang ilmu wawasan lainnya, serta metodologi ilmu pengetahuan yang dipergunakan. 
Riset atau observasi sering dideskripsikan sebagai sebuah proses pemeriksaan untuk mendapatkan dan menginterpretasikan fakta yang ditemukan. Sebuah riset yang baik akan menciptakan : 
1. Produk atau penemuan baru yang mampu eksklusif dipakai oleh industri (bukan cuma sebatas prototipe) 
2. Paten
3. Publikasi di jurnal internasional 
Dalam melakukan penelitian terdapat tindakan sistematis yang mesti dilakukan. Hal ini berupa penerapan sistem ilmiah dalam observasi yang bertujuan supaya keluaran penelitian mampu dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penelitian yang dikerjakan dalam bidang tata cara gosip ialah sebuah proses pengumpulan dan menganalisa data yang ada secara sistematis untuk menemukan balasan atau klarifikasi sebuah fenomena yang diamati. 
Jika fenomena yang diamati sudah ada, maka observasi akan berkisar pada struktur fenomena tersebut dimana peneliti diminta membuktikan komponen-komponen yang esensial yang membentuk fenomena tersebut serta menerangkan bagaimana hubungan alasannya-akhir diantara bagian-unsur tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika fenomena yang diperhatikan belum ada, maka observasi akan bermaksud untuk membuat fenomena tersebut. Pengembangan ilmu wawasan itu sendiri dimulai dengan menetapkan postulatpostulat berupa perkiraan-perkiraan yang dianggap benar tanpa mesti dibuktikan. Selanjutnya disusun akal, adalah aturan berpikir yang berlaku dalam cabang ilmu wawasan yang bersangkutan. 
Logika tersebut dipraktekkan dengan sistematis untuk membangun pendapat atau teori wacana relasi alasannya-akibat sebagai hasil postulat dan logika dalam sistem berpikir tersebut diatas. Dalam membangun ilmu pengetahuan, kebenaran kekerabatan sebab-balasan dijabarkan dari fakta-fakta yang diperhatikan dari fenomena atau insiden yang diteliti. Dan kebenaran tersebut mesti bersifat universal serta dapat diuji kembali. Cara pengembangan ilmu wawasan seperti diuraikan di atas disebut sistem ilmiah. 
2. Berfikir Logis 
Proses berpikir yang terjadi pada ketika menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang dikenali benar atau dianggap benar umumnya disebut dengan daypikir atau (reasoning). Proses berpikir logis dan sistematis ini memiliki kegunaan untuk membentuk dan menganalisa akidah kita terhadap sebuah pernyataan. Penalaran juga memiliki kegunaan untuk  menentukan secara logis dan objektif apakah sebuah pernyataan valid (benar atau salah) sehingga pantas untuk diyakini atau dianut. Struktur akal budi itu sendiri terdiri atas masukan (input), proses (process) dan keluaran (output). 
Logika, pikiran sehat dan alasan sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Logika juga mampu dipakai untuk mempesona kesimpulan dari sebuah proses berpikir berdasarkan cara tertentu, dimana proses berpikir ini ialah pikiran sehat untuk menghasilkan suatu wawasan. Logika merupakan sebuah studi wacana metode-sistem dan prinsip-prinsip yang dipakai dalam membedakan akal sehat yang tepat dari akal sehat yang tidak tepat . Logika tidak hanya menyangkut soal pengetahuan, tetapi juga terkait dengan kesanggupan dan keterampilan. 
Yang perlu dikenang yakni bahwa tidak semua akal budi merupakan hasil dari pemikiran tetapi tidak semua ajaran adalah pikiran sehat. Penalaran sangat penting peranannya bagi peneliti dalam melaksanakan sebuah observasi. Pada lazimnya terdapat dua macam bentuk penelitian ialah observasi dengan cara deskriptif dan juga observasi dengan cara kausal. Penelitian deskriptif tergolong dalam riset yang bermaksud untuk menggambarkan atau mendeskripsikan sebuah karakter atau fungsi dari sesuatu hal. Penalaran (reasoning, jalan asumsi) yaitu suatu proses berpikir yang berupaya menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidansi-evidansi yang diketahui menuju terhadap suatu kesimpulan . 
Contoh riset deskriptif ialah seperti bagaimana persepsi konsumen kepada kepuasan penggunaan teknologi gres, sedangkan untuk penelitian kausal bermaksud untuk memilih kekerabatan alasannya balasan dari suatu hal. Contoh yang lain seperti bagaimana hubungan antara harga USB terhadap jumlah pengguna komputer. Penalaran atau logika mampu dibagi atas dua bab besar ialah akal sehat secara deduktif dan penalaran secara induktif. 
Penalaran Deduktif Penalaran deduktif ialah akal sehat yang menurut pada pengetahuan sebelumnya yang bersifat umum serta menyimpulkan wawasan baru yang bersifat khusus. Penalaran deduktif ini bersifat silogisme, dalam arti akal budi deduktif ini ialah sebuah argumen yang berisikan premis-premis dan kesimpulan. Dalam daypikir, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). 
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi Hubungan antara premis-premis dengan kesimpulan merupakan hubungan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Intinya terletak pada sempurna tidaknya “hubungan” antara premis-premis dengan kesimpulan. Selain itu, pikiran sehat dengan cara deduktif bersifat a priori artinya premis-premis yang ada tidak memerlukan pengamatan inderawi atau empiris.
Gambar  Alur Berpikir Deduktif
Berikut dihidangkan acuan akal deduktif. 

Contoh Penalaran Deduktif: 
Berikut ini merupakan ciri-ciri nalar deduktif: 
a. Analitis: kesimpulan ditarik hanya dengan menganalisa proposisi-proposisi atau premis-premis yang telah ada. 
b. Tautologis: kesimpulan yang ditarik sesungguhnya secara tersirat telah terkandung dalam premis-premisnya. 
c. A priori: kesimpulan ditarik tanpa observasi inderawi atau obeservasi empiris. 
d. Argumen deduktif senantiasa dapat dinilai sahih atau tidaknya. 
Alasan berpikir secara deduktif dikarenakan sungguh memungkinkan bagi kedua buah premis benar dan kesimpulannya salah. Kesimpulan yang diambil dari premis ialah imply dari kesimpulan. 
Penalaran Induktif 
Penalaran induktif berasal dari pengetahuan sebelumnya tentang sejumlah kasus sejenis, bersifat khusus, individual dan konkrit. Logika induktif berasal dari wawasan baru yang ditarik kesimpulan dari pengetahuan yang sebelumnya. Pengetahuan baru tersebut bersifat lazim. 
Pada prinsipnya berpikir induktif alur pikirnya dimulai dari hal yang spesifik (khusus) ke arah yang lebih umum. Argumen induktif yang baik merupakan argumen yang benar dengan premis yang mampu memberikan argumentasi yang terang dan benar ihwal kebenaran dari kesimpulan. Ada beberapa hal yang terkait dengan berpikir induktif yakni fakta-fakta, premis, kesimpulan dan argumen. 
Berikut ini yaitu beberapa tipe berpikir induktif (types of inductive argument): 
  • A strong inductive argument: suatu argumen dimana premis-premisnya memberikan bukti yang kuat untuk mendukung kesimpulan. 
  • A weak inductive argument: suatu argumen dimana premis-premisnya tidak memperlihatkan bukti yang besar lengan berkuasa untuk mendukung kesimpulan. 
  • A good inductive argument: sebuah induktif argumen yang kuat dengan premispremis yang benar. 
  Contoh Makalah Reformasi Pemerintahan Kawasan Dalam Membangun Versi Pelayanan Publik Yang Dapat Menyanggupi Harapan Penduduk
Kesimpulan yang didapat dalam berpikir deduktif merupakan suatu hal yang pasti, di mana jikalau kita mempercayai premis–premis yang dipakai sebagai landasan penalarannya, maka kesimpulan penlaran tersebut juga mampu kita percayai kebenarannta sebagaimana kita mempercayai premis-premis terdahulu. Hal ini tidak berlaku pada kesimpulan yang ditarik secara induktif, meskipun premis yang dipakainya yakni benar dan pikiran sehat induktifnya adalah sah, namun kesimpulannya mampu saja salah. 
Logika induktif tidak memberikan kepastian namun sekadar tingkat peluang bahwa premis-premis tertentu mampu ditarik. Jika selama bulan oktober dalam bertahun-tahun yang lalu hujan senantiasa turun, maka kita tidak bisa menentukan bahwa selama bulan oktober tahun ini juga akan turun hujan. Kesimpulan yang dapat kita tarik dalam hal ini hanyalah pengetahuan tentang tingkat potensi untuk hujan pada tahun ini juga akan turun. 
Bahaya memakai nalar induktif ialah terlalu cepat menawan kesimpulan yang berlaku umum, sementara jumlah kasus yang digunakan dalam premis kurang mencukupi dan premis yang digunakan kurang menyanggupi kaedah-kaedah keilmiahan. 
Gambar Alur Berpikir Deduktif 
Contoh Penalaran Induktif
Ciri-ciri penalaran induktif 
a. Sintetis: kesimpulan ditarik dengan jalan mensintesakan perkara-kasus yang dipakai dalam premis-premis. 
b. General: kesimpulan yang ditarik selalu mencakup jumlah kasus yang lebih banyak. 
c. A posteriori: masalah-masalah yang dijadikan landasan argumen ialah hasil observasi inderawi. 
d. Kesimpulan mustahil mengandung nilai kepastian mutlak (ada aspek probabilitas). 
3. Metode Penelitian dan Metodologi Penelitian 
Metode ialah kerangka kerja untuk melaksanakan suatu tindakan, atau suatu kerangka berpikir untuk menyusun suatu ide yang terarah dan terkait dengan maksud dan tujuan. Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk menemukan wawasan secara sistematis menurut bukti fisis . 
Metode observasi yang sempurna dan benar kian dicicipi urgensinya bagi kesuksesan sebuah observasi. Salah satu hal yang penting dalam setiap observasi yaitu perumusan metodologi observasi. Melalui metodologi mesti dengan jelas tergambar bagaimana penelitian tersebut dikerjakan yang disusun dan tertata secara sistimatis. Selain itu melalui metodologi juga mampu dilihat bagaimana landasan teori tentang rancangan observasi (research design), model yang digunakan (didahului dengan desain percobaan/penelitian eksperimen) maupun teknik–teknik yang lumrah digunakan dalam pengumpulan, pengolahan dan analisa data. 
Metode yang dipakai antara lain sistem sejarah, tata cara deskriptif, sistem survei (memeriksa gejala, fakta secara faktual), tata cara percobaan (eksperimen), metode studi perkara (suatu objek spesifik), tata cara kooperatif yang menjawab kondisi alasannya adalah balasan dengan menganalisis aspek penyebab utama serta studi kepustakaan. Metode observasi yang dipilih berhubungan dekat dengan mekanisme, alat, serta rancangan penelitian yang dipakai. Desain penelitian mesti cocok dengan metode observasi yang diseleksi. Prosedur serta alat (tools) yang digunakan dalam penelitian mesti cocok pula dengan tata cara penelitian yang digunakan. Metode ialah bagian dari metodologi. 
Metodologi itu sendiri berasal dari kata metodos dan logos yang memiliki arti ilmu dari metode. Bila kita melakukan observasi mempunyai arti kita menguraikan cara-cara meneliti disebut juga metodologi. Dalam tahapan-tahapan tersebut ada metode, teknik, dan alat (tools) yang mampu kita gunakan. Metodologi ialah sebuah formula dalam penerapan observasi dimana dalam melakukan penelitian tersebut terdapat langkah-langkah dan juga hasil penelitian. Sedangkan metodologi observasi dalam ilmu komputer/metode berita/teknologi info merupakan “tindakan/tahapan penyusunan rencana dengan sumbangan beberapa sistem, teknik, alat (tools) dan dokumentasi dengan tujuan untuk membantu peneliti dalam meminimalisir resiko kegagalan dan menekankan pada proses/target observasi di bidang CS/IS/IT ”
Metodologi observasi ialah sebuah kerangka dan asumsi yang ada dalam melaksanakan elaborasi observasi sedangkan metode penelitian membutuhkan teknik atau mekanisme untuk menganalisa data yang ada. Dari pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian ialah langkah-langkah yang ada dalam observasi sedangkan sistem observasi yaitu cara dari setiap langkah yang ada.
Langkah-langkah dalam metodologi penelitian sebaiknya diadaptasi dengan tata cara, mekanisme, tools dan lain sebagainya. Hal ini memiliki kegunaan untuk membantu dalam memecahkan permasalahan yang ada dan juga membantu dalam mengatasi, mengontrol, dan mengevaluasi suatu proses riset/penelitian. Metodologi dapat juga disebut sebagai penelitian yang sistematis, observasi ilmiah, maupun observasi yang didasarkan pada suatu teori yang ada. 
Metodologi penelitian mampu berupa pemahaman kepada metode-tata cara observasi dan pengertian teknikteknik observasi. Metodologi penelitian tersebut berisi wawasan yang mengkaji tentang tata cara yang digunakan dalam observasi. Metodologi berisikan fase-fase dan subfase yang akan membimbing peneliti memilih tata cara, teknik, mekanisme apa yang sempurna dan tools apa yang mau digunakan sehingga setiap tahapan penelitian dijalankan dengan sempurna. 
Metodologi juga membantu peneliti untuk mempersiapkan, me-manage/mengolah, mengatur, dan mengevalusi setiap kemajuan. Metodologi mampu dikelola dengan gantt chart. Pengumpulan data yang dikontrol dengan gantt chart, dengan tiga prosedur pengumpulan data seperti tata cara survei, observasi, dan wawancara dengan menggunakan tools berbentuktype recorder atau berupa model metode dengan menggunakan visio. 
Suatu metodologi berbeda satu sama lain sebab adanya aksentuasi yang berlainan-beda, misalnya : 
  • Penekanan terhadap dimensi manusianya 
  • Penekanan kepada pendekatan keilmiahannya 
  • Penekanan terhadap pendekatan yang prakmatis 
  • Penekanan terhadap pendekatan yang otomatis 
Berbagai standar yang mampu digunakan untuk keberhasilan suatu Sistem Informasi: 
  • Penggunaan komputer yang mayoritas 
  • Dokumentasi yang bagus 
  • Harganya yang paling murah 
  • Waktu implementasi yang singkat 
  • Yang gampang menyesuaikan diri 
  • Penggunaan teknik dan tools yang baik 
  • Disukai oleh pengguna 
Ada sekitar 1000 metodologi pengembangan SI . Metodologi tersebut ada yang mirip satu sama lain, dan ada yang sungguh spesifik kepada sebuah organisasi. Berikut yakni beberapa komponen dari metodologi: 
  • Bagaimana suatu project dipecah kedalam beberapa tahapan ? 
  • Apa yang dilaksanakan pada setiap tahapan ? 
  • Apa keluaran yang dihasilkan ? 
  • Kapan setiap tahapan tersebut dilaksanakan ? 
  • Apa batas-batas yang diterapkan ? 
  • Siapa yang terlibat ? 
  • Bagaimana project tersebut diatur dan di kendali ? 
  • Alat pendukung apa yang digunakan ? 
Disamping itu, suatu metodologi idealnya mengandung komponen “philosopis” menurut teori dan asumsi yang digunakan dalam metodologi tersebut. Metodologi pengembangan SI yang dikomersialkan, lazimnya berisikan: 
  • Manuals 
  • Education and training 
  • Consultancy support 
  • CASE tools 
  • Pro forma documents 
  • Model building templates, and so on
4. Manfaat Metodologi 
Metodologi penelitian pada hakekatnya ialah operasionalisasi dari epistemologi yang mengkaji prihal urutan tindakan yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah. Epistemologi memberi pengertian ihwal cara/teori memperoleh atau menyusun wawasan dari pandangan baru, bahan atau dari keduaduanya serta merujuk pada penggunaan rasio, intuisi, fenomena atau dengan metode ilmiah. Metodologi juga mampu dipandang selaku bagian dari logika yang mengkaji kaedah akal budi yang sempurna. Jika kita membicarakan metodologi maka hal yang tak kalah pentingnya adalah perkiraan-asumsi yang melatarbelakangi berbagai tata cara yang dipergunakan dalam kegiatan ilmiah. Asumsi-asumsi yang dimaksud yaitu pendirian atau sikap yang akan dikembangkan para ilmuwan maupun peneliti didalam kegiatan ilmiah mereka. 
Untuk memilih meotodologi yang sempurna dalam sebuah penelitian, maka perlu dikembangkan sebuah pengetahuan dasar wacana perlunya info-gosip tentang metodologi dan subyek observasi yang biasa digunakan. Hal ini berguna biar pada saat menentukan metodologi yang ada, dapat dikenali baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan formal (lingkup pekerjaan), disamping itu juga mampu memperlihatkan masukan, serta menawarkan masukan tidak hanya pada hasil penemuan penelitian saja tetapi juga terkait pada aktivitas di aneka macam bidang yang lain. 
Manfaat Penggunaan Metodologi: 
  1. Metodologi menciptakan kita lebih paham, lebih bertanggungjawab, lebih comfortable, dan lebih responsible. 
  2. Metodologi menciptakan kita lebih knowladgetable (berpengetahuan) dan lebih berkhasiat dalam beragumen karena selalu berdasarkan fakta dan tidak menurut pada instuisi-instuisi maupun bisikan-bisikan. 
  3. Dengan menggunakan metodologi kita bisa memaparkan lebih banyak lagi gambaran berupa nasehat, wangsit maupun masukan-masukan yang bisa di-elaborate dan dipondasikan menurut fakta-fakta yang ada untuk menimbulkan wangsit-ide baru. 
  Bag Vii, Teknis Budidaya Flora Karet
5. Proses Penelitian 
Untuk meningkatkan mutu keilmuan maka kita perlu melakukan observasi, dengan memakai proses penelitian yang semoga dapat meraih optimasi pada banyak sekali keputusan riset. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana proses observasi tersebut dikerjakan. 
Terdapat beberapa alasan perlunya mempelajari Scientific Inquiry, adalah: 
a) Scientific Inquiry membuat kita lebih knowledgeable dalam arti kita mempunyai dasar untuk mengemukakan usulan kita. 
b) Menerangkan lebih lengkap dan lebih dalam dan komprehensif. 
c) Membuat kita lebih berbudaya dalam arti apa yang kita ungkapkan selalu didasarkan pada fakta. 
d) Memunculkan pengetahuan dan pandangan baru yang baru. 
Selain itu terdapat beberapa dasar karakteristik dari Scientific Inquiry, yaitu: 
a) Berdasarkan fakta 
Penelitian yang dijalankan harus didasarkan pada kenyataan/fakta di lapangan. 
b) Bersifat objektif 
Maksudnya objektif adalah harus jelas sumbernya sehingga penelitian yang dihasilkan mampu juga dikerjakan oleh peneliti yang lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang serupa pula. 
c) Dapat dianalisis 
Ini menunjukkan adanya proses yang tepat dan benar untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah tersebut sesuai dengan metodologi yang telah diseleksi sebelumnya. 
d) Bersifat kuantitatif 
Penelitian yang dilakukan harus mampu diukur berdasarkan alasan ilmiah sehingga kesimpulan yang dibuat secara rasional didasarkan pada bukti-bukti yang tersedia. Penelitian tersebut juga mesti didukung oleh pengembangan desain dan teori biar kesudahannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah 
e) Berpikir deduktif-hipotesis 
Karakteristik Scientific Inquiry mengikuti dua contoh berpikir yakni teladan pikir deduktif dan induktif pola pikir deduktif yaitu acuan pikir yang dimulai secara biasa ke arah yang lebih khusus. Riset area deduktif sungguh sukar ditemukan dalam melaksanakan penelitian sehingga dalam teladan pikir deduktif dipakai hipotesis. 
f) Berpikir induktif-general 
Pola pikir induktif adalah teladan pikir yang dimulai dari yang khusus mengarah ke arah yang lebih umum. Pola induktif lebih mayoritas digunakan dalam melaksanakan penelitian. Contohnya dalam pengambilan sampel, jikalau ditanya akan menawarkan balasan yang seragam di interpolasi. Kesimpulannya terbatas pada ruang lingkup penelitian yang diuraikan dan jika observasi tersebut diulangi oleh orang lain, akhirnya konsisten dan hal inilah yang mau menjadi comment knowkladge.
Gambar  Diagram Alur Penelitian Ilmiah
Gambar  diatas merupakan alur observasi yang secara umum banyak dipakai oleh para peneliti. Untuk lebih jelasnya perihal proses observasi tersebut, berikut ini akan diterangkan output dari setiap tahapan yang ada dalam Scientific of Inquiry tersebut: 
1. Penetapan Permasalahan (State General Problem) 
Ungkapkan sesuatu secara biasa (wangsit). Bila kita ingin melakukan aktivitas penelitian ilmiah maka mulailah dengan menetapkan masalah yang ingin kita angkat dalam sebuah penelitian. Penetapan masalah berisikan pernyataan yang bersifat lazim terhadap persoalan yang hendak diamati. Misalnya bagaimana menanggulangi kemajuan jumlah manusia di dunia ini yang berjalan secara eksponsial. Pada perumusan urusan mesti ada statement yang dihancurkan selaku general problemnya. Kita juga perlu mempelajari scientific reasoning semoga kita mampu lebih mengetahui dan mempergunakan berita ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. 
Berikut ini diberikan beberapa acuan pertanyaan yang memerlukan tanggapan secara ilmiah (riset): 
  • Benarkah alam ini terus mengalami perkembangan (expanding) ? 
  • Apakah krisis energi betul-betul terjadi? 
Semua pertanyaan diatas dapat dijawab dengan melakukan penelitian untuk memberikan balasan dan fakta-fakta yang didukung oleh teori dan data-data yang akurat serta sanggup menerima amanah kebenarannya. 
2. Pencarian literatur (Conduct Literature Search) 
Untuk mendukung inspirasi yang kita peroleh, kita mesti mencari literatur yang terkait dengan ilham. Baik berupa buku, artikel, majalah, jurnal dan lain sebagainya. Bahanbahan yang kita dapatkan dari literatur ini berbentukposisi relatif dari topik, wangsit, atau masalah yang diteliti dan digambarkan dalam sebuah kerangka penelitian, dimana nantinya kerangka tersebut akan menawarkan kontribusi pada pertumbuhan ilmu wawasan (knowladge). 
Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu mempelajari buku-buku tumpuan dan hasil observasi sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya adalah untuk menerima landasan teori perihal masalah yang mau diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk mengerti duduk perkara yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah. Daftar literatur yang dikumpulkan mesti terkait dengan permasalahan. 
Literatur tersebut berupa aneka macam teori, teknik, tata cara, temuan-temuan yang lain yang pernah digunakan oleh orang lain untuk mengatasi/menjawab masalah di atas. Selain itu, dalam mencari literatur perlu dilakukan analisa kepada kelemahan, keunggulan, persamaan, perbedaan, dari banyak sekali teori, teknik, tata cara dari hasil rangkuman dan ringkasan dari literatur tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menginterpretasikan penelitian yang mau kita lakukan dibandingkan dengan observasi terdahulu yang disuguhkan dalam konteks yang berbeda. Setelah semua materi terkumpul, daftarkan atau cantumkan semua literatur yang terkait dengan duduk perkara (buat list-nya) pada bab daftar pustaka. 

3. Merancang persoalan yang Lebih Spesifik (State Spesific Problem) 
Uraikan masalah yang dimulai dari permasalahan yang bersifat biasa ke masalah yang lebih khusus (spesifik), misalnya: 
• Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan alam terus mengalami pertumbuhan? 
• Faktor-faktor apa saja yang mensugesti kemajuan jumlah manusia? 
• Faktor-aspek apa saja yang membuat SI dapat meningkatkan kinerja perusahaan 
Dengan statement urusan diatas banyak hal yang mampu kita uraikan untuk menjawab masalah statement-nya. 
4. Membuat Desain Penelitian (Design Methodology) 
Desain observasi terdiri dari pengetahuan, algoritma, sistem, produk (metode), versi dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan observasi salah satu hal yang penting yaitu menciptakan desain penelitian. Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu desain ex post facto dan desain eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada rancangan ex post facto tidak terjadi manipulasi varaibel bebas sedang pada desain yang eksperimental terdapat manipulasi variable bebas. Tujuan utama penggunaan rancangan yang ex post facto yaitu bersifat eksplorasi dan deskriptif, sedang rancangan eksperimental bersifat eksplanatori (alasannya adalah balasan). Untuk mencari tanggapan dari specific problem, maka terdapat langkah-langkah yang mesti dijalankan antara lain yakni dengan melaksanakan setting experiment. Selain itu juga harus dicari instrumen apa yang hendak dipakai untuk menolong memecahkan urusan tersebut. 
Tentukan objek dan variabel yang akan diukur dengan terperinci dan tepat. List langkah-langkah apa saja yang hendak dijalankan untuk menjawab duduk perkara yang telah ditetapkan sebelumnya. Gunakan aneka macam macam teknik, alat (tools), instrumen, dan sebagainya yang tepat untuk setiap tahapan. Tahapan tersebut merupakan bab dari metodologi yang nantinya akan dapat membedakan antara metodologi yang satu dengan metodologi lainnya. Bila kita ingin melaksanakan observasi, maka objek yang diteliti mesti jelas. Ada kalanya pada saat akan melaksanakan observasi peneliti belum mengetahui apa dan siapa yang akan menjadi objeknya. Contoh, jika kita ingin membangun dan mengetahui Sistem Informasi bagi tenaga eksekutif, tetapi yang diinterview bukan tenaga direktur melainkan tenaga pendukung. 
Hal ini mempunyai arti objeknya tidak sempurna atau tidak cocok dengan apa yang ingin diteliti. Begitu juga dengan penetapan variable yang juga mesti terperinci. Variable merupakan sesuatu yang berganti-ubah dimana kinerjanya sebagai baseline, dimana dalam variable ada ketetapan waktu, anggaran, tenaga yang diharapkan untuk mengukur maupun memproses sesuatu. Pengukurannya bisa dijalankan dengan timer, simple numeric untuk mengukur kinerja, anggaran dan lain sebagainya. Variabel ini erat kaitannya dengan validitas dan reliabilitas dari data yang dikumpulkan. 
5. Pengumpulan Data (Gather Data) 
Data ada bermacam-macam, data yang didapatkan dalam observasi tidak cuma berbentukangka-angka saja. Secara umum terdapat dua macam data yakni data kualitatif dan data kuantitatif. Namun ada juga data yang ditemukan denngan menggabungkan atau mengkombinasikan kedua data tersebut.
Kumpulkan data-data dalam bentuk tabel, grafik, gambar dan lain sebagainya Setiap penelitian mesti ada data kuantitaif, data kualitatif serta data variasi. Bila perlu susun dan katagorisasikan data berdasarkan waktu, produktivitas, divisi dan sebagainya. Banyak opsi atau cara untuk menginterpretasikan dan menganalisis data. Analisis data dipilih sesuai dengan data yang kita dapatkan. Bila sampelnya respresentatif bisa digunakan uji-uji tertentu. 
6. Analisa Data (Analyze Data) 
Pengolahan data atau analisa data merupakan proses pra-analisa yang mempunyai tahapan-tahapan selaku berikut: 
  1. editing data, 
  2. pengembangan variable, 
  3. pengkodean data, 
  4. cek kesalahan, 
  5. membuat struktur data, 
  6. cek preanalisa komputer, 
  7. tabulasi. 
  Hubungan Antara Kepribadian Narsistik Dengan Sikap Konsumtif
Interpretasikan hasil observasi atau hasil penelitian. Interpretasikan data yang sebelum melakukan observasi dengan data sehabis melaksanakan penelitian. Misalnya dalam sebuah organisasi kinerjanya meningkat. Uraikan dengan jelas alasannya adalah, contohnya karena bisnis prosesnya telah disederhanakan atau alasannya data yang terkumpul tingkat akurasinya tinggi, dan lain sebagainya. 
7. Hasil Penelitian (Report Results) 
Dalam menulis laporan observasi atau laporan akhir, kita mesti berani mengemukakan dan menuliskan apa yang kita peroleh selama melakukan observasi tersebut. Dengan kata lain kita mesti bisa menginterpretasikannya secara objektif. Bila akhirnya tidak niscaya, ada baiknya kita buat dalam bentuk statement berupa pertanyaan-pertanyaan saja. Yang perlu dikenang yakni bahwa jangan pernah membuat interpretasi observasi secara subjektif. Misalnya, tata cara ini meningkat, sistem ini lebih baik, namun tidak ada base linenya sebab suatu metode bisa dibilang baik namun belum tentu mampu meningkatkan kinerja yang ada. 
Tuntaskan interpretasi yang kita buat. Bagaimana faktor-aspek tersebut menawarkan bantuan bagi perusahaan yang memakai Sistem Informasi. Untuk menciptakan suatu tulisan yang memaparkan hasil observasi perlu di dukung dengan adanya aneka macam literatur serta sistematis goresan pena ilmiah yang akan dibuat. Penulisan hasil laporan dibentuk untuk aneka macam tujuan yang salah satunya adalah untuk pertumbuhan ilmu wawasan. Membuat laporan hasil observasi merupakan sebuah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari acara penelitian. 
Penulisan laporan penelitian semestinya meliputi tindakan penulisan laporan ilmiah yang bagus dan benar. Penulisan laporan sungguh terkait dengan jenis dan bentuk laporan itu sendiri. Hal tersebut terkait dengan cara penyajian laporan yang mau dibuat supaya dapat dimengerti dan dimengerti oleh orang yang membacanya. Contoh, hipotesis awal (H0) kita buat bahwa SI yang mau dibangun akan memajukan jumlah customer 10% dalam 1 tahun mendatang tanpa dibatasi dengan jarak. Bila jumlahnya meningkat, hal ini mampu bermakna alasannya jumlah customer tidak terbatas pada kawasan JaBoDeTaBek saja, tetapi juga mencakup seluruh kawasan di Indonesia yang bisa mengakses web yang sudah kita buat. Namum waktu kita teliti setelah satu tahun ternyata kenyataannya jumlah customer menurun. 
Interprestasinya diposting dalam pertanyaan. Ada kemungkinan disebabkan oleh penurunan daya beli penduduk dan juga bisa juga disebabkan oleh inflasi yang signifikan. Padahal dalam penelitian ini kita tidak meneliti perihal daya beli dan inflasi, tapi peningkatan terjadi penurunan performance dalam perusahaan. Jika kasusnya mirip itu ada baiknya dalam nasehat yang dibentuk ditampilkan atau dijabarkan bahwa selain faktor-aspek internal, faktor-faktor eksternal juga perlu menerima perhatian. 
8. Kesimpulan 
Penarikan kesimpulan dijalankan setelah semua laporan hasil observasi dilakukan. Setiap kesimpulan yang dibentuk oleh peneliti didasarkan pada data-data yang telah dikumpulkan. Kesimpulan yang diambil harus berupa tanggapan dari masalah. Untuk membuat kesimpulan, review kembali kelemahan-kekurangan yang ada dalam penelitian serta jelaskan kenapa kelemahan itu mampu terjadi dan berikan penyelesaian untuk memperbaikinya. Rangkum isi kesimpulan dengan tidak merumuskan kesimpulan menurut pengetahuan biasa dan hindari kata-kata yang mampu menyebabkan keragu-raguan mirip kiranya, mungkin, dan lain sebagainya. Yang paling penting dari bagian ini yakni utarakan future research semoga orang lain dapat melanjutkan penelitian ini pada penelitian selanjutnya.
Selain versi lazim yang telah diterangkan di atas, masih ada model riset lainnya seperti: 
  • Menetapkan masalah 
  • Membuat contoh pikir yang dibangun dari kerangka apalagi dulu. 
  • Lakukan statement-statement yang punya kebenaran 
  • Formulasikan hipotesisnya 
  • Uji hipotesis 
  • Simpulkan 
Dalam observasi juga terdapat banyak sekali macam tipe riset, diantaranya: 
1) Katagori berdasarkan tujuan (Categorized by purpose) 
  • Penelitian fundamental (basic research), umumnya terdapat pada ilmu biologi, kimia murni, dan juga pada computer science misalnya formal methods dan computational logic. 
  • Riset terapan (applied research), dimana umumnya penelitian ini dikerjakan dengan mengambil problem yang ada dalam sebuah organisasi atu perusahaan. 
Namun walaupun begitu, penelitian atau riset terapan ini memiliki nilai yang serupa dengan riset dasar alasannya peneliti harus memiliki pengetahuan dasar dalam membangun kuesioner maupun faktor-faktor apa yang mau ditanyakan dan juga harus mempunyai dasar dalam mengolah data secara statistik. 
  • Evaluasi riset (evaluation research), ialah observasi yang sifatnya comperative study, dengan menyaksikan pada suatu perkara dalam suatu perusahaan dan membandingkan perkara tersebut dengan perusahaan lainnya menurut persamaan dan perbedaan yang ada.
  • Research and Development (R&D), adalah suatu observasi dimana alat yang sudah kita buat diujicobakan dan dilihat tingkat keefektifannya. 
  • Action Research (Who!) artinya kita melakukannya misalnya kita ikut langsung sebagai sukarelawan untuk membantu korban banjir. 
Dimana kita mampu berkomunikasi eksklusif dengan para korban banjir untuk mengenali keluhankeluhan yang mereka alami. 
2) Katagori berdasarkan waktu (Categorized by time) 
  • Cross-sectional research yaitu ada time series-nya, contohnya terdapat insiden tahun kemudian dan tahun sekarang. 
  • Longitudinal research adalah riset yang dibangun berdasarkan historical data yang dimasak dengan computer science. Misalnya pola hujan, panen, dan sebagainya. 
3) Katagori berdasarkan sistem (Categorized by method) 
Riset kuantitatif (Quantitative Riset) 
  • Descriptive research (riset deskriptif). Penelitian secara deskriptif boleh saja dilakukan asal penuh dengan interpretasi dan kontribusi. Misalnya kita ingin menyaksikan bagaimana pemanfaatan IT diberbagai organisasi. 
  • Correlational research, yakni observasi yang dikerjakan belum tentu sebabakibat, bisa saja diakibatkan oleh adanya sebuah faktor kebetulan (accident). Contohnya bila kinerja meningkat belum pasti berkorelasi faktual dengan meningkatnya sistem IT, masih dibutuhkan adanya suatu analisa dan pelengkap yang lain. 
  • Causal-comparative research, dimana terdapat relasi alasannya- balasan. 
  • Experimental research, yakni penelitian yang diberikan perlakukan (treatment). Misalnya, pada hipotesis permulaan (H0) kita katakan bahwa mahasiswa MTI yang telah mengambil matakuliah metodologi observasi pada semester 2 lebih banyak yang lulus sempurna waktu ketimbang mahasiswa yang mengambil matakuliah metodologi observasi di semester 3.
  • Single-subject research, yaitu observasi yang meneliti atau memperhatikan objek yang sama secara terus menerus. 
Riset kualitatif (Qualitative research) 
  • Narrative research, misalnya bagaimana kita meng-capture aneka macam pendapat IT manager diberbagai perusahaan, baik itu berupa tugas, donasi dan keluhan-unek-unek mereka. 
  • Ethnographic research Secara lazim, scientific reasoning dapat dipelajari lewat dua cara yaitu: 
1) Mempelajari penemuan-inovasi ilmiah, contohnya: 
  • Law of gravitation 
  • Natural selection 
  • Laws of inheritence 
2) Melakukan observasi dan menulis laporan penelitian 
  • Laporan observasi yang bersifat teknis, spesifik, dan hanya bisa dibaca oleh orang yang mendalami ilmu tersebut 
  • Laporan penelitian dalam versi popular (dapat dibaca oleh orang banyak) 
  • Membuat ringkasan 
Berikut ini yakni beberapa taktik yang digunakan untuk mempelajari scientific reasoning yakni 
  1. dapatkan idenya secara biasa , 
  2. baca secara aktif, 
  3. lakukan kritik, 
  4. formulasikan secara eksplisit pertanyaan untuk bagian yang kurang diketahui, 
  5. gunakan acuan-pola yang diberikan, 
  6. kerjakan latihan-latihan yang diberikan, 
  7. lakukan latihan secara terjadwal. 
Dalam mempelajari scientific reasoning, pernyataan menjadi basis unit dari bahasa. Setiap pernyataan, memiliki nilai salah atau benar. Scientific reasoning ialah alat bagi setiap orang untuk memilih apakah sebuah statement benar (true) atau salah (false). Untuk mementukan apakah suatu statement itu benar atau salah maka dipakai teori korespondensi. Suatu pernyataan dikatakan benar, apabila pernyataan tersebut berkorespondensi dengan kenyataannya yang bahwasanya.

KLIK DISINI : BAB II