Pada Idul Adha 1439 H kemarin saya menghadiri acara pemotongan binatang kurban di kantor. Hadirnya aku di sana rupanya Allah hendak menawarkan sebuah pesan yang tersirat & fakta.
Di sela-sela kegiatan ngobrol dgn banyak pengemudi Blue Bird yg hadir di lapangan, salah satu kisah yg menawan yakni kisah Pak Eri.
Pak Eri ini pernah alami laka motor sampai tak sadarkan diri selama 3 bulan & batok kepalanya sempat dibuka sebagian dlm proses pengobatan waktu itu.
Dalam masa tak sadarkan tsb, Pak Eri mengalami perjalanan spiritual di alam sana.
Ia disambut oleh seorang anak kecil & orang yg perawakannya tinggi besar.
Awal konferensi Pak Eri dipersilakan makan & makanan ini luar biasa enaknya serta tak pernah ia alami kuliner selezat itu selama di dunia.
Kemudian lanjut acara berkeliling ke kawasan di mana banyak orang berupaya menggapai tangan Pak Eri minta tolong. Pak Eri menyaksikan sebagian orang dilempar berkali-kali ke dlm daerah yg apinya menyala-nyala.
Setelah dr daerah tersebut Pak Eri diajak ke kawasan dimana beliau banyak menyaksikan wanita-wanita manis, istana-istana yg lokasinya bertingkat-tingkat berdasarkan versi sederhana dlm dongeng Pak Eri. Makanan berlimpah, semua pohon buahnya mampu langsung dimakan dgn nikmat & Pak Eri merasa betah sekali.
Tibalah momen di mana si anak pendamping Pak Eri mempersilakan untuk pulang kembali ke dunia. Pak Eri menolak, beliau mau terus di sana. Sang anak kemudian mengusap-usap kepala Pak Eri & kemudian Pak Eri terjaga bangun di tempat perawatan rumah sakit dlm posisi kepala masih terpasang jahitan penyangga. Pak Eri meronta lalu datanglah sejumlah orang & membiusnya.
Setelah kejadian itu Pak Eri berangsur-angsur sembuh & ia menyadari bahwa selama masa tak sadarkan diri ia mengalami perjalanan spiritual tadi.
Saya bertanya amalan apa yg sering dikhususkan oleh Pak Eri sebelum terjadinya kecelakaan? Dan ia menjawab merutinkan bederma pada anak yatim di sekitarnya tanpa memanda jumlah uang yg diberikan sambil mengusap kepala anak yatim tsb.
Hanya pada Allah lah kita beriman, & alam baka itu kasatmata adanya.
Hadits;
“Aku (yakni Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam) melihat di tempatku berdiri ini, segala sesuatu yg dijanjikan pada kalian. Sampai gue menyaksikan diriku ingin memetik setangkai buah dr surga, tatkala kalian melihatku melangkah maju. Aku pula menyaksikan neraka Jahanam yg saling merusak satu sama lain, itu terjadi dikala kalian melihatku melangkah mundur” (HR. Muslim).
Seperti dituliskan: Aris Budiarto
[@paramuda/Wargamasyarakat]