close

Pengertian Gerakan Literasi, Jenis & Teladan Literasi Sekolah

Pengertian Definisi Arti – Secara umum bahwa Gerakan Literasi yaitu cara untuk meraih tujuan pembangunan ekonomi serta kesejahteraan individu dan penduduk tergolong siswa atau pelajar yang diinginkan. Ini mampu diartikan juga digambarkan sebagai perencanaan pemerintah dalam memperkuat penumbuhan kecerdikan pekerti mulai di sekolah sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Pelaksanaan acara literasi sekolah akan mencakup Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga SMA.

Tentu saja literasi dengan program pendidikan melibatkan perumusan dan implementasi tujuan utama dan inisiatif yang diambil oleh pemerintah pusat berafiliasi dengan pengajar juga orangtua, menurut usulansumber daya dan evaluasi lingkungan internal dan eksternal pendidikan di mana kemajuan digital terus berkompetisi.

Itulah mengapa para ahli mendefinisikan gerakan literasi yang baik yaitu kerangka lazim dalam mendorong kembali kebutuhan untuk menanamkan literasi ” membaca dan menulis” di semua bidang konten sehingga semua siswa dapat membaca secara berdikari dan ahli, setidaknya, tingkat kompleksitas teks tingkat kelas mereka ketika mereka lulus dari sekolah menengah.

 Secara umum bahwa Gerakan Literasi adalah cara untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi  PENGERTIAN GERAKAN LITERASI, JENIS & CONTOH LITERASI SEKOLAH

Semua ini menyatakan bagaimana literasi mesti dijalankan untuk meraih tujuan yang dikehendaki. TANPA implementasi acara literasi maka ini cuma sebatas peta jalan untuk strategi pembelajaran semata. Dalam Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Literasi Bangsa kita milihat seni manajemen GNLB 2016-2019.

JENIS JENIS LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

Di dunia ketika ini, ada banyak sekali bentuk dan jenis literasi yang dibicarakan orang di banyak sekali bidang di masyarakat juga pemerintah. Pada dikala ini, Anda niscaya telah mendengar atau memakai berbagai jenis literasi ini di penduduk . Untuk berguru perihal ini, mari kita lihat berbagai jenis literasi yang paling banyak didiskusikan.

1. Literasi Konvensional

Konvensional ialah jenis literasi yang berafiliasi dengan kemampuan membaca dan menulis huruf dalam bahasa tertentu. Ini melibatkan problem-duduk perkara seperti mengetahui alfabet, fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan pragmatik yang mengatur keahlian membaca dan menulis dengan cara konvensional. McGee dan Richgels (1996: 30) menggambarkan penggunaan literasi konvensional dalam hal perilaku yang dimanifestasikan oleh pembaca, “Pembaca dan penulis konvensional membaca dan menulis dengan cara yang oleh sebagian besar orang di masyarakat melek karakter kita kenal sebagai ‘betul-betul ‘ membaca dan menulis. Misalnya, mereka menggunakan berbagai seni manajemen membaca, mengetahui ratusan kata-kata penglihatan, membaca teks yang ditulis dalam banyak sekali struktur, mengenali audiens, memantau performa mereka sendiri selaku penulis dan pembaca, dan mengeja secara konvensional.”

 Secara umum bahwa Gerakan Literasi adalah cara untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi  PENGERTIAN GERAKAN LITERASI, JENIS & CONTOH LITERASI SEKOLAH

2. Literasi Darurat atau Emergent Literacy

Emergent Literacy adalah jenis literasi yang berafiliasi dengan sikap paling awal yang bekerjasama dengan semacam literasi dalam bentuk kemampuan, pengetahuan, dan sikap yang dimanifestasikan sebelum tingkat literasi konvensional yang bahu-membahu dicapai. Istilah ini pertama kali dipakai pada tahun 1966 oleh seorang peneliti Selandia Baru Marie Clay untuk menggambarkan perilaku yang terlihat pada belum dewasa ketika mereka menggunakan buku dan bahan tulisan untuk menggandakan aktivitas membaca dan menulis, walaupun bawah umur tidak mampu sungguh-sungguh membaca dan menulis dalam pengertian konvensional (Ramsburg, 1998). Saat ini istilah tersebut sudah meningkat dalam penggunaan. Sulzby dan Teale (1996: 728) “Melek huruf yang timbul berkaitan dengan fase perkembangan literasi yang paling awal, abad antara kelahiran dan waktu ketika bawah umur membaca dan menulis secara konvensional. Istilah emergent literacy membuktikan sebuah dogma bahwa, dalam masyarakat yang melek abjad, belum dewasa kecil bahkan yang berumur satu dan dua tahun, sedang dalam proses menjadi melek huruf”.

3.  Literasi Awal

Suatu jenis literasi yang melihat pada waktu atau tahap seseorang berguru atau diharapkan untuk mempelajari dasar-dasar atau proses mendapatkan keterampilan dasar dalam bidang tertentu seperti membaca dan menulis dalam bahasa tertentu. Ini adalah awal kritis literasi konvensional alasannya berkaitan dengan mengenali keahlian yang diperlukan dengan cara konvensional.

4. Literasi Dasar

Merujuk pada jenis wawasan yang diperlukan dimengerti oleh semua orang di bidang tertentu. Di dunia ketika ini, orang menghendaki setiap orang untuk mengetahui dasar-dasar literasi konvensional adalah mengetahui cara membaca dan menulis. Misalnya, setiap orang dibutuhkan tahu cara membaca dan menulis sebagai keahlian dasar membaca.

5. Literasi Fungsional

Suatu jenis literasi yang berkaitan dengan penerapan bentuk literasi konvensional seperti membaca dan menulis dengan cukup baik untuk memahami tanda-tanda, membaca judul surat kabar, membaca label pada botol obat, menciptakan daftar belanja, membaca Al-Quran, menulis surat, mengisi formulir, melamar pekerjaan, mempraktikkan keahlian bahasa secara ekspresi dan dalam bentuk tertulis, membaca untuk kesenangan dan menulis bertujuan. Literasi Fungsional yaitu Suatu tipe atau tipe literasi yang menyiapkan seseorang untuk terlibat dalam semua aktivitas yang tersedia dalam kelompok dan komunitasnya dan juga untuk memungkinkannya terus menggunakan membaca, menulis, dan menjumlah untuk dirinya sendiri dan pengembangan penduduk . Literasi fungsional sebagaimana kemukakan oleh para jago berlainan digunakan untuk aneka macam aktivitas di masyarakat. Menurut Gray (1956: 21) mengemukakan bahwa Literasi fungsional digunakan untuk training orang dewasa untuk “memenuhi secara mampu berdiri diatas kaki sendiri permintaan membaca dan menulis yang diberikan pada mereka“. Saat ini, kata tersebut menggambarkan pendekatan-pendekatan terhadap literasi yang menekankan pada perolehan kemampuan lisan, kognitif, dan komputasi yang tepat untuk mencapai tujuan mudah dalam pengaturan budaya tertentu.

  Puisi Cahaya Purnama

6. Literacy kritis

Suatu jenis literasi yang melibatkan menafsirkan sepotong lebih dari sekadar karya mirip memilih imbas apa yang penulis coba hasilkan pada pembaca, mengapa dia melaksanakan upaya itu dan siapa pembaca itu bergotong-royong. Menurut (Freire, 1970) Literasi Kritis melihat pengajaran keterampilan kesadaran kritis yang berhubungan dengan kesanggupan individu untuk mencicipi penindasan sosial, politik, dan ekonomi dan untuk mengambil tindakan kepada unsur-komponen masyarakat yang menindas. Konsep kesadaran kritis (conscientization) yang dikembangkan oleh Paulo Freire utamanya dalam buku-bukunya: Pedagogy of the Oppressed and Education for Critical Consciousness, Kirkendall (2004). Penekanannya di sini ialah kesanggupan individu untuk menggunakan kemampuan membaca, menulis, dan berpikir, menyimak , berbicara, dan menganalisa untuk berinteraksi secara efektif, membangun makna, dan berkomunikasi untuk situasi kehidupan positif. Orang yang melek aksara aktif terus-menerus berpikir, mencar ilmu, berefleksi, dan memikul tanggung jawab untuk pertumbuhan berkesinambungan dalam pengembangan literasi mereka sendiri. Literasi kritis melibatkan analisis dan kritik kepada hubungan antara teks, bahasa, kekuasaan, golongan sosial dan praktik sosial. Ini memperlihatkan terhadap kita cara menatap teks tertulis, visual, verbal, multimedia, dan kinerja untuk mempertanyakan dan menantang perilaku, nilai, dan iman yang ada di balik permukaan.

7. Aliterasi

Aliterasi ini merujuk pada tingkat analisis literasi konvensional yang berhubungan dengan individu yang melek abjad yang malas menerapkan keterampilan membaca dan menulis secara terorganisir. Dengan cara lain, orang yang buta aksara ialah ia yang tahu cara membaca dan menulis tetapi tidak dapat menerapkan kemampuan ini untuk membaca buku, postingan, koran, dan materi tertulis lainnya.

8. Literasi Profesi

Literasi Profesi yakni suatu jenis wawasan khusus dalam bidang atau profesi tertentu. Ini tampakpada individu yang berspesialisasi dalam profesi tertentu mirip; Profesi medis, profesi pengajar, profesi aturan dan lainnya.

9. Literasi Hukum

Literasi Hukum yakni Suatu jenis literasi yang melihat pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan terkait hukum yang dimiliki seseorang dalam melakukan hal-hal terkait aturan. Perbedaan antara pengacara dan klien adalah kesenjangan wawasan di antara mereka yang dimiliki pengacara yang tidak dimiliki klien.

10. Literasi Medis

Literasi Hukum merupakan sebuah jenis literasi yang tergolong dalam literasi profesi. Literasi medis melihat pengetahuan, kemampuan dan kecakapan di bidang medis dan perawatan kesehatan pada terutama.

11. Literasi Keuangan

Literasi keuangan berarti sebuah jenis literasi yang melihat akuntansi, audit, dan profesi apa pun yang berhubungan dengan uang atau persoalan manajemen keuangan.

12. Literasi Statistik

Literasi Staistik ialah sebuah jenis literasi yang menyaksikan kemampuan untuk mengerti statistik sebagaimana disajikan dalam aneka macam bentuk publikasi mirip koran, televisi, dan Internet. Numerasi ialah prasyarat untuk melek secara statistik. Menjadi melek secara statistik kadang-kadang dianggap mempunyai kesanggupan untuk secara kritis menganalisa materi statistik dan untuk menghargai relevansi pendekatan berbasis statistik untuk semua faktor kehidupan secara lazim.

13. Literasi Film

Literasi Film adalam keahlian dan kesanggupan yang dimiliki oleh seorang individu untuk mempraktikkan seni dan kerajinan pembuatan film dan prosesnya. Memproses pesan yang dibungkus dalam film juga merupakan bentuk literasi film.

14. Literasi Mengajar

Mengajar adalah sebuah bentuk literasi yang berfokus pada kemampuan individu untuk mengajar secara efektif dalam mata pelajaran tertentu. Ia mengerti kemampuan mengajar dan keperluan yang mampu diterapkan untuk guru yang efektif.

15. Literasi Tenaga Kerja

Suatu jenis literasi yang menyiapkan seseorang untuk mengetahui apa yang terjadi di tempat kerja sebelum mereka mulai bekerja. Literasi tenaga kerja berhubungan dengan antisipasi kerja pra-jabatan bagi seorang individu yang ingin berada dalam profesi tertentu.

16. Literasi di kawasan kerja

Suatu jenis literasi yang mendukung pekerja saat ini yang telah melakukan pekerjaan terkait dengan hak-hak mereka, keadaan layanan dan kondisi jelek mereka.

17. Literasi Kelangsungan Hidup 

Suatu jenis literasi fungsional yang melibatkan pengajaran keahlian bertahan hidup mirip keahlian menghasilkan pemasukan yang mempekerjakan penduduk secara ekonomi untuk mandiri dan mandiri. Menerapkan bentuk-bentuk literasi yang lain mirip membaca untuk bertahan hidup.

18. Literasi Bisnis

Literasi bisnis mencakup pengertian sebuah jenis literasi yang melihat pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan berorientasi bisnis. Kegagalan untuk menjual produk yang telah dipanen, dibuat atau diakumulasikan individu ialah acuan dari buta karakter bisnis. Literasi bisnis mengacu pada kemampuan individu untuk mempunyai keterampilan yang berorientasi bisnis dengan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berorientasi perdagangan dalam menyanggupi standar pasar.

  Apa Yang Dimaksud Dengan Iklan, Slogan Dan Poster?

19. Literasi Jalanan

Suatu jenis literasi yang menyaksikan kemampuan seseorang untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan kehidupan jalanan dan mempertahankan standarnya sebagai lingkungan pribadi mereka untuk tujuan bertahan hidup.

20. Literasi Ilmiah

Literasi ilmiah berarti sebuah jenis literasi yang secara kategorik membicarakan pengetahuan ilmiah bagaimana disiplin ilmu wawasan terkenal.

21. Literasi pertanian

Literasi pertanian yaitu kemampuan individu untuk bertani, membangun dan memutuskan lingkungan terkait pertanian dan mempraktikkan kompetensi positif di lapangan. Pengetahuan wacana tanah yang mendukung pertanian yang baik dan jenis tanaman apa yang tumbuh, kapan dan di mana semua bab dari literasi pertanian.

22. Literasi Komputer

Literasi Komputer ialah sebuah jenis literasi yang menyaksikan pengetahuan dan kesanggupan individu untuk menggunakan komputer dan teknologi secara efisien. Ini tergolong tingkat ketentraman seseorang dalam memakai program komputer dan aplikasi lain yang berafiliasi dengan komputer. Baru-baru ini, desain ini meliputi kemampuan individu untuk memainkan dan memanipulasi unsur komputer, perangkat lunak, merancang acara komputer dan menggunakan komputer dalam berbagai cara dalam menyanggupi kala teknologi secara efisien.

 Secara umum bahwa Gerakan Literasi adalah cara untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi  PENGERTIAN GERAKAN LITERASI, JENIS & CONTOH LITERASI SEKOLAH

23. Literasi Teknologi

Literasi Teknologi yaitu bentuk literasi ini merujuk pada kesanggupan seseorang untuk menggunakan alat teknologi untuk mengakses, mengurus, mengintegrasikan, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan berita. Ini juga meluas ke pengetahuan yang dimiliki untuk membuat atau membuatkan produk-produk terkait teknologi dalam arti luas. Ini tergolong yang menyaksikan duduk perkara teknologi.

24. Literasi ekologi

Ekologi ini merujuk pada kesanggupan seseorang untuk mengetahui sistem alami yang memungkinkan kehidupan di bumi. Literasi Ekologi tergolong hal-hal seperti alam (air, pohon, gelas, hewan, dan lainnya) yang mendukung kehidupan insan.

Tentu masih banyak sekali teladan dari macam-macam untuk gerakan Literasi dalam pemahaman pola yang lebih luas begitu juga di Indonesia.

GERAKAN LITERASI NASIONAL BANGSA INDONESIA

Berdasarkan Panduan Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud Tahun 2017 mengungkapkan seni manajemen untuk implementasi GLN mencakup Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Keluarga dan Gerakan Literasi Masyarakat.

Ranah GLN yang dikutip dari Panduan Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud Tahun 2017 yaitu;

1. Gerakan Literasi Sekolah

Gerakan literasi sekolah ialah dilaksanakan dengan mengintegrasikannya dengan kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ektrakurikuler. Pelaksanaannya mampu dilaksanakan di dalam kelas atau di luar kelas yang disokong oleh orang bau tanah dan masyarakat.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ialah gerakan literasi yang aktivitasnya banyak dilaksanakan di sekolah dengan melibatkan siswa, pendidikan dan tenaga kependidikan, serta orang tua. GLS dilaksanakan dengan memperlihatkan praktik baik wacana literasi dan menjadikannya selaku kebiasaan serta budaya di lingkungan sekolah. Literasi juga dapat diintegrasikan dalam acara berguru mengajar di sekolah sehingga menjadi bab tidak terpisahkan dari semua rangkaian kegiatan siswa dan pendidik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pendidik dan tenaga kependidikan tentu mempunyai keharusan budpekerti selaku teladan dalam hal berliterasi. Agar lebih masif, acara GLS melibatkan partisipasi publik, seperti pegiat literasi, orang renta, tokoh penduduk , dan profesional.

2. Gerakan Literasi Keluarga

Gerakan literasi keluarga adalah dikerjakan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan keluarga, penguatan pemahaman ihwal pentingnya literasi bagi keluarga, dan pelaksanaan acara literasi bersama keluarga. Semua anggota keluarga mampu saling memberikan tauladan dalam melaksanakan literasi di dalam keluarga dengan berbagai macam kombinasi aktivitas.

Gerakan Literasi Keluarga bertitik tolak pada impian untuk mengembangkan kemampuan literasi anggota keluarga. Oleh sebab itu, pemahaman literasi selaku kemampuan untuk mengidentifikasi
keperluan isu, mencari, memperoleh, mengolah, dan memberitahukan kembali informasi perlu ditingkatkan di ranah keluarga.

3. Gerakan Literasi Masyarakat

Gerakan literasi masyarakat yaitu dilakukan dalam bentuk penyediaan bahan bacaan yang bermacam-macam di ruang publik, penguatan fasilitator literasi masyarakat, perluasan jalan masuk terhadap sumber berguru, dan perluasan pelibatan publik dalam banyak sekali bentuk acara literasi.

Gerakan Literasi Masyarakat merupakan gerakan berupa aktivitas-kegiatan literasi yang dikerjakan untuk masyarakat tanpa memandang usia. Sebagai poros pendidikan sepanjang hayat bagi masyarakat, program-program literasi di penduduk bermaksud untuk mempertahankan supaya aktivitas membangun pengetahuan dan berguru bersama di penduduk terus berdenyut dan berkelanjutan. Gerakan Literasi Masyarakat yang sejalan dengan Gerakan Literasi Sekolah dan Gerakan Literasi Keluarga diperlukan dapat melahirkan dan menumbuhkan simpul-simpul penduduk yang mempunyai kesanggupan literasi tingkat tinggi.

Melalui Gerakan Literasi Nasional (GLN) ini diperlukan tumbuhnya budaya literasi untuk insan pembelajar. Karena literasi adalah sungguh penting untuk pembangunan ekonomi serta kesejahteraan individu dan masyarakat.

PENGERTIAN LITERASI

Literasi adalah didefinisikan selaku kesanggupan membaca dan menulis, atau memiliki pengetahuan wacana subjek tertentu. Ketika Anda mampu membaca, ini ialah acuan literasi. Ketika Anda terbiasa dengan matematika, ini yaitu contoh literasi dalam matematika.

Ini artinya literasi merupakan langkah yang mau membantu seseorang untuk membaca dan menulis secara efektif atau menemukan kemampuan matematika dasar sehingga memajukan abad depan semua orang di penduduk . Bukan hanya itu tetapi secara luar literasi dapat diartikan salah satu keterampilan paling penting dalam kemajuan, budaya, dan kemajuan pribadi kita. Ini bahkan lebih penting hari ini sebab bagaimana ekonomi dan penduduk kita berganti.

  Buatlah Bentuk Pantomim Berdua Dengan Tema Persahabatan​

Singkatnya inti literasi ini memaknai dari pengembangan membaca, pengembangan keahlian yang dimulai dengan kemampuan untuk mengetahui kata-kata yang diucapkan dan memecahkan instruksi kata-kata tertulis, dan memuncak dalam pemahaman teks yang mendalam.

LITERASI MENURUT PARA AHLI

Banyak sekali usulan para jago atau pakar tentang literasi yang diungkapkan dalam pengertian secara luas maupun sempit. Diantara berdasarkan pertimbangan -pertimbangan tersebut diantaranya.

Unesco (2006)

Menurut Unesco dalam Understandings of literacy untuk sebagian besar sejarahnya kata ‘literasi’ dalam bahasa Inggris, dimaksudkan untuk ‘sudah biasa dengan literatur’ atau, lebih umum, ‘berpendidikan baik, pintar’. Hanya sejak final periode kesembilan belas berkembang serta untuk merujuk pada kesanggupan membaca dan menulis teks, sambil mempertahankan maknanya yang lebih luas ‘Berpengetahuan luas atau berpendidikan di bidang tertentu atau bidang ’.

Tidak ada definisi persyaratan internasional alasannya adalah literasi meliputi semua aspeknya. Memang ada banyak pengertian yang berlainan perihal literasi, beberapa yang bahkan bertentangan. Definisi UNESCO (1978) perihal “Literasi fungsional”: ‘Seseorang melek abjad secara fungsional yang dapat terlibat dalam semua kegiatan tersebut di literasi mana yang dibutuhkan untuk fungsi yang efektif
golongan dan komunitasnya dan juga untuk memungkinkan dia untuk terus menggunakan membaca, menulis dan perhitungan untuk dirinya sendiri dan komunitas pengembangan. ‘Oleh sebab itu, dalam Artikel ini, kata “literasi” mengacu pada kontinum yang terikat konteks teks, keahlian menulisan berhitung, diperoleh dan dikembangkan melalui proses pembelajaran dan aplikasi, di sekolah dan di pengaturan lainnya sesuai untuk akil balig cukup akal dan sampaumur.

Orang yang melek karakter yaitu orang yang mampu mengerti membaca dan menulis pernyataan sederhana yang berhubungan dengan kehidupan sehari-harinya.

Literasi bukanlah pembacaan sederhana kata atau serangkaian simbol dan suara yang terkait, namun tindakan pemahaman kritis ihwal suasana pria di dunia.

Literasi bukan tujuan itu sendiri namun fasilitas pembebasan dan pengembangan eksklusif dan memperluas upaya pendidikan individu yang melibatkan respons antar-disiplin secara keseluruhan untuk duduk perkara positif.

Orang yang melek aksara ialah orang yang sudah mendapatkan semua wawasan dan keahlian yang penting yang memungkinkannya untuk terlibat dalam semua kegiatan di mana melek aksara dibutuhkan untuk fungsi yang efektif dalam kalangan dan komunitasnya dan yang pencapaiannya dalam membaca, menulis dan berhitung memungkinkan untuk memakai keterampilan ini menuju pengembangan dirinya dan komunitasnya.

KBBI

Menurut KBBI Daring Kemdikbud, pemahaman literasi adalah;

  • Kemampuan menulis dan membaca
  • Pengetahuan atau kemampuan dalam bidang atau acara tertentu: contohnya komputer
  • Kemampuan individu dalam mengolah info dan wawasan untuk kecakapan hidup

Singkatnya, penggunaan karakter untuk merepresentasikan bunyi atau kata juga disebut dengan literasi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017)

Menurut Kementerian Pendisikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) secara lazim, literasi dapat diartikan sebagai keberaksaraan, ialah kemampuan seseorang membaca dan menulis. Seseorang dibilang literate jika dia mempunyai wawasan dalam setiap kegiatan yang menuntut fungsi literasi secara efektif dalam masyarakat. Pengetahuan yang diperoleh lewat membaca dan menulis dapat dimanfaatkan bagi diri sendiri dan kemajuan bangsa. Budaya literasi ialah kebiasaan berpikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca-menulis yang pada kesannya akan mengarah terhadap cara berpikir kritis, cara pemecahan duduk perkara, pengembangan ilmu wawasan, dan penciptaan sebuah karya. Budaya literasi mampu berkembang alasannya di dalam kegiatan pembelajaran siswa diajak untuk menulis apa yang beliau lihat, dengar, dan pikirkan sehingga timbul wangsit-inspirasi yang selanjutnya mampu dikembangkan menjadi bentuk literasi yang lebih tinggi.

National Literacy Mission

Menurut National Literacy Mission (NLM) mendefinisikan literasi selaku menemukan keterampilan membaca, menulis dan berhitung dan kemampuan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Dengan demikian tujuan Misi Literasi Nasional melampaui pencapaian sederhana kemandirian dalam literasi dan berhitung literasi fungsional. Pencapaian literasi fungsional menyiratkan Kemandirian dalam 3 R’s

  • Menyadari penyebab kekurangan dan bergerak ke arah perbaikan kondisi mereka dengan ikut serta dalam proses pembangunan
  • Memperoleh keahlian untuk memajukan status ekonomi dan kesejahteraan biasa mereka
  • Menerapkan nilai-nilai integrasi nasional, pelestarian lingkungan, kesetaraan wanita, ketaatan kepada norma keluarga kecil, dll.

Akuisisi literasi fungsional menghasilkan pemberdayaan dan kenaikan kualitas hidup yang niscaya. Ini membantu memutuskan partisipasi massa dalam menyebarkan manfaat dari masa gosip.

DAFTAR PUSTAKA

Barton, D. (2007). Literacy: An introduction to the ecology of the written Language. 2nd Ed. USA. Blackwell Publishing.

Bowman, K. and G. Woolf, (1994). Literacy and Power in the Ancient World. Cambridge.

Cope, B. and Kalantzis, M. (2000). Multiliteracies: Literacy Learning and the Designs of Social futures. London: Routledge.

Corridors of Hope II (2008). Reflect Methodology and Participatory Rural Apraisal (PRA) Tools Guide. Lusaka: Corridors of Hope.

Duffy, M, Fransman, J, and Pearce, E. (2009). Review of 16 Reflect Evaluations.

Dvv International, (2009). Adult Education and Development. International conference on financing adult education for development held on 23-24 June 2009 in Bonn, Germany.

Anonim. Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Literasi Bangsa (GNLB)

Graff, H. J. (1991). The literacy myth: cultural integration and social structure in the nineteenth century. Transaction Publishers. p. xxvi. ISBN 978-0-88738-884-2

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI). Panduan Gerakan Lierasi Nasional.

Ramsburg, D. (April, 1998). Understanding Literacy Development in Young Children. NPIN Parent News. National Parent Information Network.

Steiner, C. & Perry, P. (1997) Achieving Emotional Literacy. London: Bloomsbury.

The National Literacy Forum, October 2014. Vision for Literacy 2025. https://literacytrust.org.uk/documents/889/2016_01_01_free_other_-_Vision_for_Literacy_2025.pdf

Unseco (2006) . Literacy: the core of Education for Allhttp://www.unesco.org/education/GMR2006/full/chapt1_eng.pdf