Energi Listrik Tenaga Ombak
Potensi energi terbarukan untuk menjawab keperluan energi listrik
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua sesudah Norwegia. Sayangnya peluangenergi pantai yang ada belum banyak dimanfaatkan. hal ini membuat Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tergerak mengembnagkan dan mempergunakan kesempatanenergi terbarukan, berbentukangin, omba dan energi surya untuk menjawab keperluan energi listrik.
Model yang dikembnagkan di Parang Racuk Technopark untuk menjawab tantangan itu, kita membuka ilmuan dari berbagai bidang di Indonesia mempergunakan kawasan sesuai minatnya, ini yang pertama di Indonesia, kata Kepala BPPT Said D Jenie terhadap Jurnal Nasional di Yogyakarta, Jumat (22/6)
Di tempat seluas 12 hektare yang ada disepanjang pantai itu kini sudah hadir beberapa perangkat teknologi pembangkit listrik terbarukan yaitu Oscillating Water Column (OWC) dengan ongkos pengembangan Rp2,5 miliar yang mengubah energi ombak menjaaadi energi listrik. Selain itu sudah terpasang juga pembangkit tenaga bayu (angin) berupa kincir angin serta panel sel surya untuk mengolah energi listrik dari matahari.
Di tahap awal memang dikembangkan model fix based, ke floating base yang ada di perairan. secara sedikit demi sedikit akan terus dilanjutkan proyek pwemhembangan pemanfaatan energi alternatif yang ramah lingkungan, ujar Said melanjutkan.
A. Energi Persilangan
Melengkapi kemudahan penyimpanan energi listrik yang dibangkitkan dari tenaga ombak, angin dan surya disediakan pula tata cara pengendali beban otomatis berbasis DC dengan kapasitas 3599 kW.
Sistem energi persilangan (hybrid) itu telah diujicobakan dan mampu melakukan pekerjaan dengan optimal, meski pasokan energi sungguh teergantung dari keadaan alam adalah ada atau tidaknya ombak ataupun angin yang memadai untuk sumber energi pembnagkit listrik.
Sistem pengendali beban diharapkan sesudah ada konversi sebelum listrik dimanfaatkan oleh pelanggan, kata Dr Erzi Agson Gani Meng, Kepala Divisi Mesin Perkakas, Teknik, Produksi dan Otomatisasi (MEPPO) BPPT.
Sejak tahun 2005 telah ada upaya pemanfaatan energi terbarukan seperti ombak, angin dan energi surya yang ditangkap panel surya untuk memnuhi keperluan energi listrik. Meski karenanya masih terbatas, karena perlu pengembangan lebih lanjut teknologi yang disebutkan cocok untuk pasokan listrik di daerah terpencil atau sbagai bagian daari sumber daya rambu navigasi.
Di luar itu, mampu juga menjadi wisata teknologi energi dan riset dari akademisi dan lembaga litbang lainnya. Itu menjadi sumber energi bersih yang berpotensi di kurun depan, kata Erzi.
Bagi penduduk Gunung Kidul, datangnya taman teknologi yang memanfaatkan tanah Sultan (Sultan Ground) tentu saja menimbulkan laba tersendiri. Jika selama ini cuma mengandalkan wisata pantai, ke depan pengembangan teknologi itu jelas akan memancing hadirnya rekayasa gres yang mampu memanfaatkan potnsi alam di tempat pesisir pantai.
Guning Kidul itu telah diketahui dengan kondisi alam yang kering, tepi mempunyai sumber daya alan di pesisir pantai yang belum dikembangkan. Hadirnya teknologi untuk energi tebarukan menolong pengembangan di daerah pantai, kata Bupati Gunungkidul Suharto, SH.
Setidaknya dengan hadirnya teknologi energi terbarukan dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan keperluan energi listrik di kawasan yang selama ini susah dijangkau fatwa listrik PLN dengan argumentasi ekonomi dan efisiensi.
Kita punya kesempatanalam saja, itu pun dnegan kondisi yang cukup berat bagi upaya mengundang penanam modal. Jika ada teknologi yang masuk terang menolong kebutuhan energi wrga, kata Suharto.
B. Efek Tekanan Udara
Energi ombak adalah energi alternatif yang dibangkitkan lewat imbas osilasi tekanan udara (pumping efect) didalam bangunan chamber (geometri kolom) balasan fluktuasi pergerakan gelombang yang masuk ke dalam chamber.
Berkaitan dengan hal tersebut pada 22 Juni 2007 bertempat di Parang Racuk Jogjakarta sudah didirikan Technopark Parang racuk melalui Uji Operasional PLTO (Pembangkit Listrik Tenaga Ombak) pada Konsi Air Pasang oleh Kepala BPPT Said D Jenie.
Acara yang dihadiri Sekretaris Utama, Deputi TIRBR, Deputi TPSA, Deputi TAB, Eselon II di lingkungan Setama dan Eselon I, II, III di lingkungan TIRBR, dan Bupati Gunung Kidul, Staf Ahli Kepala BPPT serta pimpinan dan peneliti dari BPDP Yogyakarta.
Tujuan aktivitas ini untuk menawarkan paket model sumber energi alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah di kawasan perairan pantai Indonesia.
paket versi tersebut akan membuktikan tingkat efisiensi energi yang dihasilkan dan parameter-parameter sekurang-kurangnyahirosenografi yang pantas, baik itu secara teknis maupun irit untuk melaksanakan konversi energi.
Hasil survey hidrosenografi di daerah perairan Parang Racuk menunjukan, sistem akan mampu membangkitkan daya listrik optimal jika ditempatkan sebelum gelombang pecah atau pada kedalaman 4 m-11 m.
Pada kondisi ini akan mampu diraih putaran turbin antara 3000-700 rpm. Posisi prototipe II OWC (Oscillating Wave Column) masih belum meraih minimal yang diisyaraatkan, karena kesulitan pelaksanaan operasional alat mekanis. Posisi ideal akan diraih lewat pembangunan prototipe III yang berupa metode OWC apung.
Khusus untuk pengembnagan energi angin, BPPT melaksanakan kajian tehadap tipe-tipe konversi energi angin yang efisien dan sempurna diterapkan di Indonesia sesuai kegunaannya: mekanikal ataupun kelistrikan.
Kegiatan ini dimulai pada tahun 2005 dan menghasilkan Sistem Pengandali Berbasis DC dengan kapasitas 3500 KW.
Sistem tersebut telah dipasang di Baron Energy park-BPPT dan Parang Racuk yang siap diuji coba (OT&E) bersama UPT LAGG yang mengemangkan wind turbine serta BPDP yang menyebarkan metode OWC. (Jurnal Nasional / Humas Ristek)