Pengalaman Pengecap Mati Rasa Hampir Sebulan

Kali ini saya akan bercerita sedikit nih perihal pengalaman yang kurang lezat yaitu pengecap mati rasa hampir sebulan.

Makara dongeng kronologinya gini nih, di awal bulan April aku sakit flu batuk sebab cuaca yang berubah cepat.

Seperti biasa malam hari saya meriang, tenggorokan sakit, demam dan hidung meler padahal esoknya mesti jaga ngawas UN di sekolah lain. Saya lalu beli obat flu di warung dengan cita-cita esok mampu lebih baik.

Bangun pagi keesokan harinya ternyata tubuh masih meriang namun saya paksakan untuk berangkat kerja sebab cuma sehari saja.

Dengan badan yang kurang fit saya pergi untuk ngawas UN dua sesi dari pukul 7 hingga pukul 12 siang. Pederitaaan semakin bertambah sebab saya mengawas di ruang komputer ber AC, hidung pun mulai banyak lendir.

Singkat cerita sehabis beres ngawas dan pamitan aku pulang dengan kepala sakit kepala. Sampai di rumah flu dan batuk kian menjadi-jadi dengan penciuman yang berkurang, abnormal dan pengecap yang mulai mati rasa.

Makan gak lezat dan tidak mampu mencium amis yaitu hal menjengkelkan. Esoknya saya pergi ke puskesmas untuk berobat lalu dikasih obat patokan paracetamol dan predinsone. Karena ingin tau aku cek literasi ihwal predinson, ternyat masuk obat ilahi dengan efek samping yang kuasa. Tapi karena udah dikasih puskesmas ya diminum saja.

Lidah mati rasa menyebalkan

Dua hari berlalu dan obat sudah habis namun kondisi masih drop. Lalu saya ingat pesan nenek saya bahwa kita yakni apa yang kita makan, jadi saya usahakan makan kuliner bergizi, sayur, buah, hindari gorengan. Alhamdulillah ternyata flu dan batuk mulai reda, meski masih ada sedikit lendir di tenggorokan.

Untuk mengatasinya saya peras lemon dengan air hangat untuk mengencerkan lendir. Setelah sepekan lebih, batuk sembuh dengan sendirinya.

Tapi lalu ada hal asing yang terasa yakni pengecap jadi tidak mampu mencicipi asin, anggun, pahit dan ini gres kali pertama mengalaminya padahal flu batuk udah lewat.

Saya googling baca-baca ternyata ada beberapa sebab pengecap mati rasa mulai dari kondisi drop, pergeseran hormon, kelemahan vitamin B, virus herpes dll.

Saya lalu membiarkan saja hal tersebut karena keadaan tubuh sepenuhnya udah sehat tidak sakit apapun jadi aku simpulkan sendiri mungkin aku kekurangan vitamin atau ada efek samping obat yang dulu.

Saya ingat kembali pesan dokter senior di Jogja dulu bahwa tubuh itu punya sistem imun sendiri jadi jangan dikit-dikit ke dokter, perbanyaklah baca literasi dan ketahui badan sendiri. Kamu yakni dokter buat tubuhmu sendiri.

Jadi sesudah beberapa hari sampai dua mingguan lebih lidah masih mati rasa dan makan jadi kurang yummy. Indera perasa berhubungan dengan indera penciuman jadi mungkin alasannya adalah aku punya rhinitis alergi maka penyebabnya itu.

Selain itu saya beli vitamin neurotropoik dan suplemen zink karena ada indikasi bahwa kelemahan vitamin juga mampu menyebabkan lidah mati rasa.

Hari-hari berlalu hasilnya sehabis 3 mingguan lidah aku mulai kembali normal dan mampu menikmati masakan, alhamdulillah. Ternyata nikmat sehat itu tiada bandingannya.

Untung saya tidak pergi ke dokter yang maaf saja kalau di Indonesia selalu dikit-dikit obat, konsultasi dan ngasih ilmunya malah dikit. Ada satu dokter yang pernah saya temui yang ngasih obat dikit tetapi konsul dan ngasih ilmu nya lama dan ini langka.

Semakin banyak obat masuk maka badan kian banyak zat aditif dan berbahaya. Kaprikornus mulai dari kini aku beli masakan sehat, buah-buahan dan madu. Mencegah lebih baik dan murah dibanding mengobati yang mahal banget di Indonesia, iya gak!.

  3 Rahasia Panjang Umur dari Pak Uban

Gambar: disini