Pendididikan Agama Buddha Dan Budi Pekerti Kelas 3 Sd Pelajaran 8 Tema Hari Waisak

pelajarancg.blogspot.com, mengutip kata sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Buku Siswa Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, yang mengatakan bahwa Kurikulum 2013 dirancang sebagai kendaraan untuk mengantarkan penerima asuh menuju penguasaan kompetensi perilaku, pengetahuan, dan keahlian. Pendekatan ini selaras dengan pandangan dalam agama Buddha bahwa belajar tidak cuma untuk mengenali dan mengenang (pariyatti), namun juga untuk melakukan (patipatti), dan mencapai penembusan (pativedha). “Seseorang banyak membaca kitab suci, namun tidak berbuat sesuai dengan ajaran, orang yang lengah itu sama seperti gembala yang menjumlah sapi milik orang lain, dia tidak akan memperolah faedah kehidupan suci.” (Dhp.19).

Untuk memutuskan keseimbangan dan keutuhan ketiga ranah tersebut, pendidikan agama perlu diberi penekanan khusus terkait dengan pembentukan akal pekerti, adalah perilaku atau perilaku seseorang dalam hubungannya dengan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa, serta alam sekitar. Proses pembelajarannya harus mengirim mereka dari wawasan ihwal kebaikan, kemudian menyebabkan janji terhadap kebaikan, dan risikonya benar-benar melaksanakan kebaikan. Dalam ungkapan Buddhanya, “Pengetahuan saja tidak akan membuat orang terbebas dari penderitaan, namun dia juga harus melaksanakannya” (Sn. 789).

Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas 3 ini ditulis dengan semangat itu. Pembelajarannya dibagi ke dalam beberapa aktivitas keagamaan yang harus dijalankan akseptor ajar dalam usaha mengetahui pengetahuan agamanya dan mengaktualisasikannya dalam langkah-langkah konkret dan perilaku keseharian, baik dalam bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial.

Adapun isi lengkap dari Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas 3 ini terbagi dalam 2 Semester. Dimana semester 1 mempelajari perihal Lima Sila pada bahan Pelajaran 1, Manfaat Melaksanakan Lima Sila pada bahan Pelajaran 2, Akibat Melanggar Lima Sila pada materi Pelajaran 3, Kepandaian Pangeran Siddharta pada materi Pelajaran 4, Cara Belajar Pangeran Siddharta pada bahan Pelajaran 5, dan Welas Asih Pangeran Siddharta pada bahan Pelajaran 6.

  Tata Cara Konsumsi Di Pasar Flamboyan Tradisional

Sedangkan semester 2 mempelajari ihwal Hari Magha Puja pada bahan Pelajaran 7, Hari Waisak pada bahan Pelajaran 8, Hari Asaddha pada materi Pelajaran 9, Hari Kathina pada materi Pelajaran 10, Kewajiban Anak pada bahan Pelajaran 11, dan Kewajiban Peserta Didik pada bahan Pelajaran 12.

Sebagaimana judul goresan pena cg diatas maka mari pelajari Tema Hari Waisak mulai dari Sejarah Hari Raya Waisak, Perayaan hari Raya Waisak, dan Makna Perayaan Tri Suci Waisak di pelajarancg.blogspot.com:

 mengutip kata sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Buku Siswa Pendidikan Agam PENDIDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI KELAS 3 SD PELAJARAN 8 TEMA HARI WAISAK

PELAJARAN 8 TEMA HARI TRI SUCI WAISAK UNTUK PENDIDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI KELAS 3 SD

A. Sejarah Hari Raya Waisak

Pangeran Siddharta Putra Raja Sakya. Lahir di sebuah taman yakni di Taman Lumbini tanpa mengalami kesusahan. Saat lahir disaksikan oleh para dewa dan dewi. Setelah lahir Pangeran dapat berjalan. Setiap langkah tumbuh bunga teratai. Bunga teratai selaku lambang kesucian. Petapa Siddharta bermeditasi di bawah pohon Salla. Menghadap ke arah matahari terbit.

Petapa Siddharta bersumpah. Beliau tidak akan pergi sebelum menjadi Buddha. Banyak setan (mara) menarik hati. Sang Petapa tidak tergoyahkan oleh godaan. Saat Purnama Siddhi Petapa meraih pencerahan. Petapa Gotama menjadi Buddha.

Buddha berbaring di antara pohon Sala kembar. Para Bhikkhu mengelilingi Beliau. Beberapa Bhikkhu ada yang masih bersedih, karena Buddha akan tiada. Buddha berpesan terhadap para Bhikkhu. Pesan Buddha ”Hidup ini menderita, berupaya dengan betul-betul ”. Buddha wafat pada bulan purnama di bulan Waisak.

  Puisi Wanita-Wanita Di Dapur - Oleh Shah Ri Zan

Hari Raya Waisak diperingati untuk mengingat kembali kehidupan Buddha Gotama. Dari lahir, meraih Penerangan Sempurna hingga meninggal dunia (parinibbana). Ketiga kejadian itu disebut juga “Trisuci Waisak”, Karena memperingati tiga kejadian Agung.

B. Perayaan hari Raya Waisak

Hari Raya Waisak diperingati antara bulan Mei–Juni pada ketika bulan purnama setiap tahunnya. Hari raya ini sudah dijadikan sebagai hari libur Nasional. Perayaan Waisak dirayakan secara nasional di candi Borobudur dan candi Mendut, atau di tempat-kawasan tertentu di kota-kota besar.

Gema Waisak kian berkumandang. Di jalan-jalan raya dihiasi dengan bendera Buddhis, Janur, umbul-umbul, dan sepanduk. Umat Buddha yang tidak merayakan ke candi Borobudur, merayakan Waisak di Cetiya, Vihara atau di sekolah.

Memperingati hari Waisak dilakukan dengan kebaktian di Vihara. Peringatan Waisak mampu melaksanakan aktivitas sosial. Bekerja bakti dan sebenarnya higienis lingkungan, lingkungan rumah, wihara, dan lingkungan sekolah. Kegiatan sosial selaku wujud bakti kepada Buddha. Kegiatan sosial lain mirip donor darah atau membagi sembako, dan membantu terhadap orang yang membutuhkan.

 mengutip kata sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Buku Siswa Pendidikan Agam PENDIDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI KELAS 3 SD PELAJARAN 8 TEMA HARI WAISAK
Gambar ucapan Waisak 2565 BE tema kata selamat hari Buddha tahun 2021

C. Makna Perayaan Tri Suci Waisak

Tujuannya untuk memperingati peristiwa penting, yang dialami oleh Buddha. Hari raya tersebut dianggap suci dan istimewa, alasannya memiliki nilai yang agung dan luhur. Umat Buddha merayakan hari raya Waisak, untuk memperingati tiga insiden penting

Ketiga peristiwa ini dapat dijadikan acuan kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan welas asih yang ikhlas Petapa Siddharta meninggalkan kemewahan hidup sederhana. Membabarkan Dhamma demi kebahagiaan makhluk. Waisak sangat mempunyai arti dalam kehidupan. Bila kita mau melakukan perbuatan baik. Berbagi kasih kepada semua makhluk. Berbagi rejeki terhadap orang lain.

  Doa Puisi Untuk Ibu - Oleh Romy Sastra

RANGKUMAN PENDIDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI KELAS 3 Sekolah Dasar PELAJARAN 8 TEMA HARI WAISAK

1) Hari raya Waisak diperingati setiap bulan Mei–Juni Waisak artinya bulan Mei.

2) Hari Raya Waisak memperingati Tiga Peristiwa Penting adalah; Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 SM; Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Sempurna, dan menjadi Buddha di bawah pohon Bodhi. Sang Buddha wafat pada usia 80 tahun di Kusinara dan mencapai Nibbana. Perayaan waisak di rayakan di cetiya, vihara, arama, dan sekolah.

3) Perayaan Waisak lebih memiliki arti bila dengan ketulusan batinnya melaksanakan perbuatan-perbuatan baik.

4) Perbuatan baik seperti berdonor darah, berziarah, bakti sosial, dan kerja bakti.

5) Peristiwa waisak di peringati sebagai hari libur nasional.

6) Umat Buddha merayakan Waisak Nasional di Candi Borobudur.

Demikianlah postingan pelajarancg.blogspot.com, sebagaimana kutipan kata sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Buku Siswa Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, yang mengatakan bahwa Kurikulum 2013 dirancang sebagai kendaraan untuk mengirimkan penerima didik menuju penguasaan kompetensi perilaku, pengetahuan, dan kemampuan. Pendekatan ini selaras dengan pandangan dalam agama Buddha bahwa mencar ilmu tidak cuma untuk mengenali dan mengingat (pariyatti), namun juga untuk melaksanakan (patipatti), dan mencapai penembusan (pativedha). “Seseorang banyak membaca kitab suci, namun tidak berbuat sesuai dengan ajaran, orang yang lengah itu sama seperti gembala yang menghitung sapi milik orang lain, beliau tidak akan memperolah faedah kehidupan suci.” (Dhp.19), Selamat Waisak semoga siswa pelajar kelas 3 hadirin blog mampu mengaktualisasikannya dalam tindakan faktual dan perilaku keseharian, baik dalam bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial!