Pemahaman,Tujuan Dan Komponen-Unsur Job Design

Job Design

Dalam suatu organisasi tentu mempunyai tujuan yang hendak diwujudkan bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kerja sama antar anggota. Harus ada nya pembagian peran sesuai dengan masing-masing kapasitas seseorang semoga dapat secara serempak mewujudkan tujuan dari suatu organisasi tersebut. Oleh alasannya adalah itu kepedulian dalam mengendalikan dan mengurus tugas bagi para pemimpin suatu organisasi sungguh diperlukan. Dalam melaksanakan rancang-berdiri pekerjaan (job design) secara benar akan menyempurnakan perjuangan pencapaian anggota dan produktivitas organisasi. Berikut akan dibahas secara rinci mengenai desain pekerjaan itu sendiri

1. Pengertian Job Design

Job Design (desain pekerjaan) ialah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh alasannya itu perusahaan perlu mempunyai sebuah metode kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan untuk melakukan pekerjaan secara produktif, meminimalkan timbulnya rasa jenuh dan mampu memajukan kepuasan kerja, rancangan pekerjaan acap kali dipakai untuk menghadapi tertekan kerja yang dihadapi karyawan (Sulipan, 2000).

Job design adalahpengorganisasian peran-tugas, wewenang, dan tanggung jawab ke dalam suatu unit pekerjaan yang produktif (Mathis et al, 2004). Faktor penting yang dicermati dalam job design yakni “content of jobs and the effect of jobs on employees.”

Perancangan pekerjaan (job design) yakni proses menentukan tugas peran spesifik untuk dilakukan, tata cara-sistem yang dipakai dalam menjalanakn peran-peran tersebut, dan cara pekerjaan yang bersangkutan berhubungan dengan pekerjaan lain dalam organisasi (Mondy, 2008)

2. Tujuan Job Design

Desain pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan alasannya dalam desain pekerjaan yang dijalankan yakni merakit sejumlah peran menjadi suatu pekerjaan agar pekerjaan yang dikerjakan menjadi terarah dan jelas. 

Menurut (Sunarto, 2005) desain pekerjaan mempunyai tujuan biar :

  • Efisiensi operasional, produktifitas dan kualitas pelayanan menjadi maksimal.
  • Fleksibilitas dan kesanggupan melaksanakan proses kerja secara horizontal dan hirarki.
  • Minat, tantangan, dan prestasi menjadi optimal.
  • Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga mampu mengembangkan kolaborasi dan efektifitas tim.
  • Integrasi keperluan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi
  Pemahaman Novel
3. Unsur-Unsur Job Design

Handoko (2000) menjelaskan unsur-bagian rancangan pekerjaan mencakup unsur organisasi, komponen lingkungan dan unsur perilaku. Unsur organisasi terdiri dari pendekatan mekanik, anutan kerja dan praktek-praktek kerja. Unsur lingkungan menyangkut tersedianya tanaga kerja yang potensial. Unsur sikap meliputi otonomi, variasi peran, identitas tugas, dan umpan balik.

a. Unsur-Unsur Organisasi

Unsur organisasi berdasarkan Handoko (2000) mempunyai kaitan erat dengan rancangan pekerjaan yang efisien untuk meraih output maksimum dari pekerjaan-pekerjaan karyawan. Dengan adanya efisiensi di dalam pelaksanaan kerja akan menentukan spesialisasi yang merupakan kunci dalam desain pekerjaan. Karyawan yang melaksanakan pekerjaan secara kontinyu mengakibatkan karyawan terspesialisasi yang berikutnya mampu mendapatkan output lebih tinggi. 

Unsur organisasi terdiri dari :

  1. Pendekatan mekanik berupaya mengidentifikasi setiap peran dalam suatu pekerjaan guna meminimumkan waktu dan tenaga. Hasil pengumpulan identifikasi peran akan memilih spesialisasi. Pendekatan ini lebih menekankan pada aspek efisiensi waktu, tenaga, ongkos, dan latihan.
  2. Aliran kerja dipengaruhi oleh sifat komoditi yang dihasilkan oleh sebuah organisasi atau perusahaan guna menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan.
  3. Praktek–praktek kerja yakni pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan, ini bisa berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, perjanjian atau kesepakatan serikat kerja karyawan.
b. Unsur – Unsur Lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi rancangan pekerjaan yakni tersedianya tenaga kerja yang berpeluang, yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang sesuai dengan keperluan perusahaan dan pengharapan – pengharapan sosial, yaitu dengan tersedianya lapangan kerja serta mendapatkan kompensasi dan jaminan hidup yang patut (Handoko, 2000).

c. Unsur – Unsur Perilaku

Unsur sikap menurut Sondang (2003) perlu dipertimbangkan dalam mendesain pekerjaan. Unsur sikap tersebut berisikan :

  1. Otonomi bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Bawahan diberi wewenang untuk mengambil keputusan atas pekerjaan yang dikerjakan.
  2. Variasi merupakan pemerkayaan pekerjaan yang bermaksud untuk menghilangkan kebosanan atas pekerjaan yang rutin, sehingga kesalahan – kesalahan dapat dihemat.
  3. Identitas tugas untuk memepertanggungjawabkan pelaksanaan peran dan pekerjaan, maka pekerjaan harus diidentifikasikan, sehingga kontribusinya terlihat yang selanjutnya akan mengakibatkan kepuasan.
  4. Umpan balik diharapakan pekerjaan yang dijalankan oleh karyawan mempunyai umpan balik atas pelaksanaan pekerjaan yang baik, sehingga akan memotivasi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
  Definisi Logika
4. Metode Job Design

Setiap organisasi atau perusahaan mempunyai cara tersendiri dalam membuat rancangan pekerjaan untuk seluruh anggota sesuai bagiannya masing-masing. Dalam menciptakan desain pekerjaan komunikasi antara atasan dan bawahan harus diamati sebab desain pekerjaan dalam sebuah organisasi dan proses komunikasi yakni hal yang tidak dapat dipisahkan (Sunarto, 2005). Inti dalam menciptakan rancangan pekerjaan yakni bagaimana membuat semua pekerjaan yang ada disusun secara sistematis.

Baca Juga; Pengertian dan Tujuan Job Specification

Desain pekerjaan menolong dalam menjelaskan pekerjaan apa yang harus dilaksanakan, bagaimana menjalankan pekerjaan tersebut, berapa banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan dan bagaimana ketentuan yang harus dikerjakan sehingga pekerjaan mampu terselesaikan (Sunarto, 2005). Dalam job design terdapat 3 sistem, yakni job rotation, job enlargement, dan job enrichment. Suatu organisasi tidak mesti memakai ketiga metode job design secara bersama-sama tergantung keadaan organisasi tersebut.Berikut gambaran biasa wacana job rotation, job enlargement, dan job enrichment.

5. Job Rotation

Job Rotation adalah mengembangkan variasi peran yang dimiliki seseorang dengan cara memindahkan seorang petugas untuk melaksanakan tugas lainnya yang berbeda dengan sebelumnya atau umumdisebut dengan rolling. Rolling dapat dilakukan dalam bagian, antar bab yang berlainan atau dalam unit yang ada dan dalam pelaksanaan nya dilakukan secara periodik.Job rotation dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.

1. Kelebihan job rotation

Kelebihan dari job rotation antara lain ialah mengurangi rasa bosan dari para pekerja dalam menjalankan tugas–tugasnya. Job rotation membuat pegawai, dari keterampilan yang sempit menjadi lebih luas yang mampu melaukukan berbagai hal.

2. Kekurangan job rotation

Dalam penerapannya, job rotation dinilai masih memiliki beberapa kekurangan, antara lain, ialah:

  • Kemampuan setiap pekerja berlainan. Seorang pekerja hanya mampu menguasai satu jenis pekerjaan saja pada saat itu saja.
  • Apabila ada kekosongan pekerja pada suatu pekerjaan, pekerja lain tidak bisa mengganti, dikarenakan pekerja lainnya hanya menguasai satu jenis pekerjaan di waktu tersebut kesannya proses bikinan terputus di tengah jalan.

Dari kajian konseptual diatas terlihat betapa pentingnya analisi uraian pekerjaan pegawai (job description). Jika pihak manajemen salah menempatkan pegawai, maka akan berimplikasi pada kinerja pegawai yang bersangkutan. Intinya dikala menempatkan pegawai, maka harus sesuai dengan kompetensinya, serta mesti menyusun uraian-uraian pekerjaan apa yang menjadi peran hariannya. Hal ini penting supaya biar pegawai tersebut mempunyai konsentrasi dengan pekerjaan yang akan dilakukannya.

DAFTAR PUSTAKA

  • Hariandja, Marihot Tua Efendi. (2007) Manajemen Sumber Daya insan : Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta: Grasindo.
  • Gomes, Faustino Cardoso. (2003) Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: ANDI
  • Hasibuan, Malayu S.P. (2010) Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
  • Handoko, T Hani. (1997) Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
  • Flippo, B. Edwin. (1989) Manajemen Personalia edisi keenam, diterjemahkan oleh Moh Masud. Jakarta: Erlangga
  • Raymond J. Stone. (2005) Human Resource Management fifth edition. Australia: John Wiley & SonsHariandja, Marihot Tua Effendi. (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo
  Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam