Quantum Learning berakar dari upaya Lozanov, seorang pendidik yang berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”. Pada prinsipnya bahwa sugesti mampu dan niscaya mensugesti hasil suasana berguru dan perilaku rincian apa pun memperlihatkan sugesti aktual ataupun negatif (De Porter dan Hernacki, 2000:14).
Dalam Quantum Learning memadukan sugestologi teknik pemercepatan berguru dan NLP (Program Neurolinguistik) dengan teori, keyakinan dan sistem kami sendiri, termasuk diantaranya kosep-desain kunci dari aneka macam teori dan taktik mencar ilmu lainnya mirip :
- Teori otak kanan/otak kiri
- Teori otak triune (3 in 1)
- Pilihan modalitas (visual, auditorial, kinestetik)
- Teori kecerdasan ganda
- Pendidikan holistik (menyeluruh)
- Belajar menurut pengalaman
- Belajar dengan simbol (metaphorik learning)
- Simulasi atau permainan.
Maksud dari ke delapan kunci taktik Quantum Learning yakni memadukan aktivitas yang secara seimbang antara melakukan pekerjaan dan bermain, dengan kecepatan yang mengesankan dan diikuti dengan kegiatan yang menyenangkan. Serta efektif dipakai oleh semua umur (De Porter dan Hernacki, 2000:16)
Setiap sistem tertentu mempunyai kelebihan dan kelemahan, begitu pula dengan Quantum Learning. Kelebihan dan kelemahan sistem Quantum Learning dapat dijabarkan selaku berikut:
1) Kelebihan Metode Quantum Learning
- Memberikan perilaku kasatmata terhadap cara pandang siswa
- Siswa lebih termotivasi untuk berguru
- Memperoleh keahlian seumur hidup
- Memiliki keyakinan diri
- Menjadi orang yang sukses (De Potter dan Hernaki, 2000:13)
2) Kekurangan
Metode ini banyak menggunakan media, bagi sekolah yang tidak mempunyai fasilitas yang memadai akan mengalami hambatan dalam penerapannya (De Potter dan Hernacki, 2000:15)
Sesuai dengan penjelasan di atas, mampu diambil kesimpulan wacana pengertian quantum learning adalah suatu proses pembelajaran menjadi efektif dan berarti kalau ada interaksi antara siswa dengan sumber belajar dengan materi, kondisi ruangan, akomodasi, penciptaan situasi dan acara berguru yang tidak monoton diantaranya melalui penggunaan musik pengiring. Interaksi ini berupa keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar.