Pemahaman Lean Manufacturing Dan Prinsip-Prinsip Dasarnya

Lean Manufacturing maupun Lean production atau umumdisebut dengan Lean ialah metodologi serta taktik administrasi dalam praktek bikinan yang memfokuskan penggunaan dan pemberdayaan sumber daya untuk menciptakan value bagi konsumen dengan meminimalkan pemborosan (Muda) dengan menggunakan manufacturing system. Pemborosan pemborosan lain yang menjadi fokus utama yaitu Mura dan Muri.

Lean diadopsi dari Toyota Production System (TPS), lewat landasan prinsip dasar dari Lean Manufacturing System adalah hal yang dibutuhkan mampu dipraktekkan sebelum mempraktekkan lean manufacturing diperusahaan agar praktek buatan ramping mampu meningkatkan produktivitas perusahaan.

 maupun Lean production atau biasa disebut dengan Lean adalah metodologi serta strategi ma PENGERTIAN LEAN MANUFACTURING DAN PRINSIP-PRINSIP DASARNYA

Lean Manufacturing mesti memiliki pedoman dan rancangan biar tercipta budaya lean di organisasi perusahaan. Terdapat 5 prinsip dasar lean manufacturing yang harus diterapkan supaya dalam praktek lean production semoga dapat membuahkan hasil optimal.

Konsep dari Prinsip prinsip dasar lean manufacturing, yaitu:

1. Pahami Nilai (Value) Berdasarkan Sudut Pandang Pelanggan

Aktivitas bernilai tambah (Value Added Activities) adalah aktivitas yang memberi kontribusi kepada costumer value dan menunjukkan kepuasan kepada pelanggan atau organisasi yang membutuhkannya. Aktivitas bernilai yaitu mengacu kepada pandangan dan pertimbangan pelanggan (Voice of Customer) lewat kerangka QCDS dan PME (Productivity, Motivation dan Environment).

Oleh sebab itu perusahaan mesti memahami apa yang bekerjsama diinginkan pelanggan. Bukan hanya mengetahui “nilai” berdasarkan mereka akan tetapi mesti juga membuat sesuatu bernilai tambah (value Added) dan menghemat maupun menetralisir acara buatan yang tidak mempunyai nilai tambah (Non-Value Added).

  Puisi Kritikan Sosial [alam pun berpuisi]

Non-Value Added (NVA), Aktivitas tidak bernilai tambah adalah kegiatan yang tidak memperlihatkan donasi terhadap costumer value atau terhadap keperluan organisasi. Dan kegiatan tidak bernilai (Non Value Added) inilah yang mesti dikurangi bahkan dihilangkan.

Jelas bahwa perusahaan mesti mengerti keperluan pelanggan mereka, untuk memberi apa yang diinginkannya dan itulah mengapa penting diterapkan Lean di perusahaan. Organisasi lean tentunya mengetahui nilai konsumen (Value Added) dan memfokuskan proses utama untuk terus meningkatkannya. Tujuan utamanya yaitu memperlihatkan nilai tepat kepada pelanggan melalui penciptaan proses bernilai tepat yang memiliki nol pemborosan.

2. Pahami Aliran Bernilai (Value Stream)

Memahami Value Stream ialah langkah yang mesti dipraktekkan sehabis mengenali apa yang dianggap bernilai (Value) dimata konsumen. Hal ini dikerjakan dengan memetakan semua langkah yang dijalankan dari usul pelanggan sampai pengiriman produk/layanan kepada konsumen. Untuk memahami fatwa bernilai (Value Stream) mesti memakai pemetaan ajaran atau biasa disebut dengan Value Stream Mapping (VSM).

Value stream mapping (VSM) yaitu teknik lean manufacturing yang dipakai untuk mendokumentasikan, mengecek dan memperbaiki arus info atau bahan yang diharapkan. Tujuan value stream mapping adalah mengidentifikasi value yang ada pada seluruh anutan proses, mulai dari pemasok hingga konsumen. Hasil identifikasi tersebut yaitu wawasan perihal titik-titik pada proses yang tidak menawarkan nilai tambah kepada pelanggan.

Di sini, rincian yang luas mesti membahas siklus waktu (cycle time) setiap langkah, persentase rework, Downtime maupun Uptime, jumlah karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan peran, dan info yang lain. Tujuan mendapatkan data tersebut dalam melaksanakan Value stream Mapping yakni untuk menyaksikan pemborosan, sehingga pengertian data yang akurat juga akan memberi Anda beberapa petunjuk ihwal anomali yang terjadi dan di mana terjadinya wastes.

  √ Definisi Sikap Menyimpang, Faktor Penyebab, Dan Kesudahannya

3. Buat Arus Aliran Bernilai

Bagaimana cara menciptakan value stream mapping? dengan membuang pemborosan ataupun kegiatan tidak bernilai bagi konsumen (Non-Value Added).

Untuk memaksimalkan aktivitas bernilai (Value Added) dengan menetralisir acara tidak bernilai (Non-Value Added) dimata konsumen ialah dengan melaksanakan aktivitas Kaizen di perusahaan menurut identifikasi yang didapat dari pemetaan anutan bernilai mirip value stream mapping.

Kaizen ialah istilah dalam bahasa Jepang yang mempunyai arti perbaikan berkelanjutan continuous improvement. Aktivitas kaizen berpandangan bahwa konsentrasi perbaikan tidak harus berhenti pada satu titik akan namun dilaksanakan secara terus menerus. Pada penerapan Kaizen diperusahaan, mesti mencakup pada pengertian perbaikan berkelanjutan untuk mencapai tujuan dari taktik dan target organisasi.

Lean Production yaitu sebuah pendekatan yang sistematis untuk menghemat pemborosan penerapan kaizen dan continous improvement, serta pelaksanaan lean inilah yang menimbulkan lean tools sebagai salah satu pengidentifikasi untuk membuat arus fatwa bernilai, dengan tujuan mempersingkat waktu pengiriman.

Mengidentifikasi current state dalam value stream mapping dengan membuat rencana future state untuk menciptakan peluang mampu diimplementasikan melalui acara kaizen yang dilaksanakan selama antara 6 sampai 12 bulan ke depan, sehingga ajaran material maupun info mampu mengalami peningkatan. Perlu di ingat bahwa setiap kegiatan Kaizen yakni proyek perbaikan yang ditargetkan, yang dirancang untuk menghilangkan pemborosan di Value Stream.

4. Bangun Sistem Tarik

Salah satu perbedaan yang menonjol dalam Lean Manufacturing yakni dengan menggunakan pull system dibandingkan push system. Pull system yakni proses produksi atau layanan yang dirancang untuk mengantarkan barang atau jasa sebagaimana yang diminta oleh pelanggan atau, dalam proses produksi, jikalau diminta oleh langkah berikutnya. Jenis sistem ini juga mampu disebut build to order production/inventory system.

  Puisi Asa Dan Harapan - Oleh Sri Ulina

Tujuan pull system atau disebut tata cara kanban system ialah mempunyai antrian material yang terukur (bahan baku, komponen dalam proses, unsur, apapun) yang siap “ditarik (pulled)” pada tahap proses berikutnya. Kemudian sinyal diantarke langkah proses sebelumnya untuk mengubah apa yang sudah diambil.

Pull System ini memastikan bahwa bisnis berkonsentrasi pada produk yang hendak dibayarnya, dan tidak sia-sia menghasilkan karya untuk dijual dan dijual dalam waktu akrab. Membuat pesanan konsumen berdasarkan undangan dan harapan mereka, diharapkan mampu menciptakan acara bikinan kian fleksibel, dan mengakibatkan hilangnya pemborosan, sebab kian sempurna penggunaan pull system menurut permintaan dalam perusahaan maka pemborosanpun mampu terminimalisir.

Yang perlu dikenang bahwa stok ataupun inventory yakni hal yang paling membahayakan bagi perusahaan, alasannya adalah dengan membiarkan inventory maka akan banyak muncul pemborosan-pemborasan dalam acara perusahaan, disinilah mengapa dalam penerapan lean mengakibatkan inventory selaku salah satu dari 7 wastes.

5. Perbaikan Terus Menerus (Continuous Improvement)

Prinsip dasar dari lean manufacturing ialah fakta dan perbaikan yang dilakukan tidak hanya sekali. Continuous Improvement dalam penerapan lean produksi melalui aktivitas kaizen baik itu kaizen event maupun kaizen keseharian dengan tujuan pencapaian peningkatan dalam bisnis. Oleh alasannya itu diperlukan perbaikan secara berkesinambungan dengan mengikutsertakan semua elemen karyawan baik dari low level hingga top level.

Setelah membuat perbaikan dan memenuhi serta meraih keadaan ke depan yang gres (Future state), yang mesti dijalankan yakni dengan kembali memulai perbaikan seperti PDCA Cycle. Hal ini perlu dilaksanakan alasannya acara perbaikan semestinya dilaksanakan secara terus menerus biar keadaan bisnis mampu bersaing seiring dengan pertumbuhan dan musim yang terjadi, Demikian artikel pengertianartidefinisidari.blogspot.com biar berfaedah!