Pemahaman Feature / Ficer Beserta Misalnya “Emping Condet”

Feature atau ficer ialah sejenis artikel eksposisi yang menunjukkan tekanan aspek tertentu yang dianggap menawan atau perlu ditonjolkan dari suatu objek atau peristiwa yang memiliki daya tarik secara emosional, eksklusif, atau bersifat humor. Isi feature bukan informasi yang nyata, tetapi insiden yang sudah berlalu.
Contoh Feature / ficer:
EMPING CONDET
Jika Anda kebetulan makan emping, barang kali yang Anda makan itu emping condet. Dan bila pada sebuah kali Anda menelusuri jalan setapak yang lengang, sejuk, dan teduh di pelosok Condet, pendengaran Anda pastilah akan mendengar bunyi ketukan bertalu-talu di sepanjang jalan itu, bersahut-sahutan dari rumah ke rumah.
Suara itu tak lain dari suara penduduk yang sedang ngemping. Kalau Anda melongok sedikit, nyaris di depan setiap rumah tampakemping yang sedang d.empur, diletakkan di atas anyaman bambu di atas tanah.
Yang memegang peranan utama dalam membuat emping yakni buah melinjo. Pohon melinjo banyak dijumpai di antara rimbunnya pepohonan di Condet.
Konon dahulu, bila buah melinjo sedang masak, seluruh pohon kelihatan merah menyala. Daunnya yang hijau tidak tampak sama sekali. Apabila buah melinjo diturunkan, jadinya antara 50-80 liter.
Tapi kini merosot hingga 20 liter saja dalam sekali musim, yang biasa dipanen 2 kali dalam setahun. Lagi pula sekarang tidak banyak pohon melinjo yang diizinkan berbuah alasannya harus digunduli dan sekali dalam 5 hari pucuk-pucuk daunnya yang muda dipetik lalu dijual.
Pasti laku alasannya adalah daun itu merupakan bahan utama untuk sayur asem. Sekeranjang daun melinjo harganya antara Rp 300,- sampai Rp 700,- tergantung cuaca. Makin panas suhu, makin tinggi harga daun melinjo.
Namun, konsumsi sayur asem yang luar biasa ini telah sungguh menghemat bikinan buah melinjo, sedangkan ‘pabrik’ emping mesti melakukan pekerjaan terus untuk menghadirkan income sampingan bagi masyarakatCondet.
Apa akal? ‘Impor!’ sekitar 70 s.d. 80% buah melinjo yang diemping di Condet kini ini yaitu barang ‘impor’ dari Lenteng Agung, Pondok Bambu, Serang, dan kawasan lain di sekeliling Jakarta. 
Kendati demikian, aktivitas memetik bauh melinjo masih merupakan program tetap musiman di Condet. Pagi-pagi sang bapak dibantu anak lelakinya akan menurunkan semua buah melinjo, lalu meletakkannya di beranda atau di pakarangan rumah.
Semua anggota keluarga secepatnya turun tangan memisahkan melinjo yang sudah masak betul dari yang belum begitu masak yang segera mampu dijual untuk adonan sayur asem.
Buah yang matang yang segera dikupas kulitnya. Anak-anak tetangga yang berkerumun menonton lazimnya turut bantu mengupas. Untuk setiap liter melinjo bersih mereka mampu upah Rp 20 dan seorang anak yang cekatan mampu menuntaskan 5 liter dalam waktu 2 jam. Lumayan.
Kulit melinjo yang merah ini tidak pula dibuang begitu saja. Setelah direbus sebentar kemudian dikeringkan, dan siaplah kulit ini untuk dijadikan adonan sambal goreng, opor, lodeh atau pun kalio. Bisa juga dipotong panjang-panjang dan digoreng bareng ikan teri, dengan cabe, atau tidak.
Jika buah melinjo yang higienis sudah tersedia, pekerjaan menciptakan emping dapat dimulai. Untuk ini, dibutuhkan sebuah tungku dengan kayu bakar dan suatu kuali tanah, sedikit pasir, suatu landasan dari kerikil (untuk ini banyak digunakan ubin bekas dari sisa bongkaran rumah zaman dahulu, yang tebalnya hingga 5 cm dan panjang/lebarnya 60 cm), martil besi dan anyaman bambu untuk daerah menjemur.
Memang mulai banyak juga orang yang menggunakan kompor minyak tanah dan kuali baja atau aluminium, tapi barang-barang ini masih dipandang sebelah mata oleh orang Condet.
Nah, bila semua telah siap, buah melinjo digongseng bareng pasir, di dalam wajan yang ditaruh di atas tungku yang apinya kecil. Ini dilakukan sebentar saja, 3-5 menit, tetapi sementara itu buah mesti terus dicampur.
Yang sudah mulai hangus kulitnya secepatnya diangkat, ditegakkan di atas sepotong papan kecil, dan ditokok pelan dengan martil. Kulitnya segera pecah, lalu isinya diletakkan di atas landasan dan ditokok lagi dengan martil hingga pipih. Setelah pipih, telah kelihatan seperti emping.
Karena masih lembap, emping ini dipindahkan ke anyaman bambu untuk dijemur. Mengangkat emping basah dari landasan ke anyaman bambu membutuhkan teknik tersendiri. Jika buah melinjonya cukup renta dan menggongseng tepat, emping basah itu akan mudah diangkat, mirip mengangkat kudapan manis dadar kecil dari wajan.
Kalau salah satu atau kedua standar itu tidak tercukupi, terpaksa dipakai sejenis alat, ialah sekeping kecil seng yang dipakai seperti pisau khusus untuk menyayat emping basah itu dari landasan batu. Sementara itu, buah melinjo terus dimasukkan bertahap ke dalam kuali, dan yang telah masak eksklusif dikeluarkan, dikupas, dan dipipihkan.
Biasanya satu tim pembuat emping terdiri atas seorang ibu dengan dua anak gadisnya. Mereka bertiga dapat menyelesaikan 10 liter melinjo dalam waktu 7 jam, mulai dari pukul 8 pagi sampai pukul 3 sore, diselang-seling peran-tugas lain mirip memasak, mencuci, dan sebagainya.
Apabila yang mereka lakukan bukan melinjo hasil kebon sendiri, artinya kalau yang mereka mengambil upahan menciptakan emping, untuk menjalankan 10 liter melinjo mereka mendapatkan Rp 600.
Emping yang dihasilkan dari 10 liter melinjo itu yaitu sekitar 4 kg, kering. Kalau harga jual borongan emping sekitar Rp 1150 per kilogram, mampu Anda perhitungkan sendiri mana yang lebih menguntungkan antara mengizinkan pohon melinjo berbuah atau menjual pucuknya untuk konsumsi sayur asem. Orang Condet melaksanakan keduanya.
Emping ‘satu melinjo’ jarang dibentuk di Condet, kecuali atas pesanan. Yang banyak dibentuk yaitu emping ‘multimelinjo’ yang ukurannya besarbesar. Ada emping 8 melinjo, 12 melinjo (yang paling banyak dibuat), bahkan ada yang 30 melinjo, yaitu emping besar yang garis tengahnya mencapai 25 cm dan banyak dijumpai di restoran-kedai makanan besar.
Untuk emping ukuran besar ini, ada cara pengerjaan tertentu. Mula-mula dibuat dahulu bentuk bulan sabit, kemudian setengah lingkaran, baru sesudahnya bulat sarat yang rapi.
Melihat proses ini, tidak mampu tidak muncul ide, peroleh contohnya emping dirancang bentuknya menurut pesanan? Untuk merayakan ulang tahun anak Anda barangkali Anda ingin emping berbentuk Tongki Bebek? Atau bintang? Belum pernah dicoba, memang. Anda mau pesan?

(Ditulis oleh: Ismail Marahimin dalam buku Menulis Secara Populer)