Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang mampu diterima secara biasa . Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi terbaru, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara biasa diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga yang lain serta untuk pembayaran hutang.Beberapa mahir juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
Pengertian Uang
Dalam kegiatan ekonomi, uang memiliki peranan yang sungguh penting. Dengan adanya uang, aktivitas ekonomi penduduk menjadi lebih tanpa kendala. Uang dipakai oleh masyarakat untuk berbelanja barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan kekayaan dan untuk membayar hutang. Bahkan dengan adanya uang, kalian mampu mengatakan bahwa bukumu lebih mahal dibandingkan dengan pensil temanmu, dan sebagainya.
Apakah yang dimaksud dengan uang itu?
Setelah membaca uraian di atas, kalian dapat menyimpulkan bahwa uang yakni sebuah benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang berbarengan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
Sejarah duit
Masyarakat yang masih primitif, kehidupannya masih sangat sederhana. Hal ini pernah dialami oleh nenek moyang kita. Mereka dapat menyanggupi keperluan hidupnya dengan cara mengambil dan mempergunakan barang yang ada di sekeliling tempat tinggalnya. Perkembangan peradaban manusia juga memindah tujuan acara buatan masyarakat. Semula, masyarakat memproduksi barang hanya untuk memenuhi keperluan keluarganya, kemudian berubah menjadi tidak hanya untuk menyanggupi keperluan keluarganya namun juga untuk menyanggupi kebutuhan orang lain (untuk dijual). Selanjutnya, terjadilah perdagangan dengan cara tukar-menukar antara barang dengan barang lain yang dinamakan tukar barang (pertukaran innatura).
Baca Juga: Macam-Macam Uang
Pertukaran barang dengan barang mampu terjadi jika syarat-syarat dapat dipenuhi. Syarat-syarat itu selaku berikut.
- Orang-orang yang hendak melaksanakan pertukaran mesti memiliki barang yang hendak ditukarkan.
- Orang-orang yang hendak melakukan pertukaran harus saling membutuhkan barang yang hendak dipertukarkan tersebut pada waktu yang sama.
- Barang-barang yang akan dipertukarkan mesti memiliki nilai yang serupa.
Seiring dengan kemajuan peradaban manusia maka pertukaran dengan cara tukar barang menjadi semakin sulit dikerjakan. Bahkan, alasannya adalah kebutuhan setiap orang semakin banyak dan bermacam-macam, maka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mustahil lagi ditempuh dengan cara tukar barang. Karena menghadapi kesusahan dalam melakukan pertukaran tukar barang, insan terdorong untuk mencari cara pertukaran yang lebih gampang. Manusia mulai menggunakan duit barang dalam melaksanakan pertukaran. Contoh uang barang ialah garam, senjata, dan kulit binatang.
Pada biasanya benda-benda yang digunakan selaku uang barang oleh penduduk lokal memiliki sifat-sifat selaku berikut.
- Digemari oleh penduduk lokal.
- Jumlahnya terbatas.
- Mempunyai nilai tinggi.
Namun dalam kenyataannya duit barang tersebut masih mengandung kelemahan juga. Kelemahannya selaku berikut.
- Sulit dipindahkan.
- Tidak tahan lama.
- Sulit disimpan.
- Nilainya tidak tetap.
- Sulit dibagi tanpa meminimalisir nilainya.
- Bersifat lokal.
Kesulitan pertukaran dengan menggunakan uang barang tersebut mendorong insan untuk memutuskan benda yang mampu digunakan selaku mediator tukar-menukar. Benda yang dianggap cocok selaku alat tukarmenukar ialah logam. Pada kurun lalu, logam yang digunakan sebagai uang adalah emas atau perak.
Mengapa masyarakat memilih emas atau perak selaku alat mediator pertukaran?
Alasannya sebagai berikut.
- Emas dan perak merupakan barang yang mampu diterima oleh semua anggota masyarakat alasannya memiliki nilai yang tinggi dan jumlahnya langka.
- Jika dipecah nilainya tetap (tidak menyusut).
- Tahan usang (tidak gampang rusak).
- Akan tetapi, penggunaan emas dan perak juga masih mengandung kelemahan untuk memenuhi permintaan kebutuhan pertukaran masyarakat. Kelemahannya sebagai berikut.
- Jumlahnya sungguh terbatas sehingga tidak mudah untuk mencukupi keperluan masyarakat akan pertukaran.
- Kandungan emas tiap kawasan tidak sama sehingga menimbulkan persediaan emas tidak sama.
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat mendorong acara transaksi menjadi makin sering dan bahkan semakin kompleks. Hal ini menimbulkan kesusahan bagi insan untuk membawa uang logam dalam jumlah besar (berat dan repot). Untuk mengatasinya, pemilik emas dan perak cukup melakukan transaksi dengan menawarkan bukti penyimpanan emas dan perak yang berbentuksurat bukti penyimpanan. Surat bukti penyimpanan tersebut dikeluarkan oleh lembaga yang menerima titipan emas dan perak.
Baca Juga
Lama kelamaan yang beredar dalam penduduk yaitu kertas sebagai tanda bukti penyimpanan emas dan perak tersebut. Di Indonesia, sekarang beredar uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan Bank Indonesia.
Kedua jenis uang tersebut menyanggupi syarat-syarat sebagai berikut.
Dapat Diterima oleh Masyarakat Umum
Uang yang beredar di Indonesia diterima oleh masyarakat biasa karena masyarakat percaya bahwa uang tersebut dapat digunakan selaku alat tukar dan alat pembayaran.
Praktis Disimpan dan Nilainya Tetap
Uang yang beredar di Indonesia mudah disimpan. Bentuknya kecil sehingga simpel menyimpannya. Kalian mampu menyimpan uang di saku maupun di dompet sebab ukuran duit tidak besar. Uang Rp10.000,00 yang kalian simpan di saku selama seminggu tetap bernilai Rp10.000,00.
Mudah Dibawa ke Mana-mana
Uang kertas dan duit logam gampang dibawa ke mana-mana alasannya ukurannya kecil dan tidak berat. Namun demikian, jika kalian memiliki uang logam lumayan banyak agak berat untuk membawanya. Kalian mampu menukarkannya dengan uang kertas dengan nilai yang serupa.
Praktis Dibagi Tanpa Mengurangi Nilai
Jika kalian memiliki selembar uang kertas ratusan ribu rupiah dan ingin menggunakannya untuk berbelanja buku seharga Rp20.000,00, kalian tidak mengalami kesulitan. Penjual buku akan memperlihatkan duit pengembalian Rp80.000,00. Dengan demikian, selembar duit ratusan ribu rupiah tersebut dapat dibagi tanpa mengurangi nilainya. Sepuluh lembar duit sepuluhan ribu rupiah sama nilainya dengan selembar duit ratusan ribu rupiah bukan?
Jumlahnya Terbatas Sehingga Tetap Berharga
Uang kertas dan duit logam dicetak dengan jumlah terbatas untuk menjaga nilainya. Uang tersebut juga dibentuk dari materi khusus dan diberi ciri khusus sehingga susah untuk dipalsukan.
Ada Jaminan
Uang yang beredar di Indonesia dijamin oleh pemerintah. Oleh karena itu, semua orang mau menerima uang sebagai alat pertukaran dan pembayaran yang sah. Uang kertas yang beredar merupakan uang kertas iktikad (fiduciary) atau duit tanda (token money). Disebut uang doktrin alasannya nilai materi untuk menciptakan duit jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai yang tertera (tertulis) dalam duit.
Uang kertas juga merupakan duit tanda, sebab penduduk bersedia mendapatkan duit kertas dengan alasan terdapat tanda sah selaku duit yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Hampir semua negara di dunia membayar kertas. Penggunaan uang kertas mempunyai berbagai laba dan kerugian.
Keuntungan tersebut yakni sebagai berikut:
- Ongkos bahan dan pengerjaan murah.
- Mudah dibawa.
Adapun kelemahan dari penggunaan uang kertas yakni sebagai berikut:
- Terkadang mudah dipalsukan.
- Tidak tahan usang.
Perkembangan ekonomi yang kian pesat menuntut adanya alat pembayaran yang lebih mudah dan kondusif. Sekarang banyak diciptakan duit giral, ialah rekening atau tagihan pada sebuah bank yang mampu dipergunakan selaku alat pembayaran. Contohnya cek, giro bilyet, telegraphic transfer, kartu kredit (credit card), dan traveler’s check (cek perjalanan).
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih gampang ketimbang tukar barang yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi terbaru karena memerlukan orang yang mempunyai impian yang serupa untuk melakukan pertukaran dan juga kesusahan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan memakai duit pada kesudahannya akan mendorong jual beli dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan memajukan produktifitas dan kemakmuran.