KURIKULUM PELAJARAN : Puisi yaitu jenis sastra, atau goresan pena artistik, yang berusaha menggerakkan khayalan atau emosi pembaca. Penyair melaksanakan ini dengan memilih dan mengontrol bahasa dengan cermat untuk maknanya, bunyinya, dan iramanya. Beberapa puisi, mirip sajak belum dewasa, sederhana dan lucu. Puisi-puisi lain mungkin mencoba mengungkapkan kebenaran perihal kehidupan, menceritakan sebuah kisah cinta, atau untuk menghormati seseorang atau ilahi. Puisi muncul dalam banyak bentuk dan gaya.
Beberapa hebat atau pakar berpendapat bahwa Puisi ialah jenis literatur menurut interaksi kata dan ritme. Secara umum puisi juga sering menggunakan sajak dan ritme (seperangkat hukum yang mengatur jumlah dan pengaturan suku kata di setiap baris). Dalam mendefinisikan puisi, kata-kata dirangkai untuk membentuk bunyi, gambar, dan ide yang mungkin terlalu rumit atau absurd untuk diuraikan secara langsung.
Menurut Kamus Istilah Sastra Sudjiman, puisi ialah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi selalu ditulis menurut hukum ritme dan sajak yang cukup ketat, dan masing-masing budaya mempunyai aturannya sendiri. Misalnya, penyair Anglo-Saxon, Samuel Taylor Coleridge, William Shakespeare mempunyai bagan dan ritme sajak mereka sendiri, sementara penyair Yunani dan penyair Arab mempunyai lainnya tergolong penyair Indonesia seperti Chairil Anwar, A Mustofa Bisri, Taufik Ismail. Meskipun bentuk-bentuk klasik ini masih banyak digunakan sampai sekarang, penyair modern sering menetralisir hukum sama sekali – puisi mereka lazimnya tidak berima, dan tidak sesuai dengan ritme tertentu. Namun, puisi-puisi ini masih memiliki kualitas ritmis dan berusaha membuat keindahan melalui kata-kata mereka.
Kebalikan dari puisi adalah “prosa” dimana prosa yakni teks wajar yang berjalan tanpa jeda atau irama baris. Sederhananya, tentu ketika di sekolah dalam pelajarancg sastra bahasa Indonesia, kita akan mendapatkan soal apa yang dimaksud dengan puisi, jenis dan sebutkan misalnya berikut klarifikasi pengertiannya dari blog pelajarancg.blogspot.com.
Daftar Isi
APA PENGERTIAN DARI PUISI
Dalam kesusatraan menurut para andal literatur menurut interaksi mengungkapkan usulan mereka tentang apa itu puisi. Pendapat ini tentu banyak dipengaruhi oleh Kesusastraan Asing dalam Kesusastraan Indonesia. Secara biasa , puisi bukan satu hal yang melayani satu tujuan lebih dari musik atau pemrograman komputer melayani satu tujuan. Puisi berasal dari kata Yunani, itu cuma bermakna “sesuatu yang dibuat,” dan puisi yakni serangkaian teknik, cara menciptakan pola yang memasukkan emosi ke dalam kata-kata. Lalu apa berdasarkan pertimbangan beberapa hebat atau pakar?
PUISI MENURUT SUDUT PANDANG PARA AHLI
- Menurut Samuel Taylor Coleridge. Coleridge beropini bahwa Puisi merupakan kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair menentukan kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, contohnya sebanding, simetris, antara satu unsur dengan komponen lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
- Menurut Putu Arya Tirtawirya (1983). Tirtawirya beropini bahwa Puisi merupakan istilah secara implicit dan samar, dengan makna yang tersirat, dimana kata-katanya cenderung pada makna konotatif
- Menurut Muhammad Hj Salleh. Salleh berpendapat bahwa Puisi ialah bentuk sastra yang kental dengan music bahasa serta kecerdikan penyair dan tradisinya. Dalam segala kekentalan itu, maka pusis setelah dibaca akan menyebabkan kita lebih bijaksana.
- Menurut Kamus Istilah Sastra Sudjiman (1990). Sudjiman beropini bahwa Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
- Menurut Djoko Pradopo (1993). Pradopo berpendapat bahwa Puisi ialah hasil aktivitas pemadatan, yakni proses penciptaan dengan cara menangkap kesan-kesan kemudian memadatkannya (kondensasi).
- Menurut William Wordsworth. Wordsworth berpendapat bahwa Puisi ialah verflow impulsif perasaan kuat, yang diharapkan berasal dari emosi teringat dalam ketenangan, emosi yang dimaksud sampai oleh suatu jenis reaksi, ketenangan secara sedikit demi sedikit menghilang, dan emosi, saudara itu yang ialah subjek kontemplasi, dibuat secara sedikit demi sedikit, dan tidak itu sendiri bergotong-royong ada dalam anggapan.
- Menurut Rahmat Joko Pradopo (2014). Pradopo berpendapat bahwa Puisi merupakan mulut anutan yang membangkitkan perasaan, ini mendefinisikan bahwa puisi bermakna bisa membangkitkan khayalan panca indera dalam suasana yang berirama.
- Menurut Kamus Bahasa Indonesia : KBBI (2008). KBBI berpendapat bahwa Puisi ialah ragam sastra yg bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
APA PENGERTIAN DARI RITME DAN SAJAK
Jika puisi selaku genre menentang deskripsi yang mudah, setidaknya kita mampu menyaksikan label dari aneka macam jenis bentuk. Menulis dalam bentuk tidak hanya bermakna bahwa Anda perlu menentukan kata-kata yang tepat tetapi bahwa Anda mesti memiliki ritme yang benar (suku kata yang ditentukan dan tidak ditekan), ikuti sketsa berima (bergantian baris sajak atau beruntun baris berirama), atau menggunakan refrain atau garis yang berulang.
Irama. Anda mungkin pernah mendengar ihwal menulis dalam pentameter iambik, namun jangan terintimidasi oleh jargon. Iambic cuma berarti bahwa ada suku kata tanpa tekanan yang tiba sebelum yang menekankan. Ini memiliki “clip-clop,” merasa kuda berpacu. Satu tekanan dan satu suku kata tanpa tekanan membuat satu “kaki,” dari ritme, atau meter, dan lima berturut-turut membentuk pentameter. Sebagai pola, lihat baris ini dari karya Shakespeare “Romeo & Juliet,” yang memiliki suku kata yang ditebalkan dengan tebal: “Tapi, lembut! Cahaya apa yang menembus jendela di sana?” Shakespeare yakni master di pentameter iambic.
Skema sajak. Banyak bentuk yang ditetapkan mengikuti pola tertentu untuk berima. Saat menganalisis skema sajak, garis diberi label dengan aksara untuk mencatat akhir dari setiap sajak yang lain. Ambil bait stanza ini dari lirik lagu indonesia raya 3 stanza:
Stanza 1
Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku
Di sanalah saya bangun, jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku
Bangsaku, rakyatku, semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Stanza 2
Indonesia tanah yang mulia, tanah kita yang kaya
Di sanalah aku bangun, untuk selama-lamanya
Indonesia tanah pusaka, pusaka kita seluruhnya
Marilah kita mendoa Indonesia senang
Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya
Bangsanya, rakyatnya, seluruhnya
Sadarlah hatinya, sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka merdeka
tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Stanza 3
Indonesia tanah yang suci, tanah kita yang sakti
Di sanalah saya bangkit, mempertahankan ibu sejati
Indonesia tanah berseri, tanah yang saya sayangi
Marilah kita berjanji, Indonesia awet
Slamatkan rakyatnya, slamatkan puteranya
Pulaunya, lautnya, semuanya
Majulah negerinya, majulah pandunya untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku, negeriku, yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Sajak baris pertama dan ketiga, dan sajak baris kedua, keempat, dan keenam, yang bermakna ia memiliki sketsa sajak a-b-a-b-c-b, sebab “asumsi” tidak berima dengan baris lain. Ketika garis berirama dan mereka bersebelahan, mereka disebut bait berima. Tiga berturut-turut disebut triplet berima. Contoh ini tidak mempunyai bait sajak atau triplet sebab sajak berada pada garis bolak-balik.
CONTOH DAN PENJELASAN DARI PUISI
Contoh 1
Of all creatures that breathe and move upon the earth,
(Artinya: Dari semua makhluk yang bernafas dan bergerak di bumi,)
nothing is bred that is weaker than man.
(Artinya: tidak ada yang dibesarkan yang lebih lemah dari insan.)
(Homer, The Odyssey)
Homer, penyair Yunani, menulis beberapa literatur paling terkenal di dunia kuno. Dia menulis dengan gaya yang disebut puisi epik, yang membahas tentang dewa, pendekar, monster, dan tema “epik” berskala besar yang lain. Puisi-puisi Homer yang panjang menceritakan kisah-kisah para satria Yunani mirip Achilles dan Odysseus, dan telah mengilhami banyak penyair, novelis, dan filsuf yang tak terhitung jumlahnya.
Contoh 2
Puisi menunjukkan pengetahuan yang besar lengan berkuasa ihwal budaya yang membuatnya. Karena itu, penulis dari puisi Indonesia terbaru sehingga ia menjadi pencetus Angkatan 45 dalam Sastra Indonesia menciptakan puisi untuk budaya yang mereka peroleh. Chairil Anwar terkenal sebagai penyair yang hidup dan menulis banyak sekali jenis puisi. Selain itu Chairil Anwar juga telah menerjemahkan karya John Cornford (Inggris), Hsu Chih Mo (Cina), Conrad Aiken (Amerika), dan W.H. Auden (Amerika). Selama enam setengah tahun sejak tahun 1942–1949, Charil Anwar sudah menciptakan 71 buah sajak orisinil, 2 buah sajak saduran, 10 sajak terjemahan, enam prosa orisinil, dan 4 prosa terjemahan. Sebagai pola lain dari hasil tangan hambar Anwar terkait dengan perjuangan untuk menerima keleluasaan atau kemerdekaan, sebagaimana teladan dibawah.
MERDEKA
Aku mau bebas dari segala
Merdeka
Juga dari Ida
Pernah
Aku yakin pada sumpah dan cinta
Menjadi sumsum dan darah
Seharian kukunyah-kumamah
Sedang meradang
Segala kurenggut
Ikut bayang
Tapi kini
Hidupku terlalu damai
Selama tidak antara angin puting-beliung
Kelah menang
Ah! Jiwa yang menggapai-gapai
Mengapa jikalau beranjak dari sini
Kucoba dalam mati.
Karya : Chairil Anwar
14 Juli 1943
Pelajari:
KESIMPULAN PELAJARAN SASTRA: PENGERTIAN DAN CONTOH DARI PUISI
Puisi mungkin merupakan bentuk sastra tertua, dan mungkin mendahului asal mula penulisan itu sendiri. Manuskrip tertulis tertua yang kita miliki ialah puisi, sebagian besar puisi epik menceritakan kisah mitologi budaya antik. Sebagai acuan lain dari hasil tangan dingin Anwar terkait dengan usaha untuk menerima keleluasaan atau kemerdekaan. Gaya penulisan ini mungkin sudah dikembangkan untuk membantu orang mengingat rantai gosip yang panjang pada hari-hari sebelum menulis. Ritme dan sajak mampu menciptakan teks lebih gampang dikenang, dan dengan demikian lebih mudah dipertahankan untuk budaya yang tidak mempunyai bahasa tertulis.
Puisi dapat ditulis dengan semua tujuan yang serupa mirip sastra yang lain – keindahan, humor, cinta, cerita, pesan politik, usaha, kepahlawanan, kemerdekaan sampai kehidupan sehari-hari.
Semoga dengan klarifikasi definis dan pola-teladan jenis puisi diatas Anda mampu menyimpulkan dengan singkat dan mudah demikian dari pelajarancg.blogspot.com Semoga berfaedah!!
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Chairil Anwar (1922—1949). Ensiklopedia Sastra Indonesia
Pradopo, Rachmat Djoko. 1993. Pengkajian Puisi. Gadjah Mada University. Press:Yogyakarta.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2014. Pengkajian Puisi. Gadjah Mada University. Press:Yogyakarta.
Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Universitas Indonesia University. Press: Jakarta.
Shakespeare, William. 2015. “Romeo and Juliet.” Paperback, CreateSpace Independent Publishing Platform.
Tirtawirya, Putu Arya. 1983. Apresiasi Puisi dan Prosa. Ende Flores: Nusa Indah.