Paulo Freire Dan Wacana Kekuasaan Dalam Politik Pendidikan

Paulo Freire dan Wacana Kekuasaan dalam Politik Pendidikan Paulo Freire dan Wacana Kekuasaan dalam Politik Pendidikan

Freire sudah membuat salah satu dari banyak konsep kekuasaan yang paling radikal dalam teori sosial kekinian miliknya. Kekuasaan dipandang sebagai kekuatan yang negatif dan juga faktual, sifatnya dialektis tetapi mode of operation-nya senantiasa represif.

    Menurut Freire, kekuasaan melakukan pekerjaan pada dan melalui penduduk . Di satu sisi, ini bermakna bahwa dominasi tidak pernah sepenuhnya mutlak, yang dalam hal ini kekuasaan bersifat pribadi dan selaku kekuatan negatif. Di segi lainnya, kekuasaan ialah daya dorong dari semua perilaku manusia di mana penduduk mempertahankan hidupnya, berjuang dan berusaha mewujudkan cita-cita kehidupannya yang lebih baik.

    Secara lazim teori Freire tentang kekuasaan dan gambarannya mengenai sifatnya yang dialektis memberikan bahwa fungsi kekuasaan ini sungguh penting dan merasuk ke aneka macam segi kehidupan.

    Dalam hal ini, kekuasaan tidak diketahui hanya dalam wilayah publik dan eksklusif di mana pemerintah, kelas-kelas yang secara umum dikuasai dan kelompok-kelompok lainnya memainkan peran. Kekuasaan itu ada di tangan siapa pun dan memperoleh bentuknya dalam ruang publik yang saling beroposisi yang secara tradisional telah kehilangan kekuasaannya dan bentuk bentuk resistensinya.

    Pandangan Freire wacana kekuasaan bukan cuma ialah cara pandang yang menjadi alternatif dan berguna bagi para teoritisi radikal yang terperangkap dalam keputusasaan dan sinisme, namun juga menekankan bahwa kekuasaan itu senantiasa disertai dengan pertentangan, ketegangan dan kontradiksi dalam aneka macam institusi sosial, seperti sekolah di mana kekuasaan kerap kali dianggap selaku kekuatan kasatmata yang resisten.

    Akhirnya, Freire mengetahui bahwa kekuasaan selaku sebuah bentuk dominasi tidak dipaksakan pemerintah secara sederhana lewat tangan-tangannya, seperti polisi, tentara dan departemen kehakiman.

      Contextual Teaching And Learning (Ctl)

    Dominasi dipraktikkan melalui kekuasaan, teknologi dan ideologi yang secara bersama-sama menghasilkan pengetahuan, relasi sosial dan verbal budaya yang berfungsi secara aktif untuk menciptakan penduduk membisu. Pembicaraan dominasi tidak cuma mengacu pada verbal budaya yang mensugesti kaum tertindas dalam kesehariannya, namun juga menyangkut bagaimana kaum tertindas ini menginternalisasi dampak dan turut melestarikan penindasan tersebut.

    Pembicaraan ini merupakan topik yang sangat penting di dalam buku Freire dan mengindikasikan bagaimana dominasi itu dipraktikkan secara subjektif melalui proses internalisasi dan “pengendapan diri” dalam bentuk-bentuk kebutuhan langsung.

    Pentingnya menyelidiki dominasi yang menindas secara psikis

    Apa yang sedang kita bicarakan ialah ajaran Freire ihwal betapa pentingnya perjuangan untuk menilik dominasi yang menindas secara psikis, dan oleh alhasil, juga perlu observasi internal kepada pengetahuan diri dan terhadap bentuk-bentuk emansipasi sosial dan individu.

    Konsep dominasi dan bagaimana kekuasaan bekerja secara represif terhadap jiwa manusia memperluas konsep belajar, termasuk bagaimana insan belajar tanpa berbicara, bagaimana kebiasaan kemudian menjadi sejarah yang beku, dan bagaimana wawasan itu sendiri menghalangi perkembangan subjektivitas tertentu dan cara insan menjalani kehidupan di dunia.

    Persepsi kepada pengetahuan sangat penting alasannya akan menunjukkan bagaimana perbedaan-perbedaan rancangan wawasan yang emansipatoris mungkin akan ditolak oleh orang yang mendapatkan laba darinya. Dalam perkara yang mirip ini, masyarakat tertindas mendapatkan terusan terhadap nalar dominasi mungkin dikarenakan mereka mempertahankan pengetahuan yang berlawanan dengan persepsi dunia mereka.

    Pengetahuan justru turut mempertahankan status quo dominasi ini alasannya adalah menjadi kekuatan aktif yang bersifat negatif dan menolak untuk melihat adanya kemungkinan lain dalam kehidupan ini. Dengan keadaan yang mirip ini, dari sudut pandang pendidikan timbul pertanyaan, bagaimana para pendidik yang radikal menilai dan mendiskusikan pihak-pihak yang melakukan represi dan yang melewatkan tujuan inti dari dominasi?

      √ 13+ Contoh Laporan Keuangan dalam Berbagai Kasus (Lengkap)

    Bagaimana penjelasan kepada keadaan yang tetap menolak untuk mengenali dan mengusut bahwa wawasan mengandung kemungkinan yang bertentangan dengan dominasi itu sendiri?

    Pesan Freire dari desain pendidikannya

    Pesan yang ingin disampaikan Freire dari rancangan pendidikannya relatif cukup terperinci. Jika pendidik yang radikal mengenali makna kebebasan, mereka pertama-tama harus menyadari bentuk-bentuk dominasi, di mana dominasi itu tumbuh subur, dan masalah apa yang dihadapi mereka yang ditindas oleh dominasi itu secara subjektif maupun objektif.

    Akan namun, proyek ini tidak akan mungkin terlaksana jikalau mereka tidak mengetahui karakteristik sejarah dan kebudayaan yang spesifik, bentuk-bentuk kehidupan sosial, siapa kelompok penindas dan siapa yang tertindas, sebagai titik awal melaksanakan analisa. Inilah berita yang diangkat Freire dalam bukunya Politik Pendidikan.

    Sumber:

    Buku Politik Pendidikan (Kebudayaan, Kekuasaan, dan Pembebasan)
    Halaman 16-19
    Penerbit: REaD (Research, Education, and Dialogue) berafiliasi dengan PUSTAKA PELAJAR 2007