Literasi. pelajarancg.blogspot.com – Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Download Panduan Praktis Gerakan Literasi Sekolah Tahun 2017 Logo dan Maskot Gerakan Literasi Nasional (GLN)
Daftar Isi
Tahap Pengembangan
1. Membuat kartu catatan bacaan
2. Membuat survei hasil bacaan
3. Memberi penghargaan
Tahap Pembelajaran
1. Daftar Pertanyaan Pemahaman Bacaan
2. Pengujian pengertian isi bacaan diukur dengan skala berikut:
PELIBATAN ORANG TUA DALAM GLS
Agar orang renta berpartisipasi dalam GLS:
- Dengarkan aspirasi mereka;
- Jalin komunikasi yang menghargai dan setara, dan bagikan nomor kontak sekolah kepada meraka;
- Buat semua area sekolah terbuka bagi orang renta;
- Buat area tunggu orang tua menggembirakan dan kaya literasi dan sediakan buku-buku dengan topik bermacam-macam; dan
- Pertimbangkan acara kegiatan dan kegiatan serta kondisi sosial-ekonomi orang bau tanah saat merancang kagiatan GLS.
Contoh acara pelibatan orang bau tanah dalam GLS:
- Orang bau tanah/wali murid berperan dalam Tim Literasi Sekolah.
- Orang bau tanah/wali murid menjadi relawan membaca nyaring.
- Orang tua/wali murid membantu pengelolaan dan pemanfaatan perpustakaan/sudut baca kelas/area baca sekolah.
- PROGRAM KANTONG BUKU. Siswa membawa kantong berisi satu buku untuk dibacakan oleh/diceritakan terhadap/didiskusikan bareng orang renta/wali murid di rumah. Usai aktivitas, buku bacaan dikembalikan ke sekolah.
- Orang tua/wali murid menolong siswa berpartisipasi dalam pameran literasi dan aktivitas GLS lainnya.
Program 15 Menit Membaca
Kegiatan 15 menit membaca diadaptasi dengan kondisi sekolah, bisa di awal/sebelum KBM, atau di tengah, maupun di tamat KBM. Namun acara di awal akan lebih baik sebab mempermudah pengaturan jadwal KBM.
Kegiatan 15 menit membaca dilakukan bertahap: sekali atau dua kali dalam sepekan, dan seterusnya, sampai dapat dilaksanakan saban hari.
Tujuan
Agar penerima latih gemar membaca, dan membaca menjadi kebiasaan serta pola hidup.
Prinsip
- Bukan buku teks pelajaran.
- Diminati penerima latih.
- Tidak diikuti oleh tugas-tugas lainnya.
- Dilakukan dengan pendekatan sambil bermain dan menyenangkan.
- Tidak dievaluasi.
PEMBENTUKAN TIM LITERASI SEKOLAH (TLS)
Tujuan
Memastikan Gerakan Literasi Sekolah berjalan baik.
Tugas TLS
- Menjadwalkan dan menemani acara 15 menit membaca setiap hari.
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi internal.
- Membangun jejaring dengan pihak eksternal.
- Melibatkan publik dalam banyak sekali acara GLS.
- Mengembangkan perpustakaan dan sudut baca sekolah.
- Bekerja sama dengan guru dan penerima bimbing untuk membangun sudut baca kelas.
- Melakukan asesmen tiap minggu untuk acara yang sudah dilakukan.
- Mengevaluasi pelaksanaan GLS setiap semester.
Pelaksanaan
- Kepala Sekolah mencermati para guru yang mampu menumbuhkembangkan literasi di sekolah.
- Kepala Sekolah menetapkan TLS dengan Surat Keputusan.
- Para personel TLS diberi kesempatan mengikuti training/lokakarya literasi
Struktur TLS
Struktur Organisasi TLS di Sekolah terdiri atas Ketua TLS (guru) dan anggota (minimal ada pengurus perpustakaan/taman baca sekolah dan guru lain yang telah mengikuti pembinaan tentang GLS).
EKOSISTEM SEKOLAH YANG LITERAT
Lingkungan Fisik
- Karya peserta latih dipajang di sepanjang lingkungan sekolah.
- Karya peserta latih dirotasi secara terjadwal.
- Buku dan materi bacaan lain tersedia di sudut baca semua ruang kelas.
- Buku dan bahan bacaan lain tersedia untuk penerima asuh dan orang renta.
- Kantor kepala sekolah memajang karya peserta bimbing dan buku bacaan untuk anak.
- Kepala Sekolah bersedia berdialog dengan warga sekolah dan lingkungan sekitar sekolah.
Lingkungan Akademik
- Disediakan waktu khusus dan cukup banyak biar terwujud pembiasaan literasi.
- Waktu berkegiatan literasi dijaga biar tidak terbuang untuk kepentingan lain.
- Disepakati waktu terjadwal membicarakan pelaksanaan GLS.
- Buku fiksi dan nonfiksi tersedia dalam jumlah lumayan banyak.
- Ada buku wajib baca untuk warga sekolah.
- Ada peluang pengembangan profesional wacana literasi untuk staf.
- Seluruh warga sekolah antusias melakukan acara literasi.
Lingkungan Sosial & Afektif
- Penghargaan kepada prestasi penerima asuh (akademik dan nonakademik) diberikan secara berkala (tiap minggu/bulan).
- Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi.
- Merayakan hari-hari besar dan nasional dengan nuansa literasi.
- Terdapat budaya kolaborasi antarguru dan tenaga kependidikan, dengan mengakui kepakaran masing-masing.
- Terdapat waktu yang memadai bagi tenaga kependidikan untuk berkolaborasi dalam melaksanakan program literasi.
- Tenaga kependidikan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
MENGEMBANGKAN SUDUT BACA DI SEKOLAH
Sudut baca ialah perpustakaan mini di sudut ruang kelas atau area lain di sekolah.
SUDUT BACA KELAS
- Menyediakan buku-buku fiksi dan nonfiksi untuk dibaca pada kegiatan 15 menit membaca saban hari.
- Bacaan yang disediakan sesuai jenjang kesanggupan membaca siswa.
- Dihiasi oleh poster kampanye membaca dan materi kaya teks yang lain.
- Dapat dikontrol oleh guru, orang renta, dan siswa secara bergantian.
- Koleksi
- Dapat diperkaya dengan buku-buku yang dibawa siswa setiap hari.
- Dapat berupa bacaan koleksi perpustakaan yang dirotasi secara bergilir.
- Dapat diperkaya dengan buku-buku yang dibawa siswa setiap hari.
- Dapat berupa bacaan koleksi perpustakaan yang dirotasi secara bergilir.
SUDUT BACA SEKOLAH
- Dapat dibentuk di kebun sekolah, halaman, kantin sekolah, koridor, area tunggu orang renta, dan area lain di sekolah.
- Dibuat aman dan mengasyikkan dengan meja, kursi, dan atap.
- Koleksi buku dapat disimpan di gerobak buku atau rak beroda supaya mampu dipindahkan dengan leluasa.
KELAS KAYA LITERASI
Semua bahan disimpan di daerah yang gampang diambil dan dikembalikan siswa. Semua materi disimpan dengan rapi dan diberi nama semoga gampang ditemukan siswa.
PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Perpustakaan sekolah ialah sentra sumber berguru di sekolah.
- Dinding perpustakaan memajang poster kampanye membaca, karya siswa, penjabaran buku, jadwal dan tata-tertib menggunakan perpustakaan.
- Perabot yang aman bagi siswa.
- Rak buku diberi label sesuai dengan kategori bahan pustaka. Penomoran/label rak dipasang dengan terang dan sistematis. Rak buku ditata semoga tidak membatasi gerak siswa.
- Ada sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. Atap perpustakaan tidak bocor, dinding dan lantai perpustakaan kokoh, nyaman dan higienis. Pintu dan jendela berfungsi dengan baik.
- Koleksi perpustakaan meliputi buku, kamus, ensiklopedia, majalah/koran, kliping, media auditori (kaset, CD) dan media digital (buku elektro, dll.).
- Perpustakaan mampu diakses sebelum, selama, dan setelah jam pelajaran, serta selama jam istirahat.
- Pustakawan dapat diakses oleh pemustaka.
- Perpustakaan terbuka untuk orang tua dan wali murid. Perpustakaan mampu menjadi tempat pertemuan-konferensi orang bau tanah dan menyediakan buku-buku bacaan untuk orang renta.
- Perpustakaan menjadi kawasan aktivitas literasi, misalnya diskusi buku, tokoh masyarakat mendongeng/membacakan buku, atau peringatan hari besar lainnya.
Untuk buku bergambar
- Pajang dengan sampul buku depan menghadap ke atas.
- Pajang buku sesuai dengan jenjangnya (SD)
- Pajang buku sesuai klasifikasinya (SMP, Sekolah Menengan Atas/SMK)
- Beri label pada rak sesuai jenjang (Sekolah Dasar)
- Beri label pada rak sesuai klasifikasinya (Sekolah Menengah Pertama, SMA/SMK)
MEMILIH BUKU BACAAN YANG BAIK
IDENTITAS BUKU
- Ada judul buku di halaman sampul depan buku.
- Ada nama kreator buku (penulis/editor/ilustrator).
- Ada nama dan alamat (fisik dan elektro) penerbit buku.
MATERI DAN KUALITAS CETAK
- Buku terjilid dengan baik.
- Kertas tidak gampang robek.
- Jenis bacaan dan ukuran abjad sesuai dengan usia pembaca sasaran.
- Desain dan tata letak sesuai dengan usia pembaca target.
CERITA PADA BUKU FIKSI
- Ditulis secara menarik dan sesuai dengan usia pembaca target.
- Mengandung materi yang tepat dengan nilai watak dan budaya.
- Pesan susila dalam cerita disampaikan dengan baik tanpa menggurui.
- Tidak mengandung stereotip atau pelecehan terhadap golongan tertentu.
- Bersifat multikultural.
BUKU NONFIKSI
- Disajikan dengan akurat.
- Sesuai dengan usia pembaca sasaran.
- Mewakili perspektif yang beragam/multikultural.
- Dilengkapi dengan gambar (gambaran/foto/diagram/tabel) semoga gampang diketahui oleh pembaca target.
- Berasal dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
BAHASA
- Buku memakai bahasa baku yang gampang diketahui oleh pembaca target.
- Kosakata gres diperkenalkan dalam konteks kalimat atau gambaran yang mendukung.
ILUSTRASI
- Dibuat dengan baik dan mempesona.
- Menjelaskan konten buku dengan baik.
- Tidak melecehkan kalangan tertentu, dan mengamati multikultural Indonesia.
- Foto dapat dipertanggungjawabkan keasliannya, mempunyai izin untuk dipergunakan, dan sumbernya disebutkan.
BERTANYA TENTANG BUKU
Setelah program 15 menit membaca selsai, guru mampu menawarkan pertanyaan-pertanyaan ringan ihwal buku yang dibaca peserta bimbing.
Buku Fiksi
► Apakah kau menikmati dongeng dalam buku itu? Mengapa?
► Mengapa kau memilih buku itu?
► Siapa saja tokoh dongeng dalam buku itu?
- Tokoh mana yang paling kamu senangi?
- Bagaimana ciri-ciri tokoh tersebut?
► Apa yang tidak kau sukai dari dongeng dalam buku itu?
► Andaikata kamu penulis cerita tersebut, bagaimana kamu akan menyelesaikan dongeng itu?
► Adakah kata-kata susah yang kau dapatkan di buku dongeng itu? Bagaimana caramu mendapatkan maknanya?
► Coba ceritakan kembali isi cerita tersebut!
Buku Nonfiksi
► Apakah kau menikmati isi buku itu? Mengapa?
► Mengapa kau memilih buku itu?
► Apa sajakah bab-bab dalam buku itu? Bagian mana yang paling kamu senangi?
► Apa yang tidak kau senangi dari isi buku itu?
► Coba baca dengan nyaring bab buku yang paling kamu senangi!
► Bila kau penulis dongeng tersebut, bagaimana kau akan menyelesaikan kisah itu?
► Adakah kata-kata sukar yang kamu peroleh di buku itu? Bagaimana caramu menemukan maknanya?
► Coba ungkapkan garis besar buku tersebut!
TAHAP PELAKSANAAN GLS
1. TAHAP PEMBIASAAN
► Kegiatan membaca lima belas menit dikerjakan setiap hari, tetapi guru tidak perlu menunjukkan pertanyaan tentang isi buku setiap hari. Pada tahap pembiasaan, prinsip TANPA TAGIHAN harus dijaga supaya tujuan penumbuhan minat baca akseptor bimbing mampu dicapai.
► Kegiatan mengajukan pertanyaan wacana isi buku bisa dikerjakan sesekali, misalnya: 2–3 minggu sekali. Selain itu, sifatnya opsional dan tanpa paksaan. Meskipun begitu, guru mampu memperlihatkan apresiasi kalau akseptor latih mau menjawab pertanyaan guru.
2. TAHAP PENGEMBANGAN
► Guru mampu memakai tabel atau peta kisah selaku acara tindak lanjut. Semua peserta ajar didorong untuk menuliskan ringkasan dongeng/buku dan tanggapanmereka di dalam peta cerita/ buku.
► Prinsip kegiatan yaitu TANPA PENILAIAN AKADEMIK. Untuk mendorong dan memberikan apresiasi penerima asuh atas upaya mereka, peta cerita/buku yang telah diisi bisa ditempelkan di dinding kelas.
► Peserta latih mampu diminta memberikan isian peta dongeng/buku kepada teman dalam kalangan atau di depan kelas. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai PENILAIAN NONAKADEMIK.
3. TAHAP PEMBELAJARAN
► Peserta asuh telah sudah biasa dengan rutinitas kegiatan membaca lima belas menit selama era waktu tertentu. Diskusi ihwal isi buku juga telah sering dikerjakan di kelas. Peserta didik sudah mempunyai pandangan membaca sebagai aktivitas yang mengasyikkan.
► Daftar pertanyaan dan peta kisah/buku mampu dikembangkan menjadi bagian pembelajaran bahasa dan menjadi TAGIHAN AKADEMIK.
3 LANGKAH MEMBACA BUKU FIKSI
Sebelum Membaca:
► Berdasarkan judul dan gambar-gambar di buku, kira-kira kisah tersebut wacana apa?
► Apakah cerita ini kasatmata atau fantasi? Dari mana saya tahu?
► Bila teks ini nyata, wawasan atau faedah apa yang mau saya dapatkan?
► Apa yang dibutuhkan atau diinginkan tokoh dongeng?
► Mengapa aku ingin membaca kisah ini?
► Bagaimana saya mampu menggambarkan latar dongeng?
Saat Membaca
► Apa yang akan terjadi di dalam cerita ini?
► Bagaimana perasaan aku wacana tokoh utama?
► Mengapa tokoh kisah bersikap atau bertingkah seperi itu?
► Apakah kisah atau teks ini masuk nalar?
► Bagaimana kira-kira tamat cerita ini?
► Apakah cerita ini mengingatkan aku pada hidup aku sendiri atau orang lain?
Setelah Membaca
► Bagaimana cerita ini menghipnotis perasaan saya?
► Apa yang saya sukai atau tidak sukai dari cerita ini?
► Bagian mana dalam cerita ini yang berdasarkan aku penting?
► Apakah perasaan aku wacana tokoh kisah berganti di selesai cerita?
► Adakah perubahan perasaan atau sikap tokoh-tokoh dongeng di simpulan dongeng?
► Apa pesan yang ingin disampaikan pengarang terhadap pembaca mirip saya?
3 LANGKAH MEMBACA BUKU NONFIKSI
Sebelum Membaca:
► Berdasarkan judul dan gambar-gambar di buku, kira-kira isi buku ini ihwal apa?
► Apakah isi buku ini aktual/kasatmata? Darimana saya tahu?
► Apabila isi buku ini konkret, wawasan atau faedah apa yang akan saya dapatkan?
► Mengapa saya ingin membaca buku ini?
► Bagaimana aku mampu menggambarkan garis besar isi buku ini?
Saat Membaca
► Bagian apa sajakah yang mau dibahas di dalam buku ini?
► Bagaimana bagian-bagian buku akan dibahas?
► Apakah data dan isu penunjang tersedia dengan mencukupi?
► Bagaimana saya memahami setiap bab di dalam buku?
► Apakah bahasan pada setiap bab masuk nalar?
► Bagaimana kira-kira ringkasan atau akhir buku ini?
Setelah Membaca
► Bagaimana buku ini menghipnotis anggapan atau pengertian saya?
► Apa yang saya senangi atau tidak sukai dari buku ini?
► Bagian mana dalam buku ini yang berdasarkan saya penting?
► Bagian mana dalam buku ini yang pernah dibahas di buku lain?
► Apakah bagian akhir sudah mencakup keseluruhan isi buku?
► Apakah kritik dan anjuran yang aku kemukakan terhadap buku ini?
► Apa maksud yang ingin disampaikan pembaca terhadap pembaca seperti saya?
EMPAT CARA MEMBACA
1. MEMBACAKAN NYARING
Tujuan
- Mengenalkan dasar pengembangan literasi (suara, huruf, kalimat, gambar).
- Mendemonstrasikan membaca sesuai konteks bacaan.
- Membina minat baca dan hasrat membaca anak.
- Mendiskusikan buku bantu-membantu.
Media
- Buku kisah bagi pembaca pemula.
- Materi bertema variatif dan dapat dikaitkan dengan keseharian anak.
- Daftar pertanyaan untuk memandu diskusi.
2. MEMBACA TERPANDU
Tujuan
- Menjadikan siswa lancardan cekatan membaca dengan membaca nyaring secara bergantian.
- Meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca lewat diskusi.
Media
- Buku bacaan sesuai jenjang pengalaman mencar ilmu siswa.
- Alat bantu mencar ilmu khusus untuk mencar ilmu membaca (kartu kosakata, kosakata bergambar, alat tulis).
Guru memandu kalangan (4 – 6 siswa) untuk membaca bacaan yang sama.
3. MEMBACA BERSAMA
Tujuan
- Membaca interaktif lewat demonstrasi membaca oleh guru.
- Meningkatkan kelancaran membaca dengan memperhatikan intonasi dan tempo membaca nyaring.
- Membuat siswa mencar ilmu konsep membaca dan mencicipi dirinya sebagai pembaca.
Media
- Buku besar dengan topik berjenjang.
- Kartu kosakata/kosakata bergambar.
- Alat tunjuk bacaan.
Guru membacakan buku untuk siswa dengan nyaring dengan menggunakan buku besar atau teks dibentuk besar agar terbaca oleh semua siswa.
4. MEMBACA BERSAMA
- Bacaan dipilih sendiri oleh siswa sesuai minat dan tingkat kesanggupan membaca.
- Guru menolong acara membaca secukupnya.
- Membaca mampu berdiri diatas kaki sendiri menjadi penentu pengembangan kelancaran membaca (kecepatan baca), penguasaan kosakata, latar belakang wawasan, dan juga penulisan.
Tujuan
- Menumbuhkan minat membaca siswa.
- Meningkatkan kemampuan membaca.
- Membangun ekosistem sekolah untuk gemar membaca.
Media
- Buku bacaan dengan topik variatif, baik fiksi maupun buku terkait mata pelajaran.
- Majalah dan koran sesuai jenjang kemampuan membaca siswa.
MEMBACA DALAM HATI
Pengertian
- Melibatkan semua penerima didik dan staf sekolah.
- Dilakukan dalam waktu tertentu secara terjadwal.
- Dilakukan di sekolah ataupun di rumah.
Pelajari: Pengertian Gerakan Literasi, Jenis & Contoh Literasi Sekolah
Penerapan di Rumah dan di Sekolah
- Memiliki saluran terhadap buku ke perpustakaan.
- Dilaksanakan pada waktu tertentu saban hari.
- Waktu yang dipakai antara 10–30 menit.
- Pilih materi bacaan yang mengasyikkan.
- Bahan bacaan mampu berupa buku, majalah, komik, dan surat-kabar.
- Di tahap adaptasi, tidak ada tagihan apapun. Di tahap pembelajaran di kelas, ada tagihan dan evaluasi.
- Guru bahasa atau Tim Literasi Sekolah bisa menjadi penanggung jawab program ini.
Manfaat
- Membantu belajar membaca.
- Mendorong untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
- Meningkatnya kesanggupan membaca, menulis, kosakata, tata bahasa, dan ejaan.
JURNAL MEMBACA HARIAN
Pengertian
Instrumen berupa tabel rekaman capaian membaca akseptor bimbing yang dijalankan 15 menit setiap hari.
Bentuk
Dapat berupa buku, kartu, atau selembar kertas di dalam portofolio kegiatan membaca.
Isi
Judul buku, nama pengarang/ penulis, genre, jumlah halaman yang dibaca, serta gosip lain yang diinginkan.
Manfaat
► Membantu akseptor latih dan guru untuk memantau jenis dan jumlah buku yang dibaca untuk kegiatan membaca 15 menit, terutama membaca dalam hati.
► Mengetahui capaian kegiatan membaca yang dijalankan oleh akseptor latih saban hari.
► Mengetahui aktivitas membaca penerima asuh dalam satu bulan atau lebih.
CONTOH JURNAL BACA
TABEL TAHU – INGIN – PELAJARI (TIP)
- Merupakan strategi untuk menolong pemahaman teks.
- Dapat digunakan di semua mata pelajaran.
- Mampu menuntun proses berpikir akseptor bimbing.
PROSEDUR
- Guru menunjukkan tabel T-I-P kosong dan menerangkan apa yang harus diisi di masing-masing kolom.
- Dengan memakai materi bacaan yang diperintahkan, guru memperlihatkan cara mengisi kolom.
- Untuk kolom TAHU (T) Peserta latih menggolongkan atau mengkategorikan gosip yang telah mereka ketahui tentang topik bahasan.
- Untuk kolom INGIN (I) Peserta ajar membuat pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang ingin mereka pahami lebih jauh tentang topik bahasan.
- Untuk kolom PELAJARI (P) Peserta latih mengidentifikasi apa yang sudah mereka pelajari dari proses membaca.
- Untuk tugas bacaan berikutnya, guru meminta akseptor latih untuk membuat tabel T-I-P secara individu atau berpasangan, dan lalu memberikan isi kolom (T) dan (I) di depan kelas. Setelah itu, akseptor ajar diminta membaca, dan kemudian melengkapi kolom (P).
- Guru menutup aktivitas pembelajaran dengan menyampaikan bahwa tabel T-I-P bisa dipakai peserta bimbing untuk membantu mereka membaca dan mencar ilmu.
PELIBATAN PUBLIK DALAM GLS
MENGAPA PERLU MELIBATKAN PUBLIK?
Agar :
- Kegiatan GLS mampu berkelanjutan;
- Peserta bimbing mengenal figur teladan literasi dari penduduk ;
- dan sekolah menjadi terbuka semoga akuntabilitassekolah meningkat.
Melalui Gerakan Literasi Sekolah Ayo Tumbuhkembangkan Budi Pekerti Peserta Didik melalui Pembudayaan Ekosistem Sekolah agar Mereka Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat dan untuk mengunduh atau download Panduan Praktis GLS diatas silahkan kunjungi situs resmi Kemendikbud di http://118.98.227.114/glnsite/wp-content/uploads/2017/09/Panduan-Mudah-Gerakan-Literasi-Sekolah.pdf supaya berguna!!
Demikianlah artikel pelajarancg.blogspot.com supaya bermanfaat!!!