Objek Formal dan Material Geografi – Beberapa ahli telah banyak mengemukakan objek kajian dari disiplin ilmu geografi, akan tetapi seluruhnya memiliki perbedaan. Jika diurutkan kembali, akan terlihat bahwa objek geografi terdiri atas dua faktor, yaitu material dan formal.
Daftar Isi
Objek Material
Objek material geografi ialah Geosfer yang terdiri atas Litosfer (lapisan kulit bumi), Atmosfer (lapisan udara), Hidrosfer (lapisan air), Biosfer (lapisan hewan dan flora), dan Antroposfer (lapisan manusia). Lapisan-lapisan tersebut bantu-membantu dikaji pula oleh bidang ilmu lain. Contohnya kajian litosfer oleh Geologi, atmosfer oleh Klimatologi, Geofisika dan Meteorologi, hidrosfer oleh Hidrologi, biosfer oleh Biologi, dan antroposfer oleh disiplin ilmu, mirip Sosiologi, Antropologi, Politik, Ekonomi, dan disiplin ilmu-ilmu yang yang lain.
Di manakah letak geografi? Geografi mempelajari ilmu kebumian dan kehidupan manusia secara terintegrasi. Geografi juga mempelajari kekerabatan dan pengaruhnya secara timbal balik antara aspek fisikal dan insan secara menyeluruh? Oleh alasannya adalah itu, ilmu geografi berada pada dua pijakan antara ilmu alam dan ilmu sosial.
Adapun yang menjadi ciri-ciri geografi yakni sebagai berikut.
1) Geografi menyaksikan permukaan bumi sebagai lingkungan hidup manusia dan lingkungan yang kuat kepada kehidupan manusia.
2) Geografi melihat penyebaran manusia dalam ruang dan bagai mana ruang dengan segala sumber dayanya.
3) Geografi menyaksikan ciri khas suatu daerah sehingga persamaan dan perbedaan dari wilayah di permukaan bumi mampu tampakdengan terperinci.
4) Dalam mempelajari sebuah fenomena atau gejala, geografi senantiasa mengaitkannya dengan komponen letak, jarak, penyebaran, interelasi, gerakan, dan regionalisasi dari sebuah daerah.
Sebagai contohnya dalam mengkaji persoalan banjir. Geografi tidak hanya melihat luas genangan, kedalaman, dan pengaruhnya kepada kehidupan manusia, namun dikaji juga bagaimana latar belakang timbulnya fenomena banjir tersebut. Bagaimana penggunaan lahan di daerah hulu, penggarapan lahan, kemiringan lereng, intensitas hujan, dan aspek sosial budaya masyarakatsetempat di kawasan hulu sungai? Kajian jumlah dan kepadatan penduduk, pemilikan lahan, cara penggarapan lahan, tingkat pendidikan, pendapatan, dan kebiasaan-kebiasaan yang lain dalam memanfaatkan potensi lingkungan. Kemudian, diperhatikan juga bagaimana peranan daerah hilir sebagai daerah limpasan air, mirip lebar kedalaman sungai, penggunaan lahan, dan faktor sosial, budaya, serta ekonomi masyarakatsetempat di sekitar sungai.
Objek Formal
Objek formal geografi yaitu cara pandang dan berpikir terhadap gejala yang ada di permukaan bumi. Gejala tersebut baik berupa keadaan fisik maupun kondisi sosialnya. Cara pandang geografi kepada objek formal dapat dilihat dari organisasi keruangan (spatial setting) yang meliputi:
1) teladan persebaran tanda-tanda tertentu di permukaan bumi (spatial pattern);
2) keterkaitan atau hubungan yang terjadi antargejala atau fenomena tersebut (spatial system); dan
3) pertumbuhan atau perubahan yang terjadi pada gejala tersebut (spatial process).
Dari pandangan objek formal, maka akan muncul beberapa pertanyaan yang dikenal dengan 5 WH + 1H. Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mengetahui tanda-tanda-tanda-tanda yang terdapat di permukaan bumi sehingga hasil uraiannya terperinci selaku cara pandang geografi.
Pertanyaanpertanyaan tersebut yaitu selaku berikut.
1) What
Pertanyaan yang diajukan untuk mengenali apa yang terjadi.
2) Where
Pertanyaan mengenai lokasi, persebaran fenomena atau gejala di permukaan bumi dengan tujuan untuk mengenali di mana fenomena atau tanda-tanda tersebut terjadi.
3) When
Pertanyaan ini diajukan untuk mengenali kapan insiden tersebut terjadi.
4) Why
Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui mengapa peristiwa tersebut mampu terjadi.
5) Who
Pertanyaan ini untuk mencari pelaku dari terjadinya suatu peristiwa di alam, agar orang mengenali siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya insiden tersebut atau individu yang terlibat di dalamnya.
6) How
Pertanyaan ini untuk mencari tanggapan dari bagaimana kejadian tersebut semestinya mampu terselesaikan dengan baik.
Contoh penerapan aplikasi penggunaan 5WH + 1H dalam mengkaji peristiwa tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam, yakni selaku berikut.
1) (What) Apa yang terjadi?
Bencana alam tsunami.
2) (Where) Di mana terjadi tragedi tersebut?
Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian Provinsi Sumatra Utara bab barat.
3) (When) Kapan terjadi tragedi tsunami tersebut?
Pada Minggu pagi, sekitar pukul 08.40 WIB, 26 Desember 2004.
4) (Why) Mengapa terjadi bencana tersebut?
Bencana tersebut terjadi alasannya pergerakan (dislokasi dan deformasi) lempeng tektonik Samudra Hindia-Australia yang bergesekan dengan lempeng tektonik Benua Eurasia (bab Sumatra). Terjadi gempa bumi ber kekuatan 9,2 skala richter di dasar bahari Samudra Hindia. Akibatnya, air bahari yang berada di atasnya terpengaruh dan menjadi gelombang besar (tsunami). Gelombang menyapu kota serta desa-desa yang berada di sepanjang pantai barat Aceh dan sekitarnya.
5) (Who) Siapa yang menyebabkannya?
Tenaga yang berasal dari dalam bumi (tenaga endogen) dan luar bumi (tenaga eksogen) yang menjadikan terjadinya gempa bumi berbentukgelombang tsunami.
6) (How) Bagaimana cara menanggulanginya?
Daerah sepanjang pantai barat Pulau Sumatra merupakan tempat yang memiliki peluang sering terjadi gempa bumi dan tsunami. Oleh sebab itu, cara penanggulangan tragedi tersebut antara lain selaku berikut.
a) Pembuatan undang-undang untuk tidak mendirikan bangunan permanen terlebih berupa kota besar di sepanjang daerah jalur gempa dan tsunami yang tertuang dalam undang-undang perencanaan wilayah.
b) Memberikan penyuluhan (public education) terhadap penduduk ihwal keadaan geologis kawasan yang berpeluang akan terjadinya gempa bumi dan tsunami. Sehingga setiap individu senantiasa waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa bumi yang disertai gelombang tsunami.
c) Pengembangan metode pemantauan terhadap gempa bumi dan tsunami.
d) Pengembangan metode peringatan dini di tempat beresiko gempa bumi dan tsunami.
Tema yang paling mendasar dari objek formal geografi yaitu region adalah kesatuan daerah yang memberikan karakteristik tertentu atau cirri khas yang mampu dibedakan dengan tempat lainnya. Karakteristik atau ciri khas sebuah kawasan dapat berupa karakteristik aspek fisik, insan, atau adonan dari keduanya.
Terdapat banyak cara untuk memilih region bergantung pada persyaratan apa yang akan dipergunakan (fisik, sosial, kegiatan ekonomi, budaya, politik, bahasa, agama, etnik, dan tolok ukur-standar lainnya). Ruang lingkup atau cakupan region pun sungguh bermacam-macam, mirip desa, kota, kabupaten, provinsi, negara, atau himpunan-himpunan internasional, misalnya region Asia Tenggara.
Regionalisasi pada dasarnya yaitu pengumpulan, peng klasifikasian atau pengelompokan kawasan ke dalam wilayah yang sejenis. Dari pengelom
pokan tersebut pada hasilnya akan terlihat kawasan yang memberikan adanya persamaan dan perbedaan.
Objek formal studi geografi adalah cara pandang keruangan yang dituangkan dalam konsep-rancangan geografi. Konsep geografi sungguh bermacam-macam, salah satunya mencakup lokasi, jarak, tempat, hubungan timbale balik, gerakan dan perwilayahan.
Sekian materi tentang Objek Geografi, supaya berfaedah dan terimakasih.