Motif Karyawan Pt. Telekomunikasi Indonesia (Telkom)

Motif Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) 
PENDAHULUAN
Majalah internal dalam sebuah perusahaan mempunyai tugas selaku sebuah media komunikasi dan berita antar jabatan. Seperti halnya ada tubuh usaha PT. Telekomunikasi Indonesia Divre 5 Jawa Timur yang mempunyai suatu majalah internal berjulukan “Kilau”. Media internal ini merupakan sebuah alat untuk menjembatani komunikasi antar karyawan dan memperlihatkan info berhubungan dengan kebijakan dan kemajuan perusahaan. Selain itu majalah ‘Kilau” juga berfungsi sebagai suatu media hiburan bagi karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia.
Majalah “Kilau” ini diterbitkan dan dicetak di Bandung, dimana kantor sentra dari PT. Telekomunikasi Indonesia berada. Dengan demikian seluruh karyawan mampu mengenali pertumbuhan dan isu perihal perusahaan. Majalah “Kilau” terbit sebulan sekali dalam bentuk cetak (hardcopy) dan juga melalui media online Portal Telkom sehingga semua karyawan mampu membacanya. Sebab untuk bentuk cetak, majalah ini cuma mencetak beberapa saja sehingga hanya beberapa karyawan saja yang mendapatkan dan karyawan tidak dikenakan biaya untuk mendapatkan majalah ini. Majalah tersebut berisikan perihal gosip dan gosip perusahaan, hiburan dan iklan komersial. Dari sini peneliti akan mencoba meneliti motif karyawan yang membaca majalah secara online maupun offline (cetak).
Hubungannya dengan penggunaan media internal perusahaan, tentu saja tidak lepas dari adanya keperluan serta dorongan yang muncul dan meningkat dalam diri individu sehingga seseorang memakai majalah selaku sumber informasinya. Dorongan inilah yang sering disebut motif, tujuannya adalah untuk menyanggupi keperluan dan mempertahankan eksistensinya.
Ketertarikan akan sesuatu hal dilandasi pada perkiraan bahwa setiap individu mempunyai motif dalam menyanggupi keperluan dalam hidupnya. Motif antara satu individu dengan individu yang lain dalam memenuhi kebutuhan tidak ada yang serupa, sehingga aktifitas penggunaan media (motif) dan tujuan akhir diperoleh tidak ada yang serupa. Setiap individu dalam menggunakan media berusaha untuk membedakan antara penggunaan sosial dan fungsinya atau laba dan kerugian yang didapat sehabis menggunakana media. Seperti halnya dalam membaca sebuah majalah, setiap individu mempunyai motif untuk membaca dan tidak membaca majalah tersebut.
PT. Telekomunikasi Indonesia Divre 5 Jawa Timur merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan paling besar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed wireless), layangan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan. Alasan pemilihan PT.Telekomunikasi Indonesia Divre 5 Jawa Timur ini dikarenakan merupakan kantor sentra kawasan timur Indonesia, mulai dari Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku sampai Irian Jaya. Pada kantor PT. Telekomunikasi Indonesia Divre 5 Jawa Timur wilayah kerja Ketintang ini mempunyai jumlah keseluruhan karyawan paling banyak dibandingkan semua kantor diwilayah timur Indonesia, kurang lebih sekitar 403 orang. Selain itu majalah “Kilau” merupakan sebuah alat public relations perusahaan untuk menjembatani komunikasi antar karyawan, menginformasikan kebijakan dari kantor sentra dan memberikan gosip perkembangan perusahaan kepada para pemegang saham.
Pada observasi ini, peneliti melakukan penelitian pada media cetak dan media online pada satu majalah internal PT. Telekomunikasi Indonesia yang bernama Majalah Kilau. Pertanyaan atau rumusan problem dari penelitian ini yaitu “Apa saja motif karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Divre 5 Jawa Timur membaca majalah online dan offline (cetak) ‘Kilau’?”
Uses and Gratifications
Pendekatan Uses &Gratifications tidak kesengsem pada apa yang dilaksanakan orang kepada diri orang lain, namun tertarik pada apa yang dijalankan individu terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif memakai media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbulah Uses & Gratifications, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Pengertian bahwa komunikasi massa berkhasiat (utility), bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa sikap media merefleksikan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sesungguhnya keras kepala (stubborn).
Kebutuhan (need) ialah awal dari adanya motif individu untuk melaksanakan konsumsi sebuah media internal. Setiap individu memiliki keperluan berlawanan yang juga mengakibatkan motif yang berlawanan pula. Sehingga khalayak bersifat aktif untuk melakukan motif membaca mereka dalam memenuhi keperluan akan konsumsi media internal. Dalam observasi ini yakni karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Divre 5 Jawa Timur menyanggupi keperluan dengan membaca majalah perusahaan.
Konsep dari teori Uses and Gratification ini ialah perihal bagaimana individu dalam memenuhi kebutuhannya dalam memakai media. Individu dianggap aktif dalam memenuhi kebutuhannya kepada media sehingga tidak melihat apa yang dilakukan individu terhadap orang lain. Dalam observasi ini motif karyawan dalam membaca yang menjadi fokus penggunaan teori ini.
Motif Khalayak Media
Motif merupakan sebuah pemahaman yang melingkupi semua aktivis, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menimbulkan manusia berbuat sesuatu. Motif memberi tujuan dan arah pada tingkah laku manusia. Perbuatan dan tingkah laku insan tentu sesuai dengan harapan dan kebutuhan. Motif sendiri muncul dikala adanya keperluan (need) dari individu untuk memenuhinya. Ketika individu dituntut untuk menyanggupi kebutuhannya, munculah motif-motif yang akan menjadi alat pemenuhan dari keperluan tersebut. Pada observasi ini, motif yang digunakan terbagi menjadi 2 ialah motif penggunaan media secara offline (cetak) dan motif penggunaan media secara online (internet).
Kategori motif yang bekerjasama dengan penggunaan media majalah internal secara offline (cetak), menurut McQuail dalam bukunya Mass Communication Theory antara lain :
1. Motif Informasi
Meliputi keperluan akan berita lingkungan sekitar dan eksplorasi realitas. Dalam observasi ini adalah pemenuhan keperluan karyawan akan isu lewat majalah internal “Kilau”. 
2. Motif Identitas Personal 
Motif yang mendorong seseorang menggunakan media untuk memperkuat dan menonjolkan sesuatu atau suasana yang penting dalam hidupnya sendiri. Dalam observasi ini yakni pemenuhan keperluan berita karyawan untuk kepentingan pribadi. 
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial 
Motif yang mendorong seseorang menggunakan media demi kelangsungan relevansinya dengan orang lain. Dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan informasi karyawan untuk keterkaitannya dengan perusahaan atau dengan karyawan lain. 
4. Motif Diversi / Hiburan 
Kebutuhan akan pelepasan dari ketegangan dan kebutuhan akan hiburan. Dalam penelitian ini yaitu pemenuhan kebutuhan karyawan akan hiburan dengan membaca majalah internal perusahaan.
Sedangkan motif pengkonsumsian media secara online (internet), memakai motif milik Papacharissi dan Rubin. Adapun kategori motif itu ialah selaku berikut :
1. Motif Utility 
Motif ini berkaitan dengan fungsi atau kegunaan utama dari internet atau dalam hal ini yakni majalah Kilau lewat online.
2. Motif Passing Time 
Motif ini berkaitan dengan fungsi internet yang diaplikasikan dengan majalah Kilau untuk menggunakan waktu luang.
3. Motif Seeking Information 
Motif ini berkaitan dengan isu yang mampu ditemukan karyawan saat membaca majalah Kilau. 
4. Motif Convenience 
Motif ini berafiliasi dengan bagaimana membaca majalah Kilau mampu menjadi suatu alat yang membuat penggunanya merasa terwakili dan melampiaskan segala emosi yang mereka miliki.
5. Motif Entertainment 
Motif ini berafiliasi dengan bagaimana membaca majalah Kilau dapat menjadi sesuatu yang dapat menciptakan penggunanya merasa terhibur.
Majalah
Majalah sendiri memiliki jenis bila dikategorikan menurut pangsa pasarnya. Namun, secara garis besar, majalah dapat dibagi ke dalam empat jenis, ialah:
1. Mass Magazine 
Majalah dimana berupaya menjembatani khalayak dari aneka macam latar belakang lewat isinya yang bersifat umum. 
2. News Magazine 
Majalah gosip yang mempunyai jumlah pembaca banyak dan mereka mempunyai ketertarikan kepada gosip-gosip kontemporer. 
3. Class Magazine 
Secara harafiah dapat diartikan sebagai ‘majalah mewah ’. Kualitas majalah dan kontennya ditujukan bagi pembaca yang berpendidikan tinggi dan terpesona pada masalah publik serta sastra. Meskipun jumlah pembacanya tidak terlalu banyak, majalah jenis ini memiliki dampak besar lengan berkuasa alasannya menghadirkan opini dari para pemimpin atau penguasa. 
4. Specialized Magazine 
Majalah ini menghidangkan konten spesifik untuk pembaca yang spesifik pula. Beberapa majalah jenis ini telah populer dan memiliki oplah yang cukup besar, sedangkan beberapa majalah lain kurang dikenal luas dan bertiras kecil. Majalah jenis ini dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu: 
  • Business Papers: Penerbitan terjadwal yang diterbitkan oleh forum independen dan bersifat komersil. Informasi di dalamnya penting bagi bisnis, industri, atau profesi tertentu.
  • Company Publications: Penerbitan terpola yang diterbitkan oleh firma/perusahaan dan didistribusikan ke karyawan, pengecer, pelanggan, dan pemegang saham.
  • Association Journals: Mirip dengan business papers, hanya saja association journals diterbitkan oleh perkumpulan atau organisasi tertentu.
  Wawasan Budaya Nasional Indonesia
PEMBAHASAN
Motif Responden Media Offline dan Online
Pada motif media offline, dapat dilihat bahwa antara motif gosip dan motif hiburan sama-sama diseleksi masing-masing sebesar 22,5% dari 37 responden yang membaca majalah Kilau melalui bentuk cetak. Sedangkan motif identitas personal cuma sebesar 1,3% atau cuma 1 responden yang menentukan. 
Sedangkan pada motif media online mampu ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden pembaca majalah Kilau menentukan motif Seeking Information dengan persentase sebesar 31.3% dari total 43 responden. Sedangkan motif entertainment sebesar 13 % dan sisanya motif passing time sebesar 5 %.
Pada hasil data diatas ialah motif – motif yang berasal dari balasan responden. Dari motif media offline (cetak), responden memilih motif gosip, motif diversi/hiburan dan motif identitas personal. Sedangkan pada motif media online, responden memilih motif seeking information, motif entertainment, dan motif passing time. Motif – motif tersebut merupakan motif dari reponden ialah karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Divre 5 Jawa Timur membaca majalah “Kilau” yang bisa memenuhi keperluan mereka dalam menggunakan media internal perusahaan.
Tabulasi silang antara jenis kelamin responden dengan media yang dipakai untuk membaca majalah Kilau
Dijelaskan diatas bahwa skor tertinggi pada jenis kelamin laki – laki yang membaca lewat media online. Kecenderungan ini bisa dipengaruhi oleh tingkat mobilitas yang tinggi dari jenis kelamin laki – laki sehingga lebih memilih jalan masuk yang gampang untuk membaca. Melalui media online atau digital, karyawan mampu membaca majalah Kilau dengan cara download dalam bentuk format PDF.
Hal ini berbeda dengan jenis kelamin wanita yang rata – rata menggunakan media offline dan online sama besar jumlahnya. Tingkat mobilitas yang tidak terlalu tinggi membuat kecenderungan perempuan mampu memakai media offline maupun online untuk membaca majalah Kilau.
Dilihat bahwa jenis kelamin memiliki perbedaan dalam menggunakan media untuk membaca, hal menghipnotis motif yang mendasari keperluan responden dalam membaca majalah Kilau. Dapat dilihat pada tabel 3.36 bahwan secara umum dikuasai ialah jenis kelamin laki – laki memakai media online sebesar 28.8% atau 23 responden yang memilih dari total 80 responden.
KESIMPULAN
Hasil temuan data menyebutkan bahwa, dominan responden yang membaca majalah Kilau, baik melalui media offline maupun online memiliki motif untuk mencari berita dan juga hiburan. Kesimpulannya yakni dengan membaca majalah Kilau, keperluan karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Divre 5 Jawa Timur untuk menemukan informasi dan juga hiburan bisa tercukupi. Seperti yang dibilang oleh McQuail bahwa dari 4 motif individu mengkonsumsi media terdapat motif gosip yang berfungsi untuk menyanggupi kebutuhan gosip dan eksplorasi realitas, serta motif diversi/hiburan yang berfungsi untuk melepaskan ketegangan dan juga memenuhi keperluan hiburan
Jumlah responden yang memakai media online lebih banyak ketimbang media offline. Selektivitas terhadap jenis media yang dipakai oleh karyawan ini, menurut atas argumentasi – argumentasi yang dikemukakan dalam bentuk motif penggunaan media. Hal ini sesuai sesuai dengan teori Uses and Gratification yang mempunyai fokus terhadap perhatian pada motivasi perilaku audiens terhadapa media atau bagaimana mereka menggunakan media. Alasan yang bisa ditarik dari pemilihan media online yakni akomodasi saluran. Media online atau internet ialah suatu media gres yang memiliki persebaran yang luas dan simpel. Sehingga untuk memperlihatkan atau berbagi berita, jarak tidak lagi menjadi problem. Pihak Public Relations PT. Telekomunikasi Indonesia yang berperan sebagai penerbit majalah Kilau, mempunyai alasan mempublikasikan secara online untuk memberikan fasilitas kepada karyawan untuk mengakses dimanapun dan kapanpun.
Kesimpulan final yang dapat ditarik yakni motif membaca majalah Kilau melalui media offline (cetak dan juga media online (internet), mampu atau bisa memenuhi keperluan responden. Menurut hasil observasi yang sudah dilakukan, dari 4 motif media offline (cetak) hanya 3 yang memenuhi kebutuhan responden ialah motif tertinggi diversi/hiburan dimana mampu memenuhi kebutuhan akan pelepasan ketegangan dan kebutuhan akan hiburan, motif informasi dimana bisa memenuhi keperluan akan gosip lingkungan sekitar dan eksplorasi realitas dan motif identitas personal dimana mampu memenuhi keperluan untuk memperkuat dan menonjolkan sesuatu atau suasana penting. Sedangkan dari 5 motif media online (internet), hanya 3 motif yang dapat memenuhi kebutuhan responden, yakni motif tertinggi seeking information dimana dapat memenuhi kebutuhan akan info lewat internet, motif entertainment dimana bisa menyanggupi keperluan responden akan hiburan, dan motif passing time dimana dapat menyanggupi keperluan responden untuk mengisi waktu luang.
Keterbatasan dalam waktu penelitian membuat observasi ini masih mempunyai celah untuk diteliti kembali. Dengan memperluas konsentrasi masalah observasi karena dalam majalah terdapat konten-konten yang masih mampu dijadikan sebagai materi penelitian lain. Selain itu penelitian ini hanya melihat motif karyawan yang membaca, sedangkan terdapat karyawan yang tidak membaca. Untuk berikutnya observasi dapat dilakukan dengan menyaksikan objek observasi menurut tingkat jabatan karyawan dikantor dalam membaca majalah Kilau atau mengeksplorasi lebih dalam perihal majalah Kilau itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
McQuail, Denis. 2002. Mass Communication Theory. London: Sage Publications Ltd
Rakhmat, Jalaluddin. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya
Rivers, William L. 1983 Magazine editing in the ’80s: text and exercises. Wadsworth Pub. Co
Severin, Werner J., dan J.W. Tankard. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Wimmer, Roger D., and Dominick, Joseph R. 2003. Mass Media Research: An Introduction. United States of America: Wadsworth.
Wawancara dengan Bapak. Joko (Sekretaris Human Resource PT. Telkom Indonesia Divre 5 Jawa Timur), 14 November 2011
Open format: http://www.telkom.co.id/info perusahaan/index.html#telkom (terusan: 11 November 2012)