(Versi Ringkasan) – Hal yang utama dari mencar ilmu membaca alquran ialah juga mencar ilmu tajwid al-quran. Pada tahapan belajar, atau pada ilmu tajwid dasar dipelajari ketika kita telah mengenali aksara abjad alquran atau abjad huruf hijaiyah, serta kita telah bisa membaca karakter karakter tersebut. Hukum nun mati, hukum mim mati, alif lam syamsiah serta aturan mad menjadi hal mendasar untuk kita pelajari.
1. Hukum Bacaan Nun Mati/ Tanwin
Nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ) kalau berjumpa dengan aksara-aksara hijaiyyah, hukum bacaannya ada 5 macam, adalah:
Izhar (إظهار)
Izhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)bertemu dengan salah satu huruf halqi (ا ح خ ع غ ه ), maka dibacanya terperinci/terang.
Idgham (إدغام)
Idgham Bighunnah (dilebur dengan diikuti dengung)
Yaitu memasukkan/meleburkan aksara nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)kedalam huruf sesudahnya dengan dibarengi (ber)dengung, jikalau bertemu dengan salah satu karakter yang empat, yaitu: ن م و ي
Idgham Bilaghunnah (dilebur tanpa dengung)
Yaitu memasukkan/meleburkan aksara nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)kedalam karakter sesudahnya tanpa disertai dengung, bila bertemu dengan abjad lam atau ra (ر، ل)
Iqlab (إقلاب)
Iqlab artinya menukar atau mengganti. Apabila ada nun mati atau tanwin(ـًـٍـٌ / نْ) bertemu dengan abjad ba (ب), maka cara membacanya dengan menyuarakan /mengganti bunyi نْ menjadi bunyi mim (مْ), dengan merapatkan dua bibir serta mendengung.
Ikhfa (إخفاء)
Ikhfa artinya menyamarkan atau tidak terang. Apabila ada nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ /نْ) berjumpa dengan salah satu aksara ikhfa yang 15 (ت ث ج د ذ س ش ص ض ط ظ ف ق ك ), maka dibacanya kurang jelas, antara terperinci dan tidak (antara izhar dan idgham) dengan mendengung.
Baca Juga: HUKUM NUN MATI DAN TANWIN
2. Hukum Bacaan Mim Mati
Mim mati (مْ) jika bertemu dengan karakter hijaiyyah, hukumnya ada tiga, yaitu:ikhfa syafawi, idgham mim, dan izhar syafawi.
Ikhfa Syafawi (إخفاء سفوى)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya mesti dibunyikan kurang jelas di bibir dan didengungkan.
Idgham Mimi ( إدغام ميمى)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan mim (مْ), maka cara membacanya yaitu mirip menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung.Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain.
Izhar Syafawi (إظهار سفوى)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan salah satu karakter hijaiyyah selain karakter mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup
Baca Juga: HUKUM MIM MATI
3. Pengertian Qalqalah
Menurut bahasa qalqalah artinya gerak, sedangkan berdasarkan ungkapan qalqalah ialah suara karakter yang memantul kalau beliau mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan suara rangkap. Adapun huruf qalqalah terdiri atas lima karakter, yaitu : ق , ط , ب , ج , د agar gampang dihafal dirangkai menjadi قُطْبُ جَدٍ
Macam-macam Qalqalah
a. Qalqalah kubra (besar) yakni Huruf Qalqalah yang berbaris hidup, dimatikan alasannya waqaf. inilah Qalqalah yang paling utama, cara membacanya dikeraskan qalqalahnya.
Contoh : مَا خَلَقَ . أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ . زَوْجٍ بَهِيْجٍ .
b. Qalqalah Sugra (kecil) yakni Huruf Qalqalah yang berbaris mati, tetapi tidak waqaf padanya,caranya membacanya kurang dikeraskan Qalqalahnya.
Contoh : يَقْطَعُوْنَ إِلاَّ إِبْلِيْسَ وَمَا أَدْرَاكَ
Baca Juga: Qalqalah( القلقلة )
4. Hukum membaca Ra
aturan bacaan Ra terbagi menjadi tiga,yaitu:
a. Ra dibaca Tafkhim artinya tebal, kalau keadaannya sbb:
1. Ra berharkat fathah اَلرَّسُوْلَ
2. Ra berharkat dhummah رُحَمَاءِ
3. Ra diwakafkan sebelumnya karakter yang berharkat fathah atau Dhummah يَنْصُرُ- َاْلاَبْتَرُ
4. Ra sukun sebelumnya aksara yang berbaris fathah atau dhummah تُرْجَعُوْنَ- يَرْحَمٌ
5. Ra sukun alasannya wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati اَلْغَفُوْرُ-اَلْجَبَّارُ
6. Bila ra terletak sesudah Hamzah Washal اُرْكُضْ- اِرْحَمْنَا
Catatan:Hamzah Washal adalah Hamzah yang kalau terletak dia diawal dibaca, tetapi jika ada yang mendahuluinya ia tidak dibaca
b. Ra dibaca tarqiq (tipis) kalau keadaannya sebagai berikut:
Ra dibaca Tarkik kalau:
1.Ra berharkat kasrah رِحْلَةَ الشّتَاءِ _ تَجْرِيْ
2. Ra sukun sebelumnya aksara berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah aksara Ist’la’ فِرْعَوْنَ – مِرْيَةٌ
3. Ra sukun sebelumnya aksara yan berharkat kasrah dan sesudahnya karakter Ist’la’ dalam kata yang terpisah. فَصْبِرْصَبْرًا
4. Ra sukun alasannya adalah wakaf, sebelumnya huruf berharkat kasrah atau ya sukun.
جَمِيْعٌ مُنْتَصِرٌ – يَوْمَئِذِ لَخَبِيْرٌ
5. Ra sukun alasannya wakaf sebelumnya bukan abjad abjad Isti’la’dan sebelumnya didahului oleh karakter yang berbaris kasrah. ذِيْ الذِّكْر
Catata:abjad Isti’lak adalah melafalkan huruf dengan mengangkat pangkal lidah kelangit-langit yang menyebabkan hurfnya besar ق ص ض ظ ط غ خ
c. Ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq:
Ra dibaca tarkik dan tafkhim bila:
1. Ra sukun sebelumnya berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Isti’la’ berharkat kasrah atau Kasratain. مِنْ عِرْضِهِ – بِحِرْص
2. Ra sukun alasannya wakaf, sebelumnya aksara Isti’la’ yang berbaris mati, yang diawali dengan karakter yang berharkat kasrah. الْقِطْرِ – مِصْرِ
5. Hukum Bacaan Maad
Arti dari mad ialah memanjangkan bunyi sebuah bacaan. Huruf mad ada tiga ialah : ا و ي
Jenis mad terbagi 2 macam, adalah :
1. Mad Ashli / mad thobi’i
Mad Ashli / mad thobi’I terjadi kalau :
– huruf berbaris fathah berjumpa dengan alif
– aksara berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
– aksara berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
Panjangnya yaitu 1 alif atau dua harokat.
pola :
2. Mad far’i
Adapun jenis mad far’i ini berisikan 13 macam, yaitu :
1) Mad Wajib Muttashil
Yaitu setiap mad thobi’i berjumpa dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya yakni 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)
Contoh :
2) Mad Jaiz Munfashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berlainan.
Panjangnya ialah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).
Contoh :
3) Mad Aridh Lisukuun
Yaitu setiap mad thobi’i berjumpa dengan aksara hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti).
Panjangnya yaitu 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif). Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali mirip mad thobi’i.
Contoh :
4) Mad Badal
Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya berbentuktanda baris atau kasroh tegak .
Panjangnya yaitu 2 harokat (1 alif)
Contoh :
5) Mad ‘Iwad
Yaitu mad yang terjai apabila pada simpulan kalimat terdapat abjad yang berbaris fathatain dan dibaca waqof.
Panjangnya 2 harokat (1 alif).
Contoh :
6) Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi
Yaitu jika mad thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid.
Panjangnya yaitu 6 harokat (3 alif).
Contoh :
7) Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi
Yaitu bila mad thobi’i berjumpa dengan karakter sukun atau mati.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :
8) Mad Lazim Harfi Musyba’
Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada delapan, yakni :
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)
Contoh :
9) Mad Lazim Mukhoffaf harfi
Mad ini juga terjadi cuma pada permulaan surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada lima, yakni :
Panjangnya adalah 2 harokat.
Contoh :
10) Mad Layyin
Mad ini terjadi jika :
huruf berbaris fathah berjumpa wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat aksara lain yg juga mempunyai baris.
Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).
Contoh :
11) Mad Shilah
Mad ini terjadi pada huruh “ha” di tamat kata yang ialah dhomir muzdakkar mufrod lilghoib (kata ganti orang ke-3 pria).
Syarat yang harus ada dalam mad ini ialah bahwa aksara sebelum dan sehabis “ha” dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun.
Mad shilah terbagi 2, yaitu :
a) Mad Shilah Qashiroh
Terjadi jika setelah “ha” dhomir terdapat karakter selain hamzah. Dan umumnya mad ini dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada karakter “ha” dhomir.
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).
Contoh :
b) Mad Shilah Thowilah
Terjadi kalau sesudah “ha” dhomir terdapat huruf hamzah.
Panjangnya ialah 2-5 harokat (1 – 2,5 alif).
Contoh :
12) Mad Farqu
Terjadi kalau mad badal bertemu dengan abjad yang bertasydid dan untuk membedakan antara kalimat istifham (pertanyaan) dengan sebuutan/isu.
Panjangnya 6 harokat.
Contoh :
13) Mad Tamkin
Terjadi jikalau 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan bertasydid dan ya kedua berbaris sukun/mati.
Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).
Contoh :
Baca Juga: Hukum Bacaan MAD
6. HUKUM BACAAN ALIF LAM
Dalam ilmu tajwid diketahui aturan bacaan alif lam ( ال ). Hukum bacaan alim lam ( ال) menyatakan bahwa bila huruf alim lam ( ال ) bertemu dengan aksara-abjad hijaiyah, maka cara membaca huruf alif lam ( ال ) tersebut terbagi atas dua macam, yakni alif lam ( ال ) syamsiyah dan alif lam ( ال ) qamariyah
1. Pengertian aturan bacaan “Al” Syamsiyah.
“Al” Syamsiyah yakni “Al” atau alif lam mati yang berjumpa dengan salah satu huruf syamsiyah dan dibacanya lebur/idghom (suara “al’ tidak dibaca).
Huruf-abjad tersebut yaitu ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah:
a. Dibacanya dileburkan/idghom
b. Ada tanda tasydid/syiddah ( ) di atas huruf yang terletak setelah alif lam mati => الـــّ
Contoh:
وَالشَّمْسِ يَوْمُ الدِّيْنِ وَالضُّحَى
2. Pengertian hukum bacaan “Al” Qamariyah
“Al” Qamariyah ialah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu aksara qamariyah dan dibacanya jelas/izhar.
Huruf-huruf tersebut ialah : ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي
Ciri-ciri aturan bacaan “Al” Qamariyah:
a. Dibacanya terang/izhar
b. Ada tanda sukun ( ْ ) di atas huruf alif lam mati => الْ
Contoh:
اَلْهَادِى وَالْحَمْدُ بِاْلإِيْمَانِ
Baca Juga: Hukum Alif Lam dan Cara Membacanya
7. TANDA-TANDA WAQAF
Waqaf artinya berhenti, yaitu berhenti dikala membaca ayat-ayat Al-Qur’an baik di selesai ayat atau di pertengahan ayat.
Baca Juga: Macam Macam Waqaf dan Contohnya Dalam Ilmu Tajwid
Adapun gejala waqaf antara lain :